Anda di halaman 1dari 5

SEJARAH KLASIFIKASI

Carolus Linnaeus

Alam semesta terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik (makhluk
hidup) jumlahnya sangat banyak dan sangat beraneka ragam. Mulai dari laut, dataran rendah,
sampai di pegunungan, terdapat makhluk hidup yang jumlahnya banyak dan sangat beraneka
ragam. Karena jumlahnya banyak dan beraneka ragam, maka kita akan mengalami kesulitan
dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup. Untuk mempermudah dalam mengenali dan
mempelajari makhluk hidup maka diperlukan cara. Cara untuk mempermudah kita dalam
mengenali dan mempelajari makhluk hidup disebut Sistem Klasifikasi (penggolongan /
pengelompokan).

Klasifikasi hewan adalah pengelompokan berdasarkan kesamaan bentuk dan fungsi pada
tubuh hewan. Tujuan klasifikasi itu sendiri adalah untuk memudahkan mengenali jenis-jenis
hewan serta memudahkan komunikasi di dalam biologi. Klasifikasi hewan bersifat dinamis. Hal
itu disebabkan beberapa kemungkinan seperti adanya perkembangan pengetahuan tentang hewan,
penggunaan karakter yang berbeda dalam klasifikasi. Klasifikasi hewan didasarkan atas
persamaan dan perbedaan karakter tertentu pada hewan yang bersangkutan. Perkembangan
klasifikasi hewan secara garis besar dibagi menjadi empat tahap yaitu klasifikasi masa sebelum
Linnaeus (pra-Linnaeus), klasifikasi sistem Linnaeus, klasifikasi sistem 3 kingdom, dan
klasifikasi sistem 5 kingdom.

1. Sistem Klasifikasi Pra-Linnaeus


Sistem klasifikasi ini dilakukan dengan melihat kesamaan bentuk luar dari tubuh
makhluk hidup (morfologi). Makhluk hidup pada masa ini dibedakan menjadi dua kelompok
seperti konsep Aristoteles yang mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi 2 yaitu tumbuhan
dan hewan. Hewan-hewan yang memiliki bentuk tubuh yang sama dikelompokkan menjadi satu
kelompok tersendiri. Selain itu hewan juga dikelompokkan berdasarkan kegunaannya masing-
masing. Pengelompokan hewan didasarkan pada ciri-ciri lalu ditentukan macamnya dan
diberikan nama sesuai dengan isyarat yang dimiliki. Proses-proses ini dilakukan tanpa kesadaran
dan berlangsung dalam waktu yang sangat cepat. Pada masa pra-Linnaeus juga belum ada
publikasi tentang klasifikasi hewan.

2. Sistem Klasifikasi Linnaeus (Sistem 2 Kingdom)

Taksonomi Linnaeus adalah suatu sistem klasifikasi ilmiah yang mengelompokkan


organisme ke dalam suatu hirarki. Sistem ini dirintis pada abad ke-18 oleh Carolus Linnaeus,
seorang ilmuwan Swedia, terutama melalui dua bukunya Systema Naturae dan Species
Plantarum. Menurut sistem ini, klasifikasi diawali dengan tiga kerajaan besar, yang selanjutnya
dibagi lagi menjadi kelas dan ordo. Ordo kemudian dibagi lagi menjadi genus dan selanjutnya
spesies. Dia seorang ilmuwan Swedia yang meletakkan dasar tatanama biologi. Ia dikenal
sebagai "bapak taksonomi modern" dan juga merupakan salah satu bapak ekologi modern.
Linnaeus ialah ahli botani yang paling dihormati pada masanya, dan ia juga terkenal dengan
kemampuan bahasanya. Linnaeus adalahi ahli Zoologi, botani dan juga seorang dokter.

Makalahnya mengenai taksonomi berjudul Systema Naturae. Di dalamnya, penggunaan


deskripsi resmi - physalis amno ramosissime ramis angulosis glabris foliis dentoserratis - diganti
olehnya menjadi nama genus-species yang ringkas dan akrab pada zaman sekarang - Physalis
angulata - dan penggolongan taksa lebih tinggi dibuat secara berurutan. Linnaeus adalah pelopor
sisstem binomial nomenklature atau sistem tata nama ganda. Linnaeus meneruskan kerja dalam
sistem klasifikasi serta memperluas pula pada Kerajaan (Regnum) Hewan dan Kerajaan Mineral.
Sumbangan utama Linnaeus bagi ilmu taksonomi ialah pembuatan konvensi penamaan
organisme hidup yang diterima secara universal dalam dunia ilmiah—karya Linnaeus tersebut
menjadi titik awal tatanama biologi. Selain itu, Linnaeus
mengembangkan, selama pengembangan besar pengetahuan sejarah alam pada abad ke-18, hal
yang sekarang disebut sebagai taksonomi Linnaeus, yaitu sistem klasifikasi ilmiah yang kini
digunakan secara luas dalam biologi. Sistem Linnaeus mengklasifikasikan alam dalam hirarki
atau tingkatan-tingkatan, dimulai dengan dua "kerajaan" atau kingdom yaitu Animalia dan
Plantae.

Kerajaan dibagi ke dalam Kelas dan masing-masing Kelas terbagi dalam Ordo, yang
dibagi dalam Genera (bentuk tunggal: genus), yang dibagi dalam Spesies. Di bawah tingkatan
spesies, Linnaeus kadang menyebutkan takson yang tidak diberinya nama (untuk tumbuhan, hal
ini sekarang dinamai "varietas").

Linnaeus menamai taksa dengan sesuatu yang mengena pada ciri khusus taksa tersebut.
Sebagai contoh, manusia adalah Homo sapiens, tetapi ia juga menyatakan bahwa ada species
manusia kedua, Homo troglotydes (bermakna "orang goa", yang ia maksudkan untuk simpanse
dan sekarang ditempatkan dalam genus berbeda (bukan Homo) melainkan Pan troglotydes).
Kelompok mamalia dinamai berdasarkan kelenjar susu (mammae) karena salah satu definisi
karakteristik mamalia adalah bahwa mereka merawat bayinya. (Dari beberapa perbedaan antara
mamalia dan hewan lain, Linnaeus lebih memilih hal ini karena pandangannya pada pentingnya
keberadaan induk betina.)

Hanya sistem pengelompokan hewan oleh Linnaeus yang masih tetap digunakan hingga
kini, dan pengelompokan itu sendiri sudah banyak berubah sejak dicetuskan oleh Linnaeus
sebagaimana prinsip-prinsip yang melandasi pengelompokan itu juga banyak berubah. Namun
demikian, Linnaeus tetap dianggap berjasa mengembangkan gagasan struktur hirarki klasifikasi
yang didasari oleh sifat-sifat teramati. Rincian dasar tentang hal yang dapat dianggap sah secara
ilmiah untuk disebut 'sifat teramati' itu sendiri telah berubah seiring bertambahnya pengetahuan
(contohnya, DNA yang pada masa hidup Linnaeus tidak dikenal telah terbukti bermanfaat dalam
mengklasifikasikan dan menentukan hubungan organisme hidup satu dengan lainnya), namun
prinsip-prinsip dasarnya tetap masuk akal.

3. Sistem Klasifikasi 3 Kingdom


Ketika makhluk hidup bersel satu ditemukan, temuan baru ini dipecah ke dalam dua
kerajaan: yang dapat bergerak ke dalam filum Protozoa, sementara alga dan bakteri ke dalam
divisi Thallophyta atau Protophyta. Namun ada beberapa makhluk yang dimasukkan ke dalam
filum dan divisi, seperti alga yang dapat bergerak, Euglena, dan jamur lendir yang mirip amuba.
Karena dasar inilah, Ernst Haeckel pada tahun 1866 menyarankan adanya kerajaan ketiga, yaitu
Protista untuk menampung makhluk hidup yang tidak memiliki ciri klasifikasi yang jelas.
Kerajaan ketiga in baru populer belakangan ini (kadang dengan sebutan Protoctista). Protista
adalah organisme yang memiliki sifat-sifat tumbuhan dan hewan sekaligus.

4. Sistem Klasifikasi 4 Kingdom

Ada dua tokoh yang mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi sistem 4 kingdom yaitu
Copeland dan Whittaker. Hanya saja dasar yang digunakan oleh keduanya berbedasehingga
dihasilkan klasifikasi makhluk hidup yang berbeda pula. Copeland membagi menjadi empat
Kingdom yaitu Monera, Protoctista, Metaphyta dan Metazoa. Monera adalah organisme yang
belum memiliki membran inti dan membran organel sel atau bersifat prokariotik.

Berbeda dengan Protista/Protoctista yang bersifat Eukariotik. Metaphyta adalah


tumbuhan yang mengalami masa perkembangan embrio, begitu juga Metazoa adalah kelompok
hewan yang mengalami masa perkembangan embrio dalam siklus hidupnya. Sedangkan
Whittakers membagi hewan menjadi beberapa kingdom: Animalia, Plantae, Fungi dan Protista.

Fungi dijadikan kingdom tersendiri karena fungi memiliki perbedaan dari

tumbuhan. Fungi bukan organisme autotrof layaknya tumbuhan melainkan organisme yang
heterotrof yaitu tidak dapat mensintesis makanannya sendiri.

5. Sistem Klasifikasi 5 Kingdom

Tokoh pencetus adanya klasifikasi 5 Kingdom adalah Robert H . Whittaker. Dia


menggolongkan makhluk hidup menjadi Animalia, Plantae, Fungi, Protista dan Monera.

Ciri-ciri pada sistem 5 kingdom :


1. Kingdom Monera : Prokariot, Autotrof dan Heterotrof, Uniseluler dan Multiseluler

2. Kingdom Protista : Eukariot, Autotrof dan Heterotrof, Uniseluler dan Multiseluler

3. Kingdom Fungi : Eukariot, Heterotrof, Uniseluler dan Multiseluler

4. Kingdom Plantae : Eukariot, Autotrof, Multiseluler

5. Kingdom Animalia : Eukariot, Heterotrof, Multiseluler

Anda mungkin juga menyukai