Anda di halaman 1dari 12

JABATAN PRESIDEN

3 PERIODE???
MUNGKINKAH..?????
PENDAHULUAN

Baru-baru ini, wacana masa jabatan presiden 3 periode kembali mengemuka.


Wacana ini digaungkan Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad
Qodari bersama relawan lain yang tergabung dalam Jokowi-Prabowo
(JokPro) 2024. Mereka ingin Joko Widodo lanjut tiga periode dan
berpasangan dengan Prabowo Subianto sebagai calon presiden dan calon
wakil presiden pada pilpres 2024 mendatang. Qodari mengatakan cara
pasangan JokPro bisa berlaga Pilpres 2024 dengan melakukan amandemen
UUD Tahun 1945 sesuai Pasal 37.
Alasan ini didasarkan karena Pemerintahan Presiden Jokowi saat ini perlu
dilanjutkan hingga tiga periode karena untuk melanjutkan pembangunan yang
sudah dan sedang berjalan agar tidak dimulai dari nol kembali.
Hal ini dapat dilihat dari banyaknya dukungan terhadap keluarga Presiden
Jokowi yang mengajukan diri saat pilkada. Peluang Jokowi untuk merasakan
masa jabatan tiga periode sangat terbuka. Sebab seluruh partai politik kini
berada dalam kekuasaan Jokowi.
Ditambah lagi isu jabatan ini bergulir bersamaan dengan pembahasan
amendemen UUD 1945 I DPR.
DASAR HUKUM

• Memang belum ada dasar hukum pasti yang menyatakan jabatan Presiden bisa 3 periode. Apalagi
amandemen pertama UUD 45 (1999) yang mengubah ketentuan Pasal 7 UUD 45 di mana presiden dan
wakil presiden hanya menjabat maksimum dua kali preiode jabatan, yakni selama 10 tahun, dan ini
menutup peluang seorang presiden memegang jabatan sampai tiga periode, kecuali lebih dahulu
dilakukan amandemen lagi terhadap Pasal 7 UUD 45 tersebut.
• Perubahan UUD memang bisa terjadi melalui 'konvensi ketatanegaraan'. Teks sebuah pasal tidak
berubah, tetapi praktiknya berbeda dengan apa yang diatur di dalam teks. Contohnya adalah ketika
sistem pemerintahan kita berubah dalam praktik dari sistem Presidensial ke sistem Parlementer pada
bulan Oktober 1945. Perubahan itu dilakukan tanpa amandemen UUD, namun dalam praktiknya
perubahan itu berjalan dan diterima oleh rakyat
• Namun di zaman sekarang nampaknya akan sulit untuk menciptakan konvensi semacam itu, mengingat
banyak faktor: trauma langgengnya kekuasaan di tangan 1 orang dan derasnya suara oposisi, baik di dalam
badan-badan perwakilan maupun di luarnya. Apalagi di zaman kebebasan berekspresi dan kebebasan media
sekarang ini, penolakan masa jabatan presiden menjadi tiga periode berdasarkan konvensi akan
menghadapi tantangan yang cukup berat.
• Keberadaan Mahkamah Konstitusi yang melalui proses uji materil, kata Yusril, bisa menilai apakah
tindakan penyelenggara negara konstitusional atau tidak. Orang bisa mempersoalkan masa jabatan periode
ketiga dengan cara konvensi tersebut di Mahkamah Konstitusi.
• Lain halnya jika terjadi amandemen oleh MPR atas norma Pasal 7 UUD 45, maka Mahkamah Konstitusi
tidak bisa berbuat apa-apa. Tetapi persoalannya apakah mungkin terjadi amandemen terhadap Pasal 7 UUD
45 itu?
ALASAN 3 PERIODE

• Semangat reformasi dalam kerangka ekonomi saat ini masih belum sepenuhnya
dituntaskan atau bahkan terdapat agenda yang masih belum berjalan, salah satu agenda
besar tersebut yakni Pemindahan Ibu Kota Negara dan Pusat Pemerintahan. Hanya
dengan waktu yang tersisa kurang dari 5 (Lima) Tahun, Pemindahan Ibu Kota Negara
atau Pusat Pemerintahan belum tentu dapat rampung dan dikhawatirkan presiden baru
nantinya tidak memberikan jaminan dapat melanjutkan proses pembangunan yang telah
berjalan dan mengakselerasikan pemerataan ekonomi yang menjadi tujuan Pemindahan
Ibu Kota tersebut. Pembangunan infrastruktur di jaman Jokowi sangat besar manfaat
dirasakan
Pentingnya memerhatikan perihal yang menjadi tujuan berbangsa
dan bernegara sesuai amanat UUD 1945, dimana pada Alinea
keempat Pembukaan UUD 1945 menyebutkan tujuan nasional
yaitu
(I) melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia
(II) memajukan kesejahteraan umum
(III) mencerdaskan kehidupan bangsa; dan
(IV) ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Pada pasal 37 UUD 1945 yang mengatakan bahwa,
Dalam Pasal 37 UUD 1945 disebutkan bahwa pengajuan
perubahan pasal-pasal baru dapat diagendakan apabila
diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah
anggota MPR, untuk mengubah pasal-pasal sidang harus
dihadiri 2/3 dari jumlah anggota MPR, dan putusan untuk
mengubah pasal-pasal hanya dapat dilakukan dengan
persetujuan sekurang-kurangnya 50% +1 dari seluruh
anggota MPR.
Dalam analisa kami, berdasarkan sejarah dan faktual
selama kepemimpinan ordebaru dan pasca reformasi
tahun 1999, kepimpinan presiden yang bada belum
mampu untuk mewujudkan cita-cita Negara sesuai
dengan tujuan pada alinea keempat UUD 1945,
sementara di era kepemimpinan presiden RI Joko
Widodo saat ini, harapan itu mulai terlihat, dan
sedang dilaksanakan di seluruh pelosok negeri
Indonesia.
Sehingga sehubungan dengan keterbatasan masa jabatan
presiden RI Joko Widodo sebagaiamana diatur dalam pasal 7
UUD 1945, maka perlu melakukan perubahan pada pasal-pasal
konstitusi (UUD 1945) dalam rangka menambah masa jabatan
presiden, agar agenda pembangunan bangsa dan negara yang
saat sedang berjalan mendapatkan kepastian hukum. Selain itu,
sebagai Negara yang berpegang pada konstitusi yang ada,
maka Latar Belakang masalah ini dapat dianggap urgen dan
mendesak, sehingga memungkinkan untuk melakukan
perubahan pada pasal-pasal dalam UUD 1945.
Berdasarkan pendapat tersebut bukan
berarti tidak mungkin atau tidak menutup
kemungkinan bahwa masa jabatan presiden
3 periode bisa saja terjadi walau
kemungkinan nya kecil.
TERIMA KASIH BANYAK

KEL. 4
1. PERRI SIBARANI
2. JOHNINDO VERMAIKA RAHMAN
3. SYAMSUDIN
4. FACHRUL ARFANDI
5. SAFRIDA MARZARIKA
6. ABEL NUGRAHA

Anda mungkin juga menyukai