PAJAK REKLAME
Pajak Tontonan merupakan hal ikhwal dari pajak hiburan, aslinya dalam bahasa
Belanda bernama Verma kelijheidsblasting, yang artinya pajak atas pemberian
hiburan dan kesenangan
Dasar hukum terpenting ialah Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah; Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1997; dan
terakhir diberlakukan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009.
Objek pajak
• Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 objek • Bila dibandingkan dengan Peraturan Daerah DKI Jakarta, maka Perda
pajak hiburan. Adapun yang dimaksud dalam pengertian ini lebih terinci dalam menentukan objek pajaknya, sebagaimana
hiburan adalah semua jenis pertunjukan berupa: tergambar berikut ini:
• Pertunjukan film;
• Tontonan film;
• Pertunjukan kesenian;
• Pagelaran kesenian, musik, tari, dan / atau busana;
• Pertunjukan pagelaran musik dan tari;
• kontes kecantikan, binaraga, dan sejenisnya; • Penyelenggaraan diskotek, musik hidup, karaoke, klab malam, ruang
• Pameran; musik (music room), balai gita (singing hall), pub, ruang selera musik
(music lounge), klub eksekutif (excutive clab) dan sejenisnya;
• Diskotek, karaoke, klab malam, dan sejenisnya, • Permainan biliar dan sejenisnya;
• Sirkus, akrobat, dan sulap; • Permainan ketangkasan, termasuk mesin keping dan sejenisnya;
• Permainan bilyar, golf, dan boling; • Panti pijat, mandi uap;
• • Pertandingan olahraga;
Pacuan kuda, kendaraan balap, dan permainan ketangkasan;
• Peyelenggaraan tempat-tempat wisata, taman rekreasi, seluncur (ice
• Panti pijat, refleksi, mandi uap/spa, dan pusat kebugaran skate), kolam pemancingan, pasar malam, sirkus, komedi putar (yang
(fitness center); dan digerakan dengan peralatan elektronik), kereta pesiar, dan sejenisnya;
• Pertandingan olahraga. • Pertunjukan dan keramaian umum lainnya
Subjek Pajak
Subjek pajak hiburan adalah setiap pribadi atau badan yang menonton dan / atau
menikmati hiburan, sedangkan wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang
menyelenggarakan hiburan (Pasal 43, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).
Tarif dan Dasar Perhitungan Pajak Hiburan
Pajak atas Reklame sudah ada sejak Tahun 1937. Pada waktu itu Pajak Reklame
hanya berlaku untuk wilayah Batavia (Jakarta) saja, dengan nama Bataviasche
Reclameverordening
Masa pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (bulan) atau ditetapkan oleh
gubernur kepada daerah. Pajak terutang dalam masa pajak terjadi pada saat
penyelenggaraan reklame atau diterapkan setiap wajib pajak wajib mengisi dan
menyampaikan SPPR atau SPTPD kepada gubernur kepala daerah. SPPR atau
SPTPD harus diisi dengan jelas, benar dan lengkap serta ditanda tangani oleh wajib
pajak atau kuasanya.
Terima Kasih