0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan14 halaman
Dokumen tersebut membahas metode-metode filologi dan dasar-dasar kerja filologi dalam merangkum variasi teks akibat penyalinan naskah secara berulang. Filologi diperlukan untuk mengungkap informasi masa lampau dengan mempertimbangkan variasi teks sebagai kreasi penyalin maupun kesalahan.
Dokumen tersebut membahas metode-metode filologi dan dasar-dasar kerja filologi dalam merangkum variasi teks akibat penyalinan naskah secara berulang. Filologi diperlukan untuk mengungkap informasi masa lampau dengan mempertimbangkan variasi teks sebagai kreasi penyalin maupun kesalahan.
Dokumen tersebut membahas metode-metode filologi dan dasar-dasar kerja filologi dalam merangkum variasi teks akibat penyalinan naskah secara berulang. Filologi diperlukan untuk mengungkap informasi masa lampau dengan mempertimbangkan variasi teks sebagai kreasi penyalin maupun kesalahan.
2. Metode kritik teks o Metode intuitif o Metode objektif o Metode gabungan o Metode landasan o Metode edisi naskah tunggal 3. Susunan stema 4. Rekonstruksi teks ( dijelaskan dalam mata kuliah teori filologi) Dasar Kerja Filologi Diperlukan karena munculnya variasi-variasi dalam teks yang tersimpan dalam naskah. Memperlihatkan gejala bahwa dalam penyalinan naskah, teks senantiasa mengalami perubahan sehingga lahirlah wujud teks yang bervariasi Kerja filologi didasarkan pada prinsip bahwa teks berubah dalam penurunannya Filologi bekerja karena adanya sejumlah variasi Munculnya variasi memperlihatkan satu sifat penurunan suatu teks yang tidak pernah setia. Secara disengaja atau tidak disengaja penurunan yang dilakukan oleh penyalin akan menimbulkan bentuk penyalinan yang tidak setia.
Faktor manusia dengan berbagai keterbatasannya dan
dengan berbagai subjektivitasnya mempunyai peran yang penting dan sangat menentukan terhadap wujud hasil salinannya Variasi Variasi yang merupakan dasar kerja filologi pada awal mulanya di pandang sebagai kesalahan, suatu bentuk korup (rusak), satu bentuk keteledoran si penyalin (tradisional). Sikap terhadap variasi yang muncul dalam transmisi naskah pun, dalam perkembangannya, juga berubah. Variasi dipandang tidak hanya sebagai kesalahan yang dibuat oleh penyalin, tetapi juga sebagai bentuk kreasi penyalin (filologi modern), yaitu hasil dari subjektivitasnya sebagai manusia penyambut teks yang disalin dan sebagai yang menghendaki salinannya diterima oleh pembaca sezamannya. Sikap terhadap variasi melahirkan pandangan
1. Sikap yang memandang variasi sebagai satu bentuk
korup yang berarti sebagai wujud kelengahan dan kelalaian penyalin, melahirkan pandangan yang oleh beberapa orang disebut filologi tradisional. Dalam konsep ini, filologi memandang variasi secara negatif. Sebagai akibatnya, teks harus dibersihkan dari bentuk-bentuk korup dan salah itu. 2.Sikap yang memandang variasi sebagai bentuk kreasi melahirkan pandangan yang oleh sementara orang disebut filologi modern. Dalam konsep ini, variasi dipandang variasi secara positif yaitu menampilkan wujud resepsi sipenyalin. Dalam pandangan ini bahwa adanya gejala yang memperlihatkan keteledoran sipenyalin tetap juga diperhatikan dan dipertimbangkan dalam pembacaan SESION XI
Penyalinan-Variasi Hal Penyalinan-Variasi
Bahwa filologi diperlukan dalam rangka upaya
mengungkapkan informasi tentang masa lampau suatu masyarakat yang tersimpan dalam peninggalan tulisan. Peninggalan tulisan yang mengalami penyalinan berulang-ulang akan muncul dalam wujud salinan yang bermacam-macam pula. Munculnya variasi akibat dari salinan yang tidak setia akan melahirkan informasi yang bermacam-macam. Kondisi fisik sebagai peninggalan masa lampau tidak sempurna lagi Tulisannya rusak Bahasanya tidak lagi dipakai Faktor-faktor sosial budaya yang melatar belakangi lahirnya kandungan teks berbeda.
Penyalinan berkali-kali menyebabkan teks mengalami
perubahan Perubahan teks terjadi karena beberapa faktor: Faktor usia yaitu kerusakan akibat dimakan waktu Faktor kelengahan penyalinnya, yaitu akibat dari kesalahan pemahaman, kesalahan penulisan Faktor subjektivitas penyalin Tujuan Filologi filologi yang yang memandang variasi sebagai bentuk korup kerjanya bertujuan: menemukan bentuk mula teks atau yang paling dekat dengan bentuk mula teks maksudnya: gejala yang terlihat pada bacaan yang berbeda-beda untuk suatu informasi dan terlihat pada sejumlah kerusakan dan kesalahbacaan mengandung kebutuhan untuk mendapatkan informasi tentang kandungan teks yang asli. Asli maksudnya seperti yang dihasilkan pertama kali, yaitu kandungan teks yang belum mengalami perubahan dalam proses transmisinya itu. Jadi, motivasi yang melahirkan kerja filologi pada awal mulanya ini melahirkan tujuan yang berupa menemukan bentuk asli atau bentuk mula teks. Filologi yang memandang variasi sebagai bentuk kreasi kerjanya bertujuan untuk menemukan makna kreasi yang muncul dalam bentuk variasi. Kerja filologi ini memandang penyalin adalah manusia penyambut teks yang kreatif. Kreativitas si penyalin didukung selain oleh subjektivitasnya selaku manusia pembaca teks yang akan disalin, juga pada beberapa produk tulisan masa lampau disebabkan oleh kondisi pernaskahan suatu masyarakat, sebagaimana yang ada di Nusantara. Pandangan tentang studi filologi demikian banyak berkaitan dengan konsep estetika resepsi dalam ilmu sastra.