PATOFISIOLOGI

Gangguan Darah (HEMOLISIS)

Kelompok 4

Wilsan Mayang Sari 17195

Dita Rizqyah 20153
Dwi Setya Wulandari 20154
Dzaky Aulia Rahman 20155
Eka Maharani 20156
Elhamayasari 20157
Fachrul Alkardie Amir 20158
Fardiansyah 20160
Faudziah Mustafa 20161
Feny Eka Sawitri 20162
Fiqa Zulfitria Zakaria 20163
Gadis Nur Amanah Toisuta 20164
Iis Fitriani M 20165
Indar Prasti 20166
Irza Sezil Utami 20167
Darah adalah organ khusus yang berbeda dengan organ yang lain karena berbentuk cairan.
Dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam pembuluh darah sehingga dapat
menjalankan fungsinya sebagai pembawa oksigen (oxygen carrier), mekanisme pertahanan
tubuh terhadap infeksi dan mekanisme hemostasis. Darah terdiri dari dua komponen,
plasma dan sel darah (korpuskili). Plasma merupakan komponen intraseluler yang
berbentuk cair dan berjumlah sekitar 55% dari volume darah, sedangkan sel darah
merupakan komponen padat yang terdapat di dalam plasma darah yang terdiri dari sel
eritrosit (sel darah merah), leokosit (sel darah putih), dan trombosit (bekuan darah) dengan
jumlah 45% dari volume darah
 Gangguan Darah (Hemolisis)

Pengertian Penyebab Hemolisis

Dampak Hemolisis
Pengertian Hemolisis
Darah lisis atau disebut dengan hemolisis
merupakan hancurnya sel darah disebabkan karena
preparasi sampel yang salah (Dasgupta and
Sepulveda, 2013).
Penyebab Hemolisis
Hemolisis dapat dikategorikan menurut
apakah hemolisis itu ektrinsik, yaitu dari
sumber di luar sel darah merah atau
intrinsik, yaitu karena cacat di dalam sel
darah merah.
Hemolisis dalam Tubuh
Disebabkan oleh sejumlah besar kondisi
medis, termasuk banyak bakteri Gram-
positif (misalnya, Streptococcus ,
Enterococcus , dan Staphylococcus ),
beberapa parasit ( misalnya , Plasmodium ),
beberapa gangguan autoimun ( misalnya ,
hemolitik yang diinduksi obat).
Hemolisis dalam Tubuh
Beberapa kelainan genetik ( misalnya ,
penyakit sel sabit atau defisiensi G6PD ), atau
darah dengan konsentrasi zat terlarut yang
terlalu rendah ( hipotonik) ke sel)
Darah lisis sebagian besar disebabkan oleh
pemecahan sel darah merah diserum atau plasma.
Gangguan akibat darah lisis dalam pengukuran
laboratorium disebabkan oleh banyak faktor yaitu
pelepasan sel sel intraseluler di dalam darah,
interferensi sperktroskopi dan juga pelepasan zat aktif
yang dapat mengganggu dan memicau reaksi
laboratorium (Giavarina and Lippi, 2017)
1. Streptokokus
Banyak spesies dari genus strepcococcus menyebabkan hemolisis. Spesies
bakteri streptokokus diklasifikasikan menurut sifat hemolitik mereka. Sifat
Hemolitik
 :
Spesies alfa-hemolitik, termasuk S. pneumoniae, Sterptoccus mitis, S.
mutans, dan S. salivarius, mengoksidasi besi dalam hemoglobin
mengubahnya menjadi hijau tua dalam kultur).
 Spesies beta-hemolitik, termasuk S.pyogenes dan S. agalactiae, benar
– benar memecahkan sel darah merah (terlihat sebagai halo dalam kultur).
 Spesies gamma-hemolitik, atau non hemolitik, tidak meyebabkan
hemolisis dan jarang menyebabkan penyakit.

2. Enterococcus
Genus enterococcus termasuk bakteri asam laktat yang sebelumnya
diklasifikasikan sebagai gamma-hemolitik grup D dalam genus streptokokus,
termasuk E. faecilis (S.faecalis), E Faecium (S. Faecium), E. durans, dan E.
avium (S.avium)
3. Staphlococcus
Adalah kokus Gram-positif lainnya. S.aureus, penyebab paling umum dari
infeksi “staph”, seringkali hemolitik pada darah.

4. Hemolisis Parasit
Karena proses makan parasit plasmodium merusak sek darah merah,
malaria kadang – kadang disebut “hemolisis parasit” dalam literatur medis.

5. Hemolitik pada bayi baru lahir

Adalah penyakit autoimun akibat antibodi ibu melewati plasenta ke janin. Ini
paling terjadi ketika ibu sebelumnya telah terpapar antigen darah yang ada
pada janin tetapi asing baginya, baik melalui trasnfusi darah atau kehamilan
sebeumnya .
 Penyebab Intrinsik dan Ektrinsik Hemolitik

Penyebab Intrinsik Penyebab Ektrinsik

• Cacat dalam produksi hemoglobin (seperti
pada talasemia , penyakit sel sabit dan
anemia diseritropoietik kongenital )
• Metabolisme sel darah merah yang rusak
(seperti pada defisiensi glukosa-6-fosfat
dehidrogenase dan defisiensi piruvat
kinase )
• Paroxysmal nocturnal hemoglobinuria
(PNH), kadang-kadang disebut sebagai
sindrom Marchiafava-Micheli, adalah
penyakit darah yang langka, didapat, dan
berpotensi mengancam jiwa yang ditandai
dengan anemia hemolitik intravaskular
yang diinduksi komplemen.
• Penyebab yang dimediasi kekebalan
dapat mencakup faktor sementara
seperti pada infeksi Mycoplasma
pneumoniae ( penyakit aglutinin
dingin ) atau faktor permanen seperti
pada penyakit autoimun seperti
anemia hemolitik autoimun (lebih
sering terjadi pada penyakit seperti
lupus eritematosus sistemik ,
rheumatoid arthritis , limfoma
Hodgkin , dan leukemia limfositik
kronis ).
• Anemia hemolitik dapat juga
ditemukan pada luka bakar dan akibat
infeksi tertentu (misalnya malaria ).
• Keracunan timbal atau keracunan
oleh arsin atau stibin menyebabkan
anemia hemolitik non-imun.
Dampak Hemolisis
 Hemolisis menyebabkan gangguan dengan berbagai
pengukuran, seperti LDH (laktat dehidrogenase, enzim katalis
yang ada di berbagai jaringan tubuh kita), kalium, GOT (glutamic
oxalacetic transaminase atau aspartate aminotransferase, enzim
yang ada di berbagai jaringan, terutama di hati, di otot dan di
jantung), GPT (alanine aminotransferase atau pyruvic glutamic
transaminase, enzim yang ditemukan terutama di hati), kreatinin,
bilirubin dan asam fosfatase (enzim milik kelompok esterase yang
bertanggung jawab untuk menghilangkan kelompok fosfat substrat
tertentu), antara lain. Salah satu situasi yang dapat memicu
episode hemolisis adalah tenggelam dalam air tawar: ketika orang
tersebut tidak dapat lagi menahan napas, air di alveoli paru
mencapai aliran darah dan kemudian disintegrasi eritrosit.
Anemia hemolitik dan sindrom uremik hemolitik adalah dua
kondisi yang mempengaruhi hemolisis dan menyebabkan berbagai
gangguan pada kesehatan seseorang.
 DAFTAR PUSTAKA

Faruq,ZH. 2018. Analisis Darah Lisis Terhadap Nilai Trombosit

Menggunakan Metode Electrical Impedance. Jurnal Labora Medika Vol 2(1).
Terima Kasih