Anda di halaman 1dari 19

Tugas Agama islam

Aqidah dan Ruang


Lingkupnya
Kelompok 5

Nama Kelompok:
1. Annisa Fitriani
2. Fasya Artha Putri
3. Ihza Nisri Narti
Daftar Isi

Pendahuluan Pembahasan

Penutup
Pendahuluan
Latar belakang
Latar belakang

Aqidah Islam berpangkal pada keyakinan “Tauhid” yaitu keyakinan tentang


wujud Allah SWT, Tuhan Yang Masa Esa, tidak ada yang menyekutui-Nya,
baik dalam zat, sifat-sifat maupun perbuatan-Nya. Akhlak mulia berawal dari
aqidah, jika aqidahnya sudah baik maka dengan sendirinya akhlak mulia akan
terbentuk. Iman yang teguh pasti tidak ada keraguan dalam hatinya dan tidak
tecampuri oleh kebimbangan. Beriman kepada Allah pasti akan melaksanakan
segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Beriman kepada Allah SWT
juga harus beriman kepada Malaikat, Nabi, kitab, hari akhir, qada dan qadar
Allah. Aqidah memiliki peran penting dalam pendidikan, ruang lingkup aqidah
yang dapat membentuk akhlak mulia akan mengantarkan manusia sebagai
manusia yang mumpuni segala aspek kehidupan. Ruang lingkup dari aqidah
yang dijadikan rujukan terbentuknya manusia berakhlakul karimah, manusia
dapat menghindari akhlak tercela sebagai manifestasi ajaran-ajaran aqidah.
Pembahasan

1. Pengertian Aqidah
2. Dasar-Dasar Aqidah
3. Ruang lingkup
Aqidah
4. Dalil/Argumentasi
dalam Aqidah
5. Tujuan Aqidah
6. Metode peningkatan
kualitas Aqidah
7. Prinsip-prinsip
Aqidah
1. Pengertian Aqidah

Aqidah berarti tali pengikat sesuatu dengan yang lain, sehingga


menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Jika masih
dapat dipisahkan berarti belum ada pengikat dan sekaligus berarti
belum ada aqidahnya. Dalam pembahasan yang mahsyur aqidah
diartikan sebagai iman, kepercayaan atau keyakinan.

Dalam kajian Islam, akidah berarti tali pengikat batin manusia


dengan yang diyakinkan sebagai Tuhan Yang Maha Esa yang patut
disembah dan pencipta serta pemgatur alam semesta ini. Aqidah
sebagai sebuah keyakinan kepada hakikat yang nyata yang tidak
menerima keraguan dan bantahan. Apabila kepercayaan terhadap
hakikat sesuatu itu masih ada unsur keraguan dan kebimbangan,
maka tidak disebut aqidah. Jadi, aqidah itu harus kuat dan tidak
ada kelemahan yang membuka celah untuk dibantah.
Ilmu yang membahas akidah disebut ilmu aqidah. Ilmu
akidah menurut para ulama adalah sebagai berikut :

• Syekh Muhammad Abduh mengatakan ilmu aqidah


adalam ilmu yang membahas tentang wujud Allah,
tentang sifat-sifat yang wajib tetap ada pada-Nya, juga
membahas tentang rasul-rasulnya, meyakinkan
mereka, meyakinkan apa yang wajib ada pada mereka,
apa yang boleh dihubungkan pada diri mereka dan apa
yang terlarang menghubungkan kepada diri mareka.

• Sedangkan Ibnu Khaldun mengartikan ilmu akidah


adalah ilmu yang membahas kepercayaan -
kepercayaan iman dengan dalil - dalil akal dan
mengemukakan alasan - alasan untuk menolak
kepercayaan yang bertentangan dengan kepercayaan
golongan salaf dan ahlus Sunnah.
2. Dasar-dasar Aqidah

1. Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah firman Allah Swt. yang diwahyukan


kepada Nabi Muhammad Saw. dengan perantara
Malaikat Jibril. Melalui al-Qur’an inilah Allah menuangkan
firman-firman-Nya berkenaan dengan aqidah yang benar
yang harus diyakini dan dijalani secara mutlak dan tidak
boleh ditawar oleh semua umat Islam. Didalam al-Qur’an
banyak terdapat ayat-ayat yang berisi tentang tauhid,
diantaranya adalah Qs. Al-Ikhlas ayat 1-4 yang artinya :

1. Katakanlah : “Dia-lah Allah, yang Maha Esa”.


2. Allah adalah Tuhan yang segala sesuatu bergantung
kepada-Nya.
3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan.
4. Dan tidak ada suatu apapun yang setara dengan
Dia.
2. Al-Hadis

Hadis ialah segala ucapan, perbuatan dan takrir (sikap diam) Nabi Muhammad
Saw. Islam telah menegaskan bahwa hadis menjadi sumber hukum Islam kedua
(setelah Al-Qur’an), baik sumber hukum dalam aqidah maupun dalam semua
persoalan hidup. Hal ini dikarenakan semua yang disandarkan kepada Nabi
adalah wahyu dari Allah, bukan sekedar memperturutkan hawa nafsu saja.
Sebagaimana firman Allah Swt dalam Qs. An-Najm : 3-4 yang artinya “Dan
tidaklah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya, ucapannya itu
tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)”.
Adapun hadis yang menjelaskan tentang aqidah adalah sebagai berikut :

Dari Abu Hurairah Ra. berkata : bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pada
suatu hari bersama dengan para sahabat, lalu datang Malaikat Jibril ‘Alaihis
Salam yang kemudian bertanya : “Apakah iman itu?” Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam menjawab : “Iman adalah kamu beriman kepada Allah, malaikat-
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, pertemuan dengan-Nya, Rasul-rasul-Nya, dan
kamu beriman kepada Hari Berbangkit” (H. R. Bukhari).
3. Ruang lingkup aqidah

Aqidah Islam memiliki ruang lingkup yang luas sebagai


berikut:
1. Illahiyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan ketuhanan (Allah SWT) , nama-
nama dan sifat-sifat Allah dan perbuatan-perbuatan Allah.
2. Nubuat, membahas tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan nabi dan rasul, pembicaraan
mengenai kitab-kitab Allah, mukjizat dan Wahyu.
3. Ruhaniyat, pembahasan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan alam metafisika seperti malaikat,
jin, setan, roh, dan iblis.
4. "Sam"iyat, pembahasan tentang segala sesuatu yang
dapat diketahui melalui sami'(dalil Naqli Al-Qur'an dan
hadis) seperti pembahasan tentang alam kubur, akhirat,
tanda-tanda hari kiamat, alam barzakh, surga dan
neraka.
4. Dalil/Argumentasi dalam Aqidah

Argumentasi yang kuat dan benar yang memadai disebut dalil. Dalil dalam
aqidah ada dua yaitu :
1. Dalil 'Aqli:Dalil yang berdasarkan pada penalaran akal yang sehat. Orang
yang tidak mampu mempergunakan akalnya karena ada gangguan,
maka tidak dibebani untuk memahami aqidah. Segala yang menyangkut
berdasarkan dengan aqidah, kita tidak boleh meyakini secara ikut-ikutan,
melainkan berdasarkan keyakinan yang dapat dipelajari sesuai dengan
akal yang sehat.
2. Dalil Naqli adalah dalil yang didasarkan pada Al-Qur'an dan sunah.
Walaupun akal manusia dapat menghasilkan kemajuan ilmu dan
teknologi, namun harus disadari bahwa betapun kuatnya daya pikir
manusia, ia tidak akan sanggup mengetahui hakikat zat Allah yang
sebenarnya. Manusia tidak memiliki kemampuan untuk menyelidiki yang
ghaib, untuk mengetahui yang ghaib itu kita harus puas dengan Wahyu
Allah. Wahyu itulah yang disebut dalil Naqli.
5. Tujuan Aqidah

Aqidah Islam mempunyai banyak tujuan yaitu:


1. Untuk mengikhlaskan niat dan ibadah hanya kepada Allah. Karena Allah
adalah pencipta yang tidak ada sekutu bagi-Nya, maka tujuan dari ibadah
haruslah diperuntukkan hanya kepada-Nya.
2. Membebaskan akal dan pikiran dari kegelisahan yang timbul dari
lemahnya aqidah. Karena orang yang lemah aqidahnya, adakalanya
kosong hatinya dan adakalanya terjerumus pada sebagai kesesatan dan
khurafat.
3. Ketenangan jiwa dan pikiran tidak cemas. Karena aqidah ini akan
memperkuat hubungan antara orang mukmin dengan Allah, sehingga ia
menjadi orang yang tegar menghadapi segala persoalan dan sabar dalam
menyikapi berbagai cobaan.
4. Meluruskan tujuan dan perbuatan yang menyimpang dalam beribadah
kepada Allah serta berhubungan dengan orang lain berdasarkan ajaran
Al-Qur'an dan tuntutan Rasulullah SAW.
5. Bersungguh-sungguh dalam segala sesuatu dengan tidak menghilangkan
kesempatan yang baik untuk beramal baik. Sebab setiap amal baik pasti
ada balasannya. Di antara dasar aqidah ini adalah mengimani
kebangkitan serta balasan terhadap seluruh perbuatan.
6. Metode peningkatan
kualitas aqidah

Seorang mukmin harus memiliki kualitas aqidah yang baik, yaitu aqidah
yang benar, kokoh dan tangguh. Kualitas aqidah tidak hanya diukur dari
kemauan seseorang untuk percaya kepada Allah SWT atau kepada yang
lain seperti yang tercantum di dalam rukun iman. Namun lebih jauh dari
itu, kepercayaan itu harus bisa dibuktikan dalam praktik kehidupan sehari-
hari. Percaya saja tidak cukup, tapi harus diikuti dengan tindakan nyata
dalam kehidupan sehari-hari di manapun berada.
Seseorang yang beriman kepada Allah SWT maka ia harus melakukan
semua yang diperintahkan Allah SWT dan menjauhi semua yang di larang-
Nya. Jika ia beriman kepada kitab Allah, maka ia harus melaksanakan
ajaran-ajaran yang ada di dalamnya. Jika ia beriman kepada para rasul
Allah, maka ia wajib melaksanakan ajaran yang disampaikan para rasul
dengan sebaik-baiknya serta meneladani akhlaknya.
Untuk itu mengingat pentingnya kekuatan aqidah itu dimiliki oleh setiap
mukmin, maka diperlukan upaya-upaya atau cara-cara yang baik agar bisa
meningkatkan keyakinan dan memudahkan menerapkan semua
keyakinan itu di dalam kehidupannya di masyarakat.
7. Prinsip-prinsip
aqidah
Prinsip-prinsip aqidah secara keseluruhan tercakup dalam sejumlah prinsip agama
Islam. Prinsip-prinsip tersebut adalah:
1. Pengakuan dan keyakinan bahwa Allah SWT adalah Esa. Beriman kepada Allah
dan hanya menyembah kepada Allah, dan tidak menyekutukan Allah.
2. Pengakuan bahwa para Nabi telah diangkat dengan sebenarnya oleh Allah SWT
untuk menuntun umatnya. Keyakinan bahwa para Nabi adalah utusan Allah SWT
sangat penting, sebab kepercayaan yang kuat bahwa Nabi itu adalah utusan
Allah, mengandung konsekuensi bahwa setiap orang harus meyakini apa yang
dibawa oleh para Rasul utusan Allah tersebut berupa kitab suci. Keyakinan akan
kebenaran kitab suci menjadikan orang memiliki pedoman dalam menjalani
kehidupan di dunia ini
3. Kepercayaan akan adanya hari kebangkitan, keyakinan seperti ini memberikan
kesadaran bahwa kehidupan dunia bukanlah akhir dari segalanya. Setiap orang
pada hari akhir nanti akan dibangkitkan dan akan diminta pertanggungjawaban
selama hidupnya di dunia.
4. Keyakinan bahwa Allah SWT adalah maha adil. Jika keyakinan seperti ini
tertanam di dalam hati, maka akan menumbuhkan keyakinan bahwa apa yang
dilakukan akan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Orang yang berbuat
kebaikan akan mendapatkan balasan yang baik, seberapapun kecilnya kebaikan.
Sebaiknya perbuatan jelek sekecil apapun dan mendapatkan balasan yang
setimpal dari Allah SWT.
Penutup
Kesimpulan
Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa ilmu aqidah adalah ilmu yang


membicarakan segala hal yang berhubungan dengan rukun iman
dalam Islam dengan dalil-dalil dan bukti-bukti yang meyakinkan.
Semua yang terikat dengan rukun iman tersebut sudah disebutkan
dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 285:
ۤ
‫ ُك ُتبِهٖ َو ُر ُسل ۗ ِٖه اَل ُن َف ِّر ُق َبي َْن‬Z‫ٰا َم َن الرَّ س ُْو ُل بِ َمٓا ا ُ ْن ِز َل ِالَ ْي ِه مِنْ رَّ بِّهٖ َو ْالمُْؤ ِم ُن ْو ۗ َن ُك ٌّل ٰا َم َن بِاهّٰلل ِ َو َم ٰلىِٕ َكتِهٖ َو‬
‫ك ْالمَصِ يْر‬ َ ‫اَ َح ٍد مِّنْ رُّ ُسلِهٖ ۗ َو َقالُ ْوا َسمِعْ َنا َواَ َطعْ َنا ُغ ْف َرا َن‬
َ ‫ك َر َّب َنا َو ِالَ ْي‬

Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan


kepadanya (Al-Qur'an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang
yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-
Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), “Kami
tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.” Dan
mereka berkata, “Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami Ya
Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali.”(Q.S. Al-
Baqarah [2] ; 285)
Thank you

Anda mungkin juga menyukai