RAGAM TRANSAKSI Prinsip Dasar Pencatatan Koreksi Kenapa Ada Kesalahan Pencatatan ?
Wujud dari kesalahan pencatatan
antara lain berupa berikut ini: a) Lupa mencatat; b) Salah mencatat akun; c) Salah mencatat nilai moneter; dan d) Salah mencatat akun dan nilai moneter. 3 Prinsip Dasar Pencatatan Pengoreksi
Pencatatan koreksi harus dilakukan dengan segera ketika
Prinsip kesalahan teridentifikasi. Artinya, pencatatan koreksi 1 dilakukan selama periode berjalan maupun pada akhir periode
Kesalahan yang terjadi tidak boleh dihapus ataupun diubah.
Prinsip Dengan demikian, koreksi atas kesalahan pencatatan harus 2 dibuat dengan melakukan pencatatan lain.
Pencatatan koreksi harus dilakukan tertap mempertahankan
Prinsip keseimbangan persamaan akuntansi dengan menggunakan 3 satuan nilai moneter yang tidak mengenal angka negatif. Metode Pencatatan Transaksi Metode Pecatatan Koreksi
Metode Dua langkah
• Pencatatan koreksi dilakukan 2 tahap. Tahap pertama dilakukan untuk membatalkan pencatatan yang salah, dan tahap kedua dilakukan untuk melakukan pencatatan yang benar. Metode Satu langkah • Pencatatan koreksi langsung dilakukan dengan mengidentifikasi akun-akun (beserta nilai moneternya) yang harus dikoreksi Aplikasi Pencatatan Koreksi Aplikasi Metode Dua Langkah
• Transaksi A1: 1 Mei pembelian tunai Rp150.000
supplies kantor tetapi dicatat sebagai pelunasan utang Rp150.000. Kesalahan diketahui 3 Mei.
Pencatatan yang SALAH:
Tgl Nama Akun Debet (Rp) Kredit (Rp) 01/05 Utang usaha 150.000 Kas 150.000 (Pencatatan yang salah: mengakui sebagai pelunasan utang) Pencatatan koreksi – Metode Dua Langkah:
(1) Langkah 1: Membatalkan pencatatan yang salah
Tgl Nama Akun Debet (Rp) Kredit (Rp) 03/05 Kas 150.000 Utang usaha 150.000 (Pencatatan koreksi: Langkah 1 membatalkan pencatatan yang salah)
(2) Langkah 2: Mencatat transaksi dengan benar
Tgl Nama Akun Debet (Rp) Kredit (Rp) 03/05 Supplies kantor 150.000 Kas 150.000 (Pencatatan koreksi: Langkah 2 mencatat transaksi dengan benar) • Transaksi B1: 10 Desember pembelian kendaraan Rp134.000.000 kredit melalui koperasi tetapi dicatat sebesar Rp143.000.000. Tanggal 13 Desember kesalahan teridentifikasi
Pencatatan yang SALAH:
Tgl Nama Akun Debet (Rp) Kredit (Rp)
10/12 Kendaraan 143.000.000 Utang koperasi 143.000.000 (Pencatatan yang salah: pembelian kendaraan secara kredit Rp143.000.000) Pencatatan koreksi – Metode Dua Langkah:
13/12 Kendaraan 134.000.000 Utang koperasi 134.000.000 (Pencatatan koreksi: Langkah 2 mencatat transaksi dengan benar) • Transaksi C1: 20 Desember pengakuan penghasilan usaha Rp27.000.000 secara tunai tetapi dicatat sebagai penerimaan kas Rp72.000.000 dari pelunasan utang-piutang. Tanggal 23 Desember, kesalahan tersebut teridentifikasi. Pencatatan yang SALAH:
Tgl Nama Akun Debet (Rp) Kredit (Rp)
20/12 Kas 72.000.000 Piutang usaha 72.000.000 (Pencatatan yang salah: mengakui sebagai pelunasan piutang) Pencatatan koreksi – Metode Dua Langkah:
(1) Langkah 1: Membatalkan pencatatan yang salah
Tgl Nama Akun Debet (Rp) Kredit (Rp)
23/05 Piutang usaha 72.000.000 Kas 72.000.000 (Pencatatan koreksi: Langkah 1 membatalkan pencatatan yang salah)
(2) Langkah 2: Mencatat transaksi dengan benar
Tgl Nama Akun Debet (Rp) Kredit (Rp)
23/12 Kas 27.000.000 Pendapatan usaha 27.000.000 (Pencatatan koreksi: Langkah 2 mencatat transaksi dengan benar) Aplikasi Metode Satu Langkah
• Transaksi A2: 1 Mei pembelian tunai Rp150.000 supplies kantor
tetapi dicatat sebagai pelunasan utang Rp150.000. Kesalahan diketahui 3 Mei. Analisis Fakta: Pencatatan yang seharusnya: supplies kantor bertambah di debet dan kas berkurang di kredit Rp150.000. Pencatatan yang salah: utang usaha berkurang di debet dan kas berkurang di kredit Rp150.000. Koreksi yang dilakukan adalah mengakui penambahan supplies (di debet Rp150.000) dan membatalkan pengurangan utang usaha (di kredit Rp150.000). Kas tidak perlu dikoreksi karena sudah dicatat secara benar
Tgl Nama Akun Debet (Rp) Kredit (Rp)
03/05 Supplies kantor 150.000 Utang usaha 150.000 (Pencatatan koreksi: Metode satu langkah) • Transaksi B2: 10 Desember pembelian kendaraan Rp134.000.000 kredit melalui koperasi tetapi dicatat sebesar Rp143.000.000. Tanggal 13 Desember kesalahan teridentifikasi Analisis Fakta: Pencatatan yang seharusnya: kendaraan bertambah di debet Rp134.000.000 dan utang koperasi bertambah di kredit Rp134.000.000. Pencatatan yang salah: kendaraan di debet dan utang koperasi di kredit Rp143.000.000 sehingga terjadi kelebihan pencatatan Rp9.000.000. Koreksi yang dilakukan adalah mengurangi utang koperasi (di debet Rp9.000.000) dan mengurangi kendaraan (di kredit Rp9.000.000).
Tgl Nama Akun Debet (Rp) Kredit (Rp)
13/12 Utang koperasi 9.000.000 Kendaraan 9.000.000 (Pencatatan koreksi: Metode 1 langkah) • Transaksi C2: 20 Desember pengakuan penghasilan usaha Rp27.000.000 secara tunai tetapi dicatat sebagai penerimaan kas Rp72.000.000 dari pelunasan utang-piutang. Tanggal 23 Desember, kesalahan tersebut teridentifikasi Analisis Fakta: Pencatatan yang seharusnya: kas bertambah di debet Rp27.000.000 dan penghasilan usaha bertambah di kredit Rp27.000.000. Pencatatan yang salah: kas di debet Rp72.000.000 dan piutang usaha di kredit Rp72.000.000. Koreksi yang harus dilakukan adalah mengakui pembatalan atas pengurangan piutang usaha (di debet Rp72.000.000), pengurangan kas (di kredit Rp45.000.000; diperoleh dari Rp72.000.000 – Rp27.000.000), dan pengakuan/penambahan penghasilan usaha (di kredit Rp27.000.000).
Tgl Nama Akun Debet (Rp) Kredit (Rp)
23/12 Piutang usaha 72.000.000 Kas 45.000.000 Penghasilan usaha 27.000.000 (Pencatatan koreksi: Metode satu langkah) Ragam Transaksi Bisnis Ragam Transaksi di Akuntansi
• Transaksi 1: 20 Mei RAPI yang bergerak di bidang
pemangkasan rambut melakukan barter dengan BERSIH yang bergerak di bidang pembersihan ruang. RAPI memangkas 10 karyawan BERSIH dengan harga kesepakatan Rp30.000/orang. Sebagai pembayarannya, BERSIH membersihkan ruang kantor RAPI dengan harga kesepakatan Rp250.000. Selisih harga kesepakatan dibayar secara tunai. Pemotongan rambut gratis merupakan bonus yang diberikan perusahaan BERSIH ke karyawannya. Pencatatan (khususnya penjurnalan) di perusahaan RAPI:
Tgl Nama Akun Debet (Rp) Kredit (Rp)
20/05 Beban kebersihan 250.000 Kas 50.000 Penghasilan usaha 300.000 (Perusahaan RAPI: barter jasa dengan perusahaan BERSIH, sebagian transaksi tunai)
Pencatatan (khususnya penjurnalan) diperusahaan
BERSIH: Tgl Nama Akun Debet (Rp) Kredit (Rp) 20/05 Beban bonus karyawan 300.000 Kas 50.000 Penghasilan usaha kebersihan 250.000 (Perusahaan BERSIH: barter jasa dengan perusahaan RAPI, sebagian transaksi tunai) • Transaksi 2: 21 Agustus Jujur Berkabar yang bergerak di bidang persurat-kabaran (majalah) melakukan barter tanpa uang tunai sepeserpun dengan Fakta Berbicara yang bergerak di bidang pertelevisian. Kedua perusahaan melakukan transaksi berupa iklan: Jujur Berkabar diiklankan di media televisi FAKTA BERBICARA, demikian pula sebaliknya. Harga kesepakatan sesuai dengan harga pasar, yaitu Rp684.000.000. Pencatatan (khususnya penjurnalan) di perusahaan Jujur Berkabar:
Tgl Nama Akun Debet (Rp) Kredit (Rp)
21/08 Beban iklan 684.000.000 Penghasilan iklan majalah 684.000.000 (Perusahaan Jujur Berkabar: barter jasa dengan perusahaan FAKTA BERBICARA)
Pencatatan (khususnya penjurnalan) di perusahaan Fakta
Berbicara Tgl Nama Akun Debet (Rp) Kredit (Rp) 21/08 Beban iklan 684.000.000 Penghasilan iklan televisi 684.000.000 (Perusahaan Fakta Berbicara: barter jasa dengan perusahaan JUJUR BERKABAR) Transaksi Pembelian Paket Apa itu Pembelian Paket ?
Pembelian paket adalah membeli dua atau lebih
produk/jasa dengan satu harga. Terdapat dua prinsip dalam pencatatan transaksi paket. 1) Pertama, setiap dana disajikan di akun yang terpisah jika memiliki karakteristik dasar yang berbeda. Contoh, gedung harus dipisahkan dari tanah karena gedung mengalami penurunan nilai sedangkan tanah tidak mengalami. 2) Kedua, besaran nilai moneter harus berdasar kos yang sesungguhnya. Ilustrasi Pembelian Paket
• Transaksi 3: 27 Agustus perusahaan Keselarasan
membeli tunai aset tetap secara paket kos Rp300.000.000 yang terdiri dari tia aset dengan nilai wajar sebagai berikut:
Jenis Aset Tetap Nilai Wajar (Harga Pasar)
Tanah Rp210.000.000 Gedung Rp150.000.000 Mesin pabrik Rp90.000.000 Total Rp450.000.000 Pengalokasian Kos: Kos Rp300.000.000 dialokasikan ke aset sebagai berikut: Jenis aset tetap Alokasi Kos Tanah *Rp140.000.000 Gedung **Rp100.000.000 Mesin pabrik ***Rp60.000.000 Total Rp300.000.000 * (Rp210.000.000/Rp450.000.000) x Rp300.000.000 = Rp140.000.000 ** (Rp150.000.000/Rp450.000.000) x Rp300.000.000 = Rp100.000.000 *** (Rp90.000.000/Rp450.000.000) x Rp300.000.000 = Rp60.000.000
Pencatatan (khususnya penjurnalan) di perusahaan Keselarasan:
Tgl Nama Akun Debet (Rp) Kredit (Rp)
27/08 Tanah 140.000.000 Gedung 100.000.000 Mesin pabrik 60.000.000 Kas 300.000.000 (Pembelian paket secara tunai dengan harga lebih murah daripada harga pasar per produk) Transaksi Dengan Pemilik Transaksi Pemilik di Akuntansi
Transaksi antara perusahaan dan pemilik
dapat terjadi dalam berbagai jenis transaksi. Sebagai contoh, perusahaan menjual produk/jasa ke pemilik, dan pemilik memberikan jasa ke perusahaan sebagai bagian dari penyetoran modal. Dari perspektif akuntansi, hal ini merupakan transaksi karena menyebabkan perubahan dana sehingga harus dilakukan pencatatan. Ilustrasi Transaksi Dengan Pemilik
• Transaksi 4: 20 Mei perusahaan perorangan ADIL
INDAH yang bergerak di jasa laundry mencuci dan menyetrika pakaian pemilik. Nilai jasa laundry sebesar Rp74.000 yang mana pemilik menyatakan bahwa hal ini diperlakukan sebagai pengembalian ke pemilik dan ditampung di akun Prive.
Pencatatan (khususnya penjurnalan) di perusahaan Adil itu Indah:
Tgl Nama Akun Debet (Rp) Kredit (Rp)
20/05 Prive 74.000 Penghasilan laundry 74.000 (Penyediaan jasa ke pemilik yang merupakan transaksi pengembalian ke pemilik)