Anda di halaman 1dari 80

BY : ANA MARIZA

1. Bercak mongol
2. Hemangioma
3. Ikterus
4. Muntah
5. Gumoh
6. Oral thrush
7. Diaper rash
8. Sebhorrea
9. Furunkel
10. Milliariasis
11. Diare
12. Obstipasi
13. Infeksi
14. SIDS
A. DEFINISI
bercak berwarna biru yang biasanya terlihat di
bagian atau daerah sacral, walaupun kadang
terlihat di bagian tubuh yang lain. Bercak mongol
biasanya terjadi pada anak-anak yang dilahirkan
oleh orang tua Asia dan Afrika, kadang-kadang
terjadi pada anak-anak dengan orangtua
mediterania. Atau Bercak mongol terlihat seperti
bercak rata berwarna biru, biru hitam, atau abu-
abu dengan batas tegas, bisa berukuran sangat
besar dan mirip dengan tanda lebam. Umumnya
terdapat pada sisi punggung bawah, juga paha
belakang, kaki, punggung atas dan bahu.
B. ETIOLOGI
Bercak mongol adalah bawaan sejak lahir,
warna khas dari bercak mongol ditimbulkan
oleh adanya melanosit yang mengandung
melanin pada dermis yang terhambat selama
proses migrasi dari krista neuralis ke
epidermis.
Lesi ini biasanya berisi sel melanosit yang
terletak di lapisan dermis sebelah dalam atau
di sekitar folikel rambut. Kadang-kadang
tersebar simetris, dapat juga unilateral.
Bercak ini hanya merupakan lesi jinak dan
tidak berhubungan dengan kelainan-kelainan
sistemik.
C. GEJALA KLINIS
Tanda lahir ini biasanya berwarna coklat tua,
abu-abu batu, atau biru kehitaman.
Terkadang bintik mongol ini terlihat seperti
memar. Biasanya timbul pada bagian
punggung bawah dan bokong, tetapi sering
juga ditemukan pada kaki, punggung,
pinggang, dan pundak. Bercak mongol juga
bervariasi dalam ukuran, dari sebesar peniti
sampai berdiameter enam inchi. Seorang
anak bisa memiliki satu atau beberapa bercak
mongol. Adanya bercak kebiru-biruan atau
biru-kehitaman pada bagian punggung,
bokong. Bagian bawah spina, pada bahu atau
bagian lainnya.
Biasanya bercak mongol ini terlihat sebagai :
a. Luka seperti pewarnaan.
b.Daerah pigmentasi memiliki tekstur kulit
yang normal.
c.Area datar dengan bentuk yang tidak
teratur.
d.Biasanya akan menghilang dalam hitungan
bulan atau tahun.
e.Tidak ada komplikasi yang ditimbulkan.
Sebagian kecil, sekitar 5% anak yang lahir dengan
bercak mongol masih memiliki bercak mongol
hingga mereka dewasa. Bercak mongol ini
biasanya tidak berbahaya dan tidak memerlukan
perawatan ataupun pencegahan khusus.
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan oleh bidan
dalam hal ini adalah dengan memberikan
konseling pada orang tua bayi. Bidan
menjelaskan mengenai apa yang dimaksud
dengan bintik mongol, menjelaskan bahwa bintik
mongol ini akan menghilang dalam hitungan
bulan atau tahun dan tidak berbahaya serta tidak
memerlukan penanganan khusus sehingga orang
tua bayi tidak merasa cemas.
Bercak mongol biasanya menghilang dalam
beberapa tahun pertama, atau pada 1-4 tahun
pertama sehingga tidak memerlukan
perlindungan khusus. Namun, bercak mongol
multiple yang tersebar luas, terutama pada
tempat-tempat biasa, cenderung tidak akan
hilang, tapi dapat menetap sampai dewasa.
Sumber lain menyatakan bahwa bercak mongol
ini mulai pudar pada usia dua tahun pertama dan
menghilang antara usia 7-13 tahun. Kadang-
kadang juga menghilang setelah dewasa.
A. DEFINISI
Adalah tumor jinak atau
hamartoma/gumpalan yang terjadi akibat
gangguan pada perkembangan dan
pembentukan pembuluh darah dan dapat
terjadi disegala organ seperti hati, limfa,
otak, tulang dan kulit. Kelainan yang terjadi
pada kulit akibat gangguan pada
perkembangan dan pembentukan pembuluh
darah yang terletak di superficial (kutan),
subkutan atau campuran.
 Masih belum jelas
 Timbulnya hemangioma dikarenakan

pembuluh darah yang melebar dan


berhubungan dengan proliferasi endotel
 Umumnya hemangioma akan menghilang
dengan sendirinya
 Tetapi bila terdapat prognosis yang berat

lakukan rujukan dan kolaborasi dengan


tenaga medis dan berikan prednison 2-3
mg/kgBB/hari selama 10-14 hari, jika
hemangioma menipis/menghilang dosis
diturunkan secara bertahap
A. DEFINISI
Menguningnya sclera, kulit atau jaringan lain
akibat penimbunan bilirubun dalam tubuh.
Atau pewarnaan kuning di kulit, konjungtiva
dan mukosa pada bayi baru lahir yang
terjadi karena meningkatnya kadar bilirubin
dalam darah.
a) Ikterus Fisiologis
• Adalah keadaan hiperbilirubin karena faktor

fisiologis yang merupakan gejala normal dan


sering dialami bayi baru lahir. Meskipun
merupakan gejala fisiologis, orang tua bayi
harus tetap waspada karena keadaan
fisiologis ini bisa berubah menjadi patologis
terutama pada keadaan ikterus yang
disebabkan oleh karena penyakit atau infeksi.
• Tanda dan Gejala Ikterus Fisiologis
timbul pada hari ke-2 atau ke-3 dan tampak
jelas pada hari ke-5 sampai dengan ke-6 dan
akan menghilang pada hari ke-7 atau ke-10.
kadar bilirubin serum pada bayi cukup bulan
tidak lebih dari 12 mg/dl dan pada BBLR tidak
lebih dari 10 mg/dl, dan akan menghilang
pada hari ke-14. Bayi tampak biasa, minum
baik dan berat badan naik biasa
b). Ikterik Patologis
• Ikterus terjadi sebelum umur 24 jam. Setiap

peningkatan kadar bilirubin serum yang


memerlukan fototerapi. Peningkatan kadar
bilirubin total serum . 0,5 mg/dL/jam.
• Adanya tanda – tanda penyakit yang

mendasari pada setiap bayi ( muntah,


letargis, malas menetek, penurunan berat
badan yang cepat, apnea, takipnea atau suhu
yang tidak stabil ). Ikterus bertahan setelah 8
hari pada bayi cukup bulan atau setelah 14
hari pada bayi kurang bulan.
Tanda & gejala ikterus patologi
Timbul kuning pada 24 jam pertama kehidupan,
kuning ditemukan pada umur 14 hari atau lebih,
tinja berwarna pucat, kuning sampai lutut dan
siku. Serum bilirubin total lebih dari 12,5 mg /dl
pada bayi cukup bulan dan lebih dari 10 pada
bayi kurang bulan (BBLR). Peningkatan kadar
bilirubin 5 mg % atau lebih dalam 24 jam.Ikterus
diserai dengan proses hemolisis ( Inkompatibilitas
darah ). Bilirubin direk lebih dari 1 mg/dl atau
kenaikan bilirubin serum 1 mg /dl atau 3
mg/dl/hari, Ikterus menetap setelah bayi
berumur 10 hari pada bayi cukup bulan dan lebih
dari 14 ahri pada bayi kurang bulan ( BBLR ).
a)Ikterus fisiologis:
• Mengajari ibu cara menyinari bayi dengan cahaya
matahari pagi biasanaya sekitar jam 7 pagi
sampai jam 8 pagi selama 15-30 menit
• Lakukan asuhan dasar pada bayi
• Beri minum bayi sesuai kebutuhan dan kalori
yang cukup
• Perhatikan frekwensi BAB
• Usahakan agar bayi tidak terlalu kepanasan atau
kedinginan
• Memeliahara kebersihan tempat tidur bayi dan
lingkungannya
• Mencegah terjadinya infeksi
• Jika bayi dapat menghisap, anjurkan ibu untuk
menyusui secara dini dan ASI eklusif lebih sering
minimal setiap 2 jam
• Jika bayi tidak dapat menyusu berikan ASI melalui
pipa nasogastrik atau dengan gelas dan sendok
• Jaga bayi agar tetap hangat
• Ikterus fisisologis tidak memerlukan penanganan
khusus dan dapat dirawat jalan dengan nasehat
untuk ku njungan ulang setelah tujuh hari .Jika
bayi tetap kuning selama 7 hari maka
• Lakukan penilaian lengkap
• Lakukan pemeriksaan ulang untuk ikterus
tanyakan apakah kencing sehari semalam atau
apakah sering buang air besar
b) Ikterus patologis:
• Cegah agar gula darah tidak turun
• Jika anak masih bisa menyusui mintalah pada ibu untuk
menyusui
• Jika anak tidak bisa menyusui lagi tapi masih bisa menelan beri
perasan ASI atau susu pengganti.
• Nasehati ibu agar menjaga bayi tetap hangat
• Sertakan contoh darah ibu jika kuning terjadi pada 2 hari
pertama kehidupan
• Rujuk segera.
• Setiap ikterik yang muncul pada 24 jam pertama adalah patologis
dan membutuhkan pemeriksaan laboratorium lanjut
• Pada bayi dengan ikterus kramer grade 3 atau lebih perlu dirujuk
• Perhatikan frekwensi BAK dan BAB
• Beri terapi sinar untuk bayi yang dirawat di RS dan jemur bayi
dibawah sinar matahari pagi pada jam 7-8 selaam 30 menit/.15
menit telentang dan 15 menit telungkup
• Cegah kontak dengan keluarga yang sakit dan cegah terjadinya
infeksi
A. DEFINISI
• keluarnya sebagian besar atau seluruh isi tabung
yang terjadi setelah agak lama makanan masuk
lambung, disertai lambung dan abdomen.
• Dalam beberapa jam pertama setelah lahir bayi
mungkin mengalami muntah lendir, bahkan
kadang disertai sedikit darah. Muntah ini tidak
jarang menetap setelah pemberian ASI atau
makanan, keadaan tersebut kemungkinan
disebabkan karena iritasi mukosa lambung oleh
sejumlah benda yang ditelan selama proses
persalinan.
 Kelainan congenital
 Pada saluran pencernaan iritasi lambung

athresia esophagus hirsehprung tekanan intra


cranial yang tinggi.
 Infeksi pada saluran pencernaan
 Cara memberi makanan yang salah
 Keracunan
• Dehidrasi atau alkaliosis karena kehilangan
cairan tubuh atau elektrolit.
• Ketosis karena tidak makan dan minum.
• Asidosis yang disebabkan adanya ketosis
dapat berkelanjutan menjadi syok bahkan
sampai kejang.
• Ketegangan otot perut, perdarahan
konjungtiva ruptur esofagus, aspirasi yang
disebabkan karena muntah yang sangat
hebat.
Suatu keadaan dimana anak atau bayi
menyemprotkan isi perutnya keluar, kadang-
kadang sampai seluruh isinya dikeluarkan.
Pada bayi sering timbul pada minggu-minggu
pertama. Hal tersebut merupakan aksi refleks
yang dikoordinasi dalam medulla oblongata
dimana isi lambung dikeluarkan dengan
paksa melalui mulut. Muntah dapat dikaitkan
dengan keracunan, penyakit saluran
pencernaan, penyakit intracranial dan toksin
yang dihasilkan oleh bakteri.
• Keluarkan cairan terus menerus, hal ini
kemungkinan disebabkan oleh obstruksi
eshopagus.
• Muntah proyektil hal ini kemungkinan
disebabkan oleh stenosis pylosis (suatu
kelemahan pada katup di ujung bawah lambung
yang menghubungkan lambung dengan usus 12
jari yang tidak mau membuka)
• Muntah hijau kekuning-kuningan kemungkinan
adanya tekanan intra ampula vateri.
• Muntah segera setelah lahir mantap,
kemungkinan adanya tekanan intracranial yang
tinggi atau obstruksi pada usus.
1.Pengkajian faktor penyebab dan sifat muntah
• Keluar cairan terus menerus kemungkinan
obstruksi esophagus.
• Proyektil kemungkinan terjadi stenosis phylorus.
• Segera setelah lahir kemudian kemungkinan
terjadi peningkatan tekanan intra cranial.
2.Pengobatan tergantung faktor penyebab.
3. Ciptakan suasana tenang
4. Perlakuan bayi dengan baik dan hati-hati
5. Diet yang sesuai dan tidak merangsang muntah
jika simptomatis dapat diberi emetik.
6. Rujuk.
A. DEFINISI
keluarnya kembali sebagian kecil isi
lambung setelah beberapa saat makanan
masuk lambung. Muntah susu adalah hal
yang agak umum, terutama pada bayi yang
mendapatkan ASI. Hal ini tidak akan
mengganggu pertambahan berat badan yang
memuaskan, pada umumnya disebabkan
karena bayi menelan udara pada saat
menyusui
 Bayi sudah kenyang
 Posisi salah saat menyusui atau pemberian

susu botol.
 Tergesa-gesa saat pemberian susu
 Kegagalan dalam mengeluarkan udara yang

tertelan.
Pada keadaan gumoh biasanya sudah dalam
keadaan terisi penuh, sehingga kadang-kadang
gumoh bercampur dengan air liur yang mengalir
kembali ke atas dan keluar melalui mulut pada
sudut-sudut bibir. Hal tersebut disebabkan
karena otot katup diujung lambung tidak bisa
bekerja dengan baik yang seharusnya
mendorong isi lambung ke bawah. Keadaan ini
juga dapat terjadi pada orang dewasa dan anak-
anak yang lebih besar. Kebanyakan gumoh
terjadi pada bayi bulan-bulan pertama
kehidupannya.
 Perbaiki teknik menyusui (setelah menyusui
usahakan bayi disendawakan)
 Perhatikan posisi botol saat pemberian susu.
 Bayi yang sedang menyusui pada ibunya

harus dengan bibir yang mencakup rapat


seluruh putting susu ibu.
A. DEFINISI
kandidiasis membran mukosa mulut bayi
yang ditandai dengan munculnya bercak-
bercak keputihan yang membentuk plak-
plak berkeping dimulut, ulkus dangkal,
demam dan adanya iritasi gastro interstinal.
B. Etiologi
• Biasanya merupakan infeksi yang disebabkan

oleh sejenisnya jamur (candida albican) yang


merupakan organisme penghuni kulit dan
mukosa mulut, vagina dan saluran cerna.
C. Tanda dan Gejala
• Terdapat lesi pada mulut yang berwarna

putih dan membentuk plak-plak yang


berkeping menutupi seluruh atau sebagian
lidah, kedua bibir, gusi dan mukosa pipi.
• Oral trush pada umumnya bisa sembuh dengan
sendirinya tetapi lebih baik jika diberikan
pengobatan dengan cara:
• Bedakan dengan endapan susu pada mulut bayi
• Apabila sumber infeksi berasal dari ibu harus
segera diobati dengan pemberian antibiotika
berspektrum luas
• Menjaga kebersihan dengan baik
• Bersihkan daerah mulut bayi setelah makan
ataupun minum susu dengan air matang dan
bersih.
• Pada bayi yang minum susu dengan
menggunakan botol, harus menggunakan
teknik steril dalam membersihkan susu
sebelum digunakan.
• Pemberian terapi pada bayi yaitu:
• 1 ml larutan nystatin (100.000) unit 4 X
perhari dengan interval setiap 6 jam. Larutan
diberikan dengan lembut dan hati-hati agar
tidak menyebar luas ke rongga mulut.
• Gentian violet 3X per hari.
A. DEFINISI
• Adalah suatu keadaan akibat dari kontak
terus menerus dengan lingkungan yang tidak
baik.
B. Etiologi
• Kebersihan kulit bayi dan pakaian bayi yang
tidak terjaga, misalnya jarang ganti popok
setelah bayi atau anak kencing.
• Udara/ suhu lingkungan yang terlalu panas/
lembab
• Akibat mencret
• Reaksi kontrak terhadap karet, plastik, dan
deterjen, misalnya pampers
 Iritasi pada kulit yang kontak langsung,
muncul erithema
 Erupsi pada daerah kontak yang menonjol,

seperti pantat, alat kemaluan perut bawah,


paha atas
 Pada keadaan yang lebi parah dapat terjadi

papilla erythematosa vesikula uleerasi.


• Daerah yang terkena ruam popok tidak boleh
terkena air dan harus dibiarkan terbuka dan
tetap kering.
• Untuk membersihkan kulit yang iritasi
dengan menggunakan kapas halus yang
dibasahi air hangat
• Segera dibersihkan dan dikeringkan bila anak
kencing atau bab.
• Posisi tidur anak diatur supaya tidak
menekan kulit/ daerah yang iritasi.
• Memperhatikan kebersihan kulit dan
kebersihan tubuh secara keseluruhan.
• Memelihara kebersihan pakaian dan alat-alat
untuk bayi
• Pakaian atau celana yang terkena air kencing
harus direndam dalam air yang dicampur
acidum borium
• Kemudian dibersihkan dan tidak boleh
menggunakan sabun cuci langsung dibilas
dengan bersih dan dikeringkan
 radang berupa sisik yang berlemak dan
eritema pada daerah yang terdapat banyak
kelenjar sebaseanya, biasanya di daerah
kepala
Etiologi
 Belum diketahui secara pasti, tetapi ada

beberapa ahli yang menyatakan beberapa


faktor penyebab seborrhea, yaitu:
 Faktor hereditas, yaitu bisa disebabkan

karena adanya faktor keturunan orang tua.


 Intake makanan yang berlemak dan berkalori

btinggi.
 Asupan minuman beralkohol
 Adanya gangguan emosi
Penatalaksanaan:
 Secara kasual belum diketahui
 Topical, shampoo yang tidak berbusa 2-3x

per minggu dan krim selemum sulfide/Hg-


presipirtatus albus 2%
Bisul merupakan nanah yang terkumpul dalam
satu rongga yang sangat menyakitkan.
Kelompok bisul dipanggil pekung
(carbuncles) tetapi perubahan pada kulit
seperti ini tidak biasa berlaku kepada kanak-
kanak.
 Secara medis, bisul adalah infeksi kuman pada folikel
rambut dan kelenjar minyak kulit. Bisul merupakan
salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh kuman.
Penyakit ini sering dijumpai pada anak karena daya
tahan kulitnya terhadap invasi kuman belum
sesempurna orang dewasa. Kelainan berupa masa padat
kemerahan berbentuk kerucut, di tengahnya terdapat
gelembung bernanah. Kemudian melunak menjadi
abses lalu pecah. Biasanya biasanya mengeras dan
terdapat pada bokong, kuduk, belakang bahagian
leher,di bawah ketiak, badan dan tungkai, dan sekeliling
pinggang, pangkal paha, atas kaki, punggung.
Puncak terjadinya bisul-bisul ini umumnya saat
bayi berusia dua hari dan biasanya dialami
selama kurang lebih dua minggu. Akibat
adanya bisul-bisul ini, orang tua enggan
memandikan bayinya karena takut kondisinya
akan memburuk. Padahal dengan begitu,
justru bisa mengundang infeksi kulit karena
kulit si kecil berdaki atau kotor akibat tidak
dimandikan. Jadi solusinya sederhana saja,
tetap mandikan bayi seperti biasa.
 Misalnya saja, proses penyerapan dan pengeluaran keringat
belum berjalan semestinya. Akibatnya, sering dijumpai bayi yang
berkeringat berlebihan. Keringat yang keluar belum diserap oleh
kulit dengan sempurna, sehingga terjadi kelembaban berlebih
pada bagian tubuh bayi. Fungsi keratinisasi yang belum
sempurna juga mengakibatkan proses pembentukan kulit baru
belum berlangsung secara teratur.
 Belum sempurnanya fungsi kulit ini, membuat bayi mudah
terserang infeksi mikroorganisme. Salah satunya, infeksi bakteri
Stafilokokkus aureus, yang menyebabkan bisul. Bisul seringkali
dimulai dari peradangan folikel (akar rambut) dan jaringan
sekitarnya. Karena itu, pada bayi dan batita, bisul kerap timbul di
kulit kepala. Sebab memang pembentukan folikel rambut di
daerah ini belum sempurna dan keringat pun sering keluar dalam
jumlah banyak.
 Bisul, bisa disebabkan oleh tiga faktor, diantaranya faktor
dari dalam tubuh anak sendiri, faktor lingkungan, dan faktor
kebersihan tubuh. Faktor dari dalam tubuh anak misalnya
alergi. Jika anak punya bakat alergi, maka hal yang
menyebabkan terjadinya alergi harus dihindari agar tidak
timbul bisul. Sebenarnya, tak ada hubungan langsung antara
bisul dengan alergi. Tetapi biasanya anak yang alergi lebih
sering mengalami bisulan. Pasalnya, bila anak sedang
mengalami alergi dengan keluhan gatal, anak terangsang
untuk menggaruk. Akibat garukan, dapat terjadi kerusakan
kulit/luka yang akhirnya dimasuki kuman lalu muncul bisul.
 Faktor lingkungan seperti tempat tidur dan lokasi bermain
anak harus dijaga kebersihan dan diupayakan agar tidak
terlalu lembab. Teman-temam bermain anak juga harus
diawasi. Jangan sampai anak melakukan kontak fisik dengan
anak yang bisulan. Karena bakteri penyebab bisul bisa
menempel pada kulit anak yang masih rentan, kontak kulit
bisa membuat anak tertular bisul temannya.
 Nyeri pada daerah ruam
 Ruam pada daerah kulit berupa nodus

eritematosa yang berbentuk kerucut dan


memiliki pustule.
 Nodul dapat melunak menjadi abses yang berisi

pus dan jaringan nekrotik yang dapat pecah


membentuk fistel dan keluar melalui lobus
minorus resistenstae
 Setelah seminggu kebanyakan akan pecah

sendiri dan sebagian dapat menghilang dengan


sendirinya.
Peran Bidan
 Sebagai seorang bidan, sesuai dengan kewajiban untuk
menolong sesama namun dengan keterbatasan
wewenangnya dapat membantu pasien yang mengalami
masalah bisulan. Seperti yang telah diuraikan
sebelumnya bidan dapat membantu bayi baru lahir
maupun bayi yang mengalami bisul dengan
mengompres daerah bisul dengan air hangat selama
20-30 menit, 3-4 kali sehari, untuk meningkatkan
sirkulasi darah ke tempat tersebut namun harus
dilakukan dengan bahan dan alat yang higienis. Bidan
juga dapat menginformasikan kepada klien bahwa bisul
yang diderita oleh anaknya (bayi baru lahir atau bayi)
merupakan gangguan kulit yang tidak terlalu berbahaya
dimana sebagian besar  akan sembuh dengan
sendirinya tanpa pengobatan namun dengan
mempertahankan kebersihan.
Disebut juga sudamina, liken tropikus, biang
keringat, keringat buntet, priekle heat. Yaitu
dermatosis yang disebabkan oleh retensi
keringat akibat tersumbatnya pori kelenjar
keringat.
Etiologi:
 Udara panas dan lembab
 Infeksi oleh bakteri
Akibat tersumbatnya pori kelenjar keringat,
sehingga pengeluaran keringat tertahan yang
ditandai dengan adanya vesikel miliar di muara
kelenjar keringat. Kemudian akan timbul radang
dan edema akibat perspirasi yang tidak dapat
keluar diabsorbsi oleh stratum korneum.
Milliariasis sering terjadi pada bayi premature
karena proses diferensiasi sel epidermal dan
apendiksnya belum sempurna. Kasus miliaria
terjadi pada 40-50% bayi baru lahir. Muncul pada
usia 2-3 bln pertama akan menghilang dengan
sendirinya 3-4 minggu kemudian. Kadang-
kadang kasus ini menetap untuk beberapa lama
dan dapat menyebar ke daerah sekitarnya
 Prinsip asuhan adalah dengan mengurangi
penyumbatan keringat dan menghilangkan sumbatan
yang sudah timbul.
 Memelihara kebersihan tubuh bayi.
 Upayakan kelembaban suhu yang cukup dan suhu
lingkungan yang sejuk dan kering. Misalnya pasien
tinggal diruang ber-AC atau di daerah yang sejuk dan
kering.
 Gunakan pakaian yang tidak terlalu sempit, gunakan
pakaian yang menyerap keringat.
 Segera ganti pakaian yang basah dan kotor.
 Pada milliaria rubra dapat diberikan bedak salisil 2% dan
dapat ditambahkan menthol 0,5%-2% yang bersifat
mendinginkan ruam.
 Adalah pengeluaran tinja yang tidak normal
dan cair. Buangan air besar yang tidak normal
dan bentuk tinja yang cair dengan frekuensi
yang lebih banyak dari biasanya.
 Bayi dikatakan diare bila sudah lebih dari 3x

buang air besar, sedangkan neonatus


dikatakan diare bila sudah lebih dari 4x
buang air besar
 Cengeng
 Gelisah
 Suhu meningkat
 Nafsu makan menurun
 Tinja cair, lendir kadang-kadang ada

darahnya, lama-lama tinja berwarna hijau


atau asam.
 Anus lecet
 Dehidrasi, dan bila itu terjadi volume darah
akan berkurang, nadi cepat dan kecil, denyut
jantung cepat, tekanan darah turun,
kesadaran menurun dan diakhiri dengan
syok.
 Berat badan turun.
 Turgor kulit menurun
 Mata dan ubun-ubun cekung
 Selaput lendir dan mulut serta kulit menjadi

kering.
 Pemberian cairan (rehidrasi awal dan rumat)
 Diatetik (pemberian makanan)
 Obat-obatan
 Memberikan cairan dan mengatur keseimbangan elektrolit
 Terapi rehidrasi
 Kolaborasi untuk terapi pemberian antibiotik sesuai dengan
kuman penyebabnya
 Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi
untuk mencegah penularan
 Memantau biakan feses pada bayi yang mendapat terapi
antibiotik
 Tidak dianjurkan untuk memberikan anti diare dan obat-
obatan pengental feses
Adalah penimbunan feses yang keras akibat
adanya penyakit atau adanya obstruksi pada
saluran cerna. Atau bisa didefinisikan sebagai
tidak adanya pengeluaran tinja selama 3 hari
atau lebih.
◦ Pada neonatus jika tidak mengeluarkan mekonium
dalam 36 jam pertama, pada bayi tidak mengeluarkan
3 hari atau lebih.
◦ Sakit dan kejang pada perut.
◦ Pada pemeriksaan rectal, jari akan merasa jepitan
udara dan meconium yang menyemprot.
◦ Feces besar dan tidak dapat digerakkan dalam rectum
◦ Bising usus yang janggal.
◦ Merasa tidak enak badan, anoreksia dan sakit kepala
◦ Terdapat luka pada anus.
 Obstipasi akut, yaitu rectum tetap
mempertahankan tonusnya dan defekasi timbul
secara mudah dengan stimulasi eksativ, supositoria
atau enema.
 Obstipasi kronik, yaitu rectum tidak kosong dan
dindingnya mangalami peregangan berlebihan
secara kronik, sehingga tambahan feces yang
datang mencapai tempat ini tanpa meregang
rectum lebih lanjut. Reseptor sensorik tidak
memnerikan respon, dinding rectum lebih lanjut,
reseptor sensorik tidak memberikan respon,
dinding rectum faksid dan tidak mampu untuk
berkontraksi secara afektif.
◦ Perdarahan
◦ Ulcerasi
◦ Obstruksi parsial
◦ Diare intermitten
◦ Distensi kolon menghilang sensasi regangan
rectum yang mengawali proses defekasi.
 Mencari penyebab
 Menegakkan kembali kebiasaan defekasi

yang normal dengan memperhatikan gizi,


tambahan cairan dan kondisi psikis.
 Pengosongan rectum dilakukan jika tidak ada

kemajuan setelah dianjurkan untuk


menegakkan kembali kebiasaan defekasi
pengosongan rectum biasa dengan
disimpaksi digital, enema minyak zaitun,
laksativa.
infeksi pada neonatus yang terjadi pada masa
antenatal, intranatal dan postnatal
A. Infeksi antenatal
 Infeksi yang terjadi pada masa kehamilan
dimana kuman masuk ke tubuh janin melalui
sirkulasi darah ibu dan kemudian masuk
melewati placenta dan masuk ke dalam
sirkulasi darah umbilicus. Misalnya:
 Virus seperti: rubella, poliomyelitis, variola, vaccinia,
coxsackie, cytomegalic inclusion
 Spirochaeta: treponema palidum
 Bakteri excheria coli dan listeria monocytoganes.
◦ Infeksi intranatal
 Infeksi terjadi pada masa persalinan, infeksi
ini terjadi dengan cara mikro organisme
masuk dari vagina naik dan kemudian
masuk ke dalam rongga amnion biasanya
setelah kulit ketuban pecah.
◦ Infeksi post natal
 Infeksi pada periode pascanatal dapat
terjadi setelah bayi lahir lengkap, misalnya
melalui kontaminasi langsung dengan alat-
alat yang tidak steril tindakan yang tidak
antiseptic atau dapat juga terjadi akibat
infeksi silang. Misalnya pada fian
neonatorum, omfalitis dan lain-lain.
◦ Bayi malas minum
◦ Gelisah mungkin juga terjadi alergi
◦ Frekuensi pernafasan
◦ Berat badan menurun
◦ Pergerakan kurang
◦ Muntah
◦ Diare
◦ Sklerema, edema
◦ Perdarahan, ikterus, kejang
 Mengatur posisi tidur/ semi fowler agar sesak
berkurang
 Apabila suhu tinggi lakukan kompres dingin
 Berikan ASI perlahan-lahan sedikit demi sedikit
 Apabila bayi muntah, lakukan perwatan muntah
yaitu posisi tidur miring ke kiri atau ke kanan.
 Apabila ada diare perhatikan personal hygiene
dan keadaan lingkungan.
 Rujuk segera ke rumah sakit. Jelaskan pada
keluarga untuk inform consent.
Terjadi pada bayi sehat pada saat ditidurkan
tiba-tiba ditemukan meninggal beberapa jam
kemudian.
 Secara pasti penyebabnya belum diketahui,
namun beberapa ahli telah melakukan
penelitian dan mengemukakan ada
beberapa penyebab dari SIDS yaitu:
 Ibu yang masih remaja
 Bayi dengan jarak kehamilan yang dekat
 Bayi laki-laki dengan berat badan di bawah
normal
 Bayi yang mengalami displasia
bronkopulmoner
 Bayi premature
 Gemeli
 Bayi dengan sibling
 Bayi dari ibu dengan ketergantungan narkoba
 Prevalensi pada bayi dengan posisi tidur
tengkurap
 Bayi dengan virus pernafasan
 Bayi dengan infeksi botulinum
 Bayi dengan apnea yang berkepanjangan
 Bayi dengan gangguan pola nafas herediter.
 Bayi dengan kekurangan surfaktan pada alveoli.
 Bantu orang tua mengatur jadwal untuk
melakukan konseling
 Berikan dukungan dan dorongan kepada
orang tua, biarkan orang tua
mengungkapkan rasa dukanya
 Berikan penjelasan mengenai SIDS< beri
kesempatan pada orang tua untuk
mengungkapkan pertanyaan mereka
 Beri pengertian pada orang tua bahwa
perasaan yang mereka rasakan adalah yang
wajar.
 Beri keyakinan pada sibling (jika ada) bahwa
mereka tidak bersalah terhadap kematian
bayi tersebut, bahkan jika mereka sebenarnya
juga mengharapkan kematian dari bayi
tersebut.
 Jika kemudian ibu melahirkan bayi lagi, beri

dukungan pada orang tua selama beberapa


bulan pertama paling tidak sampai melewati
usia bayi yang meninggal sebelumnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai