Anda di halaman 1dari 15

ASKEP KONSEP

DENGAN GANGGUAN
SISTEM
MUSKULOSKELETAL
UMUM
Nama Kelompok :
1. Annisa Fabiyanti (1130013056)

2. Iga Citra Lenggani (1130013070)

3. Isdawati Ika Lestari (1130013072)


4. Nur Aini Lutfi R (1130013081)
5. Satria Achirudi (1130013088)
Definisi Muskuloskeletal
Muskuloskeletal berasal dari kata muskulo
(muskular) yang berarti otot dan kata
skeletal yang berarti rangka atau tulang.
Muskulo adalah jaringan otot tubuh, yang
dipelajari secara khusus melalui ilmu
Myologi. Sedangkan yang dimaksud dengan
skeletal atau osteo adalah tulang kerangka
tubuh, yang dipelajari dalam ilmu Osteologi.
Asuhan Keperawatan Pasien
Disfungsi Muskuloskeletal
 Pengkajian Umum Sistem Muskuloskeletal.
Perawat menggunakan riwayat kesehatan dan
pemeriksaan fisik untuk memperoleh data tentang pola
pergerakan yang biasa dilakukan seseorang. Data
tersebut dikoordinasikan dengan riwayat perkembangan
dan informasi tentang latar belakang sosial dan psikologi
pasien.

 Anamnesis .
1. Data Demografi.
2. Riwayat Perkembangan
3. Riwayat soosial
4. Riwayat penyakit keturunan
5. Riwayat diet (nutrisi)
4. Riwayat penyakit keturunan
5. Riwayat diet (nutrisi)
6. Aktifitas kegiatan sehari hari
7. Riwayat kesehatan masa lalu
8. Riwayat kesehatan sekarang
 Pemeriksaan Fisik.
Pemeriksaan fisik harus dilakukan secara sistematis untuk
menghindari kesalahan. Jika mungkin, gunakan ruangan yang
cukup luas sehingga pasien dapat bergerak bebas saat pemeriksaan
gerakan atau berjalan.

 Pengkajian Skeletal Tubuh.


Hal hal yang perlu dikaji pada skelet tubuh, yaitu:
 Adanya deformitas dan ketidaksejajaran yang dapat
disebabkan oleh penyakit sendi
 Pertumbuhan tulang abnormal. Hal ini dapat disebabkan
oleh adanya tumor tulang.
 Pemendekan ektremitas, amputasi, dan bagian tubuh
yang tidak sejajar secara anatomis
 Angulasi abnormal pada tulang panjang, gerakan pada
titik bukan sendi, teraba krepitus pada titik gerakan
abnormal, menunjukan adanya patah tulang.

 Pengkajian Tulang Belakang.


Deformitas pada tulang belakang yang sering terjadi
perlu diperhatikan, yaitu:
 Skoliosis. (deviasi kurvatura lateral tulang belakang)
1. Bahu tidak sama tinggi
2. Garis pinggang yang tidak simetris
3. Skapula yang menonjol
 Kifosis. (kenaikan kurvatura tulang belakang pada bagian
dada). Sering terjadi pada lansia dengan osteoporosis atau
penyakit neuromuskular.
 Lordosis. (membebek, kurvatura tulang bagian pinggang yang
berlebihan). Lordosis biasa dijumpai pada wanita hamil.

 Pengkajian Sistem Persendian.


Pengkajian sistem persendian dengan pemeriksaan luas gerakan
sendi baik aktif maupun pasif, deformitas, stabilitas, dan adanya
benjolan. Penyebab deformitas sendi:
1.Kontraktur (pemendekan) struktur sekitar sendi
2. Dislokasi (lepasnya permukaan sendi)
3. Subluksasi (lepasnya sebagian permukaan sendi)
4. Disrupsi struktur sekitar sendi.
 
Pemeriksaan sendi juga bisa menggunakan alat
goniometer, yaitu busur derajat yang dirancang
khusus untuk evaluasi gerak sendi.
Palpasi sendi sambil sendi digerakkan secara
pasif akan memberi informasi mengenai integritas
sendi
 Pengkajian Sistem Otot.
Pengkajian sistem otot meliputi kemampuan mengubah posisi,
kekuatan dan koordinasi otot, serta ukuran masing masing
otot. kelemahan sekelompo otot menunjukan berbagai kondisi
seperti polineuropati, gangguan elektrolit, miastenia grafis,
poliomielitis, dan distrofi otot.

 Pengkajian Cara Berjalan


Pada pengkajian ini, pasien diminta berjalan. Perhatikan :
1. Kehalusan dan berirama berjalan, gerakan teratur dan tidak
teratur.
2. Pincang dapat disebabkan oleh nyeri atau salah satu
ekstermitas pendek.
3. Keterbatasan gerak sendi dapat mempengaruhi cara
berjalan.
4. Abnormalitas neurologis yang berhubungan dengan cara
berjalan.
 Pemeriksaan Diagnostik.
1. Pemeriksaan Sinar-X
2. Mielografi
3. Computed Tomography (CT scan)
4. Biopsi
5. Elektromiografi (EMG)
6. Artroskopi
7. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
8.Ultrasonografi (USG)
9. Angiogarfi
10. Artrografi
11. Artosentesis (aspirasi sendi)
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Nyeri yang berhubungan dengan gangguan
muskuloskeletal.
2. Perubahan perfusi jaringan perifer yang
berhubungan dengan respons fisiologis cedera
dan pembekaan.
3. Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan
dengan kerusakan muskuloskeletal.
4. Ansietas yang berhubungan dengan
perubahan intergritas tubuh.
5. Kurang pengetahuan tentang program
terapi
Intervensi dan Implementasi
Keperawatan
Intervensi dan implementasi keperawatan
yang dilakukan sesuai dengan diagnosis yang
ditentukan, seperti yang digambarkan pada
tabel selanjutnya.
Evaluasi Keperawatan
Setelah dilakukan intervensi keperawatan, diharapkan :
1. Nyeri berkurang.
a.Ketidaknyamanan terkontrol dengan obat yang
biasa
b.Dapat bergerak dengan ketidaknyamanan minimal
c.Posisi diubah secara periodik untuk
meningkatkan kenyamanan

2. Memelihara perfusi jaringan adekuat


a. Pembekakan terkontrol
b. Pengisian kapiler normal
c. Melaporkan pengindraan normal
d. Memperlihatkan fungsi motoris.
3. memperlihatkan peningkatan mobilitas fisik
a. dapat berpindah secara mandiri atau
dengan bantuan minimal
b. berpartisipasi dalam aktivitas kehidupan
sehari-hari
c. menggunakan alat bantu dengan aman.
 
4. memperlihatkan ansietas minimal
a. tampak relaks dan penuh rasa percaya diri
b. menggunakan strategi koping yang efektif
c. berpartisipasi dalam rencana tindakan
5. menghubungkan rencana untuk
penatalaksanaan kesehatan kontinu
a. menerangkan program pengobatan
terencana
b. menyebutkan tanda dan gejala yang
perlu dilaporkan
c. mengadakan perjanjian untuk
perawatan tindak-lanjut.

Anda mungkin juga menyukai