CASE REPORT
Pembimbing
Disusun Oleh
Mimisan dari kedua hidung dan keluar darah dari mulut sejak pukul 01.00 WIB .
Pasien mengeluhkan keluar darah dari hidung dan mulut sejak pukul 01.00 WIB dan
dibawa oleh ibunya ke IGD pukul 03.00 WIB. Pasien mengatakan ia sering mengalami
mimisan yang dirasakan sejak 3 bulan yang lalu. Pasien mengatakan mimisan hampir
dirasakan setiap minggu, dengan frekuensi mimisan sehari dapat terjadi sebanyak 2 – 3
kali. Pasien mengeluhkan setiap mimisan telinganya berdengung, terasa nyeri pada bagian
jidat dan pipi, pusing, serta demam.
Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang
Pada awalnya, pasien mengatakan keluar darah hanya dari hidung, namun sekarang
darah keluar dari hidung dan mulut dengan jumlah yang banyak (±). Untuk
menangani mimisannya, pasien melakukan penekanan pada hidungnya, namun
darah tidak berhenti dan darah sering tertelan oleh pasien.
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami kecelakaan sebelumnya. Pasien tidak
ada mengeluhkan penurunan pendengaran, nyeri menelan, batuk, sesak nafas, bersin-
bersin, atau hidung gatal.
Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Pasien pernah mengalami
bronchitis pada usia 6 tahun dan menjalani pengobatan selama 6 bulan (sembuh).
Pasien tidak memiliki riwayat asma, gangguan darah, tekanan darah tinggi, atau
diabetes melitus.
Riwayat Alergi
Riwayat Psikososial
Pasien sedang tidak bekerja dan hanya beraktivitas di rumah. Pasien mengatakan ia
tidak suka makan, biasanya sehari hanya makan satu kali dan hanya 2 – 3 suap.
Pasien mengatakan ia suka makan mie dan makanan yang pedas, tidak pernah
konsumsi sayur namun suka konsumsi buah-buahan akan tetapi tidak sering. Pasien
mengatakan ia banyak mengkonsumsi air putih, pasien juga senang mengkonsumsi
teh. Riwayat konsumsi alcohol (-), tidak pernah berolahraga.
Physical
examination
…
Keadaan Umum Kesadaran
Tanda Vital
Aurikula Radang (-), nyeri tekan tragus (-) Radang (-), nyeri tekan tragus (-)
Retroaurikula Radang (-), nyeri tekan (-) Radang (-), nyeri tekan (-)
Membran timpani Utuh, hiperemis (-), reflex cahaya baik. Utuh, hiperemis (-), reflex cahaya baik.
= = = =
Status lokalis
HIDUNG KANAN KIRI
Vestibulum Sekret (-), massa (-), hiperemis (-) Sekret (-), massa (-), hiperemis (-)
Konka inferior Hipertrofi (-), hiperemis (-) Hipertrofi (-), hiperemis (-)
Meatus nasi media Pus (-), polip (-) Pus (-), polip (-)
T1, hiperemi (-), kripta (-), T1, hiperemi (-), kripta (-),
Tonsil
detritus (-), permukaan rata detritus (-), permukaan rata
HEMATOLOGI
EOSINOFIL 0
BASOFIL 0
BATANG 0
SEGMEN 59
Pemeriksaan Lab
JENIS PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL
LIMFOSIT 27
MONOSIT 14
HEMATOKRIT/PVC 31 %% 36-46
KLINIK
Diagnosis banding
Ca nasofaring
tatalaksana
Bila perdarahan masih aktif
Menjaga kestabilan airway, breathing, circulation
Posisi kepala ditinggikan 45
Pemasangan tampon posterior
medikamentosa
Ringer Lactate
Asam tranexamat
Ceftriaxone
Vit K
Alerfed
Metil prednisolone
Tinjauan pustaka
Topic: Epistaxis
Epistaksis
Epistaksis atau perdarahan yang berasal dari hidung merupakan keluhan yang sering
dijumpai. Keluhan ini jarang mengancam nyawa. Kebanyakan epistaksis bersifat
benign, self-limiting, dan spontan, namun beberap dapat terjadi berulang.
Epistaksis dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu epistaksis anterior dan epistaksis
posterior.
anatomi
Terdapat dua daerah
anastomosis arteri yang sering
terlibat dalam epistaksis yaitu
pleksus Kiesselbach dan
pleksus Woodruff
Etiologi
Local Sistemik Medication
1. Digital manipulation 1. Hipertensi 1. NSAID
2. Trauma 2. Alcoholism 2. Antikoagulan
3. Deviasi septum 3. Koagulopati (von 3. Topical nasal steroid spray
4. Penggunaan nasal kanul Willebrand disease,
yang lama hemophilia)
5. Tumors
6. Mucosal irritation
7. Penyakit inflamasi
Lingkungan
1. Allergic
2. Lingkungan yang kering
Klasifikasi
Anterior Epistaxis
Posterior Epistaxis
Bila masih ada perdarahan, maka dapat ditambah tampon anterior ke dalam
kavum nasi.
Thankyou!