NEUROLOGI (STROKE)
By Kelompok 2
next ->
next ->
NAMA KELOMPOK
Bila ditinjau dari segi usia terjadi perubahan dimana stroke bukan hanya
menyerang usia tua tapi juga menyerang usia muda yang masih produktif.
Mengingat kecacatan yang ditimbulkan stroke permanen, maka sangatlah
penting bagi kita untuk mengetahui informasi mengenai penyakit stroke
DEFINISI
Menurut Price & Wilson (2010) pengertian dari stroke adalah setiap
gangguan neurologik mendadak yang terjadi akibat pembatasan atau
terhentinya aliran darah melalui sistem suplai arteri otak.
Otak sangat tergantung pada oksigen dan tidak mempunyai cadangan oksigen. Jika aliran
darah ke setiap bagian otak terhambat karena trombus dan embolus, maka mulai terjadi
kekurangan oksigen ke jaringan otak. Kekurangan selama 1 menit dapat mengarah pada
gejala seperti kehilangan kesadaran. Selanjutnya kekurangan oksigen dalam waktu yang
lebih lama dapat menyebabkan nekrosis mikroskopik neuron-neuron. Area nekrotik
kemudian disebut infark. Kekurangan oksigen pada awalnya mungkin akibat iskemia atau
hipoksia karena akibat proses anemia dan kesukaran untuk bernafas. Stroke karena embolus
dapat diakibat dari bekuan darah, udara plaque, ateroma fragmen lemak. Jika etiologi
stroke adalah hemoragik maka faktor pencetus adalah hipertensi, abnormalitas vaskuler,
aneurisma, serabut dapat terjadi ruptur dan dapat menyebabkan hemoragik.
Pada stroke trombosis metabolik maka otak mengalami iskemia dan infark sulit ditentukan.
Ada peluang dominan stroke akan meluas setelah serangan pertama sehingga dapat terjadi
edema serebral dan peningkatan tekanan intrakarnial (TIK) dan kematian pada area yang
luas
ETIOLOGI
Homonimus hemianopsia
Amorforsintesis
Gangguan Persepsi Gangguan hubungan visual spasi
Kehilangan sensori antara lain tidak mampu merasakan posisi
gerakan bagian tubuh (kehilangan proprioseptik) sulit
mengintrepistasikan stimulasi visual, taktil auditoris
Pemeriksaan Diagnostik
Anglografi serebral
Elektroencefalography
Membantu menentukan penyebab stroke
Mengidentifikasi masalah berdasarkan pasa
secara spesifik seperti perdarahan, obtrusksi,
gelombang otak atau mungkin memperluhatkan
arteri, oklusi / ruptur.
darah lesi yang spesifik.
Ct-Scan
Ultrasonography Doppler Memperlihatkan adanya edema, hematoma,
Mengidentifikasi penyakit arterioveba (masalah iskemia dan adanya infark.
sistem arteri karotis /aliran darah /muncul
plaque /arterosklerosis.
BATASI MENGUBAH
RAJIN
KONSUMSI POLA GAYA
BEROLAHRAGA
GARAM/LEMAK HIDUP
b) Masalah/diagnosa Keperawatan
Gangguan pola nafas tidak efektif berhubungan dengan depresi pusat pernafasan.
c) Intervensi / Implementasi
• Pertahankan jalan nafas yang paten
• Berikan terapi oksigen
• Monitor aliran oksigen
• Pertahankan posisi pasien
• Observasi adanya tanda – tanda hipoventilasi.
Circulation PENGKAJIAN
a) Keadaan sirkulasi
1. Perdarahan (internal/eksternal) : Pembuluh
darah pecah
2. Nadi : > 100 x/menit c) Intervensi / Implementasi
3. Akral perifer • Monitoring tanda awal syok
Raba telapak tangan • Monitor warna kulit, suhu kulit,
-Normal : hangat, kering, Merah. denyut jantung, pernafasan dan
-Syok : dingin, basah, pucat nadi.
Tekan – lepas ujung kuku/telapak tangan • Tempatkan pasien pada posisi
-Merah kembali < 2 detik : normal supine, kaki lebih tinggi dari
-Merah kembali > 2 detik : syok badan
• Lihat dan pelihara kepatenan
b) Masalah/diagnosa Keperawatan jalan nafas
Risiko syok berhubungan dengan ketidakcukupan aliran
darah kejaringan tubuh.
PENGKAJIAN
Disability
a) Pemeriksaan Neurologis:
GCS : E 1 V 2 M 2 : coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap
rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada
respon pupil terhadap cahaya).
b) Masalah/diagnosa Keperawatan
c) Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan oedema serebral.
d) Intervensi/ implementasi
• Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas/dingin / tajam / tumpul
• Pantau tanda-tanda vital terutama tekanan darah.
• Pertahankan keadaan tirah baring.
• Letakkan kepala dengan posisi agak ditinggikkan dan dalam posisi anatomis (netral).
• Berikan obat sesuai indikasi: contohnya antikoagulan (heparin).
PENGKAJIAN
PENGKAJIAN SEKUNDER
a) Pengkajian sekunder adalah pemeriksaan kepala sampai kaki (head to toe) termasuk re-evaluasi
pemeriksaan TTV.
b) Anamnesis
Setiap pemeriksaan yang lengkap memerlukan anamnesis mengenai riwayat perlukaan. Riwayat
“AMPLE” (alergi, medikasi, past illness, last meal, event/environment) perlu diingat.
c. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dimulai dengan evaluasi kepala akan adanya luka, kontusio atau fraktuf. Pemeriksaan
maksilofasialis, vertebra sevikalis, thoraks, abdomen, perineum, muskuloskeletal dan pemeriksaan
neurologis juga harus dilakukan dalam secondary survey.
d. Re-evaluasi
Monitoring tanda vital dan haliaran urin penting dilakukan.
e. Tambahan pada secondary survev
Selama secondary survey, mungkin akan dilakukan pemeriksaan diagnostik yang lebih spesifik seperti
foto tambahan dari tulang belakang serta ekstremitas, CT-Scan kepala, dada, abdomen dan prosedur
diagnostik lain.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
jaringan serebral Setelah dilakukan tindakan asuhan 1. Monitor adanya daerah tertentu yang
keperawatan selama ... x... diharapkan hanya peka terhadap panas/dingin /
berhubungan dengan
jaringan serebral kembali normal. tajam / tumpul.
oedema serebral.
Kriteria Hasil : 2. Pantau tanda-tanda vital terutama
1. Tekanan systole dan diastole tekanan darah.
dalam rentang yang diharapkan. 3. Pertahankan keadaan tirah baring.
2. Tidak ada tanda-tanda 4. Letakkan kepala dengan posisi agak
peningkatan tekaan intrakranial. ditinggikkan dan dalam posisi anatomis
3. Berkomunikasi dengan jelas dan (netral).
sesuai dengan kemampuan. 5. Berikan obat sesuai indikasi: contohnya
antikoagulan (heparin).
TERIMAKASIH