Anda di halaman 1dari 26

PRINSIP – PRINSIP

KLASIFIKASI HEWAN

 Dwitari Ayuning 201641500137


 Citra Nur Utaminingsih 2016415000095
 Putri Bandayani 2016411579001
 Anita Aprilianti 201641500126
 Aplonia nitti 201641500158
 Tania 201641500119
PRINSIP- PRINSIP
KLASIFIKASI HEWAN

Sejarah dan Teori Klasifikasi


Asas dan Kriteria Klasifikasi
Kategori Hirarki dan Taksa lebih tinggi
Kategori Spesies
Prinsip Klasifikasi Makhluk Hidup

Homologi
Paralelisme
Konvergensi atau evolusi konvergen
Analogi
Homologi
Paralelisme
Konvergensi atau evolusi konvergen
Analogi
Sejarah Klasifikasi Hewan
 Klasifikasi hewan adalah pengelompokan berdasarkan kesamaan
bentuk dan fungsi pada tubuh hewan.
 Tujuan klasifikasi itu sendiri adalah untuk memudahkan mengenali
jenis-jenis hewan serta memudahkan komunikasi di dalam biologi.
 Klasifikasi hewan bersifat dinamis.Hal itu disebabkan beberapa
kemungkinan seperti adanya perkembangan pengetahuan tentang
hewan, penggunaan karakter yang berbeda dalam klasifikasi.
 Klasifikasi hewan didasarkan atas persamaan dan perbedaan
karakter tertentu pada hewan yang bersangkutan.
 Perkembangan klasifikasi hewan secara garis besar dibagi menjadi
empat tahap yaitu klasifikasi masa sebelum Linnaeus (pra-
Linnaeus), klasifikasi sistem Linnaeus, klasifikasi sistem 3 kingdom,
dan klasifikasi sistem 5 kingdom.
1. Sistem Klasifikasi Pra-linnaeus

• Sistem Klasifikasi ini dilakukan dengan melihat kesamaan bentuk


luar dari kesamaan bentuk luar dari tubuh makhluk hidup
(Morfologi)
• Makhluk hidup pada masa ini dibedakan menjadi 2 kelompok saja,
seperti konsep Aristoteles yang mengklasifikasi mahluk hidup
menjadi 2 yaitu Hewan dan Tumbuhan
• Hewan – hewan yang memiliki bentuk tubuh yang sama
dikelompokkan menjadi satu kelompok tersendiri. Selain itu hewan
juga dikelompokkan berdasarkan kegunaannya masing – masing
2. Sistem Klasifikasi Linnaeus (sistem 2 Kingdom 1735)

Sistem klasifikasi ini dilakukan dengan melihat


kesamaan bentuk luar dari Tubuh Makhluk Hidup
Klasifikasi
2 kingdom • Pengelompokkan Hewan
didasarkan pada ciri –
ciri lalu ditentukan
macamnya dan diberikan
Tumbuhan Hewan nama sesuai dengan
syarat yang dimiliki
• Pada masa pra –
Linnaeus juga belum ada
publikasi tentang
klasifikasi hewan
Linnaeus adalah pelopor sisstem binomial
nomenklature atau sistem tata nama ganda.
Linnaeus meneruskan kerja dalam sistem klasifikasi
serta memperluas pula pada Kerajaan (Regnum)
Hewan dan Kerajaan Mineral.Sumbangan utama
Linnaeus bagi ilmu taksonomi ialah pembuatan
konvensi penamaan organisme hidup yang diterima
secara universal dalam dunia ilmiah—karya
Linnaeus tersebut menjadi titik awal tatanama
biologi. Selain itu, Linnaeus mengembangkan,
selama pengembangan besar pengetahuan sejarah
alam pada abad ke-18, hal yang sekarang disebut
sebagai taksonomi Linnaeus, yaitu sistem klasifikasi
ilmiah yang kini digunakan secara luas dalam
biologi. Sistem Linnaeus mengklasifikasikan alam
dalam hirarki atau tingkatan-tingkatan, dimulai
dengan dua "kerajaan" atau kingdom yaitu
Animalia dan Plantae.
3. Sistem Klasifikasi 3 Kingdom
Setelah ditemukannya mikroskop oleh Antonie Setelah ditemukan
van Leewenhock, dunia mikroskopis mulai Euglena,
terbuka ErnestHaeckel
dengan menambah
kingom Protista
Protista dengan dasar
Klasifikasinya yakni
apakah Organisme
tersebut memiliki
sel tunggal
(Protista) atau
Klasifikasi memiliki sel banyak
3 (Hewan atau
Kingdom
Tumbuhan)

Animalia Plantae
4. Sistem Klasifikasi 4 Kingdom
• Ada dua tokoh yang mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi sistem 4
kingdom yaitu Copeland dan Whittaker.Hanya saja dasar yang digunakan
oleh keduanya berbedasehingga dihasilkan klasifikasi makhluk hidup yang
berbeda pula.Copeland membagi menjadi empat Kingdom yaitu Monera,
Protoctista, Metaphyta dan Metazoa.Monera adalah organisme yang belum
memiliki membran inti dan membran organel sel atau bersifat prokariotik.

• Berbeda dengan Protista/Protoctista yang bersifat Eukariotik.Metaphyta


adalah tumbuhan yang mengalami masa perkembangan embrio, begitu
juga Metazoa adalah kelompok hewan yang mengalami masa
perkembangan embrio dalam siklus hidupnya. Sedangkan Whittakers
membagi hewan menjadi beberapa kingdom: Animalia, Plantae, Fungi dan
Protista. Fungi dijadikan kingdom tersendiri karena fungi memiliki
perbedaan dari tumbuhan.Fungi bukan organisme autotrof layaknya
tumbuhan melainkan organisme yang heterotrof yaitu tidak dapat
mensintesis makanannya sendiri.
5. Sistem Klasifikasi 5 Kingdom
Tokoh pencetus adanya klasifikasi 5 Kingdom adalah Robert
H . Whittaker. Dia menggolongkan makhluk hidup menjadi
Animalia, Plantae, Fungi, Protista dan Monera.
Ciri-ciri pada sistem 5 kingdom :
• Kingdom Monera : Prokariot, Autotrof dan Heterotrof,
Uniseluler dan Multiselule.
• Kingdom Protista : Eukariot, Autotrof dan Heterotrof,
Uniseluler dan Multiseluler
• Kingdom Fungi : Eukariot, Heterotrof, Uniseluler dan
Multiseluler
• Kingdom Plantae : Eukariot, Autotrof, Multiseluler
• Kingdom Animalia : Eukariot, Heterotrof, Multiseluler
Sistem Klasifikasi 6 Kingdom (1977)
Carl Woese, membagi kingdom
monera menjadi dua kelompok Sistem Klasifikasi 3 Domain
yaitu, Kingdom Eubacteria dan Setelah mengajukan 6 Kingdom, Cral
Kingdom Archaebacteria. Woese kemudian menciptakan Konsep
Hal tersebut dikarenakan, terdapat Baru, yakni sistem 3 Kingdom
Utama dengan isilah domain
perbedaan genetik antara dua
kelompok tersebut.

Makhluk
Hidup

Domain Domain Domain


Bacteria Archaea Eukariya

Kingdom Kingdom Kingdom Kingdom Kingdom Kingdom


Bacteria Archaea Protista Plantae Fungi animalia
Asas – asas dan Kriteria
Klasifikasi
Asas dan Kriteria Klasifikasi
Sama seperti tumbuhan, didalam klasifikasi hewan harus diperhatikan
beberapa kriteria berikut ini.
• Jumlah sel penyusun tubuh hewan; ada yang bersel tunggal (protozoa) dan
ada yang bersel banyak (metazoa).
• Jaringan penyusun tubuh; pada hewan primitif terdiri dari dua jaringan
embrional (diploblastik), contoh: Porifera, Coelenterata (Cnidaria). Pada
hewan yang lebih tinggi tingkatannya, tubuhnya terdiri dari atas tiga
jaringan embrional (triploblastik), contoh: Chordata.
• Saluran pencernaan makanan; hewan tingkat rendah belum memiliki
saluran pencernaan, sedangkan hewan tingkat tinggi memiliki lubang
mulut, saluran pencernaan dan anus.
• Selom, yaitu rongga tubuh yang dibatasi oleh dinding mesodermis dan
dinding sebelah dalam dilapisi oleh peritonium; hewan yang memiliki
rongga tubuh disebut Euselomata, contoh pada Chordata. Hewan yang
tidak memiliki rongga tubuh digolongkan dalam tingkat yang lebih rendah
disebut Aselomata, contoh Enthoprocta dan Aschelminthes.
• Segmentasi, khusus pada hewan bersel banyak (metazoa).
Metazoa yang telah mengalami metameri pada tubuhnya
menempati golongan yang lebih tinggi, contoh: Annelida,
Arthropoda, dan Chordata.
• Kerangka (skeleton). Hewan yang berkerangka
luar (eksoskeleton), misalnya Arthropoda, lebih rendah
tingkatannya daripada yang berkerangka dalam (endoskeleton),
misalnya Chordata.
• Anggota badan, yaitu bagian yang terproyeksi keluar untuk
bergerak dan menangkap makanan, misalnya tentakel pada
anemon, seta pada cacing tanah, antena dan kaki pada
Arthropoda, sirp dan kaki serta sayap pada vertebrata.
• Bentuk tubuh, pada umumnya hewan memiliki bentuk tubuh
simetris. Beberapa protozoa menunjukan simetri bulat (radial),
sedangkan beberapa filum yang lain simetri bilateral, misalnya
pada Chordata. Bentuk tubuh lainnya adalah asimetris.
Kategori Hirarki dan Taksa lebih tinggi
Dalam sistem klasifikasi, istilah tingkat takson disebut kategori. Spesies
merupakan kategori dasar dari hierarki taksonomik, karena spesies
merupakan batu dasar dalam klasifikasi biologik, dan dari spesies itu
konsep-konsep golongan-golongan yang lebih tinggi maupun lebih rendah
dikembangkan. Istilah kategori lazim digunakan dalam taksonomi hewan,
namun jarang digunakan secara eksplisit dalam taksonomi tumbuhan.
Menurut Arijani (2000), Kategori adalah tingkat-tingkat atau struktur-
struktur atau hirarki taksonomi dari yang tertinggi sampai yang terendah.
Dalam menuliskan klasifikasi tumbuhan, kategori merupakan kerangkanya
dan kemudian nama-nama kelompok tumbuhan dituliskan. Kategori
sesungguhnya adalah pengaturan yang dilakukan oleh para ahli botani
untuk memudahkan mempelajari klasifikasi tumbuhan. Oleh karena itu,
seluruh kategori itu artifisial dan tidak dapat secara riil dilapangan.
Sedangkan takson adalah kesatuan atau kelompok tumbuhan pada tingkat
manapun.
Kategori bila dituliskan secara lengkap sesungguhnya ada 24
kategori. Dari 24 kategori tersebut dikelompokkan menjadi
tiga kelompok, yaitu :
Kategori Takson
Devisi -phyta
Anak Devisi -phytina
Kelas -opsida
Anak Kelas -idea
Bangsa -ales
Anak Bangsa -ineae
Suku -aceae
Anak Suku -oideae

Dunia (regnum) Anak dunia (sub regnum)


Devisi (divisio) Anak devisi (sub divisio)
Kelas (classis) Anak kelas (sub classis)
Bangsa (ordo) Anak bangsa (sub ordo)
Suku (familia) Anak suku (sub familia)
Rumpun (tribus) Anak rumpun (sub tribus)

Kategori mayor (kategori besar) yaitu kategori yang dimulai dari


dunia/kingdom/kerajaan sampai pada kategori diatas marga/genus.
Secara lengkap dituliskan berikut :
Kategori Spesies

Didalam Klasifikasi, makhluk hidup dipilah-pilah dan dikelompokkan menjadi


golongan atau unit-unit tertentu yang disebut takson. Jadi takson merupakan
tingkatan klasifikasi. Anggota takson yang lebih rendah memiliki persamaan
sifat lebih banyak dibandingkan anggota takson yang lebih tinggi. 
• 1. Species
Dalam taksonomi tumbuhan spesies sebagai unit merupakan suatu yang
benar-benar ada di alam, dan telah banyak ahli-ahli ilmu tumbuhan yang telah
berusaha untuk menjelaskan apakah yang dimaksud dengan spesies dan
bagaimana batasan-batasannya. Ternyata hal itu bukan pekerjaan yang
mudah. Hingga sekarang tidak ada seorang ahli pun yang mampu memberikan
batasan mengenai konsep jenis itu yang dapat memuaskan semua pihak.
Beberapa pengertian spesies menurut pandangan para ahli biologi antara lain:
• Species Taksonomi
Menurut konsep ini populasi-populasi yang terdiri atas individu-individu
dengan ciri-ciri morfologi yang sama, dan dapat dipisahkan dari spesies
lainnya oleh adanya ketidaksinambungan ciri-ciri morfologi yang
berkolerasi.
Batasan ini didasarkan pada kriteria morfologi geografi. Konsep ini sudah
dipakai sejak sebelum Linnaeus dan merupakan konsep yang paling umum
dipakai orang hingga sekarang.
• Species Biologi
Menurut konsep ini populasi-populasi yang disatukan sama lain oleh
kemungkinan untuk saling kawin mengawini secara bebas, dan terpisah
atau terisolasi dari species-species lainnya oleh penghalang reproduksi.
• Species Genetik
Menurut konsep ini membatasi spesies dengan suatu ukuran dari
perbedaan genetik atau jarak di antara populasi atau kelompok dari
populasi.
• Species Paleontologik
Menurut konsep ini ahli paleontologik bekerja dengan bahan-bahan fosil, sehingga
tidak dapat secara langsung menggunakan konsep spesies yang didasarkan pada
aliran gen dan isolasi reproduksi.
• Species Kladistik
Menurut konsep ini, sesuatu keturunan dari populasi organisme yang dianggap
sebagai nenek moyang yang tetap mempertahankan identitasnya dari keturunan
tadi, dan mereka mempunyai kecenderungan secara evolusi dan kenyataan historik.
• Species Biosistematik
mencerminkan suatu unit-unit yang mencerminkan keanekaragaman hubungan
kekerabatan reproduktif diluar pembatasan yang diberikan oleh hierarki Linnaeus.
Banyak kategori yang telah diusulkan berhubungan dengan unit-unit hasil dari
penyelidikan biosistematik yang menginterpretasi batas-batas reproduktif dari
taksa, contohnya homogen dan heterogen. Homogen adalah suatu spesies yang
secara genetik dan morfologik homogen, semua anggota-anggotannya interfertil,
heterogen adalah suatu spesies yang tersusun dari kumpulan tumbuhan yang
mempunyai keturunan yang sama, bila sendiri menghasilkan populasi yang secara
morfologi tetap, tetapi bila disilangkan dapat menghasilkan tipe keturunan yang
fertil dan viable.
• 2.    Marga (genus)
Marga adalah suatu kelompok spesies yang dari kesamaannya
menunjukkan hubungan yang lebih dekat dibanding dengan kelompok
spesies yang lain.
• 3.    Suku (famili)
Kategori yang tingkatnya lebih tinggi daripada marga adalah suku. Tiap
suku dapat mencakup satu marga atau lebih, dan biasanya didalam
alam merupakan unit yang bersifat natural, dan mudah dikenal karena
warganya menunjukkan ciri-ciri yang memberikan indikasi adanya
pertalian yang erat, yang bagi orang awam pun mudah difahami
mengapa tumbuhan-tumbuhan itu ditempatkan dalam satu unit.
Pada umumnya suku yang bersifat natural itu dianggap terdiri atas
anggota-anggota yang berasal dari nenek moyang yang sama. Suku-
suku tumbuhan tingkat tinggi dipisahkan satu sama lain karena adanya
perbedaan yang melekat pada susunan alat reproduksinya. Seperti
misalnya tipe perbungaan, duduknya bakal buah, letak tembuni, bakal
biji, dll.
• 4.    Bangsa ( Ordo)
Suatu suku atau lebih dapat membentuk suatu kategori yang lebih tinggi yaitu
bangsa (ordo). Sebagai unit yang lebih besar daripada suku, suatu bangsa
merupakan kategori yang semakin sukar untuk dikenali sebagai unit yang
bersifat natural, namun sebagai unti klasifikasi tetap memperlihatkan
keseragaman dalam sifat-sifat tertentu. Pada ahli taksonomi menyatakan bahwa
suatu bangsa memiliki derajat kesatuan filogenetik tertentu dan dapat
ditentukan dengan lebih pasti daripada takson dengan tingkat yang lebih tinggi.
• 5.    Kelas (Classis)
Kategori yang lebih tinggi dari bangsa adalah kelas (classis). Sekalipun pada
dasarnya diantara warganya juga ditemukan kesamaan ciri-ciri tertentu.
• 6.    Divisi (Divisio)
Divisi terdiri atas sejumlah kelas dan seluruh warganya menunjukkan ciri
morfologi atau organ yang sama atau mempunyai cara reproduksi yang sama,
seperti tercermin dari nama-nama divisi Spermatophyta (tumbuhan biji),
Thallophyta (tumbuhan talus), Schizophyta (tumbuhan yang berkembang biak
dengan membelah diri).
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai