MODUL C
JEMBATAN MENERUS TIGA BENTANG
Tanggal Praktikum :
Asisten Praktikum : Felicius Wayandhana
Tanggal Disetujui :
Nilai :
Paraf Asisten :
Percobaan 2
Tujuan dari lanjutan percobaan ini adalah untuk memperlihatkan analisa model
dengan metode displacement kecil dan untuk membandingkan hasilnya dengan
pengukuran langsung dari reaksi.
III. PERALATAN
1. HST. 1901 Model Jembatan Transparan dengan bentuk Sprandels
2. HST. 1902 Kolom-kolom jembatan dengan penyangga berjalan dan
alat pengukur reaksi dan kompensator perata
3. HST. 1903 Kolom-kolom jembatan dengan penyangga yang dijepit,
alat pengukur reaksi dan kompensator perata
4. HST. 1904 Peralatan dial pengukur
5. HST. 1905 Beban berjalan (50 N dan 25 N)
6. HST. 1906 Penyangga ujung kiri
7. HST. 1907 Penyangga ujung kanan
Mempersiapkan Alat
b. Bagian 2 :
Plot garis pengaruh dari keempat reaksi selama percobaan berlangsung.
Keakuratan dari alat dan percobaan dapat dilihat dengan memperhatikan hal sebagai
berikut :
o Ketika beban berada di atas kolom, reaksi seharusnya adalah 25 N dan reaksi perletakan kolom
yang lain adalah nol.
o Garis pengaruh harus memperlihatkan keadaan simetris.
Sebagai pemeriksaan terakhir, letakkan sembarang bentuk dari pembebanan umum di
atas jembatan sampai maksimum 150 N (Beban titik tidak melebihi 50 N pada setiap
titik), perhatikan nilai dan letak dari pembebanan, dan dapatkan keempat reaksinya.
Percobaan 2
Kerjakan bagian 1 dari percobaan untuk mendapatkan garis pengaruh dari reaksi
perletakan. Gunakan penjepit kantilever untuk mengunci kantilever pada setiap kolom.
Menggunakan penopang yang dipasang pada bagian atas dari rangka HST. 1 maka
jarum pengukur dial (HST.1904) di set untuk keadaan 0,001 mm setiap garis untuk
menentukan defleksi pada garis pusat dan perletakan jembatan, kemudian dimulai 56,25
cm dari bagian kiri ujung jembatan. Baca defleksi untuk :
o Displacement arah atas sebesar 1 mm pada bagian kiri perletakan (dihasilkan dengan memutar
kompensator searah jarum jam).
o Keadaan dimana kompensator perletakan telah kembali ke posisi semula, dan displacement arah
atas sebesar 1 mm pada bagian kiri dari dalam kolom.
Perletakan kolom dikembalikan ke posisi semula dan gerakkan pengukur dial 12.5
cm ke kanan, dan ulangi prosedur tersebut. Lanjutkan sampai pengukur dial telah
dipindahkan 25 cm dan 56.25 cm dari perletakan kiri. Garis pengaruh akan didapat
dengan memplot defleksi dial gauge dengan posisi dari dial gauge, sesuai dengan teori
Mueller-Breslau untuk analisa model.
o P2 = 50 N
Jumla
Ra Rb Rc Rd
No. x (cm) h
1 0 48 10.2 0 2.5 60.7
2 12.5 32 33.5 0.1 0.7 66.3
3 25 0 38.8 6.3 1.7 46.8
4 56.25 15 43 33.1 2.9 94
5 87.5 5.5 17.2 44.7 14.3 81.7
6 100 1.7 7.1 25 38.3 72.1
7 112.5 0 1.7 6.1 47.6 55.4
Tabel 2. Data Praktikum terhadap gaya 50 N
VI. PENGOLAHAN DATA
TABEL DAN GRAFIK PERLETAKAN TEORITIS DAN PERCOBAAN
25 N
Ra Rb Rc Rd
x
Teori Praktikum Teori Praktikum Teori Praktikum Teori Praktikum
0 25 28 0 11.6 0 0 0 1.4
12.5 10.98 19 14.86 17.5 -1.38 0.1 0.5482 0.2
25 0 4.3 25 28.9 0 1.6 0 2.5
56.25 -6.16 6.7 18.66 15.1 18.66 11.9 -6.16 2.4
87.5 0 2.7 0 9.8 25 18.8 0 18.2
100 0.54 0.9 -1.3816 4.1 14.86 16.1 10.96 24.6
112.5 0 0 0 0 0 2.3 25 29.4
Tabel 3. Data Praktikum dan Teori terhadap gaya 25 N
Jarak
Jarak
Rc
x Teor Praktiku
i m
0 0 0
12.5 -1.38 0.1
25 0 1.6
18.6
56.25 11.9
6
87.5 25 18.8
14.8
100 16.1
6
112.5 0 2.3
Tabel 6. Data Praktikum dan Teori terhadap gaya 25 N pada perletakan C
Jarak
Rd
x Praktiku
Teori
m
0 0 1.4
0.548
12.5 0.2
2
25 0 2.5
56.25 -6.16 2.4
87.5 0 18.2
100 10.96 24.6
112.5 25 29.4
Jarak
50 N
Ra Rb Rc Rd
x Praktiku Praktiku Praktiku Praktiku
Teori Teori Teori Teori
m m m m
0 50 48 0 10.2 0 0 0 2.5
12.5 21.93 32 29.74 33.5 -2.76 0.1 1.096 0.7
25 0 0 50 38.8 0 6.3 0 1.7
56.25 - 15 37.34 43 37.34 33.1 -12.34 2.9
12.34
87.5 0 5.5 0 17.2 25 44.7 0 14.3
- 29.736 21.929
100 1.096 1.7 7.1 25 38.3
2.7632 8 8
112.5 0 0 0 1.7 0 6.1 50 47.6
Ra
x
Teori Praktikum
0 50 48
12.5 21.93 32
25 0 0
-
56.25 15
12.34
87.5 0 5.5
100 1.096 1.7
112.5 0 0
Ra
60
40
Reaksi Perletakan 20
0
0 12.5 25 56.25 87.5 100 112.5
-20
Jarak
Rb
x Praktiku
Teori
m
0 0 10.2
12.5 29.74 33.5
25 50 38.8
56.25 37.34 43
87.5 0 17.2
-
100 2.763 7.1
2
112.5 0 1.7
Tabel 10. Data Praktikum dan Teori terhadap gaya 50 N pada perletakan B
Rb
60
50
40
30
Reaksi Perletakan
20
10
0
0 12.5 25 56.25 87.5 100 112.5
-10
Jarak
Rc
x Praktiku
Teori
m
0 0 0
12.5 -2.76 0.1
25 0 6.3
56.25 37.34 33.1
87.5 25 44.7
29.736
100 25
8
112.5 0 6.1
Tabel 11. Data Praktikum dan Teori terhadap gaya 50 N pada perletakan C
Rc
50
40
30
Reaksi Perletakan 20
10
0
0 12.5 25 56.25 87.5 100 112.5
-10
Jarak
x Rd
Teori Praktiku
m
0 0 2.5
12.5 1.096 0.7
25 0 1.7
56.25 -12.34 2.9
87.5 0 14.3
21.929
100 38.3
8
112.5 50 47.6
Tabel 12. Data Praktikum dan Teori terhadap gaya 50 N pada perletakan D
Rd
60
50
40
30
Reaksi Perletakan 20
10
0
0 12.5 25 56.25 87.5 100 112.5
-10
-20
Jarak
KESALAHAN RELATIF
Reaksi Total (N) Kesalahan
x (cm) Relatif
Jumlah Teori
(%)
0 41 25 64
12.5 36.8 25 47.2
25 37.3 25 49.2
56.25 36.1 25 44.4
87.5 49.5 25 98
100 45.7 25 82.8
112.5 31.7 25 26.8
Kesalahan Relatif 58.91%
Tabel 12. Kesalahan Relatif dengan gaya 25 N
VII. ANALISA
Analisa Percobaan
Percobaan pertama modul C ini bertujuan untuk menganalisa ketepatan perhitungan
matematis dari jembatan menerus tiga bentang dengan keadaan sebenarnya dengan cara
membandingkan garis pengaruh teoritis, yaitu dengan metode persamaan tiga momen
atau Clapeyron, dan garis pengaruh hasil percobaan.
Percobaan jembatan menerus tiga bentang bertujuan untuk mendapatkan analisis
peehitungan matematis yang berkorelasi dengan keadaan sebenarnya. Mendapatkan
analisis tersebut dilakukan dengan metode persamaan tiga moment atau CLayperon.
Percobaan modul C ini dimulai dengan mempersiapkan peralatan percobaan berupa
1 (satu) set jembatan menerus tiga bentang, beban berjalan sebesar 25 N, beban berjalan
sebesar 50 N, dan dial-dial pengukur. Setelah semua siap, dial pengukur diset agar
menunjuk angka nol. Hal ini dilakukan agar pengukuran oleh dial sesuai dengan
pengukuran sebenarnya. Apabila dial pada kondisi awal tidak menunjukkan angka nol,
maka nilai yang ditunjukkan oleh dial harus dikalkulasi dengan kondisi awal dial.
Percobaan pertama pada modul ini dilakukan dengan menjalankan beban silinder
pada model jembatan. Hal ini akan mengakibatkan pembebanan pada titik titik di
sepanjang permukaan jembatan yang akan terbaca pada dial dial yang terletak pada
perletakan dan interval bentang tertentu, yaitu 0 cm, 12.5 cm, 25 cm, 56.25 cm, 87.5 cm,
100 cm dan 112.5 cm. Beban silinder yang digulirkan sepanjang beban diberhentikan
pada interval interval tersebut untuk dibaca. Setelah selesai , beban diganti dengan
pembebanan 50 N dan dilakukan dengan urutan yang sama.
Analisa Pengolahan Data
Pengolahan data pada praktikum modul ini menggunakan metode Clayperon.
CB =CD
Analisa Hasil
Pada percobaan ini didapatkan kesalahan relatif rata-rata sebesar 58.91 % untuk
beban 25 N dan 38.11 % untuk beban 50 N. Kesalahan relatif ini tergolong besar dan
menunjukkan banyaknya kesalahan yang terjadi selama praktikum berlangsung.
Penyebab dari kesalahan relatif dijelaskan pada analisis kesalahan.
Dari grafik grafik yang dihasilkan pada percobaan ini, baik dari pembebanan 25
N maupun 50 N didapatkan visualisasi di mana penyimpangan paling besar terjadi pada
interval jarak 56.25. Seperti pada grafik yang dilampirkan di bawah, terlihat bahwa
selisih dari hasil teori dan praktikum pada reaksi perletakan Ra paling besar di titik 56.25.
Jarak
Hal ini menunjukkan bahwa dial pada titik 56.25 yang paling sensitif dan rentan terhadap
gangguan lingkungan. Hasil dari pembacaan garis pengaruh menurut teori seharusnya
menunjukkan jumlah yang sama pada setiap perletakan dengan beban yang diberikan.
Atau dapat dikatakan jumlah nilai Ra + Rb + Rc + Rd sama dengan nilai beban yang
diberikan. Namun dari hasil yang diperoleh menunjukkan perbedaan yang cukup jauh dan
dijelaskan pada analisis kesalahan.
Analisa Kesalahan
Kesalahan-kesalahan yang terjadi selama praktikum berlangsung atau saat
pengolahan data, disebabkan oleh factor-faktor kesalahan sebagai berikut :
Peralatan : kalibrasi alat yang tidak sesuai, dial gauge yang tidak berfugsi dengan baik.
Saat mengkalibrasi satu dial, dial yang lain ikut terpengaruh dan sangat sensitif. Kurang telitinya
praktikan dalam mengkalibrasi dial menjadi salah satu penyebab kesalahan relative.
Pembacaan : Kesalahan dalam proses pembacaan dial. Pembacaan
dilakukan oleh empat orang praktikan dan memiliki perbedaan dalam
ketelitian pengukuran sehingga dapat berpengaruh pada keakuratan
pembacaan.
Proses Praktikum : Kurang berhati-hatinya praktikan dalam menjalankan
praktikum modul C Jembatan Menerus Tiga Bentang ini
mengakibatkan tergesernya peralatan praktikum yang sensitive sehingga
berpengaruh pada dial. Kejadian ini juga termasuk pada saat menjalankan
beban silinder di sepanjang pembebanan.
VIII. KESIMPULAN
Persamaan tiga momen atau persamaan Clapeyron dapat digunakan untuk
mengolah data struktur jembatan tiga bentang dan dapat digunakan untuk
membandingkan hasil percobaan. Namun, praktikum modul C yang dilakukan
praktikan tidak dapat dijadikan acuan untuk mengoreksi dan membandingkan
keakuratan perhitungan matematis dari metode Clayperon.
Kesalahan relatif yang didapat praktikan dalam percobaan ini adalah 58.91 % untuk
beban 25 N dan 38,11 % untuk beban 50 N.
IX. REFERENSI
Dr. Ir. Elly Tjahjono, DEA, Pedoman Praktikum Analisa Struktur. Laboratorium Struktur
dan Material. Depok : 2009
X. LAMPIRAN
Gambar . Pembacaan dial pada model jembatan menerus tiga bentang