Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GAGAL

JANTUNG

KELOMPOK I

ADINDA OKTAVIANA (18301001)


ANDRE SYAHPUTRA (18301002)
ANGGI PUTRI OKTAVIA (18301003)
ANISA FEBRIAN ( 18301004)
AUDRI FARADILLA P ( 18301005)
 
Definisi Gagal Jantung
Penyakit gagal Jantung yang dalam istilah medisnya disebut
dengan “ heart failure atau cardiac failure“ merupakan suatu
keadaan darurat medis dimana jumlah darah yang dipompaoleh
jantung seseorang setiap menitnya curah jantung (cardiac output)
tidak mampu memenuhi kebutuhan normal metabolisme tubuh
Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologis aadanya
kelainan fungsi jantung berakibat jantung gagal mempompa
darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan atau
kemampuan hanya ada kalau disertai peningkatan pengisian
ventrikel kiri (Noer, 1996).
Etiologi Gagal Jantung
Menurut beberapa penelitian penyakit jantung disebabkan oleh beberapa hal yaitu:
• usia
• jenis kelamin
• konsumsi garam berlebihan
• keturunan
• hiperaktivitas system syaraf simpatis
• stress
• obesitas
• olahraga tidak teratur
• merokok
• konsumsi alcohol dan kopi berlebihan
• hipertensi
• ischaemic heart disease
• konsumsi alkohol
• Hypothyroidsm
• penyakit jantung kongenital (defek septum, atrial septal defek, ventrical
septal defek)
• Kardiomiopati (dilatasi, hipertropik, restriktif)
• infeksi juga dapat memicu timbulnya gagal jantung. ( Panggabean, 2009)
• Menurut Smeltzer (2001). penyebab gagal jantung meliputi:
• Kelainan otot jantung misalnya: aterosklerosis kororner ( keadaan patologis
dimana terjadi penebalan areteri koronoris olek lemak.
• Hipertensi sistemik ( peningkatan tekanan darah diatas 140/90 MmHg) atau
hipertensi pulmonal (peningkatan tekanan darah paru-paru akibat kongesti
pulmonal).
• Peradangan dan penyakit degeneratif, misalnya: miokarditis (peradangan
pada otot jantung), endokarditis (penyakit infeksi pada endokard atau katup).
Klasifikasi Gagal Jantung
Menurut derajat sakitnya :
• Derajat I : tanpa keluhan - Anda masih bisa melakukan aktivitas fisik
sehari-hari tanpa disertai kelelahan ataupun sesak napas
• Derajat 2 : ringan – aktivitas fisik sedang menyebabkan kelelahan atau
sesak napas, tetapi jika aktivitas ini dihentikan maka keluhan pun hilang.
• Derajat 3 : Sedang - aktivitas fisik ringan menyebabkan kelelahan atau
sesak napas, tetapi keluhan akan hilang jika aktivitas dihentikan
• Derajat 4 : berat - tidak dapat melakukan aktivitas fisik sehari-hari,
bahkan pada saat istirahat pun keluhan tetap ada dan semakin berat jika
melakukan aktivitas walaupun aktivitas ringan.
Menurut lokasi terjadinya:
• Gagal jantung kiri
• Gagal jantung kanan
Manifestasi Klinik Gagal Jantung
Manifestasi klinis gagal jantung bervariasi, tergantung dari umur
pasien, beratnya gagal jantung, etiologi penyakit jantung, ruang-
ruang jantung yang terlibat, apakah kedua ventrikel mengalami
kegagalan serta derajat gangguan penampilan jantung
Patofisiologi dan WOC Gagal Jantung
• Mekanisme yang mendasari gagal jantung diakibatkan dari
kelelahan miokard akan menyebabkan kontraktilitas ventrikel
menurun sehingga terjadi peningkatan volume residu ventrikel.
• Frekuensi jantung adalah fungsi sistem saraf otonom bila curah
jantung berkurang, sistem saraf simpatis akan mempercepat
frekuensi jantung berkurang, sistem saraf simpatis akan
mempercepat frekuensi jantung untuk mempertahankan curah
jantung.
• Tetapi pada gagal jantung dengan masalah utama kerusakan dan kekakuan
serabut otot jantung, volume sekuncup berkurang dan curah jantung normal
masih dapat dipertahankan. (Smeltzer, 2002: 634)
Komplikasi

Berikut ini komplikasi dari gagal jantung, sebagai berikut

• Masalah Fungsi kantup Jantung

• Gangguan Fungsi Organ Tubuh Lain

• Aritmia

• Detak Jantung Berhenti Tiba-Tiba


Penatalaksanaan Medis dan
Keperawatan Gagal Jantung
Farmakologi
• Diuretik
• Penghambat ace (ace inhibitors)
• Penyekat beta (beta blockers)
• Digoksin
• Terapi nitrat dan vasodilator koroner
• Digitalis
• Inotropik positif
Non farmakologi
Penatalaksanaan gagal jantung kongestif dengan sasaran:
• untuk menurunkan kerja jantung.
• untuk meningkatkan curah jantung dan kontraktilitas miokard.
•  untuk menurunkan retensi garam dan air.
Pemeriksaan Penunjang atau
Diagnostik
pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan
diagnosa CHF yaitu:
• Elektro kardiogram (EKG)
• Skan jantung
• Sonogram (ekocardiogram, ekokardiogram dopple)
• Kateterisasi jantung
• Rongent dada
• Enzim hepar 
• Oksimetri nadi
• Analisa gas darah (AGD)
• Blood ureum nitrogen (BUN) dan kreatinin
• Pemeriksaan tiroid
Asuhan Keperawatan
• Seorang perempuan berusia 51 tahun dirawat diruang penyakit dalam RS
dengan keluhan pusing. Pasien mengeluh pusing terus menerus sejak 1 hari
yang lalu, saat pusing langsung dibawa tidur namun saat bangun kembali
pusing. Sebulan yang lalu pasien berobat ke dokter dengan keluhan sesak
nafas, bengkak ekstremitas bawah, atas dan perut, riwayat hipertensi tidak
diketahui. Pasien berkata tidak mampu berjalan ke kamar mandi karena lelah.
Memiliki riwayat merokok sejak 20 tahun terakhir. Pemeriksaan fisik: TD
95/70mmHg, frekuensi napas 22 kali/menit, frekuensi nadi 50 kali/menit,
Suhu 340C, konjungtiva anemis, sklera ikterik, mukosa mulut lembab, JVP
5+4 cm H2O, suara nafas ronchi, pekak saat perkusi, abdomen cembung,
asites, lingkar perut 102cm, bising usus 6 kali/menit, CRT <2 detik, akral
dingin. Hasil laboratorium menunjukkan pH 7,476, pCO2 25 mmHg, pO2
154, HCO3 18,2, TCO2 34,7, saturasi 99,3, base ekcess -3-+3. Hb 13,2 gr/dl,
ureum 17 mg/dl, kreatinin 0,94 mg/dl, natrium 134, kalium 3,5. Terapi:
furosemid 1x 40 mg iv, captopril 3x 25 mg, aspilet 1x 81 po, diet 1500
kkal/hr, cairan<1000ml/hr, omeprazole 2x20 mg po.
 
Pengkajian :
• Identifikasi pasien
Nama : a.n
Umur : 51 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Agama : islam
Suku : -
Alamat : -
• Riwayat kesehatan :pusing, sesak nafas, kelelahan, bengkak
ektrmitas aats, bawah dan perut. Mata kekuningan, lapisan
mata berwrna pucat
• Riwayat kesehatan sekarang :
• Riwayat kesehatan dulu
Analisa data :
Do
• Pasien mengatakan pusing terus menerus, sesak nafas,
bengkakektermitas atas,bawah dan peru, pasien tidak mampu
kekamar mandi karena lelah
Ds
• Pasien tampak lemas
• Tekanan darah meningkat
• Mukosa mulut lelbab
• Suara nafas rochi
• Pekak saat perkusi
• sklera ikterik
• konjungtiva anemis
• kelebihan berat badan
pemeriksaan fisik :
• TD95/70mmhg
• Frekuensi nafa 22 kali/menit
• Frekuensi nadi 50 kli/menit
• Suhu 34 ᵒC
• Konjungtiva anemia
• Skelera ikteri
• Mukosa mulut lembab
• Suara nafas rockhi
Dx : menurunnya curah jantung b.d perubahan afterload perubahan
preload dan perubahan kontrak tilitas
tujuan :
di harspkan kedaan pasien segera membaik
Kreteria hasil :
1. keseimbangan intake dan output dalam 24
jam
2. tekanan darah sistol
3. tekanan darah diastol
4. denyut nadi perifer
Intervensi ( manajeme penurunan curah jantung )
O
1. monitor EKG, adalah perubahan segmen
ST, sebagaimana mestinya
2. monitor tanda – tanda vital secara rutin
3. monitor status pernafasan terkait dengan
adanya gejalah gagal jantung

M
1. lakukan penilaian komprehensi pada
sirkulasi parifer ( misalnya cek nadi
perifer, edema, pengisian ulang kepiteler,
warna dan suhu ekstermitas ) secara rutin
sesuai kebijakan agen.
2. Lakukan trapi relaksasi, sebagaimana
mestinya
E
1. Instriksikan pasien dan keluarga mengenai
terapi modalitas batas aktivitas dan kemajuan
2. Instruksikan pasien dan keluarga mengenai
Dx : intoleransi aktivitas b.d limobilitas
tujuan :
di harapkan pasien bisa melakukan kembali aktivias dengan norma
Kreteria hasil :
1. Saturasi oksigen ketika beraktivitas

Intervensi ( manajeme intoleransi aktivitas)


O
1. Pertimbangkan kemampuan klien dalam
berpartisipasi melalui aktivitas spesifik
2. Pertimbangkan komitmen klien untuk
meningkatkan frekuensi dan jarak
aktifitas
M
1. Bantu klien untuk tetap fokus pada
kekuatan ( yg dimilikinya ) di
bandingkan dengan kelemahan ( yg di
milikinya )
2. Bantu klien memperoleh transportasi
untuk ( dapat mengikuti aktivitas, jika
memang diperlukan)
E
1. Instruksikan keluarga untuk memberikan
pujian positif karena kesediannya terlibat
dalam kelompok
2. Instruksikan klien dan keluarga untuk
mempertahankan fungsi dan kesehatan
terkait peran dalam beraktivitas secara
fisik, sosial, spiritual, dan kognisi
K
Dx : gangguan pertukarangas b.d pertukaran membran alveolar kapiler
tujuan :
di harspkan kedaan pasien segera membaik dan tidak mengalami sush
bernafas lagi.
Kreteria hasil :
1. Tekanan parsial oksigen di darah arteri (pao 2)
2. Tekanan parsial karbondioksida di darah arteri
( paco2)
3. Saturasi oksigen

Intervensi ( manajeme gangguan penukarangas )


O
1. Monitor status pernafasan dan oksigen
sebagai mana mestinya
M
1. Lakukan fisiotrapi dada, sebagaiman
mestinya
2. Lakukan penyedotan melalui endotrakea
atau nasotrakea sebagaimana mestinya.
E
1. Instruksikan bagaimana agar bisa
melakukan batuk efektif
K
1. Lakukan fisiotrapi dada, sebagaimana
mestinya
PEMBAHASAN KASUS

Pasien dengan nam ana datang kerumahsakit dengan diaknosa


medis gagal jantung. Dan dia di diaknosa keperawatan yaitu
berupa penurunan curah jantung b.d perubahan afterload,
perubahan perload, dan perubahan kontraksi tilitas. Intoleransi
aktivitas b.d limobilitas, gangguan pertukarangas b.d pertukaran
membran alveora kapiler. Dengan ntervensi monitor EKG,ST.
Pertimbangan kemampuan klien dalam berpartisipasi melalui
aktivitas spesifik dan monitor status pernafasan dan oksigen
sebagai mana mestinya. Dengan implementasi program
rehabilitas jantung. Lalu ibu ana di berikan terapi captopril,
aspilet, furosemid, diet dan omeprazole.
TERIMAKASI

Anda mungkin juga menyukai