Anda di halaman 1dari 25

Petrologi Terapan

Batuan Beku di Kalimantan

Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada 12014


Outline

1 PENDAHULUAN

2 TEKTONIK SETTING

3 GEOLOGI

4 DISTRIBUSI

2
PENDAHULUAN

Batuan beku adalah jenis batuan yang terbentuk dari


magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau
tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan
sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas
permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik).
Hugnes (1962) membagi Klasifikasi batuan beku
berdasarkan kandungan SiO2 :
a)Batuan beku asam/felsic (> 66%)
b)Batuan beku intermediate (52-66%)
c)Batuan beku basa (45 - 52%).
d)Batuan beku ultra basa (< 45%)
3
Pulau Kalimantan sebagai bagian dari Paparan Sunda
dibentuk oleh batuan beku granitik, terobosan batuan beku
dari seri kalk-alkali hingga alkali (tonalit, granodiorit, monzonit,
granit ribeckit), sebagian kecil metamorfik dan sedimen;
berumur dari Paleozoikum hingga Kuarter .
Batuan granitoid atau disebut juga sebagai batuan granitik
merupakan batuan yang plutonik, tekstur paneritik (Best,
2003), sebagian besar terdiri dari mineral felsik dan kaya
akan kuarsa (Pearce, 1996) dengan komposisi kimia yang
bervariasi (Raymond, 2002). Batuan granitoid memiliki
komposisi kimia dengan kadar silika 50 - 70 %.
Mineral utama batuan granitik adalah mineral kuarsa, alkali
feldspar, plagioklas, piroksen, hornblende, biotit, muskovit,
turmalin.
4
TEKTONIK SETTING
Pre-Eosen

Bagian baratdaya Kalimantan tersusun atas kerak yang stabil (Kapur Awal) sebagai bagian
dari Lempeng Asia Tenggara meliputi baratdaya Kalimantan, Laut Jawa bagian barat,
Sumatra, dan semenanjung Malaysia (Sunda Land).

Ofiolit dan sediment dari busur kepulauan dan fasies laut dalam ditemukan di Meratus, yang
diperkirakan berasal dari subduksi Mesozoikum

5
TEKTONIK SETTING

Eosen-Paleosen PALEOCENE - M. EOCENE (60 - 40)


900 E 110 0 E 130 0 E

RR
Keberadaan zona subduksi

F
200 N
ke arah tenggara di bawah
baratlaut Kalimantan pada PA

periode Kapur dan Tersier SCS

awal dapat menjelaskan 100 N


LS

kehadiran ofiolit, mélanges, INDIA

broken formations, dan MS


W. SUL.

struktur tektonik Kelompok


Rajang - Crocker 00
?

TETHYS
LS = Lupar Subduction,
MS = Meratus Subduction I - AU
L
100 S

6
TEKTONIK SETTING

Mulainya Kolisi antara India dan Asia pada Eosen tengah (50 Ma).

Adanya subsidence pada Eosen dan sedimentasi di Kalimantan sebagai


akibat pembukaan bagian back-arc

7
TEKTONIK SETTING
Ologosen akhir-miosen awal L. OLIGOC. - E. MIOC. ( 32 - 16.2 )
90 0 E 100 0 E 110 0 E 120 0 E 130 0 E

SCS
PHIL. PL

pada pertengahan Oligosen di


IND
sebagian Asia tenggara, termasuk NP

Kalimantan dan bagian utara


10 0 N
lempeng benua Australia, RB

diperkirakan sebagai readjusement MS


KUTEI B
dari lempeng.
E. SUL
Ketidakselarasan pada pertengahan 0 0

SU
Oligosen hadir di Laut China selatan
(SCS) dan wilayah sekitarnya NG

(pemekaran lantai samudera). 6 cm / yr DA


I - AU B AN
10 0 S

AU

8
TEKTONIK SETTING

Subduksi pada baratlaut Kalimantan terhenti secara progresif dari baratdaya


sampai timurlaut. Di bagian baratdaya, berhenti pada pertengahan Oligosen; di
bagian timurlaut, berhenti pada akhir Miosen awal

9
TEKTONIK SETTING

M. MIOCENE - PRESENT ( 0 - 16 )
Miosen-Sekarang 100 0 E 110 0 E 120 0 E 130 0 E

Di sekitar SCS pada Miosen L

awal-tengah terjadi perubahan


yaitu Pemekaran lantai PHIL. PL

samudera di SCS berhenti, 10 0 N


NP
sebagai subduksi di Sabah dan
Palawan;
KUTEI B

Mulai terjadinya pembukaan


00
Laut Sulu (Filipina) dan BA - SU

obduksi ofiolit di Sabah NG

Membukanya cekungan
marginal Laut Andaman terjadi10 0 S

pada sebagian awal Miosen


tengah I - AU

AU

10
TEKTONIK SETTING

11
GEOLOGI KALIMANTAN

H
N

UG
O
TR
KOTA

N
A
South China Sea KINABALU

W
Geologi Pulau Kalimantan dapat dibagi + + +

LA
PA
+ +S

W
ES
menjadi beberapa bagian antara lain Brunei
E
+ + MP+OR + + +

T
BA
LI
NA
a. Bagian utara

R
NE

AM
NW.BORNEO + HI
GH
 1. Komplek akresi Crocker-Rajang- BASIN +
TARAKAN
Embaluh berumur Kapur dan + + +
BASIN
+ + + +
Eosen-Miosen. Malaysia
LU + + + +
2. Cekungan Melawi-Ketungai. PA
R + + KUCHING
+ + OROGENIC
+ + + + +
LI
NE Celebes Sea
3. Cekungan Kutai. + + + + + + COMPLEX
+ + + + +
MA
NG
+KA
Crocker-Rajang-Embaluh LIH
AT
4. Zona ofiolit-melange Lupar-Lubok + + + + + + + Indonesia
+ +KUCHING + + + + HIG
H
+ + + + + + +
Antu dan Boyan. MELAWI BASIN Sangatta

+ + + + KUTAI BASIN
b. Bagian selatan  KETUNGAU BASIN
UPPER Semberah
Badak/Nilam

GH
+ + + + SAMARINDA
1. Schwanner Mountain berumur Kapur ADA Tunu

OU
NG
FLE LOWER
+ + + + + + +

TR
XUR Handil
Awal-Akhir berupa batolit granit dan
Mutiara
E

R
+ + + + + + + PLAT

SA
BARITO

granodiorit.
FORM BALIKPAPAN

S
SCHWANNER BLOCK

KA
PALANGKARAYA

+ + + + + + +

MA
2.  Tinggian Meratus di bagian tenggara

ESI
AS TU AS O
T
RI

LAW
H N
Kalimantan + + + + + + +

AS IGH
BA

EM
B

SU
S
PATERNOSTER
3.  Cekungan Barito
BANJARMASIN

EM
A
PLATFORM

ER
4.  Cekungan Asem-asem

N
M

SI
BA
Java Sea

(Bachtiar, 2006) 12
GEOLOGI KALIMANTAN

(Hall et al., 2008). 13


DISTRIBUSI BATUAN

Distribusi dari batuan granitoid di Wilayah


Kalimantan dan sekitarnya terdapat pada Natuna,
Semitau, Ketungau, (Bemmelen, 1949; Setijadji,
2011); Sanggau (Zaw et al., 2011); Meratus,
Lumo, Purui Dalam (Bemmelen, 1949; Setijadji,
2011); Kintap, Rimuh (Moss et al., 1997);
Mensibau, Sepauk, Ketapang, Menyukung
(Setijadji, 2011); Karendan, Pesinduk (Moss et al.,
1997); Singkawang, Tawau, (Setijadji, 2011)
Sintang (Moss et al., 1997; Cloke et al., 1999;
Setijadji, 2011); Telen (Bemmelen, 1949; Moss et
al., 1997).
14
Kompleks Natuna-Sanggau

Batuan granitoid terdistribusi pada Natuna, Semitau,


Ketungau, dan Sanggau.
Batuan granitoid terdiri atas granit, granodiorite,
tonalite. Batuan Granitoid berumur Triassik-Jurasik.
Batuan granitoid pada kelompok ini berasosiasi dengan
mineralisasi emas, logam dasar, merkuri, dan uranium.
mineral utamanya biotit, amfibol, piroksen, serta
metaluminous granit.
Setting tektonika pembentuk batuan granitoid adalah
pada fase subduksi Schwaner di barat daya
Kalimantan.
15
Komplek Pegunungan Schwaner
Batuan granitoid terdistribusi pada Mensibau, Sepauk,
Ketapang, Menyukung, Karendan, dan Pesinduk.
Batuan granitoid meliputi diorit, tonalit, granodiorit, granit.
Komposisi kimia batuan granitoid menunjukkan Tipe-I dengan
kadar potasium sedang hingga tinggi. Batuan granitoid pada
kelompok ini berumur Cretaceous-Tersier Bawah. Batuan
granitoid pada kelompok ini berasosiasi dengan mineralisasi
emas, logam dasar, bijih besi, dan uranium.
Mineral utama penyusun batuan granitoid kelompok ini
adalah kuarsa, hornblenda, ortoklas, plagioklas, dan sedikit
biotit (Nila dkk., 1995).
Setting tektonika pembentuk batuan graniotid kelompok ini
adadalah granit busur vulkanis dan granit yang terbentuk
pada zona rifting kontinen.
16
Pada daerah Ruwai ditemukan adanya zona mineralisasi Pb-Zn dan
Fe, dan intrusi-intrusi batuan beku seperti: intrusi diorit, dolerit, basalt,
dan andesit (Ayson, 1997; Muttaqien, 2011; dan Yudanto, 2012).
Pada daerah Ruwai terdapat lima kelompok jenis batuan beku, yaitu:
batuan beku granit, diorit, andesit, dolerit, dan basalt (Ilham, 2013).
Batuan granitoid pada daerah Ruwai termasuk tipe calc-alkaline,
metaluminous hingga peraluminous ditunjukkan oleh kandungan silika
yang rendah, CaO, Sr dan Eu yang tinggi, dan kandungan
incompatible elements yang rendah. Asal batuan dari partial melting
kerak bagian bawah (I-Type) (Zaw, K.L., Setijadji, L.D., Warmada,
I.W., dan Watanabe, K., 2011)
Pada daerah Ombangan ditemukan adanya batuan beku lain seperti
granit dan dasit. Penemuan adanya mineralisasi yang dikontrol oleh
litologi dasit yang yang diduga diintrusi oleh diorit (Wicaksana, 2012)

17
Kompleks Meratus
Kompleks Meratus Batuan granitoid terdistribusi pada
Perbukitan Meratus, Lumo, Purui Dalam, Kintap, dan
Rimuh.
Batuan granitoid terdiri atas batuan granit, granodiorit,
diorit yang berumur Karbon Atas hingga Cretaceous.
Batuan Granitoid berumur Triassik-Jurasik. Batuan
granitoid pada kelompok ini berasosiasi dengan
mineralisasi bijih besi.
Mineral utama pada batuan granitoid adalah ortoklas,
kuarsa, plagioklas, hornblend, muskovit, biotit, dan
andesin (Sikumbang & Heryanto, 1994).
Setting tektonika pembentuk batuan granitoid pada fase
subduksi Meratus di tenggara Kalimantan.
18
(Witts et al., 2012).19
Kompleks Busur Tersier Kalimantan Tengah

Kompleks Busur Tersier Kalimantan Tengah Batuan granitoid


pada kelompok ini terdistribusi pada Singkawang, Tawau,
Sintang, dan Telen.
Batuan granitoid meliputi diorit, mikrodiorit, granodiorit,
mikrogranit yang berumur Eosen Atas hingga Miosen
Bawah. Batuan granitoid pada kelompok ini berasosiasi
dengan mineralisasi emas (Abidin, 1998; Davies, 2002;
Hidayat dkk., 1995; Supriatna dkk., 1995).
Mineral utama penyusun batuan granitoid kelompok ini
adalah kuarsa, hornblenda, potassium feldspar, plagioklas,
biotit, klorit, dan epidot (Hidayat dkk., 1995).
Setting tektonika pembentuk batuan granitoid ini adalah
fase rifting kontinen.
20
Published K–Ar age ranges
(Cretaceous and older) obtained
from igneous and metamorphic
rocks in Kalimantan.

(Witts et al., 2012).21


22
(Setijadji et al., 2010).
23
(Setijadji et al., 2010).
24
(Setijadji et al., 2010).
TERIMAKASIH

25

Anda mungkin juga menyukai