Pasien COVID-19
Oleh:
Hulwa Salsabila
2141012017
R/ Vit C 500mg no.X
Pembacaan Resep
S2dd I
S1dd I
s2dd1
s2dd1
Skrining Administrasi
No. URAIAN Ada/ Tidak Ada Keterangan
Mekanisme :Asam askorbat, vitamin yang larut dalam air, bertindak sebagai kofaktor
dan antioksidan. Ini penting untuk perbaikan jaringan dan pembentukan kolagen dan
bahan antar sel. Selain itu, ini terlibat dalam konversi asam folat menjadi asam folinat,
sintesis lipid dan protein, metabolisme karbohidrat, penyerapan dan penyimpanan zat
besi, dan respirasi sel.
Indikasi : Digunakan untuk mengobati defisiensi vitamin C, dalam keadaan sepsis pada
kasus infeksi COVID-19, dosis tinggi asam askorbat sebagai prooksidan terhadap sel
imun dan sebagai antioksidan terhadap sel epitel paru
Interaksi obat : tidak ada interaksi antar obat, Desaturasi jaringan yang diinduksi dengan alkohol.
Farmakologi
Distribusi: Tersebar luas di jaringan tubuh. Melintasi plasenta dan memasuki ASI. Pengikatan
protein plasma: Sekitar 25%.
Ekskresi: Melalui urin (sebagai obat yang tidak berubah dan sebagai metabolit tidak aktif). Waktu
paruh eliminasi: 10 jam.
Dosis
Tanpa gejala dan gejala ringan: 100-200 mg per oral 3 x sehari selama 14 hari
Gejala sedang dan berat : 400 mg secara IV 1 x sehari dengan injeksi perlahan
Pengobatan covid-19 : 50mg/kg bb setiap 6 jam secara IV selama 4 hari
(BPOM, 2020)
Penyimpanan
Simpan pada suhu kamar. Lar untuk inj: Simpan dibawah 25 ° C. Lindungi dari
cahaya. Jangan dibekukan.
Zinc
Komposisi : zink sulfate monohidrat 20 mg
Mekanisme kerja : zink adalah kofaktor dari berbagai enzim yang terlibat dalam pembelahan dan pertumbuhan sel,
pengangkatan radikal bebas berbahaya, Ini juga digunakan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengobati
flu biasa dan infeksi telinga berulang, serta mencegah infeksi saluran pernapasan bagian bawah.Indikasi :defesiensi
zink , acute diarrhea, covid 19
Efek samping :
Gangguan gastrointestinal: Sakit perut, dispepsia, mual, muntah, diare, iritasi lambung, gastritis.
Gangguan umum dan kondisi situs admin: Iritabilitas, kelesuan.
Gangguan sistem saraf: Sakit kepala, pusing.
(mims.com)
Interaksi obat
Farmakokinetika
Distribusi: Tersebar luas ke seluruh tubuh dengan konsentrasi tertinggi di otot, tulang, kulit,
mata, dan cairan prostat. Melintasi plasenta dan memasuki ASI. Pengikatan protein plasma:
Sekitar 55% terikat pada albumin; 40% terikat pada α1-globulin.
Ekskresi: Terutama melalui feses. Jumlah kecil melalui urin dan keringat.
(mims.com)
Dosis
Dosis yang digunakan dalam uji klinis terdaftar untuk COVID-19 bervariasi antar
studi, dengan dosis maksimum zink sulfat 220 mg (50 mg unsur zink) dua kali
sehari.
(covid19treatmentguidelines.nih.gov)
Penyimpanan
(Drugbank)
Farmakokinetik
Resorpsinya dari usus baik dan melalui limfe memasuki darah dalam bentuk chylo
mikron, suatu lipoprotein besar. Metabolisme vitamin D2 dan D3 berlangsung
sejajar, keduanya dalam hati dihidroksilasi menjadi senyawa 25-OH-nya dan
kemudian dalam tubuli ginjal menjadi derivat 1,25-dihi droksinya. Kedua metabolit
ini, yakni 1,25-(OH)2D2 dan 1,25-(OH)2D3(= kalsitriol) bersama 24,25-OH)2D3
merupakan bentuk bioaktif vitamin D. Selain itu, juga 25(OH)D3 (= kalsifediol)
memiliki aktivitas sendiri. Penimbunan vitamin D terutama terjadi di jaringan lemak
dan hati; ekskresinya berlangsung terutama melalui empedu dan tinja.
Covid 19 : dosis yang dianjurkan sekitar 5.000 mikrogram (200.000 unit) vitamin D
pada minggu pertama sekitar 700 mikrogram (28.000 unit) /hari dan 1.300
mikrogram pada minggu-minggu berikutnya sekitar 200 mikrogram (8.000 unit)
/hari .
(nice.org.uk)
Asetilsistein
Diindikasikan sebagai mukolitik dan antidot pada keracunan parasetamol
Memiliki indeks terapi yanng luas
Asetilsistein merupakan grup sulfidril yang menghidrolisis ikatan disulfida yang
berikatan pada mucin, dan memutus oligomer sehingga mucin menjadi lebih
encer. Dengan mekanisme antioksidan juga menurunkan fosforilasi dari EGFR dan
MAPK yang menurunkan transkripsi dari gen MUC5AC yang memproduksi
mucin
Asetilsitein
Dosis : 200 mg 3 kali sehari atau 600 mg sekali sehari. Dosis maksimal 600 mg
per hari.
Efek samping : mual, muntah, bronkospasme, hipotensi, sakit perut bagian atas.
DRP
Tidak ada menimbulkan interaksi apapun terhadap obat yang dikonsumsinya
Kode Masalah Uraian Masalah
1a Semua obat sudah sesuai indikasi
Vitamin C : antioksidan
Vitamin D : kekebalan tubuh
Oseltamivir : anti virus
Zinc : kekebalan tubuh dan proses metabolism,
defesiensi zink , acute diarrhea (mims)
1b Ada indikasi yang tidak mendapatkan terapi : Tidak
1c Kontraindikasi : Tidak ada
2 Pemilihan obat sudah sesuai dengan literature (Pedoman
tatalaksana covid-19, 2020)
Terapi untuk pasien Covid-19
3a Dosis obat : tidak ada masalah
Semua dosis obat sudah sesuai dengan literatur (bpom,
2020)
4 Interval pemberian : tidak ada masalah
Semua obat sudah sesuai interval pemberian nya dengan literatur
9 ESO/ADR/Alergi
Efek samping:
Oseltamivir : Mual, muntah, sakit perut, insomnia, bronkitis, vertigo, diare, batuk, pusing, sakit kepala,
kelelahan, angina tidak stabil, anemia, aritmia, perdarahan GI (mims)
Vit C : Gangguan GI (misalnya diare, mual, muntah, kram perut, kolik sementara, kembung) (BPOM,
2020)
Zinc :Gangguan gastrointestinal: Sakit perut, dispepsia, mual, muntah, diare, iritasi lambung, gastritis.
Gangguan umum dan kondisi situs admin: Iritabilitas, kelesuan. Gangguan sistem saraf: Sakit kepala,
pusing (Mims)
Vit D : Mulut kering, sensasi logam dimulut sembelit, mual muntah, hiperkalsemia pada bayi (Pionas)
Informasi obat pada pasien
Vitamin D dikonsumsi sehari satu kali sesudah makan selama 10 hari
Vitamin C dikonsumsi sehari dua kali sesudah makan selama 10 hari
Oseltamivir dikonsumsi sehari dua kali sesudah makan selama 5 hari
Zinc dikonsumsi sehari dua kali selama sesudah makan 10 hari
Terapi non-farmakologi
Tanpa gejala (OTG) dan gejala ringan
Mengukur suhu tubuh 2 kali sehari, pagi dan malam hari
Selalu menggunakan masker jika keluar kamar dan saat berinteraksi dengan
anggota keluarga
Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer sesering mungkin.
Jaga jarak dengan keluarga (physical distancing)
Upayakan kamar tidur sendiri / terpisah
Menerapkan etika batuk (Diajarkan oleh tenaga medis)
Alat makan-minum segera dicuci dengan air/sabun
Berjemur matahari minimal sekitar 10-15 menit setiap harinya
Pakaian yg telah dipakai sebaiknya dimasukkan dalam kantong plastik / wadah
tertutup yang terpisah dengan pakaian kotor keluarga yang lainnya sebelum dicuci
dan segera dimasukkan mesin cuci
Ukur dan catat suhu tubuh tiap jam 7 pagi, jam 12 siang dan jam 19 malam.
Gejala sedang
Istirahat total, intake kalori adekuat, control elektrolit, status hidrasi, saturasi
oksigen
Pemantauan laboratorium Darah Perifer Lengkap berikut dengan hitung jenis, bila
memungkinkan ditambahkan dengan CRP, fungsi ginjal, fungsi hati dan ronsen
dada secara berkala.
Berat
Istirahat total, intake kalori adekuat, kontrol elektrolit, status hidrasi (terapi cairan),
dan oksigen
Pemantauan laboratorium Darah Perifer Lengkap berikut dengan hitung jenis, bila
memungkinkan ditambahkan dengan CRP, fungsi ginjal, fungsi hati, Hemostasis,
LDH, D-dimer.
Pemeriksaan foto toraks serial bila perburukan
REFERENSI
https://www.mims.com/indonesia/
https://www.nice.org.uk/guidance/ng187
https://go.drugbank.com/
Bpom. 2020. Informatorium obat covid-19 di Indonesia. Badan Pengawas
Obat dan Makanan Republik Indonesia.
Tjay. Tan Hoan dan Rahardja kiranan. 2010. Obat-obat penting. Jakarta :
Gramedia
Erlina Burhan, dkk. 2020. Pedoman Tatalaksana Covid-19. Jakarta