Anda di halaman 1dari 23

Deteksi Dini, Tata Laksana, dan Stabilisasi

Rujukan Pneumonia

UKK RESPIROLOGI IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA

Orientasi Penemuan dan Tatalaksana Kasus Pneumonia untuk Petugas


Puskesmas Direktorat P2PML Ditjen P2P – Kementrian Kesehatan.
2021
Kematian pada Anak Balita di Dunia
Pneumonia: “The Forgotten Killer”

5.9 juta
kematian balita di 2015

Pneumonia Pembunuh Utama Anak Balita

Pneumonia Pneumonia
(post-neonatal), (neonatal), 3%
13%

Laporan Subdit ISPA tahun 2017:


insiden pneumonia di Indonesia sebesar
20.54/1000 balita

The United Nations Children's Fund (UNICEF). Comitting to Child Survival: A Progress Renewed. Progress Report 2015. UNICEF. September 2015.
http://www.unicef.org/publications/index_83078.html. Accessed January 22, 2016
Etiologi Pneumonia berdasarkan Usia
Usia Etiologi
Neonatus Streptokokus grup B, Escherichia coli, bakteri batang Gram negatif,
(<3 minggu) Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenza tipe b,*
nontypeable)
3 minggu-3 Respiratory syncytial virus (RSV), Virus lain (rhinovirus,
bulan parainfluenza virus, influenza virus, human metapneumovirus
(HMPV), adenovirus)
S. pneumoniae, H. influenza (tipe b,* nontypeable); jika pasien
tidak panas pertimbangkan Chlamydia trachomatis
4 bulan-4 Respiratory syncytial virus (RSV), Virus lain (rhinovirus,
tahun parainfluenza virus, influenza virus, HMPV, adenovirus),
S. pneumoniae, H. influenza (tipe b,* nontypeable); Mycoplasma
pneumoniae, Streptokokus grup A
≥5 tahun M. pneumoniae, S. pneumoniae, Chlamydophila pneumoniae, H.
influenza (tipe b,* nontypeable), influenza virus, adenovirus, virus
lain, Legionella pneumophila

*: H. influenza tipe b jarang pada anak yang sudah mendapat imunisasi


Sumber: Kelly MS, Sandora TJ. Community-acquired pneumonia. Nelson textbook of Pediatcs. 2019.
Faktor risiko
Bayi
Penyakit paru/bawaan
Prematuritas/BBLR

Tidak diimunisasi F. Risiko Tidak mendapat


ASI

Malnutrisi Polusi udara

Kerapatan penduduk
Diagnosis-Anamnesis

Pneumonia = Infeksi saluran Pernapasan Akut


Bawah
• Respiratorik
Batuk, takipnea, merintih, pernafasan cuping hidung,
retraksi dinding dada (subkostal dan interkostal),
sianosis, dan crackles
• Non-respiratorik
Panas badan, lesu, anorexia, gangguan kesadaran, dapat
disertai gejala gastrointestinal: muntah, mencret.
Kelly MS, Sandora TJ. Community-acquired pneumonia. Community-aquired pneumonia. Nelson textbook of Pediatcs. 2019.
Diagnosis- Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum dan tanda vital (laju napas dihitung
dalam 1 menit, suhu, nadi)
 Lakukan pemeriksaan saturasi oksigen
 Pemeriksaan Kepala: hidung, rongga mulut, tonsil,
faring, telinga
Nafas cepat/tachypnea berdasarkan
usia (kali/menit):

< 2 bulan ≥ 60
2 - <12 bulan ≥ 50
1 - < 5 tahun ≥ 40

Mulholland K. Pneumonia in children 2016; WHO 2013; tatalaksana pneumonia di fasyankes 2017
Diagnosis-Pemeriksaan Fisik
 Desaturasi: saturasi oksigen <92% dengan pulse oximetry
 Pemeriksaan dada: Inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi
 Suara napas tambahan seperti crackles
 Adakah suara napas tambahan lain? Adakah tanda bahaya?
 Pemeriksaan lain sesuai kondisi pasien (kelainan yang
menyertai)
 Tarikan dinding dada ke dalam (TDDK)

Tarikan Dinding Dada/retraksi


Mulholland K. Pneumonia in children 2016; WHO 2013; tatalaksana pneumonia di fasyankes 2017
Klasifikasi Pneumonia WHO

WHO 2014
PENDEKATAN DIAGNOSIS PNEUMONIA
BALITA 2018
Klasifikasi BATUK dan/atau KESUKARAN BERNAPAS
Anak usia 2-59 bulan
Gejala Klasifikasi
• Ada tanda bahaya Pneumonia berat
•TDDK atau atau
Saturasi O2 <90% Penyakit sangat berat

Napas cepat Pneumonia


Tidak ada tarikan dinding dada
ke dalam Batuk bukan pneumonia
Tidak ada napascepat

Kementerian Kesehatan RI. Tatalaksana Pneumonia Balita di FKTP 2018


PENDEKATAN DIAGNOSIS PNEUMONIA BALITA 2018
Tanyakan keluhan utama:
Apakah anak menderita batuk dan/atau kesukaran bernapas ?

JIKA YA LIHAT DAN DENGAR:


TANYAKAN: • Hitung napas dalam 1 menit.
Berapa lama? • Perhatikan adakah tarikan dinding Anak
dada bagian bawah kedalam harus
tenang
(TDDK)?
• Dengar adanya stridor/wheezing?

Klasifikasikan BATUK dan/atau KESUKARAN BERNAPAS


Kementerian Kesehatan RI. Tatalaksana Pneumonia Balita di FKTP 2018.
PENDEKATAN DIAGNOSIS PNEUMONIA BALITA 2018

PNEUMONIA BERAT

Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam (TDDK)


Dan/atau
Saturasi Oksigen perifer <90% (pulse oxymeter)

Beri dosis pertama antibiotik (injeksi atau oral)


Beri Oksigen per nasal 1-2 Liter/menit
Obati stridor/wheezing bila memungkinkan
Rujuk segera

Kementerian Kesehatan RI. Tatalaksana Pneumonia Balita di FKTP 2018


PENDEKATAN DIAGNOSIS PNEUMONIA
BALITA 2018

PNEUMONIA

Napas Cepat
60 x/menit atau lebih pada anak usia <2 bulan
50 x/menit atau lebih pada anak usia 2-11 bulan
40 x/menit atau lebih pada anak usia 12-59 bulan

Rawat jalan
Amoxicillin per oral 80 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis

Kementerian Kesehatan RI. Tatalaksana Pneumonia Balita di FKTP 2018


PENDEKATAN DIAGNOSIS PNEUMONIA
BALITA 2018

BATUK BUKAN PNEUMONIA

Tidak ada tanda bahaya


Tidak ada tanda pneumonia/pneumonia berat

Obat simtomatis
Sesuai penyebab batuk

Kementerian Kesehatan RI. Tatalaksana Pneumonia Balita di FKTP 2018


Klasifikasi dan tindakan bayi <2 bulan batuk dan/atau kesukaran
bernapas

Ada salah satu tanda


bahaya:
Napas cepat ≥ 60x/mnt
Napas lambat ≤ Pra rujukan:
30x/mnt Merah muda: • Berikan Oksigen (0,5 l/menit
TDDK PENYAKIT SANGAT pd usia <2 bln)
Kurang mau minum BERAT • Berikan cairan intravena
Demam   • Berikan 1 dosis antibiotik
Kejang   • Berikan penurun panas
Kesadaran menurun   • Cegah gula darah tdk turun
Stridor   • Jaga anak tetap hangat
Wheezing • RUJUK SEGERA
Tangan dan kaki dingin
Tanda gizi buruk
 

Kementerian Kesehatan RI. Tatalaksana Pneumonia Balita di FKTP 2018


Kriteria Rawat Inap
Pada Bayi: Pada Anak:
• Saturasi oksigen <92%, • Saturasi oksigen ≤92%,
sianosis sianosis
• Frekuensi napas ≥60 x/menit • Frekuensi napas ≥50 x/menit
• Distres pernapasan ditandai • Distres pernapasan ditandai
dengan TDDK, apnea dengan TDDK
intermiten, atau grunting
• Grunting
• Tanda bahaya: seperti tidak
mau minum/menetek • Tanda bahaya
• Keluarga tidak bisa merawat di • Terdapat tanda dehidrasi
rumah • Keluarga tidak bisa merawat
di rumah
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Laboraturium
 Lekosit, CRP, dan procalsitonin dapat meningkat pada
bakterial pneumonia
 Pemeriksaan sputum sulit dikerjakan pada anak dan tidak
menggambarkan bakteri penyebab pneumonia
 Kultur darah dilakukan pada pasien yang dirawat, adanya
komplikasi, atau tidak berespon terhadap terapi
 Jika ada efusi pleura, dilakukan pungsi cairan pleura dan
dilakukan analisis cairan pleura
Pemeriksaan
Radiologi
• Pemeriksaan foto dada tidak
direkomendasikan secara rutin,
dilakukan pada pneumonia berat yang
dirawat atau komplikasi
• Pemeriksaan foto dada follow up
hanya dilakukan bila ada kecurigaan
terjadinya komplikasi, gejala yang
menetap atau memburuk, atau tidak
respons terhadap antibiotik
• Pemeriksaan foto dada tidak dapat
mengidentifikasi agen penyebab
Tata laksana umum
 Beri Oksigen bila saturasi oksigen <92% (udara kamar), O2: 0,5-4
L/min nasal prong/kanul; 5-6 L/m sungkup
 Monitor saturasi oksigen dengan pulse oksimetri tiap 4 jam
 Pada pneumonia berat atau asupan per oral kurang, diberikan
diet melaui OGT/NGT
Bila kontra indikasi pemberian diet secara enteral → parenteral
 Fisioterapi dada tidak direkomendasikan untuk anak pneumonia
 Antipiretik dan analgetik dapat diberikan untuk menjaga
kenyamanan pasien (paracetamol 10-15 mg/kgbb/dosis tiap 6
jam bila perlu)
 Nebulisasi β2 agonis pada anak dengan komorbid asma
Pemberian Antibiotik
 Amoksisilin dosis 80 mg/kgBB/hari : 2 dosis pada pasien rawat jalan (3-5 hr)
 Antibiotik IV pada pasien rawat inap atau pneumonia berat
Ampisilin: 50 mg/kgBB/dosis tiap 6 jam dan
Gentamisin: 7.5 mg/kg IM/IV tiap 24 jam
 Evaluasi antibiotik dilakukan 48-72 jam
 Bila tidak berespon, atau pasien imunokompromais/kondisi yang sangat berat:
 Ceftriaxon dosis 80 mg/kgBB/hari tiap 24 jam IV
 Cefotaksim 150 mg/kgBB/hari tiap 8 jam IV
 Kecurigaan S. aureus: Cloxacillin/Oxacillin dosis 200 mg/kgBB/hari tiap 6 jam IV
 Antibiotik dapat diberikan 7-10 hari
 Antibiotik oral diberikan bila perbaikan setelah mendapat antibiotik intravena

WHO 2014
Kriteria pulang

• Gejala dan tanda pneumonia menghilang


• Asupan per oral adekuat
• Pemberian antibiotik dapat diteruskan di rumah
(per oral)
• Keluarga mengerti pemberian terapi di rumah dan
rencana kontrol
• Kondisi rumah memungkinkan untuk perawatan
lanjutan di rumah
Pend
ekata
n
untuk

Meng
ontrol
Pneu
moni
a
WHO GAPP 2009
STOP Pneumonia
• S ………..aSi eksklusif 6 bulan,
tambahkan MPASI hingga 2 tahun
• T.………..Tuntaskan imunisasi
• O.……….Obati anak jika sakit ke Faskester
terdekat
• P.……….Pastikan kecukupan gizi anak
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai