Anda di halaman 1dari 13

PROTEIN

Protein

• Carbon 51.0 – 55 %
• Hydrogen 6.5 – 7.3 %
• Nitrogen 15.5 – 18.0 %
• Oxygen 21.5 – 23.5 %
• Sulfur 0.5 - 2.0 %
• Phosphorus 0.0 – 1.5 %
Protein Pakan = Protein Kasar (PK)
PK (%) = N (%) x 6,25

Bedanya dengan ternak Non Ruminansia :


- Non Ruminansia : pencernaan pertama terjadi
di usus, hasil pencernaan : asam amino
- Ruminansia : pencernaan pertama terjadi di
rumen, hasil pencernaan : peptida, asam
amino dan NH3

Protein kasar yang masuk ke rumen berasal dari :


1. Pakan : - protein murni
- NPN (amida, amina, garam amonium,
vitamin, urea)
2. Saliva : NPN (urea)
PENCERNAAN PROTEIN DALAM RUMEN

UREA, NPN Protein

RUMEN Oligopeptida

Asam amino

NH3
Asam Keto-

VFA

Protein mikroba

USUS Asam Keto- Protein


Protein mikroba Asam amino Oligopeptida
1. Di dalam rumen protein mengalami hidrolisis oleh
enzim proteolisis mikroba rumen menjadi peptida.
Tingkat degradasinya bervariasi dari 12 – 90%.
2. Sebagian peptida digunakan oleh mikroba untuk
sintesis protein tubuhnya, sebagian lolos degradasi
rumen, sebagian lagi dihidrolisis menjadi asam amino
3. Sebagian kecil bakteri dapat menggunakan as. amino,
namun 82 % bakteri akan mendeaminasi as. amino
tersebut menjadi NH3.
4. Proses deaminasi selain menghasilkan NH 3 juga
menghasilkan asam α-keto yang selanjutnya diubah
menjadi VFA (isovalerat, isobutirat dan 2-metil butirat).
VFA ini disebut BCFA (Brain Chains Fatty Acid).
5. Proten yang tahan degradasi rumen langsung masuk ke
abomasum dan usus dan mengalami pencernaan
seperti pada ternak monogastrik. Protein seperti ini
disebut protein by pass.
6. Dari gambar terlihat protein pakan yang tahan
degradasi rumen akan masuk ke dalam usus ternak
ruminansia berupa :
protein, oligopeptida, as.amino, protein mikroba.
7. Protein yang tidak tahan degradasi rumen hanya akan
menghasilkan protein mikroba saja.
Mikroba rumen berperan penting dalam metabolisme
protein, karena dapat menggunakan NPN untuk
sintesis protein tubuhnya.
Ternak ruminansia yang diberi ransum bebas protein
di dalam rumen terbentuk 10 asam amino esensial
(Loosli et al.,1969)
N mikroba menyusun 47-77% N yang ada dalam
rumen.
Protein mikroba mempunyai nilai gizi yang baik :
1. Protein bakteri : Kec. 55-80%, BV 40-60%
2. Protein protozoa : Kec. 68-91% , BV 68-81%
Makanan Air Liur

Protein Murni NPN


Makanan Makanan
R HATI
U
M Peptida NH3 NH3 Urea
E
N
Asam Amino

GINJAL
Protein Mikroba

Saluran Pencernaan Ekskresi


Belakang Bersama Urine

Pencernaan Protein Pada Ruminansia ((Tillman et al,1991)


1. Di dalam merombak protein menjadi NH3, mikroba
rumen tidak mengenal batas. Perombakan tetap
berlangsung meski kebutuhan NH3 telah terpenuhi.

2. Hal ini menyebabkan ada kelebihan NH3 di dalam


rumen. Kelebihan NH3 diserap oleh dinding rumen dan
dibawa ke hati untuk diubah menjadi urea agar tidak
meracuni ternak.

3. Sebagian urea yang terbentuk dikembalikan ke rumen


melalui saliva dan sebagian dibuang bersama urine.
SINTESIS PROTEIN MIKROBA

1. Amonia adalah sumber N yang penting bagi mikroba


rumen, sehingga konsentrasinya perlu kita kendalikan
agar pertumbuhan mikroba rumen dapat optimal.
2. Menurut Satter dan Slyter (1974), pertumb. Mikroba
rumen mencapai laju maks pada konsentrasi NH3
5 mg% ( 5 mg / 100 ml cairan rumen) atau setara
dengan 3,57 mM.
3. Menurut Mehrez et al. (1977), konsentrasi NH3 yang
lebih tinggi dibutuhkan untuk memksimalkan laju
fermentasi yaitu 23,5 mg% atau 16,78 mM
4. Hasil penelitian Soebarinoto (1991), konsentrasi NH3
rumen 10 mg% atau setara 7,1 mM menghasilkan
pertumbuhan mikriba tertinggi.
5. A. Muktiani (1994) mendapatkan populasi bakteri rumen
dan kecernaan mencapai maksimal pada konsentrasi
NH3 9,45 mM.
6. Sutardi, T. (1994), dari berbagai hasil penelitian
menyimpulkan konsentrasi NH3 rumen yang optimal
untuk pertumbuhan mikroba rumen adalah 4 - 12 mM.

7. Sintesis protein mikroba selain membutuhkan NH3 juga


butuh sumber energi berupa VFA.
Konsentrasi VFA rumen yang optimal : 80 – 160 mM
Butuh VFA rantai cabang untuk sintesis asam amino
bercabang, yaitu :
a. Leusin butuh isovalerat
b. Isoleusin butuh 2-metil butirat
c. Valin butuh isobutirat
EVALUASI KUALITAS
PROTEIN UNTUK TERNAK RUMINANSIA

1. Bila didasarkan pada kandungan dan kecernaan PK


saja tidak tepat, sebab kecernaan yang tinggi belum
tentu memberikan pasokan protein /asam amino yang
tinggi bagi ternak.

2. Maka Evaluasi Kualitas Protein harus berdasarkan :


a. Mampu mendukung pertumbuhan mikroba rumen
( NH3 cukup  sebagian protein didegradasi)
b. Pasokan asam amino di usus tinggi ( sebagian
lolos terhadap degradasi rumen)
c. Protein yang lolos degradasi rumen mempunyai
kecernaan yang tinggi dalam usus.
d. Protein yang tercerna harus mempunyai nilai BV
yang tinggi pula.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai