Sering mendengar istilah debit (debet) dan kredit dalam bisnis, keuangan, atau akuntansi? Untuk
memahami apa itu arti debit dan kredit maksudnya adalah apa, serta perbedaan di antara
keduanya, baca terus penjelasannya
Kredit dan debit (debet) adalah komponen besaran setiap nilai transaksi yang wajib dicatat.
Pada dasarnya, terdapat perbedaan kredit dan debit yang harus dipahami agar dalam
mengerjakan pembukuan tidak terjadi kesalahan.
Beda debit dan kredit akuntansi sangat penting diuraikan karena setiap transaksi mempengaruhi
keduanya.
Sehingga bedanya debit dan kredit tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Jika debit bertambah, maka credit akan berkurang dan jika kredit naik, maka debit akan
berkurang.
Setiap terjadi transaksi akuntansi, setidaknya ada dua akun yang selalu berkaitan.
Yaitu entri debit dicatat pada satu akun dan entri credit dicatat terhadap akun lainnya.
Tidak ada batas atas jumlah akun yang terlibat di dalam transaksi, namun minimum tidak kurang
dari dua akun.
Total dari debit dan credit untuk setiap transaksi harus selalu sama.
Sehingga transaksi akuntansi selalu dikatakan dengan keseimbangan. Apabila suatu transaksi
tidak seimbang, maka laporan keuangan tidak mungkin dapat dibuat.
Dengan demikian, penggunaan debit dan kredit dalam format pencatatan transaksi dua kolom
merupakan hal yang paling penting dari semua kontrol atas akurasi akuntansi.
Berikut ini adalah perbedaan debit dan kredit dalam akuntansi yang perlu dipahami:
1. Debit mengacu pada sisi kiri akun buku besar, sedangkan kredit berhubungan dengan sisi
kanan akun pada buku besar. Di dalam rekening pribadi, pihak penerima akan di debit dan
pihak pemberi akan dikreditkan.
2. Di dalam contoh akun neraca perusahaan , apapun yang masuk akan didebit. Sementara
apapun yang keluar akan dikreditkan.
3. Untuk laporan laba-rugi, semua pengeluaran dan kerugian akan didebit. Namun semua
pendapatan dan keuntungan akan dikreditkan.
4. Peningkatan debit disebabkan oleh kenaikan cash, inventaris, pabrik dan mesin, tanah
dan bangunan, pengeluaran (seperti gaji, asuransi, pajak, dividen, dan lain sebagainya).
Sedangkan peningkatan kredit disebabkan oleh kenaikan dana pemegang saham, biaya
keanggotaan, pendapatan sewa, laba ditahan, hutang, dan lain sebagainya.
Beberapa Contoh Perbedaan Penempatan Akun pada Posisi Debit atau Kredit
Berikut ini ada beberapa contoh debit dan kredit yang terdapat di transaksi umum perusahaan
dagang atau yang lainnya, dan sering terjadi pada sebuah bisnis:
1. Menjual barang dagang secara tunai kepada pelanggan, maka akun debitnya adalah Kas, dan
akun kreditnya adalah Pendapatan.
2. Menjual barang dagang secara credit kepada pelanggan, akun debit Piutang Dagang.
Sedangkan akun kreditnya adalah Pendapatan.
3. Membeli perlengkapan secara tunai kepada supplier, akun debit adalah Perlengkapan dan
akun kredit adalah Kas.
4. Membeli perlengkapan secara credit kepada supplier, akun debitnya adalah Perlengkapan
dan akun kredit adalah Utang Dagang.
5. Menerima kas atas pelunasan piutang usaha oleh pelanggan, akun debitnya Kas, dan akun
kreditnya Piutang Dagang.
6. Membeli fixed assets secara kredit kepada supplier, akun debit Fixed Assets dan akun kredit
Utang Dagang.
7. Pembelian inventory secara tunai kepada supplier, akun debit Inventory, dan akun kredit Kas.
8. Pembelian inventory secara kredit kepada supplier, akun debit Inventory dan akun kredit
Utang Dagang.
9. Membayar gaji karyawan, akun debit Salary expenses dan akun kredit Kas.
Dengan memahami contoh dibawah ini, Anda bisa lebih mengerti apa itu perbedaan debit dan
kredit di dalam akuntansi.
Contoh pertama penggunaan credit dan debet adalah sebagai berikut:
Anda mempunyai saldo uang sebesar Rp. 5.000.000, kemudian Anda membeli perlengkapan
kantor senilai Rp1.000.000 menggunakan dana dari akun ini.
Ini berarti rekening Bank adalah akun sumber, dan Rp1.000.000 tadi akan dicatat sebagai kredit di
sisi kanan akun T.
Rekening Biaya Perlengkapan Kantor adalah rekening tujuan yang didebet pada sisi kanan.
Perlengkapan Kantor
Debit Kredit
Rp 1.000.000 –
Catatan:
(1) Nominal saldo akun Kas & Bank
(2) Nominal Biaya yang dikeluarkan untuk perlengkapan kantor.
Pada akun T di atas, transaksi yang membuat entri jurnal pertama diberi label “(1)”, dan
transaksi dari entri jurnal kedua diberi label “(2)”.
Entri jurnal kedua ini adalah entri yang benar karena total debit adalah Rp1.000.000 yang di debet
dari akun biaya perlengkapan kantor di sisi kiri sama dengan jumlah credit Rp1.000.000 yang
dikreditkan ke Rekening Bank di sisi kanan.
Pinjaman Bank
Debit Kredit
Rp 1.500.000 (3) –
Beban Bunga
Debit Kredit
Rp 500.000 (3) –
Total kredit untuk entri jurnal ini bertambah hingga Rp2.000.000, dan total debet bertambah
hingga Rp2.000.000 yang diperoleh dari (Rp 1.500.000 + Rp 500.000), menjadikannya entri jurnal
yang valid dengan banyak debit dan kredit.
Baca Juga : Cara Membuat Laporan Cash Flow secara Baik dan Benar
Saldo Rekening: Apa itu?
Saldo akun adalah selisih antara total debit dan total kredit akun.
Bila total debit lebih besar daripada total credit, akun memiliki saldo debit, dan bila
total credit melebihi total debet, akun memiliki saldo kredit.
Ketika saldo percobaan ditarik, total debit adalah harus sama dengan total kredit di seluruh
perusahaan secara keseluruhan (lihat di bawah untuk saldo percobaan sampel).
Jika mereka tidak sama, maka Anda tahu bahwa telah terjadi kesalahan.
Mari buat saldo percobaan untuk transaksi yang tercantum dalam Contoh 1-2 di atas.
Pertama, berikut adalah ringkasan dari transaksi yang akan menghasilkan saldo percobaan:
Ekuitas Pemilik
Debit Kredit
– Rp 5.000.000
Perlengkapan Kantor
Debit Kredit
Rp 1.000.000 –
Maka laporan neraca saldo akan menjadi seperti di bawah ini:
Neraca Saldo