REFERAT Cedera Kepala
REFERAT Cedera Kepala
10%
10% cedera
meninggal 80% cedera
kepala
sebelum di kepala ringan
sedang berat
RS
Definisi
• Cedera kepala adalah trauma mekanik
pada kepala yang terjadi baik secara
langsung atau tidak langsung yang
kemudian dapat berakibat pada gangguan
fungsi neurologis, fungsi fisik, kognitif,
psikososial, yang dapat bersifat
temporer ataupun permanent.
Anatomi
LAPISAN PELINDUNG OTAK
• DARI SUPERFICIAL KE PROFUNDA
1. KUTIS
2. SUB CUTIS
3. GALLEA APONEUROTICA
4. JARINGAN IKAT LONGGAR
5. CRANIUM
- LAMINA EXTERNA
- DIPLOE
- LAMINA INTERNA
1. DURAMATER
2. ARACHNOIDEAMATER
3. PIAMATER
FISIOLOGI
•Tekanan intracranial
Normal : 10 mmHg
> 20 mmHg : abnormal
> 40 mmHg : peningkatan hebat
tekanan meningkat fungsi otak turun
prognosis jelek
Doktrin Monro Kellie
V darah + V otak + V LCS = Konstan
FISIOLOGI
Tekanan perfusi otak
CPP = MAP – ICP
Normal 90-10 = 80 mmhg
Respons Cushing 100-20 = 80 mmhg
Hipotensi 50-20 = 30 mmhg
CPP < 70 mmHg → Hasil jelek
Mempertahankan perfusi cerebral merupakan
prioritas utama pada cedera kepala
Autoregulasi
•Aliran darah otak (CBF) dipertahankan dengan
MAP 50-160 mmHg
•Cedera Kepala sedang atau berat mengganggu
autoregulasi
•Otak rentan terhadap hipotensi
•Aliran darah otak (Cerebral Blood Flow)
•Normal = 50 ml/100 g/menit
•< 25 ml/100 g/menit Aktifitas EEG turun
•< 5 ml/100 g/menit kematian sel
Fissura longitudinalis
cerebri
Lobus frontalis
Lobus
parietalis
Lobus
temporalis
Lobus
occipitalis
Lobus limbic
Sulcus
centralis
Patofisiologi Cedera Kepala
Cedera Cedera
Primer Sekunder
benturan langsung benda keras atau proses patologis yang timbul sebagai
proses akselarasi deselarasi gerakan tahap lanjutan dari kerusakan otak
kepala primer
Mekanisme Cedera
Beratnya Cedera
Morfologi Cedera
Lesi Intrakrania
Mekanisme Cedera
Tumpul Tembus
• kecelakaan •peluru atau
mobil atau tusukan
motor, jatuh
atau terkena
pukulan benda
tumpul
Beratnya Cidera
• Ringan : GCS 13-15
• Sedang : GCS 9-12
• Berat : GCS ≤ 8
III. MORFOLOGI
1. Cedera jaringan lunak (scalp) :Vulnus
2. Fraktur tulang :
a. Calvarium: fraktur linier/stelata
fraktur depressed
fraktur terbuka/tertutup
fraktur diastasis
b. Basis : tanpa/dengan kebocoran
LCS
tanpa/dengan paresis N.VII
3. Lesi Intrakranial :
a. fokal : epidural
subdural
intraserebral
b. Difus : Mild concussion
Classic concussion
Diffuse aksonal injury
FRAKTUR TULANG KRANIUM
I. Fraktur Calvarium
tipe :Liniar, stelata, depressed, diatasis
lokasi : Frontal, temporal, parietal,
oksipital, kanan/kiri
terbuka/tertutup
Fraktur Stelata
FRAKTUR TULANG KRANIUM
II. Fraktur Basis Kranii
1. Fossa anterior : brill hematom,
rhinorrhoea
2. Fossa Media : otorrhoea
3. Fossa Posterior : battle’s sign
Curiga bila : Hemotympanum,
periorbital ecchymosis, retroaurukuler
ecchymosis, paresis N.VII, ganggua
pendengaran, pneumocephalus
Lesi Intrakranial
•Cedera coup/contrecoup
•Lokasi : sering lobus frontal / temporal
•CT : salt and pepper
•Kadang terjadi perubahan CT:delayed ICH
•Operasi bila volume > 25 cc
•Sebagian besar tidak perlu operasi
Cedera difus
• Kelanjutan kerusakan otak akibat cedera
akselerasi dan deselerasi, dan ini
merupakan bentuk yang sering terjadi
pada cedera kepala. Komosio cerebri
ringan adalah keadaan cedera dimana
kesadaran tetap tidak terganggu namun
terjadi disfungsi neurologis yang bersifat
sementara dalam berbagai derajat
• Contusio cerebri klasik adalah cedera
yang mengakibatkan menurunnya atau
hilanggnya kesadaran. Keadaan ini selalu
disertai dengan amnesia pasca trauma
dan lamanya amnesia ini merupakan
ukuran beratnya cidera.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Foto polos kepala
• Indikasi foto polos kepala Tidak semua penderita dengan
cidera kepala diindikasikan untuk pemeriksaan kepala karena
masalah biaya dan kegunaan yang sekarang makin
ditinggalkan. Jadi indikasi meliputi jejas lebih dari 5 cm,Luka
tembus (tembak/tajam), Adanya corpus alineum, Deformitas
kepala (dari inspeksi dan palpasi), Nyeri kepala yang
menetap, Gejala fokal neurologis,Gangguan kesadaran.
Sebagai indikasi foto polos kepala meliputi jangan
mendiagnosa foto kepala normal jika foto tersebut tidak
memenuhi syarat, Pada kecurigaan adanya fraktur depresi
maka dilakukan foto polos posisi AP/lateraldan oblique.
CT-Scan (dengan atau tanpa kontras)
• Indikasi CT Scan adalah :
• Nyeri kepala menetap atau muntah ± muntah yang tidak menghilang
setelah pemberian obat±obatan analgesia/anti muntah.
• Adanya kejang ± kejang, jenis kejang fokal lebih bermakna terdapat lesi
intrakranial dibandingkan dengan kejang general.
• Penurunan GCS lebih 1 point dimana faktor ± faktor ekstracranial telah
disingkirkan (karena penurunan GCS dapat terjadi karena misal terjadi shock,
febris, dll).
• Adanya lateralisasi.
• Adanya fraktur impresi dengan lateralisasi yang tidak sesuai, misal
fraktur depresi temporal kanan tapi terdapat hemiparese/plegi kanan.
• Luka tembus akibat benda tajam dan peluru.
• Perawatan selama 3 hari tidak ada perubahan yang membaik dari GCS.
• Bradikardia (Denyut nadi kurang 60 X / menit).mengidentifikasi luasnya lesi,
perdarahan, determinan ventrikuler, dan perubahan jaringan otak. Catatan :
Untuk mengetahui adanya infark / iskemia jangan dilakukan pada 24 - 72 jam
setelah injuri.
Penatalaksanaan
1. Survey Primer
A = Airway (jalan nafas)
B = Breathing (pernafasan)
C = Circulation (sirkulasi)
D = Disability
E = Exposure
PENGELOLAAN CKR
•Definisi : pasien sadar (GCS 14-15)
•Anamnesis
1. Nama, umur, seks, pekerjaan
2. Mekanisme cedera
3. Waktu cedera
4. Gangguan kesadaran segera pasca trauma
5. Tingkat kesadaran
6. Amnesia : Retrograde/antegrade
7. Nyeri kepala : ringan-sedang-berat
8. Kejang
Pemeriksaan :
Status generalisata
Status neurologi
Foto leher / lainnya atas indikasi
CT Scan bila perlu
Penderita dirawat untuk observasi bila CT Scan
abnormal
Observasi
Stabilitasi sirkulasi darah
OKSIGENISASI
Nutrisi
Mencegah/mengenali komplikasi
KELAINAN PENYERTA
D AN
KEHILANGAN DARAH