Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

OBAT PENGGANTI ENZIM PANKREAS


Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Farmakologi II
Dosen : Fahiliyah Malik, S.Farm., M.Farm

KELOMPOK : VI

KELAS :C

ANGGOTA : SRI IRYANA IRWAN (O1A117184)

SHABILA LINTANG RAMADHANI (O1A120116)

SITI SALSABILAH NUR RAHMA (O1A120119)

SUFI JUNIARTI MANDALIKA (O1A120121)

WAODE RESKIANINGSIH (O1A120127)

ADILA FEBRIANTI (O1A120133)

ANCE TRIANA (O1A120138)

DZAKY AULIA RAHMAN (O1A120155)

FARDIANSYAH (O1A120160)

IRZA SEZIL UTAMI (O1A120167)

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Obat Pengganti Enzim
Pankreas" dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas Farmakologi
II serta menambah wawasan mahasiswa pada Obat-obat yang digunakan untuk
mengganti enzim di Pankreas.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen yang sudah membantu dalam
memberikan materi tentang Obat Pengganti Enzim Pankreas kepada penyusun dalam
sehingga makalah dapat selesai.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Selasa, 03 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………. i


DAFTAR ISI …………………………………………. ii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………. iii
DAFTAR TABEL …………………………………………. iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang …………………………………………. 1


1.2. Rumusan Masalah …………………………………………. 3
1.3. Tujuan …………………………………………. 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Anatomi Pankreas …………………………………………. 4
2.2. Fisiologi Pankreas …………………………………………. 5
2.3. Enzim dan Hormon …………………………………………. 6
Obat-obat Pengganti
2.4. …………………………………………. 10
Enzim
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan …………………………………………. 15
3.2. Saran …………………………………………. 15
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………. 16

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. ……………………………………………………………… 3

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. ……………………………………………………………... 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pankreas memiliki struktur yang sangat mirip dengan kelenjar ludah


dan terletak di belakang bagian bawah lambung. Panjang pankreas berkisar 15
cm, mulai dari duodenum sampai limpa, terdiri atas tiga bagian yaitu kepala,
badan, dan ekor. Penyakit yang terjadi pada pankreas meliputi pankreatitis dan
kanker pankreas. Pankreatitis adalah peradangan pada pankreas dengan gejala
rasa sakit di perut bagian atas, mual dan muntah. Pankreatitis diklasifikasikan
menjadi dua yaitu pankreatitis kronis dan pankreatitis akut. Kanker pankreas
adalah neoplasma yang terjadi pada kelenjar pankreas.

Di Amerika Serikat kejadian tahunan pankreatitis kronis berkisar 5-


12/100.000 orang, pankreatitis akut berkisar 13-45 / 100.000 orang, dan tingkat
kejadian kanker pankreas adalah sekitar 8 / 100.000 orang. Di Eropa Barat
kejadian tahunan pankreatitis kronis sekitar lima kasus baru per 100.000
penduduk. Rasio laki-laki: wanita 7:1 dan usia rata-rata onset adalah antara 36
tahun dan 55 tahun. Di Asia insiden pankreatitis kronis diperkirakan 14,4 per
100.000 penduduk, dan hanya 18,8 % disebabkan oleh alkohol, dengan
perbandingan laki–laki dan perempuan 1,9:1 dimana usia rata rata 33± 13
tahun.

Di Indonesia, kanker pankreas merupakan tumor ganas ketiga


terbanyak pada pria setelah tumor paru dan tumor kolon. Menurut statistik 2
rumah sakit dalam Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007, kanker
hati dan saluran empedu intrahepatik menempati urutan ketiga pada pasien
rawat inap di seluruh Rumah Sakit di Indonesia. Kanker pankreas merupakan
penyebab utama keempat kematian akibat kanker pada pria dan wanita dengan
34.290 kematian pada tahun 2008. Kanker pankreas pada umumnya terjadi
pada usia diatas 45 tahun dengan ratio pada laki-laki dan perempuan yaitu 1,3:1
dan lebih sering terjadi pada ras kulit hitam. Tingginya prevalensi kelainan

1
pada pankreas maka dibutuhkan diagnosa yang akurat. Ada beberapa cara yang
dilakukan untuk mendiagnosa kelainan pada pankreas secara radiologis yaitu
dengan Endoscopic Ultrasonography (EUS), CT-Scan, dan Endoscopic
Retrograde Cholangiopancreatography (ERCP). EUS dan CT-Scan banyak
digunakan untuk mengetahui tingkat obstruksi serta penyebabnya, namun
kedua modalitas ini memiliki keterbatasan dalam menampilkan anatomi duktus
dan kondisi patologis. EUS memiliki sensitivitas sebesar 79% dan spesifisitas
sebesar 62% sedangkan CT-Scan memiliki sensitivitas sebesar 77% dan
spesifisitas sebesar 63% (10). CT Scan umumnya memerlukan administrasi
media kontras iodium, yang relatif mahal, nefrotoksik, dan dapat menyebabkan
reaksi alergi. EUS merupakan pemeriksaan yang aman dan murah, tetapi
sangat tergantung pada kemampuan operator. Ketika suatu kelainan tidak
terdeteksi oleh EUS dan CT Scan, maka Endoscopic Retrograde
Cholangiopancreatography (ERCP) merupakan pilihan diagnostik berikutnya.
Pemeriksaan ERCP memiliki sensitivitas 85-87% dan merupakan pemeriksaan
gold standard untuk mendiagnosis patologis kandung empedu, obstruksi duktus
biliaris, obstruksi duktus pankreatikus, kelainan kongenital dan pankreatitis
kronis serta diperlukan untuk menentukan ukuran dan anatomi saluran
pankreas. Pemeriksaan ERCP mempunyai angka morbiditas 1%-7%,
mortalitas 0,2-10% dan kegagalan hingga 3%-10%. Pemeriksaan ERCP
menimbulkan risiko yang signifikan seperti pankreatitis, perdarahan, infeksi,
perforasi, dan komplikasi cardiopulmonary sekitar 10% dari pasien.
Pemeriksaan sistem pancreaticobiliary yang mulai dikembangkan pada tahun
1991 adalah Magnetic Resonance Cholangio Pancreatography (MRCP).
Pemeriksaan MRCP merupakan alternatif teknik pemeriksaan sistem biliaris
untuk mengevaluasi sistem pancreaticobliliary dan menampakkan gambaran
ampula, duktus biliaris, duktus hepatikus, dan duktus pankreatikus(14)(15) .
MRCP memiliki sensitivitas, spesifisitas dan akurasi dalam diagnosis
choledocholithiasis yaitu 91%, 98% dan 97%. Beberapa perbaikan telah
dilakukan dalam meningkatkan kemampuan MRCP untuk menghasilkan citra
berkualitas tinggi pada sistem biliaris dan duktus pankreatikus. MRCP

2
berkembang sebagai teknik pencitraan non-invasif yang efektif karena
memungkinkan visualisasi langsung dari sistem biliaris, kandung empedu dan
duktus pankreatikus. Teknik MRCP dikembangkan lebih lanjut tidak hanya
dapat memberikan gambaran pada duktus biliaris tetapi juga pada duktus
pankreatikus, yang secara signifikan memiliki ukuran lebih kecil, dengan
diameter sekitar 3 mm. Penggunaan secretin pada MRCP akan 4 meningkatkan
pencitraan duktus pankreatikus. Penggunaan secretin dengan dosis 0,3-1
CU/kg berat badan pada MRCP akan meningkatkan penggambaran duktus
pankreatikus dan memungkinkan penilaian sekresi eksokrin pancreas.

Banyak pengobatan yang dapat dilakukan jika pankreas mengalami


gangguan enzim salah satunya dengan menggunakan obat-obatan. Maka dari
itu, makalah ini dibuat untuk memberikan penjelasan mengenai beberapa obat
yang digunakan pada gangguan enzim yang dihasilkan oleh pankreas.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana anatomi dan fisiologi pankreas?
1.2.2 Bagaimana fungsi enzim-enzim yang dihasilkan di pankreas?
1.2.3 Bagaimana indikasi, mekanisme kerja, cara pakai, dosis dan interaksi
Obat-obat pengganti enzim?

1.3 Manfaat
1.3.1 Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi pankreas.
1.3.2 Untuk Mengetahui fungsi enzim-enzim yang dihasilkan di pankreas.
1.3.3 Untuk mengetahui indikasi, mekanisme kerja, cara pakai, dosis dan
interaksi obat-obat pengganti enzim.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Anatomi Pankreas


Pankreas adalah kelenjar yang bisa sebagai kelenjar eksokrin maupun
kelenjar endokrin. Organ pankreas terletak di belakang / bawah lambung.
Ujung kanan organ ini lebih luas disebut bagian kepala. Kepala pancreas
terletak di bagian ujung atau atas dari usus kecil yang disebut duodenum.
Ujungnya berada di sebelah kiri lonjong dan disebut ekor. dan meluas sampai
ke limpa. Panjangnya kira-kira 15 cm, lebar 5 cm mulai dari duodenum sapai
ke limpa, dan beratnya rata-rata 60-90 gram. Pankreas terbentang pada vertebra
lumbalis I dan II di belakang lambung. Sebagai kelenjar eksokrin pankreas
yang mensekresi cairan pencernaan yang mengandung enzim untuk mencerna
protein, lemak dan karbohidrat. Getah pancreas disekresikan ke usus 12 jari
melalui saluran pankreas (tabung seperti struktur) yang membuka ke dalam
usus kecil bersama dengan saluran empedu membawa empedu dari hati.
Pankreas terbentang dari atas sampai ke lengkungan besar dari perut dan
biasanya dihubungkan oleh dua saluran ke duodenum (usus 12 jari), terletak
pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum sehingga termasuk
organ retroperitonial kecuali bagian kecil caudanya yang terletak dalam
ligamentum lienorenalis. Strukturnya lunak dan berlobulus
a. Bagian Pankreas
Pankreas dapat dibagi ke dalam :
1) Caput Pancreatis
Berbentuk seperti cakram dan terletak di dalam bagian cekung duodenum.
Sebagian caput meluas di kiri di belakang arteri dan vena mesenterica
superior serta dinamakanProcessus Uncinatus.
2) Collum Pancreatis
Merupakan bagian pancreas yang mengecil danmenghubungkan caput dan
corpus pancreatis. Collum pancreatisterletak di depan pangkal vena portae

4
hepatis dan tempat dipercabangkannya arteria mesenterica superior dari
aorta.
3) Corpus Pancreatis
Berjalan ke atas dan kiri, menyilang garistengah. Pada potongan melintang
sedikit berbentuk segitiga.
4) Cauda Pancreatis
Berjalan ke depan menuju ligamentumlienorenalis dan mengadakan
hubungan dengan hilum lienale.

Gambar 1.2 Struktur Pankreas

2.2 Fisiologi Pankreas


a. Hasil Sekresi Pankreas
Hormon insulin, hormone insulin ini langsung dialirkan ke dalam darah
tanpa melewati duktus. Sel-sel kelenjar yang menghasilkan insulin ini
termasuk sel-sel kelenjar endokrin. Kumpulan dari sel-sel ini berbentuk
seperti pulau-pulau yang disebut pulau langerhans.
Getah pankreas, sel-sel yang memproduksi getah pankreas ini termasuk
kelenjar eksokrin. Getah pankreas ini dikirim ke dalam duodenum melalui
duktus pankreatikus. Duktus ini bermuara pada papila vateri yang terletak
pada dinding duodenum.
b. Fungsi Pankreas
Kelenjar pankreas adalah kelenjar lonjong berwarna keputihan terletak
dalam simpul yang terbentuk dari duodenom dan permukaan bawah
lambung.pankreas memiliki dua fungsi, yaitu:fungsi eksokrin dan fungsi

5
endokrin. Fungsi eksokrin diperankan oleh sel sekretoria lobulanya, yang
membentuk getah pankreas dan berisi enzim dan elektrolit.getah pankreas
itu kemudian akan melalui saluran pankreatik masuk kedalam duodenum.
Getah pankreas itu mengandung zat-zat sebagai berikut:
1) Natrium bikarbonat yang berfungsi untuk menetralkan keasaman isi
usus dengan kenaikan ph menjadi 8
2) Amilase yang berfungsi untuk menghidrolisis pati menjadi maltosa
dan glukosa
3) Lipase yang berfungsi untuk menghidrolisis lemak menjadi asam
lemak dan monogliserida, dengan cara mengkatalisis pemecahan
asam lemak yang melekat pada asam karbon dari gliserol. Asam
lemak yang terikat pada karbon tetap dan membentuk monogliserida
4) Dua protease, yaitu tripsin dan kimotripsin. Enzim-enzim ini
melanjutkan pencernaan protein
5) Karboksi peptidase yang berfungsi untuk memindahkan satu per satu
asam amino yang terletak pada ujung terminal molekul-molekul
peptida. Jadi ia membantu menghidrolisis peptida menjadi asam
amino
6) Nuklease yang berfungsi untuk menghidrolisis asam nukleat (RNA
dan DNA) menjadi komponen nukleotida.

Selain memiliki fungsi eksokrin, pankreas juga memiliki fungsi


endokrin. Fungsi endokrin pankreas adalah memproduksi dan melepaskan
hormon insulin,glukagon dan somatostatin. Hormon-hormon ini dihasilkan
oleh jenis sel-sel tertentu yang terdapat dalam pulau-pulau langerhans.
2.3 Enzim dan Hormon
a. Enzim
1) Amilase
Fungsi enzim amilase adalah agen yang dapat mempercepat pemecahan
karbohidrat menjadi gula. Keberadaannya sangat penting bagi sistem
pencernaan manusia.

6
Mekanisme Enzim Amilase
Fungsi enzim amilase dimulai dari mengunyah makanan yang
mengandung karbohidrat. Pada saat mengunyah, air liur akan secara
otomatis menghasilkan enzim amilase. Lalu ketika masuk ke saluran
cerna, usus halus akan menghasilkan enzim amilase dari pankreas untuk
mencernanya.
Karbohidrat yang sudah berhasil mencapai usus halus akan diubah
menjadi glukosa atau gula dengan pemecahan zat pati. Pada saat inilah
fungsi enzim amilase dapat berdampak pada penyerapan glukosa ke
sirkulasi darah melalui dinding usus halus.
Gangguan Penyakit yang Memengaruhi Kadar Enzim Amilase
kelebihan dan kekurangan enzim amilase, bisa menjadi sebuah tanda
gangguan kesehatan di sistem pencernaan. Berikut beberapa penyakit
yang dapat ditandai dengan naik atau turunnya fungsi enzim amilase.
1. Pankreatitis akut
2. Abses pankreas
3. Kanker pankreas
4. Gastroenteritis dan tukak lambung
5. Kolesistitis
6. Makroamilasemia
7. Kehamilan di luar kandungan (kehamilan ektopik)
8. Penyumbatan usus dan usus buntu
2) Lipase
Enzim lipase berfungsi untuk memecah lemak menjadi molekul
yang lebih kecil yang disebut asam lemak dan gliserol. Enzim lipase
juga ditemukan di dalam ASI, fungsinya untuk membantu bayi
mencerna molekul lemak saat menyusu.
Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja enzim lipase Enzim lipase dihasilkan oleh
kelenjar pankreas dan kemudian dialirkan kedalam usus dua belas jari
(duodenum).

7
Cara kerja enzim lipase yaitu:
Lipid (seperti lemak dan minyak) merupakan senyawa dengan
molekul kompleks yang berukuran besar. Molekul lipid tidak dapat di
angkut oleh cairan getah bening, sehingga perlu dipecah lebih dahulu
menjadi molekul yang lebih kecil. Enzim lipase memecah molekul lipid
menjadi asam lemak dan gliserol yang memiliki molekul lebih
sederhana dan lebih kecil. Asam lemak dan gliseroltidak larut dalam
air, maka pengangkutannya dilakukan oleh cairan getah bening.
Penyakit akibat enzim lipase terganggu
✓ pankreatitis,
✓ obstruksi saluran pankreas,
✓ kanker pankreas,
✓ radang kantong empedu, atau.
✓ penyakit ginjal.
3) Tripsin
Enzim tripsin berfungsi untuk mencerna makanan bersamaan dengan
enzim pencernaan lainnya, seperti pepsin dan chymotrypsin. Fungsi
utama enzim-enzim ini adalah untuk memecah protein pada makanan
menjadi asam amino yang lebih mudah diserap tubuh.
Mekanisme Kerja
Tripsin bekerja mengkatalisis reaksi pemecahan protein dengan
menghidrolisis ikatan peptida antara asam amino lisin dan arginin
menjadi senyawa yang lebih sederhana. Enzim tripsin berada dalam
bentuk inaktif yaitu tripsinogen ketika diproduksi di pankreas. Aktivasi
tripsinogen menjadi tripsin akan mengaktivasi enzim lainnya pada sistem
pencernaan sehingga keberadaan tripsin sangat penting untuk memulai
pencernaan di usus.
b. Hormon
1) Hormon Insulin
Insulin mempermudah gerakan glukosa dari darah menuju ke sel –
sel tubuh menembus membrane sel. berperan mengubah glukosa

8
menjadi glikogen agar dapat menurunkan kadar gula darah. Jika
seseorang tidak dapat memproduksi insulin, maka glukosa dalam darah
terus bertambah karena glukosanya tidak bisa dirubah menjadi
glikogen. Akibatnya urine yang dikeluarkannyapun mengandung
glukosa.
2) Hormon Glukagon
Glukagon merupakan hasil dari sel-sel alfa, yang mempunyai
prinsip aktivitas fisiologis meningkatkan kadar glukosa darah.
Glukagon melakukan hal ini dengan mempercepat konversi dari
glikogen dalam hati dari nutrisi-nutrisi lain, seperti asam amino,
gliserol, dan asam laktat, menjadi glukosa (glukoneogenesis).

9
2.4 Obat Pengganti Enzim Pankreas
Nama Indikasi Mekanisme Kerja Cara Pakai Dosis Interaksi Obat Nama Obat Merk
Obat Dagang

Meiselase Terapi •Absorpsi: Dikonsumsi dewasa: • peningkatan risiko Elsazym, New


(Excelase- pengganti Absorpsi excelase-e bervariasi, pada perut 3 kali terjadinya efek Enzyplex, Pankreon,
E) pada tergantung jenis sediaan yang kosong (1 atau 2 sehari 1 samping obat yang Vitazym, Xepazym
defisiensi dikonsumsi dan keadaan puasa jam kapsul dimetabolisme oleh
enzim atau tidak saat konsumsi obat. sebelum/sesudah enzim CYP3A,
pankreas Konsentrasi puncak Excelse-e makan). seperti CCB (calcium
akan dicapai dalam waktu 2 jam channal blockers),
jika dikonsumsi saat puasa, rosuvastatin, dan
sedangkan jika pasien dalam imunosupresan
keadaan tidak berpuasa waktu • Peningkatan kadar
yang dibutuhkan adalah selama obat pimozide,
4 jam. Konsumsi makanan akan quetiapine, cisapride,
menurunkan bioavailabilitas ranolazine,
ritonavir dalam semua sediaan, amiodarone,
baik tablet, oral solution, dan dronedarone,
bubuk jika dibandingkan alfuzosin, colchicine,
dengan kondisi puasa. astemizole,
Konsumsi makanan akan

10
mengurangi kadar dalam terfenadine, dan
plasma dan konsentrasi lurasidone di dalam
maksimal excelase-e tablet 100 darah
mg sebesar 21-23% jika • Peningkatan risiko
dibandingkan dengan terjadinya efek
penggunaan dalam keadaan samping serius akibat
puasa. obat lovastatin,
•Distribusi: Konsentrasi simvastatin,
excelase-e dalam tubuh paling sildenafil, tadalafil,
banyak ditemukan pada serum midazolam oral,
dan nodus limfa dengan volume triazolam, asam
distribusi sebesar 0,16-0,66 fusidat,
liter/kg. Sebanyak 98-99% obat elbasvir/grazoprevir,
akan terikat dengan protein. serta obat golongan
•Metabolisme: Excelase-e ergot alkaloid
dimetabolisme di hati dengan • Penurunan efektivitas
menggunakan enzim CYP3A4 obat jika digunakan
dan sebagian kecil bersama obat
menggunakan enzim CYP2D6. penghambat enzim
Metabolisme menghasilkan lima CYP3A, seperti
jenis metabolit yang rifampicin

11
teridentifikasi, namun hasil
metabolit utama dari excelase-e
adalah isopropiltiazol.
Isopropiltiazol memiliki
karakteristik antivirus
menyerupai parent drug dan
memiliki konsentrasi yang
rendah dalam plasma.
• Eliminasi: Sebanyak 86%
excelase-e dieliminasi melalui
feses, sedangkan sisanya
dieliminasi lewat urin. Sebanyak
23-44.6% obat yang
diekskresikan dalam bentuk yang
tidak berubah pada feses. Waktu
paruh eliminasi excelase-e
adalah selama 3-5 jam.
Papain Melengkapi Xepazym merupakan kaplet salut
pengobatan selaput mengandung Pancreatin
pada dan Simethicone. Pancreatin
gangguan mengandung enzim protease,

12
pencernaan enzim lipase dan enzim amilase.
seperti Enzim protease menghidrolisis
perut protein menjadi proteosa dan
kembung senyawa derivatnya. Enzim
pada lipase menghidrolisis lipid
gangguan menjadi gliserol dan asam lemak.
proses Enzim amilase menghidrolisis
produksi amilum menjadi dekstrin dan
enzim gula. Karena itu Pancreatin
pankreas sangat dibutuhkan oleh sistem
(insufisiensi pencemaan manusia terutama
pankreas), yang mengalami defisiensi
pada Pancreatin, seperti Pancreatin
gangguan dan Cystic fibrosis. Juga oleh
hati, pasien yang mengalami
kelenjar gastrectomy dimana enzim-
empedu, enzim pencemaan mengalami
lambung, gangguan. Simethicone
dan usus. mengandung Dimethicone dan
Silikon yang dapat menurunkan
tekanan permukaan oleh adanya

13
gas, karena itu dapat digunakan
untuk pengobatan flatulen dan
meteorisme, untuk
menghilangkan gas, udara atau
buih dari traktus gastrointestinal.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil pada pembahasan ini ialah:
1. Pankreas adalah kelenjar yang bisa sebagai kelenjar eksokrin maupun
kelenjar endokrin. Organ pankreas terletak di belakang/bawah lambung.
Memiliki bagian yang menjalankan fungsinya sendiri.
2. Pankreas memiliki peran yang sangat penting dalam pencernaan. Pankreas
memiliki dua fungsi, yaitu:fungsi eksokrin dan fungsi endokrin. Fungsi
eksokrin diperankan oleh sel sekretoria lobulanya, yang membentuk getah
pankreas dan berisi enzim dan elektrolit.
3. Obat-obat yang dapat digunakan sebagai pengganti enzim pankreas antara
lain meiselase, papain, protoase, lipase dan pankreatinin yang beredar
dengan berbagai macam nama dagang serta memiliki fungsi dan
mekanisme kerja masing-masing.
3.2 Kesimpulan
Tubuh memiliki berbagai macam organ penyusun yang masing-masing
menjalankan fungsinya tersendiri saling bekerja sama demi kelangsungan
hidup suatu organisme. Terkadang organ-organ tersebut mengalami kendala
sehingga tidak dapat menjalankan fungsinya, seperti Ketika pankreas
tidak/kurang menghasilkan enzim. Hal tersebut dapat ditangani dengan
mengonsumsi obat-obatan maupun berbagai macam suplemen sesuai dengan
dosis dan ketentuan yang telah ditentukan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Andrianto, Petrus. 1990. Guyton Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta:
EGC

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI). 2019. Pusat
Informasi Obat Nasional (PIO NAS). Jakarta Pusat: HALOBPOM.

Greenstein, Ben dan Diana Wood. 2010. At A Glance Sistem Endokrin. Jakarta:
Erlangga

Marks, Dawn B.dkk. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar: Sebuah Pendekatan Klinis.
Jakarta: EGC

Rumahorbo, Hotma. 2012. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem


Endokrin. Jakarta: EGC

16

Anda mungkin juga menyukai