Anda di halaman 1dari 52

INTERAKSI KERUANGAN

DESA DAN KOTA


Oleh:

SUPARMAN, S.Sos
A. STRUKTUR KERUANGAN 1. Struktur Keruangan Serta Perkembangan
Desa
SERTA PERKEMBANGAN DESA
DAN KOTA
A. STRUKTUR KERUANGAN 1. Struktur Keruangan Serta
SERTA PERKEMBANGAN DESA Perkembangan Desa
DAN KOTA

Menurut Bintarto (1983: 11-12),


Undang-undang No 6 Tahun
desa adalah suatu hasil perpaduan
2014 desa adalah kesatuan
antara kegiatan sekelompok
masyarakat hukum yang memiliki
manusia dengan lingkungannya.
batas wilayah yang berwenang
Hasil perpaduan itu adalah
untuk mengatur dan mengurus
perwujudan geografis, yang
urusan pemerintahan,
ditimbulkan oleh unsur-unsur
kepentingan masyarakat setempat
fisiografis sosial, ekonomi, politik
berdasarkan prakarsa masyarakat,
dan budaya dan memiliki
hak asal usul, dan/atau hak
hubungan timbal balik dengan
tradisional yang diak
daerah lain.
a. Ciri-Ciri Desa

Memiliki pertalian
Keluarga di desa-
Interaksi antar perasaan yang Mata pencaharian
sama tentang desa merupakan
manusia penduduknya
kesukaan dan satu unit sosial dan
yang sangat bersifat agraris
perasaan unit kerja
kuat

sehingga warga
Kontrol sosial di desa banyak
Proses sosial dasarkan pada Jumlah penduduk
berjalan desa relatif bergantung pada
hukum informal
lambat sedikit musim
b. Unsur-Unsur Pembentuk
Desa
Prilaku
Pendudu
k
Wilayah
c. Klasifikasi Pembentuk Desa

1. Potensi Sumber 2. Potensi Sumber 3. Potensi 4. Potensi Sarana


Daya Alam Daya Manusia Klembagaa dan Prasaranan
n
d. Tipe-Tipe Desa

1. Desa 2. Desa 3. Desa 4. Desa


Pesisir/ Nelaya Persawaha Perladanga Perkebuna
n n n n
( DNL (DPS) (DPL) (DRS)
)
8. Desa
5. Desa 6. Desa 7. Desa Industri Kecil
Peternaka Perdaganga Pertambanga dan
n n n kerajinan
(DPT) (DJP) (DPG) (DIK)
Soekandar Wiriaatmadja membagi pola pemukiman di
Tipe-Tipe Desa pedesaan ke dalam empat pola, yakni

1. Pola 2. Pola 3. Pola 4. Pola


Permukima Permukima Permukima Permukima
n Menyebar n Melingkar n n
Memanjang Berkumpul
e. Analisis Potensi
Desa
f. Tingkat Perkembangan Desa

1. Desa
Swadaya

Desa swadaya adalah desa yang masyarakatnya telah


mampu memenuhi kebutuhannya sendiri.
Penduduknya masih jarang dan kurang
berkomunikasi dengan masyarakat luar, sehingga
proses kemajuan yang diperoleh sebagai hasil
interaksi dengan wilayah berjalan lambat
f. Tingkat Perkembangan Desa

2. Desa
Swakarya
Desa swakarya adalah desa yang masyarakatnya
sudah lebih maju dibandingkan dengan desa
swadaya. Selain untuk memenuhi kebutuhannya
sendiri, kelebihan produksi yang dihasilkan
penduduk sudah mulai dijual ke daerah lain. Desa
swakarya mulai mengadakan kontak atau hubungan
dengan warga lain, walaupun intensitasnya masih
sedikit. (Fahmi : 2014)
f. Tingkat Perkembangan Desa

3. Desa
Swasembada
Desa swasembada adalah desa yang sudah mampu
mengembangkan semua potensi yang ada secara
optimal. Masyarakat desa ini sudah mulai
mengadakan interaksi atau hubungan dengan
masyarakat luar untuk melakukan tukar menukar
barang dengan wilayah lain. Hasil dari interaksi
tersebut menyebabkan masyarakat yang tinggal
didesa swasembada mampu menyerap teknologi
baru untuk memanfaatkan sumber daya yang
dimiliki, sehingga proses pembangunan dapat
berjalan dengan baik.
A. STRUKTUR KERUANGAN
2. Struktur Keruangan Serta
SERTA PERKEMBANGAN DESA
Perkembangan Kota
DAN KOTA
a. Ciri Ciri Masyarakat Kota
pendidikan pekerjaan yang
Egois
tinggi beraneka ragam

materialis kesempat
agen perubahan a n kerja
tis
yang luas

tidak
mengena bersifat terdapat
l gotong- glamour kesenjangan sosial
royong tinggi
(mewah
)
Pengertian kota

Peraturan Menteri Dalam


Bintarto
Max Weber Negeri Nomor 2 Tahun 1987,
Kota sebagai kesatuan jaringan
Kota adalah suatu tempat yang pasal 1
kehidupan manusia yang ditandai
penghuninya dapat memenuhi Disebutkan kota adalah pusat
dengan kepadatan penduduk
sebagian besar kebutuhan permukiman dan kegiatan
yang tinggi dan diwarnai dengan
ekonominya di pasar lokal. Ciri penduduk yang mempunyai
strata sosial ekonomi yang
kota adalah adanya pasar sebagai batasan administrasi yang diatur
heterogen serta coraknya
benteng serta mempunyai dalam perundang-undangan,
materialistis. Masyarakat kota
sistem hukum tersendiri dan serta permukiman yang telah
terdiri atas penduduk asli daerah
bersifat kosmopolitan memperlihatkan watak dan ciri
tersebut dan pendatang
kehidupan perkotaan
Adapun elemen-elemen yang membentuk
struktur ruang kota (Sinulingga, 2005:97)
yaitu

1. Kumpulan dari 2. Kumpulan dari


pelayanan jasa termasuk industri sekunder
di dalamnya (manufaktur) 3. Lingkungan
4. Jaringan
perdagangan, pergudangan dan permukiman sebagai
transportasi yang
pemerintahan, keuangan
perdagangan grosir tempat tinggal dari
yang cenderung manusia dan ruang
terdistribusi secara yang cenderung menghubungkan
untuk berkumpul terbuka hijau
berkelompok dalam ketiga tempat
pusat pelayanan pada suatu tempat. di atas.
Bentuk dan model struktur ruang Kota

1. Monocentric City 2. Polycentric City 3. Kota Metropolitan

Perkembangan kota mengakibatkan Kota Metropolitan adalah kota besar


adalah kota yang belum berkembang
pelayanan oleh satu pusat pelayanan yang dikelilingi oleh kota-kota
pesat, jumlah penduduknya belum
tidak efisien lagi. Kota-kota yang satelit yang terpisah cukup jauh
banyak, dan hanya mempunyai satu
bertambah besar membutuhkan lebih dengan urban fringe dari kota
pusat pelayanan yang sekaligus
dari satu pusat pelayanan yang tersebut, tetapi semuanya membentuk
berfungsi sebagai Central Bussines
jumlahnya tergantung pada jumlah satu kesatuan sistem dalam pelayanan
District (CBD)
penduduk kota. penduduk wilayah metropolitan.
Teori Konsentris (The Consentric Theory)

Teori Ini dikembangkan oleh Ernest W.


Burgess yang menyatakan bahwa
perkembangan suatu kota akan
mengikuti pola lingkaran-lingkaran
konsentrik. Masing-masing zone
tumbuh sedikit demi sedikit kea rah luar
pada semua bagian sehingga pada
akihirnya akan terbentuk pola
keruangan yang berlapis-lapis dengan
daerah Central Bussinis District (CBD)
sebagai pusat. (Rostam, dalam
Bakaruddin,2012: 173)
Teori Sektor

Diperkenalkan oleh Homer Hoyt


(1930) yang menyatakan bahwa
perkembangan unit-unit kegiatan di
daerah kota tidak mengiukuti zone-
zone yang teratur secara konsentris,
tetapi dengan membentuk sektor-
sektor tertentu. Sector-sektor tersebut
bisa terjadi di sepanjang jalur
transportasi darat maupun air,
sehingga perkembangan kota lebih
menyerupai gurita
Teori Inti Ganda (Multiple
Nucleus Theory)

Dikemukakan oleh Harris dan Ullman


pada tahun 1945. Pertumbuhan kota
berawal dari pusat pertumbuhan
kemudian menjadi bentuk kompleks
karena muncul nukleus-nukleus baru
sebagai kutub pertumbuhan, seperti
perguruan tinggi, kompleks industri,
dan terminal bus. Dalam teori ini tidak
ada urutan-urutan yang teratur dari
zona-zona kota seperti halnya pada
teori konsentris dan sektoral.
Teori Konsektoral (Tipe Eropa)

Teori konsektoral tipe Eropa


dikemukakan oleh Peter Mann pada
tahun 1965 dengan mengambil
lokasi penelitian di Inggris. Teori ini
mencoba menggabungkan teori
konsentris dan sektoral, namun
penekanan konsentris lebih
ditonjolkan
Teori Konsektoral (Tipe Amerika
Latin)

Teori konsektoral tipe Amerika


Latin dikemukakan oleh Ernest
Griffin dan Larry Ford pada tahun
1980 berdasarkan penelitian di
Amerika Latin
Teori Poros

Teori poros dikemukakan oleh


Babcock (1932), yang
menekankan pada peranan
transportasi dalam
memengaruhi struktur
keruangan kota
Teori Historis

Dalam teori historis, Alonso


mendasarkan analisisnya
pada kenyataan historis yang
berkaitan dengan
perubahan tempat tinggal
penduduk di dalam kota.
Teori Pusat Pelayanan (Christaller)

Walter Christaller seorang geograf Tempat yang sentral diasumsikan


jerman (1933) mengemukakan teori sebagai tempat yang memberikan
lokasi yang dikenal sebagai teori peluang kepada manusia yang
tempat sentral (central place theory). jumlahnya maksimum untuk
Christaller memperkenalkan teori ini
berpartisipasi dalam kegiatan
tahun 1933 dalam tulisannya yang
berjudul ”Die Zentralen Orte la
pelayanan, baik sebagai
pelayannya maupun sebagai pihak
Suddeutschland”. . yang dilayani.
Tahap-Tahap Perkembangan
Kota

Nekropolis
Tiranopilis
Megalopoli
s Metropolis
Poli
s

Eopolis
B. POLA DAN FAKTOR-FAKTOR 1. Bentuk Dan Pola Desa
INTERAKSI DESA DAN KOTA

a. Bentuk Desa Menyusur Sepanjang


Pantai

Di daerah pantai yang landai dapat tumbuh


suatu permukiman, yang mata pencarian
penduduknya dibidang perikanan, perkebunan
kelapa, dan perdagangan. Jika desa pantai
seperti itu berkembang, maka tempat tinggal
meluas dengan cara menyambung yang lama
dengan menyusur pantai, sampai bertemu
dengan desa pantai lainnya
B. POLA DAN FAKTOR-FAKTOR 1. Bentuk Dan Pola Desa
INTERAKSI DESA DAN KOTA

b. Bentuk Desa Terpusat

Pola keruangan desa yang terpusat


terdapat didaerah pergunungan. Pola
desa terpusat di jumpai pada suatu desa
yang permukiman penduduknya
berdekatan antara yang satu dengan
yang lain dan membentuk suatu
kelompok besar.
B. POLA DAN FAKTOR-FAKTOR 1. Bentuk Dan Pola Desa
INTERAKSI DESA DAN KOTA

c. Bentuk Desa Linear di Daratan Rendah

Pemukiman penduduk didataran rendah


umumnya memanjang sejajar dengan
rentangan jalan raya yang menembus desa yang
bersangkutan. Jika kemudian secara wajar
artinya tanpa direncanakan desa mekar, tanah
pertanian diluar desa sepanjang jalan desa
menjadi pemukiman baru memang ada kalanya
juga pemekaran kearah pedalaman sebelah
menyebelah jalan raya
B. POLA DAN FAKTOR-FAKTOR
INTERAKSI DESA DAN KOTA
1. Bentuk Dan Pola Desa

d. Bentuk Desa yang Mengelilingi Fasilitas


Tertentu

Jenis ini terdapat didataran rendah,


yang dimaksudkan dengan fasilitas
misalnya mata air, waduk, lapangan
terbang, dan lain-lain. Arah
pemekarannya dapat kesegala jurusan,
sedang fasilitas-fasilitas untuk
industri kecil dapat disebarkan
dimana-mana sesuai dengan
keinginan
B. POLA DAN FAKTOR-FAKTOR 1. Bentuk Dan Pola Desa
INTERAKSI DESA DAN KOTA

Menurut R. Bintarto ada 6 pola desa yang


dikemukakan yaitu

1. Memanjang jalan: Susunan desanya mengikuti jalur-jalur jalan dan sungai. Contohnya: terdapat
didaerah Bantul, Jokyakarta
2. Memanjang sungai : Susunan desanya mengikuti jalur-jalur jalan dan sungai. Contohnya terdapat
didaerah Bantul, Yogyakarta
3. Radial : Pola desa ini berbentuk radial terhadap gunung dan memanjang sepanjang sungai
dilereng
gunung
4. Tersebar : Pola desa didaerah gunung kidul – yogyakarta merupakan nucleus yang berdiri
sendiri.
5. Memanjang pantai : Didaerah pantai susunan desa nelayan berbentuk memanjang sepanjang
pantai.
6. Sejajar jalan kereta api.
Fungsi
Desa
2. Raw Material and Man
1. Hinterland ialah daerah Power, desa berfungsi
penyokong atau penyuplai sebagai
kebutuhan masyarakat penghasil bahan mentah
kota untuk industri, dan
tenaga kerja.

4. sebagai bentuk
3. segi kegiatan kerja, desa pemerintahan terendah,
dapat berfungsi sebagai desa artinya desa
agraris, desa industri, desa diharapkan mampu
nelayan, dan sebagainya menjalankan
kebijakan-kebijakan
yang telah
digariskan
Fungsi Kota

2. Kota sebagai 3. Kota sebagai


1. Kota sebagai
pusat pusat
pusat
produksi perdagangan. pemerintahan

4. Kota sebagai 5. Kota sebagai


pusat 6. Kota yang
pusat pengobatan berfungsi ganda
kebudayaa dan
n rekreasi
Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Desa dan Kota

Relationship: hubungan antar dua Interelation : hubungan


gejala, dua komponen, dua
individu atau lebih yang berpengaruh antar dua gejala atau
menimbulkan pengaruh lebih dalam satu wilayah

Interaction : kontak atau hubungan Integration : bertemunya beberapa


antar dua wilayah atau lebih yang unsur yang saling mengisi,
dapat menimbulkan gejala atau sehingga dapat dicapai suatu
masalah hidup keserasian dan kelengkapan
Pengaruh Interaksi Desa Dan
Kota
Wujud interaksi desa-kota yang paling sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari antara lain sebagai
berikut

Pergerakan barang dari desa ke Pergerakan gagasan dan informasi,


kota, terutama dari kota ke desa
atau sebaliknya

Pergerakan manusia, baik dalam


bentuk bekerja, rekreasi, menuntut Adanya komunikasi penduduk antara
ilmu, ataupun keperluan- kedua wilayah
keperluan lainnya
Dampak Interaksi Bagi Desa

Dampak Positif Bagi


Desa
Perluasan jalur jalan
Jumlah guru dan
Pengetahuan desa desa-kota dan Produktivitas desa
sekolah sudah banyak
menjadi peningkatan jumlah semakin
terdapat di desa. kendaraan bermotor
meningkat meningkat

Pelestarian Dengan peningkatan Adanya pengetahuan Adanya seperti


kegiatan wiraswasta
lingkungan hidup yang menghasilkan tentang koperasi dan
pedesaan produk yang kependudukan organisasi sosial
berkualitas
Dampak Interaksi Bagi Desa

Dampak Negatif Bagi


Desa
Modernisasi kota bisa meningkatkan Pengurangan tenaga
telah melunturkan konsumerisme produktif bidang Perubahan tata guna
orientasi dan kriminalitas pertanian di desa lahan di pedesaan
pertanian

pencemaran
lingkungan menjadi
mengubah budaya Ketersediaan bahan peningkatan masalah penting
desa pangan yang penganggura akibat interaksi desa-
berkurang n kota
Dampak Interaksi Bagi
Kota
Dampak Positif Bagi
Kota

Tercukupinya kebutahan
bahan pangan bagi Produk-produk yang
Jumlah tenaga kerja di
penduduk perkotaan yang dihasilkan di daerah
perkotaan melimpah perkotaan bisa dipasarkan
sebagian besar berasal dari karena banyaknya
hingga ke pelosok desa
daerah perdesaan, seperti penduduk dari desa yang
sayuran, buah-buahan, sehingga keuntungan yang
pergi ke kota
beras dan lain-lain. diperoleh lebih besar.
Dampak Interaksi Bagi
Kota
Dampak Negatif Bagi
Kota
Jumlah penduduk desa yang pergi ke kota Penduduk dengan pendapatan rendah
tanpa keahlian menimbulkan permasalahan kesulitan mencukupi kebutuhan hidupnya
bagi daerah perkotaan yaitu meningkatnya seperti sandang, pangan, papan, kesehatan,
jumlah pengangguran dan penduduk pendidikan, hiburan dan lain-lain
miskin.
Terjadi degradasi kualitas lingkungan,
Nilai lahan di perkotaan yang mahal, memaksa peningkatan jumlah penduduk kota yang pesat
warga menggunakan lahan atau tempat yang mendorong pembangunan rumah-rumah di
tidak layak untuk permukiman wilayah kota
B. POLA DAN FAKTOR-FAKTOR Menghitung Kekuatan Interaksi
INTERAKSI DESA DAN KOTA Desa Kota

Interaksi desa kota menggunakan model


gravitasi

Teori ini diterapkan dalam Geografi


oleh
W.J. Reilly untuk mengukur kekuatan
interaksi keruangan antara 2 wilayah
atau
lebih. Kekuatan interaksi antara dua
wilayah dapat di ukur dengan
memperhatikan jumlah penduduk masing-
masing wilayah, serta jarak mutlak antara
wilayah-wilayah tersebut.
B. POLA DAN FAKTOR-FAKTOR Menghitung Kekuatan Interaksi
INTERAKSI DESA DAN KOTA Desa Kota

Interaksi desa kota menggunakan


model titik henti

Bahwa jarak titik henti dari pusat


perdagangan yang lebih kecil ukurannya
berbanding lurus dengan jarak antara
kedua pusat perdagangan tsbdan
berbanding terbalik dgn satu ditambah
akar kwadrat jumlah penduduk dari
wilayah yang penduduknya lebih besar
dibagi dgn jumlah penduduk pada wilayah
yang jumlah penduduknya lebih kecil.
C. DAMPAK PEMBANGUNAN KOTA
Dampak Pembangunan Kota Terhadap
TERHADAP MASYARAKAT DESA DAN
Masyarakat Desa Dan Kota
KOTA

1. Aspek Fisik 2. Aspek Aspek Ekonomi


Sosial
Pertumbukan
Penggunaan Lahan Penduduk
Ekonomi

Pemerataa
Lingkungan Hidup Tenaga Kerja
n
Ekonomi
Masalah
Sosial
C. DAMPAK PEMBANGUNAN KOTA
TERHADAP MASYARAKAT DESA DAN Urbanisasi
KOTA

Pengertian Urbanisasi
Urbanisasi diartikan sebagai
proses pembengkakan kota
Urbanisasi diartikan sebagai
yang diakibatkan oleh
proses berubahnya suasana
peningkatan jumlah penduduk
kehidupan pedesaan menjadi
yang sangat cepat. Peningkatan
suasana perkotaan
ini disebabkan oleh
Urbanisasi diartikan juga
pertumbuhan alami penduduk
sebagai proses bertambahnya
kota dan adanya perpindahan
jumlah kota pada suatu wilayah
penduduk dari desa ke kota.
atau negara yang disebabkan
Dari pengertian ini sering
oleh perkembangan sosial,
diartikan bahwa urbanisasi
ekonomi dan teknologi.
adalah perpindahan penduduk
dari desa ke kota
C. DAMPAK PEMBANGUNAN KOTA
TERHADAP MASYARAKAT DESA DAN
Urbanisasi
KOTA
Faktor Penarik Urbanisasi

3. Kelengkapan
1. Mudah untuk
2. Tingkat upah yang fasilitas baik
mendapatkan
lebih tinggi. sekolah,
pekerjaan
hiburan dan
kesehatan.

4. Kebebasan pribadi 5. Pengaruh adat 6. Anggapan yang


lebih terjamin. agak longgar. bersifat budaya.
C. DAMPAK PEMBANGUNAN KOTA
TERHADAP MASYARAKAT DESA DAN
Urbanisasi
KOTA
Faktor PendorongUrbanisasi

2. Lapangan kerja
1. Lahan garapan 3. Pendapatan lebih
makin terbatas
semakin sempit kecil
akibat
iptek
4. Kurangnya fasilitas 6. Tekanan adat
5. Meningkatnya
baik sosial, pendidikan, istiadat.
pengangguran.
olah raga, rekreasi, Alasan
dsb memasarkan
produk.
C. DAMPAK PEMBANGUNAN KOTA
TERHADAP MASYARAKAT DESA DAN
Urbanisasi
KOTA
Dampak Positif

Urbanisasi

1. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kerja di kota


2. Meningkatnya aktivitas perekonomian kota
3. Meluasnya kesempatan untuk membuka usaha-usaha baru
4. Meningkatnya tingkat kesejahteraan warga desa yang berurbanisasi ke kota
5. Meningkatnya tarf hidup keluarga yang ditinggalkan di desa.
6. Lapangan kerja di pedesaan semakin sesuai dengan jumlah angkatan kerja yang
C. DAMPAK PEMBANGUNAN KOTA
TERHADAP MASYARAKAT DESA DAN
Urbanisasi
KOTA Upaya pemerintah untuk mencegah atau
mengurangi terjadinya urbanisasi

1. Melaksanakan pembangunan secara desentralisasi

2. Mengadakan modernisasi desa dengan program pembangunan

3. Memperbanyak fasilitas yang dibutuhkan oleh masyarakat pedesaan

4. Mengendalikan pertumbuhan penduduk di pedesaan melalui program keluarga berencana

5. Meningkatkan perekonomian rakyat pedesaan

6. Meningkatkan keamanan di pedesaan


C. DAMPAK PEMBANGUNAN KOTA
TERHADAP MASYARAKAT DESA DAN
Urbanisasi
KOTA Usaha-usaha untuk mengatasi akibat
urbanisasi di kota

1. Menertibkan pemukiman kumuh, pembuangan sampah, dan air limbah

2. Mengadakan penghijauan kota, yaitu mengadakan jalur hijau dan taman kota.

3. Memperluas pemukiman dengan membangun kota satelit, yaitu kota kecil di sekitar
kotabesar.

4. Menambah perumahan rakyat dengan membangun rumah murah

5. Menciptakan kutub pertumbuhan baru


D. USAHA-USAHA DALAM RANGKA
PEMERATAAN PEMBANGUNAN DESA Pembangunan Wilayah Pedesaan
DAN KOTA OLEH PEMERINTAH DI
INDONESIA Beberapa hal yang perlu untuk mendapat
perhatian dalam pembangunan wilayah pedesaan

2. Perangkat desa
perlu mendapat 4. Kurangnya
1. Pembangunan bantuan teknis keterpaduan
masyarakat desa 3. Dana kepentingan antar
dan insentif. pembangunan
masih bersifat Perangkat desa sektor, sehingga
desa secara lintas dibutuhkan
dekonsentrasi. yang menjadi
Disisi lain, sifat sektoral masih koordinasi lintas
tulang punggung
ragam dan hakikat belum bermanfaat sektoral tentang
pelaksanaan bagi masyarakat
desa sangat pembangunan pemerintahan
desa. Karena itu desa melalui
beranekaragam desa, keadaannya
dibutuhkan usaha penyatuan
yang secepatnya secara umum
masih dan dorongan program, misi dan
membutuhkan yang kuat
penanganan. membutuhkan visi
bantuan teknis pembangunan.
yang efektif
D. USAHA-USAHA DALAM RANGKA
PEMERATAAN PEMBANGUNAN DESA Solusi dalam Memelihara Keseimbangan
DAN KOTA OLEH PEMERINTAH DI
Desa dan Kota
INDONESIA

2. Modal usaha 3. Teknologi kurang


1. Pasar Kerja di
kecil. terampil. 4. Pemasaran hasil
Desa.
Untuk Tenaga kerja di desa produksi.
Karena itu biasanya mempunyai
mendorong
langkah pertama kualitas yang Membaiknya
keberadaan usaha
yang harus ini, maka rendah, karena itu pemasaran hasil
ditempuh adalah pemerintah perlu
untuk mengatasi produksi di desa
membuka masalah maka perlu akan mendukung
untuk diadakan berbagai
kesempatan kerja memberikan masuknya
untuk menyerap macam penyuluhan, modal ke daerah
bantuan kredit pelatihan, dan
tenaga kerja berbagai macam pedesaan
kecil ala desa,
pasaran di desa. bentuk pembinaan
seperti BKD
D. USAHA-USAHA DALAM RANGKA
PEMERATAAN PEMBANGUNAN DESA
DAN KOTA OLEH PEMERINTAH DI
INDONESIA Program-program dan usaha pembangunan
desa yang dapat menciptakan suasana pra-
conditioning untuk tumbuh dan
berkembang

1. Sistem 2. 3. 4. Bantuan
kepemimpi Pembinaa Peningkata
nan di n n kualitas teknis
desa kelembaga SDM
an

Anda mungkin juga menyukai