Anda di halaman 1dari 18

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN

DAN ASUPAN MAKAN PADA


HIPERTENSI DIMASA PANDEMI

FITA FATMAWATI
13211180013
Latar Belakang
Hipertensi merupakan peningkatan abnormal tekanan darah, baik tekanan
darah sistolik maupun tekanan darah diastolik. Meningkatnya tekanan darah
dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara seperti jantung memompa lebih
kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya sehingga
menyebabkan naiknya tekanan darah (Wade, 2016). Pra-lansia dikatakan
mengalami hipertensi apabila tekanan sistolik (saat jantung memompakan
darah) lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik (saat jantung
relaksasi) lebih dari 90 mmHg (Sari, 2017)
• Sampai saat ini hipertensi masih menjadi suatu masalah yang cukup besar,
berdasarkan data dari WHO (World Health Organization), penyakit ini
menyerang 22% penduduk dunia (WHO, 2018). Sedangkan di Asia
Tenggara, angka kejadian hipertensi mencapai 36%. Dari hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang terbaru tahun 2018, prevalensi kejadian
hipertensi sebesar 34,1%. Angka ini meningkat cukup tinggi dibandingkan
hasil riskesdas tahun 2013 yang menyampaikan kejadian hipertensi
masyarakat Indonesia yaitu sebesar 25,8%. Prevalensi hipertensi mengalami
peningkatan yang signifikan pada pasien berusia 60 tahun keatas. Hipertensi
terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-54 tahun
(45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%) (Riskesdas, 2018)
Informasi Informasi adalah salah satu organ
pembentuk pengetahuan dan
Kenyataan (fakta) memegang peranan besar dalam
Pengetahuan membangun pengetahuan.
melihat Semakin banyak seseorang
memperoleh informasi, maka
Mendengar semakin baik pula
pengetahuannya, sebaliknya
semakin kurang informasi yang
diperoleh, maka semakin kurang
pengetahuannya.

melalui media massa dan elektronik


serta tenaga kesehatan dan
penyuluhan-penyuluhan kesehatan
• Kurangnya pengetahuan akan mempengaruhi pasien hipertensi untuk dapat
mengatasi kekambuhan atau melakukan pencegahan agar tidak terjadi
komplikasi. Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap suatu objek dari indra yang dimilikinya (Notoatmodjo,
2012).
Faktor Hipertensi

Faktor yang tidak Faktor yang dapat


dapat diubah diubah

- pola makan
- jenis kelamin
- Kebiasaan olah raga
- Umur
- status gizi
- genetic
- kebiasaan merokok
• Salah satu faktor penyebab hipertensi yang dapat diubah yaitu pola makan,
khususnya adalah asupan nutrium. Asupan nutrium yang meningkat
menyebabkan tubuh meretensi cairan, yang meningkatkan volume darah.
• Faktor pola makan yang berpengaruh dengan tekanan darah seperti
mengkonsumsi makanan yang asin sehingga memicu peningkatan garam
dalam darah yang bisa meningkatkan tekanan darah. Pola makan merupakan
perilaku yang ditempuh seseorang dalam memilih, menggunakan bahan
makanan dalam konsumsi pangan setiap hari yang meliputi frekuensi makan
terlalu sering sehingga menyebabkan terjadi penumpukan lemak dalam darah
yang menghambat penyebaran darah ke seluruh tubuh dan jenis makanan
yang dikonsumsi seperti makanan yang asin dan jumlah makanan.
Tujuan penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah


untuk mengetahui apakah ada
hubungan tingkat pengetahuan dan
asupan nutrisi pada penderita
hipetensi dimasa pandemic didesa
Sidamulya kec. Wanasari, kab.
Brebes.
Waktu dan tempat

Pelaksanaan PKL Bidang Gizi


waktu Masyarakat akan dilaksanakan pada
tanggal 10 Oktober 2021.

Tempat PKL Bidang Gizi


Masyarakat di Wilayah Kecamatan
Tempat Wanasari Kabupaten Brebes, yaitu
Desa Sidamulya.
Manfaat penelitian

1. Manfaat Bagi Masyarakat


Masyarakat dapat mengetahui tentang asupan makan pada Hipertensi dimasa pandemi.

2. Manfaat Bagi Mahasiswa

Mahasiswa diharapkan mampu menambah pengetahuan dan sebagai pengalaman


dalam merealisasikan teori yang telah didapat dibangku kuliah, khususnya
mengenai pengaruh hubungan antara pengetahuan dan asupan makan pada
Hipertensi dimasa pandemi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1 Gambaran Umum Lokasi PKL

Adapun tempat yang dijadikan sebagai objek Praktik Kerja Lapangan yaitu di
Desa Sidamulya Kec. Wanasari, Kabupaten Brebes, merupakan wilayah
pedesaan dengan mayoritas penduduk yang memanfaatkan sumber hasil
pertanian salah satunya padi dan bawang merah. Tidak hanya bawang merah
dan padi, warga Desa Sidamulya juga memiliki UMKM (Usaha Mikro Kecil
Menengah) seperti pembuatan gulali, penjual martabak mini keliling dan masih
banyak lagi. Kegiatan ini menjadi salah satu mata pencaharian bagi masyarakat
di Desa Sidamulya.
2. Identifikasi Masalah

Pada saat pengambilan data untuk penelitian yang berjudul “Hubungan Tingkat
Pengetahuan dan Asupan Makan pada penderita Hipertensi di masa pandemic”
mendapatkan hasil penelitian, tidak adanya hubungan antara tingkat pengetahuan
dengan kejadian Hipertensi, tetapi terdapat hasil adanya hubungan asupan makan
dengan kejadian hipertensi di desa Sidamuya, Kec. Wanasari, Kab. Brebes. Dari 36
sampel yang di ambil secara random sampling, terdapat beberapa sampel mengalami
kejadian hipertensi. Sehingga dalam hal ini didapatkan masalah mengenai asupan
makan terhadap kejadian hipertensi di masyarakat desa Sidamulya.
1.Uraian Program

Program yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah hipertensi di desa


Sidamulya, Kec. Wanasari, Kab. Brebes. Yaitu penyuluhan tentang gizi seimbang,
untuk mengenalkan makanan-makanan yang baik dikonsumsi untuk penderita
hipertensi, dan pembagian beberapa produk minuman atau makanan yang di
perbolehkan dikonsumsi penderita hipertensi.
• Program penyuluhan dilaksanakan dengan menggunakan media power point
karena masyarakat dengan usia 30-45 tahun lebih menyukai penjelasan dengan
menggunakan gambar, dan mengunakan media power point dapat mencangkup
banyak orang pada saat melaksanakan penyuluhan. Dibandingkan dengan
menggunakan pamflet, karena penggunaan media pamflet tidak dapat
mencangkup banyak orang dan memerlukan tenaga lebih untuk menjelaskan
beberapa materi kepada sekelompok orang ketika menggunakan pamflet.
• Setelah dilaksanakannya penyuluhan tentang gizi seimbang kepada masyarakat,
agenda selanjutnya adalah pembagian produk makanan atau minuman yang
diperbolehkan untuk dikonsumsi bagi penderita Hipertensi, baik susu rendah
lemak, youghurt, dan produk lainnya.
2. Pembahasan

Pelaksanaan program PKL Bidang Gizi Masyarakat akan dilaksanakan pada tanggal 10

Oktober 2021, bertempat di desa Sidamulya, Kec. Wanasari, Kab. Brebes. Kegiatan ini

dilaksanakan untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Kepanitraan Gizi Masyarakat. Dari

kegiatan penyuluhan yang akan dilaksanakan ini diharapkan masyarakat lebih

memperhatikan pola makan dan lebih pandai utuk mengonsumsi makanan bagi penderita

hiprtensi, dan sebagai langkah untuk pencegahan dan pengendalian hipertensi pada pra-

lansia sampai dengan lansia.


Hipertensi merupakan peningkatan abnormal tekanan darah, baik tekanan darah sistolik maupun
tekanan darah diastolik. Meningkatnya tekanan darah dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara
seperti jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya
sehingga menyebabkan naiknya tekanan darah.

Dari hasil penelitian Hubungan Tingkat Pengtahuan dan Asupan Makan penderita Hipertensi di desa
Sidamulya, mendapatkan hasil penelitian, tidak adanya hubungan antara tingkat pengetahuan dengan
kejadian Hipertensi, tetapi terdapat hasil adanya hubungan asupan makan dengan kejadian hipertensi di
desa Sidamuya, Kec. Wanasari, Kab. Brebes. Dari 36 sampel yang di ambil secara random sampling,
terdapat beberapa sampel mengalami kejadian hipertensi. Sehingga dalam hal ini didapatkan masalah
mengenai asupan makan terhadap kejadian hipertensi di masyarakat desa Sidamulya.

Anda mungkin juga menyukai