TEOLOGIS
PerjalananBangsa Israel di padang gurun merupakan moment
pembelajaran, solidaritas dan toleransi dalam kehidupan bersama.
Solidaritas, toleransi dan kerukunan antar masyarakat suku dikalangan
Israel penting dalam rangka membangun satu bangsa yang kuat, bersatu
dan berdaulat.
Secara psikologis, sosiologis, dan keagamaan perjalanan di padang
gurun telah mempererat ikatan suku-suku Israel dalam suatu bentuk
solidaritas dan kerukunan antar masyarakat suku di kalangan bangsa
Israel.
Dalam perspektif yang lebih luas, kerukunan
dibicarakan dalam Maz. 133, mengenai persaudaraan
yang rukun.
Sejajardengan itu, Yesus menyampaikan prinsip dasar
yang universal menyangkut kasih kepada manusia yang
melampaui batas-batas suku bangsa, ras, kelas sosial,
dan agama.
Yesus tidak perna mengajar umatNya mengasihi ornag
Kristen atau keluarganya saja
Tetapisemua orang tanpa kecuali (contoh orang
Samaria)
Adabeberapa kendala yang muncul di dalam upaya
mewujudkan kerukunan di Indonesia a.l.
1. Sikap fanatisme : sikap yang memandang agama
yang dianutnya sebagai satu-satunya agama yang
paling benar. Akibatnya menimbulakn
permusuhan karena agama yang lain dianggap
salah dan sesat.
2. Politisasi agama : Agama dijadikan kendaraan politik dalam
rangka mencapai tujuan tertentu. Penganut agama dipropokasi
untuk saling bermusuhan dengan isu-isu yang tidak benar, dll.
3. Sikap dominan : sikap yang nerasa diri paling banyak
komunitasnya sehingga orang lain diabaikan, bahkan tidak siap
hidup berdampingan dengan penganut agama lain
4. Semangat fundamentalisme: sikap yang hendak mengembalikan
semua ajaran agama yang dianutnya pada hal yang paling
mendasar dan bahkan menentang setiap perubahan sosial (mis.
Perjuangan perempuan untuk mendapat kesetaraan)
Karena itu sangat penting bagi kita untuk
memahami nilai-nilai ajaran agama,
simbol-simbol agama lain untuk
membangun sikap saling mengahargai,
menghormati dan saling bekerja sama,
demi mewujudkan kehidupan damai
sejahterah.