Anda di halaman 1dari 14

Terdapat lima anu untuk penghubung-penghubung

  3
dan 5, dan tersedia lima pers. Dengan demikian lima
anu tersebut dapat ditentukan.Prosedur penyelesaian
- nya dapat dibandingkan dengan penyelesaian untuk
mekanisme empat penghubung. Perhatikan yang
diuraikan kedalam komponen-komponennya, yaitu yang
tegaklurus ke garis AB, dan disepanjang AB seperti
ditunjukkan pada gbr. 12.9.c.
Dengan mengambil momen terhadap A, kita dapat
memperoleh dengan hubungan()(AM) =()(AB). Sehingga
segitiga-segitiga sebangun yang diperlihatkan dalam
gbr.12.9.d.akan memberikan jawab pers.untuk harga .
Arahnya sedemikian sehingga melawan momen
terhadap titik A.
Gambar 12.9.e.memperlihatkan
  penghubung 5 yang
digambarkan kembali dengan digantikan dengan
komponen-komponennya, yang satu diantara -nya telah
ditentukan dari penghubung 3.
Penghubung 5 sekarang dapat diselesaikan seperti
ditunjukkan pada gambar 12.9.f.karena hanya terdapat dua
anu yakni dan
Pada gambar 12.9.g.memperlihatkan penghubung 3 yang
digambarkan kembali dengan diberikan resultante yang
tergambar. Dalam hal ini terdapat dua anu, yakni harga dan
arah yang dapat diperoleh dengan poligon gaya, seperti
ditunjukkan dalam gambar 12.9.h. Pemeriksaan ketelitian
pekerjaan yang dilakukan untuk mempelajari jika arah
dipeoleh dari poligon gaya yaitu bahwa akan melalui
perpotongan dan .
Penentuan kopel yang telah diberikan kepenghubung 2
mengikuti prosedure yang telah diberikan dalam sub-
sub bab dimuka. Kopel tersebut diproleh arahnya
melawan putaran jarum jam. Poligon lengkap pada
gambar 12.9.i.
12.8. GESEKAN.
Gesekan memainkan peranan yang “aneh” dimana
banyak mesin tidak dapat beropeasi tanpa dia
(gesekan), namun pada saat yang sama mesin harus
bekerja untuk melawan gesekan tersebut.
Sebagai ilustrasi, sebuah mobil tidak dapat berangkat
jika tidak ada gesekan antara ban dan jalan, dan tidak
dapat berhenti, bila telah berjalan, jika tidak ada
gesekan rem dan gesekan ban dengan jalan. Dipihak
lain terdapat gesekan dalam semua komponen gerak
pada mobil, seperti bantalan, ban, roda gigi, torak dan
sebagainya yang memerlukan pemakaian bahan bakar
ekstra.
Gaya gesek adalah besaran yang sulit dipekerjakan
karena perilakunya yang tidak teratur. Perubahan
terkecil dalam kondisi permukaan yang berkontak dapat
menyebabkan perubahan yang tidak sepele atau ringan
dalam gesekan.
Dalam pekerjaan elementer, gesekan dari permukaan
kering dengan tekanan rata-rata dipandang tidak
bergantung pada kecepatan luncur dan luas permukaan
luas kontak dan temperatur, tetapi hanya bergantung
pada bahan. Dalam kenyataannya, secara umum
gesekan sangat bertambah untuk tekanan tinggi sebagai
akibat dari deformasi bahan, akan berkurang untuk
kecepatan-kecepatan tinggi, dan akan berkurang dengan
bertambahnya temperatur.
Jika permukaan dilumasi, maka gesekan akan bergantung
pada beberapa besaran : kecepatan, tekanan, viskositas
minyak, dan temperatur.
Gaya-gaya gesek untuk pelumasan “tak sempurna” atau
pelumasan film tipis, adalah sangat berbeda dari gaya-gaya
gesek dibawah pelumasan yang disebut pelumasan film
tebal atau pelumasan sempurna.
Konskuensinnya, sekali koefisien gesekan telah
ditetapkan, maka teori dibelakang pemakaian koefisien
menjadi terbatas. Namun evaluasi koefisien juga tidak dapat
tepat benar. Ini diluar wawasan buku ini untuk bekerja
dengan berbagai koefisien gesek.
Koefisien-koefisien gesek akan dimisalkan dan akan
diberikan prosedur penyelesaian soal-soal yang melibatkan
gesekan.
12.9.GESEKAN LUNCUR.
Prosedur penanganan soal-soal yang melibatkan
gesekan luncur paling baik diilustrasikan dengan
beberapa contoh.
Mekanisme Engkol Peluncur.
Mekanisme engkol peluncur yang ditunjukkan
dalam gambar 12.10.a.mempunyai tiga gaya, yakni P,
Q, dan S, yang bekerja ditempat seperti ditunjukan.
Soalnya adalah menentukan gaya-gaya pada pena-
pena dan kopel yang harus diberikan kepenghubung 2
untuk memberikan keseimbangan. Koefisien gesekan
luncur dimisalkan sebesar 0,2. Dalam soal ini abaikan
gesekan pena.
Sejauh ini soal belum menyatakan secara lengkap
bahwa titik pada penghubung 4 dapat bergerak dalam satu
arah disepanjang alur pandu, dimana gaya gerak
sepenuhnya harus ditentukan. Namun akan diperoleh dua
jawaban yang berbeda untuk kemungkinan gerak dalam
dua arah. Ini terlihat dengan menggambarkan penghubung
4 sebagai titik yang sedang bergerak ke kanan. Maka gaya
gesek pada penghubung 4 akan bekerja kekiri, sama seperti
arah beban gaya P.
Kopel yang diberikan ke penghubung 2 harus dapat
mengatasi gaya P dan juga gesekan. Dipihak lain jika gerak
yang dilakukan penghubung 4 kearah kiri, maka gaya gesek
pada penghubung 4 kearah kiri, maka gaya gesek pada
penghubung 4 harus kekanan, atau dalam arah berlawanan
dengan P.
Dalam kasus ini, gaya P sebagian akan diimbangi oleh
gaya gesek, efek penyeimbangan selebihnya datang
dari kopel pada penghubung 2.
Sebagai contoh kita misalkan bahwa penghubung 4
sedang bergerak kekanan.

Anda mungkin juga menyukai