Halaman Akun
Semakin panjang umur perusahaan maka semakin banyak transaksi akun dan juga
semakin banyak pula halaman akun. Catatan pertama yang ditulis pada halaman baru adalah
saldo terakhir dari halaman sebelumnya. Catatan pertama ini ditulis dengan Saldo
Pindahan.
BENTUK AKUN
Bentuk akun yang lain selain bentuk huruf T , yaitu digambarkan sebagai berikut :
Bentuk I
Nomor akun: 01
Tgl
Keterangan
Re
Debit
Tgl
Keterangan
2004
Jan 11
24
Transaksi 1
Transaksi 3
Ref
Kredit
f
2004
Jan 1
17
Saldo Pindahan
Transaksi 2
120.000
250.000
70.000
160.000
Bentuk akun ada juga bentuk yang lain menyerupai bentuk huruf T, akun dapat pula
digambarkan dalam bentuk lain. Sebagai gambaran, berikut ini adalah sebuah akun, Kas,
yang disajikan dalam berbagai bentuk.
Bentuk I
Nomor akun: 01
Tgl
Keterangan
Debit
200
Tgl
Keterangan
Ref
Kredit
2004
4
Jan Saldo
120.000
1 pindahan
17 Transaksi 2
Jan Transaksi 1
70.000
11
250.000
24 Transaksi 3
160.000
Di atas merupakan pengembangan dari akun bentuk T. Dalam akun itu bahwa saldo
mula-mula pada tanggal 1 Januari 2004 adalah Rp120.000. Pada saat bulan Januari ,
perusahaan mencatat tiga entry akun tersebut, yaitu:
1. Entry kredit sebesar Rp70.000 pada tanggal 11 Januari 2004.
2. Entry debit sebesar Rp250.000 pada tanggal 17 Januari 2004.
3. Entry kredit sebesar Rp160.000 pada tanggal 24 Januari 2004.
Saldo akun setelah dicatat entry terakhir, tanggal 24 Januari 2004, dapat diketahui
dengan menghitung jumlah seluruh entry debit dan jumlah seluruh entry kredit. Jumlah debit
adalah Rp370.000, sedangkan jumlah kredit adalah Rp230.000, sehingga saldo akun ini pada
tanggal 24 Januari 2004 adalah Rp140.000.
Bentuk II
Nomor akun: 01
Tgl
Keterangan
Debit
Kredit
S a l d o
Debit
Kredit
2004
Jan 1 Saldo pindahan
120.000
11 Transaksi 1
17 Transaksi 2
70.000
250.000
24 Transaksi 3
50.000
300.000
160.000
140.000
Bentuk III
Nomor akun: 01
Tgl
Keterangan
Debit
Kredit
D/K
Saldo
2004
Jan 1 Saldo pindahan
11 Transaksi 1
17 Transaksi 2
24 Transaksi 3
70.000
250.000
160.000
120.000
50.000
300.000
140.000
Bentuk yang pertama, terlihat bahwa untuk menentukan saldo akun terlebih dahulu
harus dilakukan penjumlahan angka-angka pada masing-masing sisi. Dengan menggunakan
bentuk II dan III, saldo akun diperhitungkan setiap kali ada transaksi yang dicatat pada akun
tersebut. Dengan demikian maka saldo akun setiap saat dapat langsung diketahui. Bentuk
akun ini dikenal dengan nama akun bentuk saldo berjalan (running balance).
Di bentuk II, saldo akun dicatat sesuai dengan jenis saldo. Jika saldo akun adalah
saldo debit maka jumlah saldo akan dicatat di bawah sub kolom debit pada kolom saldo, dan
sebaliknya jika saldo akun adalah saldo kredit. Pada bentuk III, hanya terdapat satu kolom
saldo. Kolom D/K yang terletak di sebelah kiri kolom saldo digunakan untuk menjelaskan
apakah saldo akun merupakan saldo debit atau saldo kredit.
yang
digunakan
dalam
pencatatan
transaksi
perusahaan
dapat
dikelompokkan menjadi akun-akun neraca dan akun-akun laba rugi. Kumpulan dari akunakun yang saling berhubungan dan yang merupakan satu kesatuan tersendiri dalam suatu
kesatuan usaha, disebut dengan buku besar (ledger).
AKUN-AKUN NERACA
Akun-akun neraca adalah akun-akun yang akan disajikan dalam neraca perusahaan,
yaitu: akun-akun aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik. Akun-akun neraca sering juga
disebut akun riil (real accounts), karena saldo akun-akun ini akan dibawa terus menerus dari
satu periode ke periode akuntansi berikutnya.
1. Akun aktiva. Sisi kiri (sisi debit) akun aktiva digunakan untuk mencatat penambahan,
sedangkan sisi kanan (sisi kredit)-nya digunakan untuk mencatat pengurangan.
Sehingga, untuk mencatat penambahan yang terjadi pada akun aktiva, akun tersebut
harus didebit, sedangkan untuk mencatat pengurangan terhadap akun aktiva, akun
tersebut harus dikredit.
2. Akun kewajiban dan akun ekuitas pemilik. Sisi kiri (sisi debit) akun-akun kewajiban
dan ekuitas pemilik digunakan untuk mencatat pengurangan, sedangkan sisi kanan
(sisi kredit)-nya digunakan untuk mencatat penambahan. Sehingga, untuk mencatat
pengurangan yang terjadi pada akun-akun kewajiban dan ekuitas pemilik, akun
tersebut harus didebit, sedangkan untuk mencatat penambahan yang terjadi pada
akunakun kewajinan dan ekuitas pemilik, akun tersebut harus dikredit.
Di bawah ini disajikan beberapa contoh ilustratif mengenai tatacara pencatatan dalam akun
a) Untuk modal perusahaan, Tino Animo, pemilik bengkel Tino, pada tanggal
2 Januari 2004 menyetorkan uang tunai, Rp2.000.000,-. Transaksi ini akan
mempengaruhi dua akun, yaitu akun Kas (aktiva) dan akun Modal, Tino
(ekuitas pemilik). Kedua akun tersebut akan bertambah. Penambahan
dalam akun aktiva dicatat dengan mendebit akun tersebut, sedangkan
penambahan dalam akun ekuitas pemilik dicatat dengan mengkredit akun
tersebut. Perhatikan pencatatan transaksi tersebut ke akun masing-masing.
Nomor akun: 01
Tgl
Keterangan
Ref
Debit
Kredit
S a l d o
Debit
Kredit
2004
Jan 2 Setotan
modal
2.000.000
2.000.000
Tino
Keterangan
Ref
Debi
Kredit
S a l d o
t
Debit
Kredit
2004
Jan 2 Setotan
Tino
modal
2.000.000
2.000.000
Nomor akun: 01
Tgl
Keterangan
Debit
Kredit
S a l
d o
Debit
Kredit
2004
Jan 2
10
Setotan modal
Tino
Pinjaman bank
Nomor akun: 11
2.000.000
2.000.000
1.000.000
3.000.000
Tgl
Keterangan
Ref
Debit
Kredit
S a l
d o
Debit
Kredit
2004
Jan 10
Pinjaman bank
1.000.000
1.000.000
Nomor akun: 01
Tgl
Keterangan
Debit
Kredit
S a l
d o
Debit
Kredit
2004
Jan 2
Setotan modal
Tino
10
Pinjaman bank
Feb.
Pengembalian
10
pinjaman
Nomor akun: 11
2.000.000
2.000.000
1.000.000
3.000.000
500.000
2.500.000
Tgl
2004
Keterangan
Ref
Debit
Kredit
S a l
d o
Debit
Kredit
Jan 10
Pinjaman bank
Feb.
Pengembalian
10
pinjaman
1.000.000
1.000.000
500.000
500.000
Akun Aktiva
Akun Kewajiban
Debit
Kredit
Debit
Kredit
+ (bertambah)
- (berkurang)
- (berkurang)
+ (bertambah)
Akun Ekuitas
Debit
Kredit
+ (bertambah)
- (berkurang)