Anda di halaman 1dari 29

Larutan Elektrolit, Non-Elektrolit,

dan Reaksi Redoks


Larutan

Campuran homogen dua


jenis zat atau lebih
dengan berbagai
perbandingan komposisi
dan memiliki sifat- sifat
seperti komponen
penyusunnya.
Berdasarkan daya hantar listrik suatu
larutan terbagi menjadi :

Elektrolit Kuat
Larutan Elektrolit
Elektrolit Lemah
Larutan
Larutan
Nonelektrolit
Teori Ion Svante Arrhenius
Larutan Mengandung
elektrolit dapat ion- ion yang
menghantarkan dapat bergerak
listrik bebas

Senyawa Reaksi Ionisasi


NaCl NaCl  Na+ + Cl-
KOH KOH  K+ + OH-
CH3COOH CH3COOH  CH3COO- + H+
Lanjutan ...
Larutan nonelektrolit Tidak terdapat
tidak dapat ion- ion yang
menghantarkan dapat bergerak
listrik bebas

Senyawa Reaksi Ionisasi


C2H5OH(l) C2H5OH(l)  C2H5OH(aq)
CO(NH2)2(s) CO(NH2)2(s)  CO(NH2)2(aq)
Perhatikan gambar berikut !

• Dalam air, senyawa elektrolit (NaCl )terurai menjadi ion Na+


dan Cl-
• Dalam air, senyawa nonelektrolit (urea) tetap sebagai molekul
Senyawa Kovalen
Kovalen HCl,
Polar CH3COOH
Kovalen
Kovalen CH4,
Nonpolar Glukosa

Jenis senyawa Padatan Lelehan Larutan

Kovalen Polar nonkonduktor nonkonduktor konduktor

Kovalen nonpolar nonkonduktor nonkonduktor nonkonduktor


Elektrolit kuat dan lemah
Derajat Ionisasi (α) Perbandingan antara
jumlah zat yang mengion
0<α<1
dengan jumlah zat yang
dilarutkan

• Sebagian besar / semua molekul terionisasi


Elektrolit Kuat • α mendekati sama dengan 1

• Hanya sedikit molekul terionisasi


Elektrolit Lemah • α mendekati 0

• Tidak ada molekul yang terionisasi


Non-elektrolit • α sama dengan 0
Penggolongan beberapa larutan

Elektrolit Kuat Elektrolit Lemah Non-elektrolit


NaCl CH3COOH CO(NH2)2 (Urea)
H2SO4 HF CH3OH (Metanol)
HCl HNO2 C2H5OH (Etanol)
Ba(OH)2 Al(OH)3 C6H12O6 (Glukosa)
KOH NH3 C12H22O11 (Sukrosa)
Uji daya hantar listrik
Elektrolit
Elektrolit Kuat Non-elektrolit
Lemah

Lampu terang Lampu redup Lampu tidak


Banyak Sedikit menyala
gelembung di gelembung di Tidak ada
elektroda elektroda gelembung
Menghantarkan Menghantarkan Tidak
Listrik listrik menghantarkan
listrik
Reaksi
Reduksi

Reaksi
Redoks
Reaksi
Oksidasi
Reaksi redoks dalam kehidupan sehari hari

Perkaratan besi Penyepuhan sendok


Perkembangan Definisi Reaksi
Reduksi dan Oksidasi Kelemahan

Tidak semua reaksi


Oksigen melibatkan oksigen

Sulit menentukan
Definisi Elektron atom yang melepas
dan menerima

Bilangan
oksidasi
DEFINISI BERDASARKAN PENGIKATAN DAN
PELEPASAN OKSIGEN

Reaksi pelepasan oksigen


Reaksi reduksi
FeO(s) + CO(g) → Fe(s) + CO2(g)
HgO(s) → Hg(l) + ½O2(g)

Reaksi pengikatan oksigen


Reaksi oksidasi
H2(g) + ½O2(g) → H2O(l)
C(s) + O2(g) → CO2(g)
DEFINISI BERDASARKAN PELEPASAN DAN
PENERIMAAN ELEKTRON

Reaksi penyerapan elektron


Reaksi reduksi
S + 2e- → S2-
½Cl2 + e- → Cl-

Reaksi pelepasan elektron


Reaksi oksidasi
Ca → Ca2+ + 2e-
Na → Na+ + e-
DEFINISI BERDASARKAN BILANGAN OKSIDASI

Reaksi reduksi
Reaksi penurunan biloks

Reaksi oksidasi
Reaksi pertambahan biloks
Apa yang dimaksud
dengan Bilangan
oksidasi (Biloks)?

Bilangan bulat positif atau negatif yang


diberikan kepada suatu unsur dalam
membentuk senyawa
1 Aturan Penentuan Biloks

Bilangan oksidasi unsur bebas adalah nol

Contoh: Fe, Bilangan Oksidasi Fe = 0


H2, Bilangan Oksidasi H = 0
S8, Bilangan Oksidasi S = 0
2 Aturan Penentuan Biloks
Bilangan oksidasi suatu unsur dalam ion
tunggal sama dengan muatannya
Logam Golongan Utama
Biloks Golongan IA (Li, Na, K, Rb, Cs) = +1
Biloks Golongan IIA (Be, Mg, Ca, Sr, Ba) = +2
3 Aturan Penentuan Biloks
Bilangan oksidasi atom logam dalam
senyawa selalu positif

Contoh: Biloks Fe2+ = +2


Biloks Na+ = +1
4 Aturan Penentuan Biloks
Bilangan oksidasi H dalam senyawa
adalah +1, kecuali dalam hidrida, bilangan
oksidasi H adalah -1
Senyawa hidrida merupakan senyawa yang terbentuk
dari atom H yang berikatan dengan logam

Contoh:
Biloks H dalam HCl = +1
Biloks H dalam NaH = -1
5 Aturan Penentuan Biloks
Bilangan oksidasi O dalam senyawa
adalah -2, kecuali:

Dalam peroksida (H2O2) Biloks O = -1


 
Dalam superoksida (KO2) Biloks O =
Dalam F2O Biloks O = +2
6 Aturan Penentuan Biloks
Bilangan Oksidasi unsur-unsur golongan
VIIA dalam senyawa biner logam adalah -1

Contoh:
Biloks Cl dalam CaCl2 = -1
Biloks F dalam HF = -1
Biloks Cl dalam NaCl = -1
7 Aturan Penentuan Biloks
Bilangan Oksidasi jumlah atom dalam
senyawa adalah nol

Contoh:
Biloks H3PO4 = 0
(3 𝗑 Biloks H) + (1 𝗑 Biloks P) + (4 𝗑 Biloks O) = 0
8 Aturan Penentuan Biloks
Bilangan Oksidasi jumlah atom dalam ion
poliatom adalah sebesar muatannya

Contoh:
Biloks CO32- = -2
(1 𝗑 Biloks C) + (3 𝗑 Biloks O) = -2
Didalam reaksi redoks
terdapat :
Oksidator
Zat yang mengalami reduksi
Reduktor
Zat yang mengalami oksidasi

Hasil Reduksi

Hasil Oksidasi
Contoh Reaksi Redoks :
0 +3 -2 +3 -2 0
Al + Fe2O3 Al2O3 + 2Fe
Oksidasi
Reduksi

Reaksi Redoks
Reduktor Al
Oksidator Fe2O3
Hasil oksidasi Al2O3
Hasil reduksi Fe
Reaksi Autoredoks
Reaksi disproporsionasi
Reaksi redoks dimana oksidator dan reduktor
adalah zat yang sama
Contoh : Cl2 + 2KOH → KCl + KClO + H2O

Reaksi komproporsionasi
Reaksi redoks dimana hasil reduksi dan hasil
oksidasi adalah zat yang sama
Contoh : H2S + SO2 → S + 2H2O

Anda mungkin juga menyukai