Anda di halaman 1dari 64

Pendidikan pre dan post operasi

CAPD

Tatik Dwi Wahyuni, SKepNs


Seleksi Pasien

Semua pasien bisa dilakukan


PD apabila tidak kontra indikasi

CAPD lebih baik dari pada HD


Pasien Anak-Anak

Akses vaskuler
sulit

Therapi lebih
nyaman

Masih sekolah
Pasien Tidak Toleran Terhadap HD

• Sakit jantung congestive/ischemic


Hd mengeluarkan cairan terlalu cepat
• Problem akses vaskuler
• Jauh dari fasilitas dialisis
• Kesulitan transportasi → HD 2 x/mg
• Pasien masih bekerja
• Pasien Diabetik
Fungsi Peritonium Adhesi pada
jelek abdominal yang luas

Kontra Indikasi
Absolut

Iliustomi dan
Gangguan mental
Colostomi
PENGKAJIAN PASIEN PRE-
TRAINING
• Alasan memilih CAPD
• Siapa yang bertanggungjawab pada
proses penggantian CAPD
• Bagaimana support keluarga
• Bagaimana dengan lingkungan rumah
tempat tinggal
• Bagaimana kebiasaan pasien dalam
menjaga kebersihan
PENGKAJIAN PASIEN PRE-
TRAINING
 Apakah pasien membutuhkan asistensi
 Bagaimana motivasi pasien dan keyakinan
pasien untuk mencapai kesuksesan
 Status emosional pasien
 Apa latar belakang pendidikan pasien
 Bagaimana dengan masalah biaya
perawatan selama CAPD
 Bagaimana Aktivitas pasienn
Proses Edukasi Pasien
1. Penilaian kemampuan dan kesiapan
pasien untuk belajar
2. Buat rencana edukasi per individu
3. Fase implementasi
4. Fase evalusi
Kesuksesan dari training &
treatment tergantung dari:

 Kepercayaan tim  PD pilihan terapi


pengganti yg baik & pasien dpt dilatih 
dialisis secara efisien & efektif
 Komitmen & dedikasi dari dokter &
perawat CAPD
 Program training & perawatan lanjutan
 Motivasi & aplikasi pasien  pasien dapat
melakukan CAPD dengan aman dan
efisien.
Tujuan Pembelajaran
• Pasien dapat melakukan
Edukasi prosedur CAPD dengan aman

• Pasien dapat mengenal infeksi


Edukasi dan kotor

• Pasien dapat mengerti dengan


Edukasi benar respon yang dirasakan
Materi Pelatihan
1. Overview Peritonial Dialisis
2. Teknik aseptik, cuci tangan,dan memakai
masker
3. Prosedur exchange step by step
4. Masalah emergency dan kontaminasi
5. Perawatan exite site
6. Komplikasi (Peritonitis, balance cairan,
masalah drain, konstipasi, infeksi exite site,
fibrin, bocor, nyeri, pemberian obat IP)
Materi Pelatihan
7. Trobleshooting
8. Menjaga catatan
9. Order cairan
10. Home visite
11. Protokol liburan
Siapa Yang Belajar

Pasien dengan
Pasien sendiri
pendamping

Pendampingnya Orang tua atau


saja wali
Apa Belajarnya

Motor skill Konsep

Prosedur
(motor skill dan Problem solving
konsep)
Berapa Lama Training
Selesai
Training dilakukan terus menerus
sampai pasien bisa/mampu:
1. Melakukan semua prosedur CAPD
dengan aman
2. Mengenal tanda-tanda infeksi dan
kotor dengan benar
Bagaimana Perawat Melakukan
Training ke Pasien
1. Trainer mendemontrasikan dengan
diam
2. Trainer saat mendemontrasikan
menggambarkan setiap tahapan
dengan detil
3. Trainer saat mendemontrasikan
hanya menggambarkan kata kunci
Pasien
1. Pasien menjelaskan atau membaca setiap
tahapan, trainer mendemontrasikan
2. Pasien jangan melakukan prosedur sampai
ia dapat menjelaskan setiap tahapan
3. Pasien melakukan prsedur dengan
menggunakan apron/manekin PD,
melakukan dengan menjelaskan
4. Ketika sukses/trampil melakukan tahap no
3, pasien melakukan prsedur menggunakan
kateter sendiri
Supervisi
1. Trainer segera memberikan feedback
selama melakukan latihan
2. Trainer mengoreksi yang dilakukan pasien
3. Trainer berhenti memberikan pelajaran
ketika pasien membuat kesalahan:
a.Teriak, lakukan back up
b. Silahkan berfikir untuk jalan menolongn
ingatan kamu
Supervisi
4. Trainer kembali menjelaskan ke pasien
tempat dimana prosedur terjadi kesalahan,
dan pasien mencoba kembali step
berikutnya
5. Trainer boleh menutun pasien tempat
dimana masalah:
a. jaga jarimu pada sisi biru
b. Selalu pegang trasfer set kamu di
tangan kiri (kal kidal disebelah kanan)
CAPD
Transfer Set
Twist Clamp

Titanium Adaptor

Exit Site

Peritoneal Catheter
Minicap
Bentuk kateter chronik

Intraperitoneal segment Tunnel segment External segment

Cuffs
Arah Tunnel
• exit site in downwards or lateral direction

Exit site yang mengarah ke bawah


dapat mengurangi resiko peritonitis
yang disebabkan oleh kateter
upwards downwards
Penanganan Pre-Operasi
Tanda tangan formulir persetujuan
Penilaian Pasien
 Adanya kelemahan dinding abdomen atau
hernia
 Cuping hidung pasien seharusnya di-swab
untuk melihat adanya staphiloccocus
aureus yang dibawa melalui hidung
○ Eradikasi dari kuman yang ada di hidung
menunjukkan adanya perbaikan yang siknifikan
dari infeksi pada ent in exit site (Dryden et al,
1991; Mupirocin study Group 1996)
Penanganan Pre-Operasi
• Menilai catheter exit site
– Exit Site harus berdasar persetujuan pasien
– Exit Site harus diberi tanda oleh perawat
dialisis atau ahli bedah
• Cegah di garis ikat pinggang – sebaiknya diatas
atau dibawah garis ikat pingang
• Cegah di lipatan lemak atau scars
• Nilai pada posisi tegak (duduk)
• Pertimbangkan pekerjaan pasien - drivers
Penanganan Pre-Operasi
• Persiapan Kulit
3 hari sebelum operasi beritahu pasien
untuk membersihkan daerah dari garis
putting susu sampai pertengahan paha
dengan sabun chlorehexidine atau
hisbiscrub
Jika ada rambut di perut, cukur dengan
pisau cukur elektrik, jangan dengan pisau
cukur biasa
Penanganan Pre-Operasi
 Bowel preparation
 Cegah konstipasi
 Kosongkan kandung kemih sebelum
pemasangan TK
 Beri AB Profilaksis sebelum pemasangan
 1st generation cephalosporin sering digunakan 1
jam sebelum operasi
 Jangan gunakan Vancomycin secara rutin – untuk
mencegah resistensi dari micro-organisms
seperti vancomycin resistant enteroccocci (VRE)
dan vancomycin resistant staph aureus (MRSA)
Penanganan Segera Setelah
Post–op
Tujuan:
1. Mencegah trauma
2. Mempertahankan patensi dari kateter
peritoneal
3. Mencegah infeksi/komplikasi
4. Meminimalkan tekanan intra
abdominal
1. Mencegah trauma
 Imobilisasi kateter saat pasien kembali
dari OK, sebelum memindahkan pasien
dari trolley ke bed.
 Imobilisasi ke kulit dengan cara
alami.Jangan membuat keyhole/lobang
pada kassa
 Cegah pergerakan di daerah exit site –
setelah operasi harus tetap tiduran
selama minimal 6 jam. Hari berikutnya
pasien boleh bergerak dengan hati2. (
exercise yang lebih berat setelah 6
minggu post implantation)
Mencegah Trauma
 Tekanan atau tarikan kateter
 Secara kebetulan/tidak sengaja
 Tekanan berlebihan dan atau pergerakan
selama melakukan prosedur
 Mobilisasi kateter pada posisi yang tidak
alamiah
 Mobilisasi kateter terlalu kuat
 Tekanan pada exit site
 Ikat pinggang, baju ketat
 Trauma tumpul yang tidak disengaja
 Tidur tengkurap
Mencegah Trauma

 Iritasi karena alergi pada sabun,


disinfectant, atau zat2 lain yang digunakan
untuk perawatan exit site
 Iritasi karena plester
 Perawatn exit site yang berlebihan
 Memaksa dalam melepas krusta atau scab
 Menggaruk exit site
Mempertahankan patensi dari
kateter peritoneal

 Bilas kateter dengan menggunakan


minimal 2 - 4 liter dari dialysate dengan
heparin 500 U/liter
 Jika kateter tidak akan segera
digunakan,tinggalkan sekitar 200 ml dari
dialysat dalam kateter peritoneal untuk
efek bantalan
 Tidak diperlukan pembilasan kateter
sampai dimulai CAPD
Mencegah infeksi/komplikasi

• Gunakan kassa yang non-occlusive yang


dapat menyerap
• Cek adanya kebocoran atau perdarahan
• Jangan mengganti kassa selama 1
minggu kecuali sangat diperlukan.
Penggantian harus dilakukan oleh
perawat PD yang terlatih.
• Saat mengamati /mengganti, gunakan
bahan2 untuk cuci tangan yang baik,
larutan yang steril, dan kassa yang steril
 Jangan memaksa untuk melepas kudis
dan krusta
 Amati/lihat exit site mingguan
 Jangan membasahi exit site saat mandi
 Yakinkan bahwa kassa tetap intact
selama 6 minggu pertama
 Jika ada hematoma di daerah kateter,
beri antibiotik oral selama 2 minggu
Meminimalkan tekanan intra abdominal

o Amati post op, adanya kebocoran,


perdarahan
o Beri analgesik yang adekuat
o Jika kateter segera digunakan,gunakan
hanya dengan volume yang kecil (500 ml
untuk dewasa atau 10 ml/kg/siklus untuk
anak2). Dilakukan dengan posisi pasien
berbaring untuk beberapa hari pertama
o Jika mungkin, memulai CAPD 10 –14
hari kemudian. Ini akan memberikan
penyembuhan yang baik.
Perawatan Exit Site segera
setelah Post-op
 Perawatan exit site segera setelah post-
implantasi penting untuk hasil jangka
panjang

Jangan sering melakukan penggantian


kassa – ini akan memperlambat kolonisasi
bakteri dan meminimalkan trauma
Imobilisasi TK – untuk mencegah trauma
pada exit site
Perawatan Exit Site segera
setelah Post-op
Penggantian kassa hanya dilakukan oleh
staff terlatih.
Ganti kassa mingguan untuk minggu2
pertama

 Exit site dievaluasi setiap minggu


(periode penyembuhan selama 6 minggu)
untuk penyebuhan yang baik.
Tanda2 & Gajala2 untuk Quality of Healing

Tanda atau Gejala Penyembuhan yg baik Penyembuhan yang


terinfeksi
Nyeri (tenderness) Berkurang Tetap sama atau meningkat
Scab Berkurang Tetap sama atau berulang
Jar granulasi sekitar exit site Tidak ada Bisa ada
Warna kulit Exit site Pink atau pink pucat Bisa ada Erythema
Drainase External Bloody serosanguineous serous Bloody serosanguineous
purulent
Progresi dari epithelium cepat Lambat, perlahan atau berhenti
Sinus lining Plain: white mottled pink Plain soft fleshy ‘proud flesh’
Drainase Sinus Bloody serosanguineous serous or Bloody serosanguineous turbid
thick purulent
Kultur disekitar exit site Negative in early weeks Positive 1st, 2nd, or 3rd week
Organisme Typical, jika ada S. Coagulase-negative; Diptheroids S Aureus; Gram-negative bacteria
Penyembuhan Exit Site Post
Pemasangan T/K
Dari penelitian oleh Twardowski dan B.
Prowant:
 Penyembuahan exit site sekitar 6 minggu
 Penyembuhan tunnel antara 3-6 bulan
 Exit site yang telah sembuh dengan
adanya bakteri tapi tanpa tanda2 infeksi,
bukan merupakan indikasi untuk
pemberian terapi
 Exit site dressing harus menggunakan
prosedur yang steril selama periode
penyembuhan
Prinsip Perawatan Exit Site
Setelah Pemasangan Kateter
• Batasi perawatan untuk staf PD
berpengalaman
• Gunakan teknik aseptik: masker dan
sarung tangan
• Menghindari iritasi atau cairan toxic
untuk pembersih
• Jika menggunakan iodin, batas kulit
sekitar exit dan jangan masuk lubang
atau luka
• Gunakan balutan yang menyerap
• Kateter tidak boleh bergerak
• Jaga exit site bersih dan kering
• Exit site jangan direndam
• Balutan selalu steril sampai exit site
sembuh
• Cultur exit site dan sering dilihat jika
penyembuhan tidak cepat
Prinsip2 Perawatan untuk Exit
Site yg telah sembuh
 Bersihkan harian, setiap 2 hari
berikutnya,atau minimal 2-3 kali/minggu
 Bersihkan setiap exit site basah atau kotor
 Cuci tangan dengan baik sebelum
membersihkan exit site
 Gunakan pembersih yang mengandung
antibakteri ; lebih baik sabun cair
 Jangan memaksa untuk melepas krusta, scab
 Keringkan exit site dengan hati2
 Mobilisasi kateter setiap saat
Mencegah Kontaminasi Luas
dari Exit Site
 Jaga exit site bersih dan kering
 Lakukan dressing bila exit site tampak terkontaminasi.
 Lakukan dressing jika exit site kotor atau basah
 Cuci tangan sebelum melakukan dressing exit site
 Cegah untuk berendam selama penyembuhan atau
infeksi
 Cegah untuk berenang di pantai, sungai dan kolam
renang umum
 Cegah berendam di bak mandi hangat
 Gunakan kassa yang tahan air atau pembatas bila
berenang
TINDAKAN PENCEGAHAN
PERITONITIS
 PATUHI PROSEDUR PERTUKARAN CAIRAN
YANG DIAJARKAN

 JAGA KEBERSIHAN DIRI DAN LINGKUNGAN

 JANGAN LUPAKAN CUCI TANGAN 6 LANGKAH


DAN PAKAI MASKER

 NUTRISI YANG CUKUP DAN SEIMBANG

 KONTROL RUTIN KE RS
TINDAKAN PENCEGAHAN
PERITONITIS
TANDA DAN GEJALA
PERITONITIS
1. Cairan yg keluar berwarna keruh
2. Nyeri pada daerah perut
3. Panas atau demam
4. Mual dan muntah
Cairan Drain
PENANGANAN PERITONITIS
 Segera hubungi Center CAPD

 Simpan cairan keluar yang keruh

 Bilas dengan 3 kali pertukaran berturut2 dengan


1.5% Dextrose solution

 Bawa cloudy bag & cairan yang baru ke center


CAPD
 Pemakaian antibiotic sesuai anjuran dokter
TANDA-TANDA INFEKSI
TUNNEL
1. Nyeri sepanjang daerah tunnel
2. Panas/demam
3. Bengkak atau kemerahan
disepanjang daerah tunnel
TANDA DAN GEJALA DARI
INFEKSI EXIT-SITE
1. Keluar cairan dr daerah exit-site
2. Adanya kemerahan pd daerah exit-
site
3. Bengkak
4. Adanya rasa keras atau nyeri saat
ditekan
Apa yang harus dilakukan

• Hubungi dialysis unit antibiotic


• Imobilisasi kateter
• Gunakan pakaian longgar
• Perawatan exit site 2-3 kali sehari
Bagaimana cara mencegah

• Imobilisasi kateter
• Hindari menarik kateter saat
memplester
• Hindari tekukan
• Selalu gunakan kassa kering
• Hindari exit site terendam air
Bocor dari exit site
Cairan dialisat bocor dari sekitar exit site
Apa yang harus diperhatikan:
 Basah/lembab pada dressing atau baju
Apa yang harus dilakukan:
 Bila masalah baru saja terjadi,
kosongkan cavum peritoneum dan
hentikan dialysis
 Hubungi dialysis unit
Bagaimana cara mencegah:

• Hindari mengangkat barang berat


• Hindari olahraga berat/kontak fisik
• Diit dengan kandungan protein cukup
Pasien Diabetik
 Pendidikan perawatan kaki
 Pengkajian terhadap mata secara teratur
 Cara menggunakan glukometer
 Pendidikan tentang pemberian insulin dan
mengatasi keadaan-keadaan
hiper/hipoglikemia
 Penanganan anemia
 Interpretasi dari hasil test Hb
Lubang di kateter
Cairan dialysis bocor dari kateter yang
secara tidak sengaja tersayat /
terpotong
Yang harus diperhatikan:
 Basah/lembab pada baju
Yang harus dilakukan:
 Cek asal kebocoran, klem dengan outlet
port klem, dekat exit site
 Hubungi perawat CAPD segera dan
segera datang ke dialysis unit.
Bagaimana cara mencegah

• Jangan gunakan gunting saat dressing


• Jangan cukur rambut disekitar
abdominal dng pisau cukur atau silet
• Hindari tekukan pd kateter terus
menerus
KONSENTRASI CAIRAN
DIALISAT

Extraneal ± 300-500cc 500-800cc 800-1000cc


Pengiriman cairan

Cara memesan cairan


Menyimpan persediaan cairan CAPD
Prosedur untuk bepergian atau liburan

• Orang yang dapat dihubungi jika terjadi


masalah di rumah
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat
membuka kantong cairan
1. Volume cairan dialisat
2. Tanggal kadaluarso
3. Kejernihan cairan dialisat
4. Tdk ada cairan antara kantong cairan
dengan pembukus luar kantong
Hal-hal yang diperhatikan saat
dirumah
1. Berat badan
2. Tekanan darah
3. Suhu
4. Overload dgn tanda-tanda
a. Pusing
b. Bengkak pada pergelangan kaki dan
muka
c. Sesak nafas
Perawatan Lanjutan
1. Kontrol teratur
2. Kunjungan rumah
BUKU PENCATATAN PASIEN
DIRUMAH
Hal penting yg hrs dilakukan pasien pada
buku catatan:
Harus selalu mencatat:
1. tanda-tanda vital
2. konsentrasi cairan yg digunakan
3. volume cairan yg keluar & yg masuk
4. obat-obat yg diminum
Selalu membawa buku catatan saat
kontrol kerumah sakit
Yang perlu diperhatikan
• Seleksi pasien adalah penting untuk mencapai
peritonial dialisis ( PD ) yang sukses
• Pendidikan pre dialisis adalan landasan untuk
perisapan PD
• Dokter-pasien/keluarga-hubungan saling
memberi dan memainkan peran penting
• Kualitas SDM penting untuk keberhasilan
persiapan PD
• Persiapan PD sebaiknya pendekatan satu team
(multidisipliner)

Anda mungkin juga menyukai