Anda di halaman 1dari 58

ASSESMENT BIODIVERSITAS

MACROINVERTEBRATA BENTOS

By Dra. Izmiarti, MS
LO :
Mahasiswa mampu menjelaskan Rapid
AssesmentBiodiversitas makroinvertebrata
bentos meliputi metodologi, alat sampling,
teknik sampling, identifikasi, dan pengukuran yg
dilakukan pada assesment biodiversitas
makroinvertebrata bentos
Biodiversitas

- Biodiversitas :terminologi baru keanekaragaman


hayati

- Menurut Congress office of Technology Assement:


Biodiversitas/ keanekaragaman hayati adalah variasi
dan variabilitas organisme hidup dan kompleks
ekologis dimana mereka berada
- Dapat dibedakan atas 3:
*keanekaragaman genetik
*Keanekaragaman spesies
*Keanekaragaman ekosistem
Assesment Biodiversitas

• Assesment biodiversitas: penilaian tentang biodiversitas


melibatkan pengumpulan dan analisis kualitatif dan/atau
kuantitatif informasi tentang keberadaan berbagai jenis organisme
di area atau habitat tertentu, dengan cara survei lapangan

• Biomonitoring : melibatkan pengumpulan informasi di situs (lokasi)


tertentu secara berkala untuk memastikan setiap perubahan yang
mungkin terjadi dari waktu ke waktu dan untuk menetapkan tren
perubahan
TUJUAN ASSESMENT BIODIVERSITAS:
1. Untuk menyiapkan katalog tentang apa yang ada di wilayah tertentu
dari geographical interest atau di habitat tertentu (mungkin kolam,
danau, bentangan sungai tertentu, hutan, pertanian ladang atau
sepetak padang rumput. Wilayah geografis dapat diperluas dari
desa atau kota ke kabupaten, negara bagian atau negara atau
bahkan benua.

• Assesment seperti ini sering dilakukan untuk satu jenis organisme;


misalnya, alga, invertebrata, ikan, burung, tanaman berbunga atau
makrofita akuatik, satu atau lebih kelompok taksonomi (seperti
ganggang biru-hijau, diatom, rotifera, moluska, atau rumput2an).

• Assesment geografis terkadang mencakup informasi tentang tipe


habitat yang luas, dan informasi kualitatif tentang kelimpahan
(langka atau umum), perkiraan kepadatan spesies penyusun, indeks
keanekaragaman
2. Untuk penilaian dampak lingkungan (AMDAL) dari proyek-proyek
pembangunan.

• AMDAL umumnya memerlukan dokumentasi flora dan fauna


secara kualitatif, atau semi-kuantitatif terjadi di area tertentu
di sekitar lokasi proyek yang diusulkan, untuk menyediakan data
base line yang memadai dan andal.

• Perhatian khusus diberikan pada spesies langka, terancam punah


yang mungkin terkena dampak negatif oleh proyek dan karena itu
tindakan perbaikan dapat dilakukan untuk konservasinya.
Pemantauan pasca proyek dapat membantu memahami dampak
proyek dari waktu ke waktu
Untuk memenuhi berbagai kebutuhan assesment, telah
dikembangkan metode untuk penilaian cepat keanekaragaman hayati
(Rapid Assesment biodiversity).

• Rapid assesment biodiversity dilakukan dengan cepat dalam


periode yang lebih pendek bervariasi dari beberapa hari sampai
satu tahun.

• Rapid Assesment biodiversity bukanlah inventarisasi yang


lengkap dan tidak mencatat setiap spesies di suatu daerah

• Rapid Assesment biodiversity hanya melaporkan spesies yang


dapat diamati selama survei tetapi tidak menunjukkan bahwa
spesies mana yang pasti tidak ada.

• Rapid assement biodiversity tidak bisa diterapkan terhadap


kelompok biota tertentu, terutama bakteri, jamur dan organisme
mikroskopis lainnya, demikian pula keragaman genetik
Konvensi CBD dan Ramsar (2006) dalam pedoman yang diterbitkan
bersama mendefinisikan Rapid assessment sebagai penilaian sinoptik,
sering dilakukan sebagai hal yang mendesak, dalam jangka waktu
sesingkat mungkin untuk menghasilkan produk yang andal dan hasil
yang dapat diterapkan untuk tujuan yang dirancang.

Ada lima tujuan spesifik dari rapid assesment pada konvensi ini:
1. Inventaris awal; prioritas; konservasi; identifikasi
2. Konservasi spesies tertentu; status spesies asing
3. Deteksi perubahan
4. Kesehatan atau kondisi ekosistem secara keseluruhan
5. Pemanfaatan sumber daya hayati secara berkelanjutan

Jenis Assesment dikategorikan ke dalam lima jenis sesuai dengan


tujuan
6. Inventaris dasar (base line)
7. Assesment spesies khusus
8. Assesment perubahan
9. Assesment indikator
10. Assesment sumber daya
Assesment biodiversitas Macroinvertebrata bentos

Yaitu penilaian yang melibatkan pengumpulan dan analisis


kualitatif dan/atau kuantitatif informasi tentang
keberadaan berbagai jenis makroinvertebrata bentos di
area atau habitat tertentu dengan cara survei lapangan

Makroinvertebrata bentos

Makroinvertebrata bentos (MIB) adalah hewan


invertebrata yang berukuran makro (dapat dilihat tanpa
alat bantu) dimana sebagian atau seluruh siklus hidupnya
berada di dasar perairan. Macroinvertebrata bentos ini
tertahan dengan ukuran mesh ≥ 200 sampai 500 µ m
Keuntungan macroinvertebrata bentos dlm assesment

- MIB berguna utk mengevaluasi pengaruh linkungan terhadap


sistem akuatik (air tawar dan laut) karena MIB relatif
sedentery dan sensitif terhdp perubahan kualitas air dan
sedimen
- MIB mempunyai keragaman jenis yang lebih besar shg
memberikan spektrum respon terhadap stress lingkungan
- Komunitas MIB dapat merefleksikan efek kumulatif dari
kondisi masa lalu dan sekarang, krn mobilitasnya yg rendah dan
siklus hidupnya yang lama dari beberapa minggu sampai
beberapa tahun
- MIB sbg sumber makanan utama dari bbrp spesies ikan,
amphibi, burung air. Mereka juga terlibat dalam pemecahan
bahan organik dan siklus nutrisi.
- Assesment lingkungan akuatik dengan komunitas MIB
membutuhkan biaya yang tidak begitu mahal, sampling
komunitas bentos lebih mudah, alat-alat sampling lebih
sederhana.
Biodiversitas spesies air tawar secara global ada
sekitar 125.000 spesies yang telah dideskripsikan,
lebih dari setengahnya adalah makroinvertebrata
bentos termasuk serangga, sekitar 10.000 spesies
Crustacea dan 5.000 spesies moluska (Balian et
al.2008, Strayer dan Dudgeon 2010).

Makroinvertebrata bentos dapat diklasifikasikan


berdasarkan adaptasi makan dan/atau preferensi
makanannya ke dalam kelompok makan fungsional
Kelompok Fungsional feeding dari makroinvertebrata bentos

Feeding strategy Food category


I. Shredders Dead leaves/live macrophytes
II. Collectors: Fine organic particles (live/dead)
- Filter feeders Particles in water column
- Miners Buried particles
- Browsers Bottom surface deposits
III. Scrapers Live benthic algae (diatoms)
IV. Piercers Live filamentous algae
V. Predators Other invertebrates + small fish
Siklus hidup

Crustacea dan non-serangga sepanjang hidupnya di dalam air.


Serangga air memiliki siklus kehidupan yang kompleks dan melalui
salah satu dari dua macam metamorfosis yaitu, metamorfosis tidak
sempurna (Gbr. 1a) atau metamorfosis sempurna (Gbr. 1b).
Metamorfosis tidak sempurna memiliki tiga tahap utama: telur, nimfa
dan dewasa sementara metamorfosis sempurna memiliki empat tahap:
telur, larva,
a pupa dan dewasa. b

Gambar 1. Siklus hidup (a) capung (metamorfosis tidak sempurna) dan (b) lalat (metamorfosis sempurna).
Gambar © 2014 Bucket (aliran kapur) John Constantine.
Contoh Macroinvertebrata Bentos

Chironomidae larva Nimfa Perlidae Adult Dytiscidae Adult Gyrinidae

larva
Sumber pencemar yang masuk ke
perairan:
1. Point source :
- bersifat lokal/lokasi tertentu
- Contoh: saluran limbah industri
2. Non-point source/diffuse source
- tersebar, banyak sumbernya
- limpasan pertanian pestisida dan pupuk
- limpasan dari daerah pemukiman (domestik)
- limpasan dari perkotaan
TRANSFER PENCEMAR MELALUI RANTAI MAKANAN

/bentos

Sumber: Nebel and Wright, 1998)


Kerusakan perairan akibat aktifitas antropogenik
Assesment biodiversitas Makroinvertebrata Bentos
menjadi penting

Penambangan
galian C

Kerusakan habitat Pembagunan Assesment


Perairan dam, Chanel, krisis biologi biodiversitas
hidroelektrik MIB

Pencemar yang
masuk ke sungai,
danau, laut
Kerusakan Habitat → Assesment biodiversitas →
→ Pelestarian → konservasi

- Kepentingan kawasan konservasi ditentukan dengan


pengukuran keanekaragaman hayati /biodiversitas

- Konsep konservasi:
* study
* use saling terkait
*save
Elemen kunci studi dalam assesment biodiversitas mkroinvertebrata bentos
Protocol Rapid Assesment macroinvertebrata
bentos

1. Alat Sampling
2. Habitat/dan teknik koleksi sampel
3. Proposi sampel yang diperiksa
4. Pengukuran biodiverstas MIB
5. Nilai ekonomi biodiversitas MIB
1. Alat sampling
Alat yang digunakan utk sampling MIB: Kick net, D atau
A frame net, Surber sampler,Hess sampler. Alat2 ini
digunakan utk sungai kecil dan sedang dan kedalaman
sekitar 1 meter. Untuk perairan yang dalam digunakan
grab sampler atau substrat buatan yang representatif.

Sampling MIB membutuhkan net dan saringan. Ukuran


mesh yang direkomendasikan 250 mikron kecuali ada
interest kusus terhadap organism yang lebih kecil
(seperti Oligochaeta) atau yang lebih besar (seperti
Plecoptera atau Ephemeroptera). Bila sampel yang
diambil pada suatu penelitian dibandingkan dengan yang
diambil pada penelitian sebelumnya ukuran mesh yang
digunakan kedua penelitian ini harus sama
Alat koleksi makroinvertebrata bentos

Surber net D- frame aquatic net

Ekman dredge
Petersen grab
Screen scale
Peralatan yang harus disediakan sebelum pengambilan Sampel MIB
• Surber net,D frame net (ukuran mata jaring 500 mikron), Ekman
grab, Peterson grab)
• Saringan bertingkat
• Waders atau gumboots (sepatu tinggi dari karet), tergantung pada
kedalaman air
• Sarung tangan /kerja
• Pita pengukur Meteran 50 m) dan tali
• Baki dan baskom plastik putih
• Bucket (kapasitas maksimal 10 liter)
• Wadah sampel plastik kedap udara (biasanya berkapasitas 500 –
1000 ml), kantung plastik dalam berbagai ukuran volume
• Vial, forsep, cawan Petri plastik kecil
• Pengawet (Etanol atau formaldehida)
• label wadah sampel•
• Buku catatan lapangan (tahan air), spidol permanen dan pensil
• Protokol
• Unit GPS, loup, kamera dan baterai cadangan
• Kaca mata UV
• Kotak pembawa sampel
2. Habitat dan teknik koleksi sampelsampling
Pada perairan lotik dan lentik : seluruh habitat yang
spesifik disampel.

a. Perairan Lotik (mis. Sungai)


- Perairan lotik memiliki zona riffle, run dan pool
- Pada perairan lotik bisa seluruh habitat spesifik atau
hanya riffle dan run yg disampel. Riffle/Run lebih
mewakili karena taxa richness dan kelimpahannya
tinggi, namun ada beberapa spesies dialiran tenang (pool)
tdk terwakili
Teknik pengambilan sampel di perairan lotik
Beberapa teknik sampling makroinvertebra bentos di
Sungai

Koleksi sampel
dengan D-frame net
Koleksi sampel Kicknet

Koleksi sampel dgn Hess sampler Koleksi sampel dgn Rectangular Dipnet
b. Perairan Lentik (mis: danau)
 Pada ekosistem lentik, makroinvertebrata bentik berasosiasi
dengan litoral, sublittoral, dan habitat profundal
 Habitat litoralnya biasanya lebih beragam vegetasi dan substrat
shg memberikan kelimpahan mikrohabitat yang ditempati oleh
beragam fauna. Habitat litoral sangat bervariasi karena pengaruh
musim, pola penggunaan lahan, variasi riparian, dan efek iklim
langsung.
 Habitat sublittoral terletak di bawah litoral dan di atas termoklin
yang khas. Habitat ini sedikit memiliki heterogenitas habitat.
 Habitat profundal lebih homogen dan biasanya didominasi oleh
tiga kelompok utama organisme bentik: larva chironomid, cacing
oligochaete, dan pantom midge (Chaoborus).
 Makroinvertebrata bentik memiliki penyebaran (yaitu
berkelompok atau tidak merata), pengambilan sampel kuantitatif
sulit karena membutuhkan sampel dalam jumlah besar untuk
mencapai keakuratan dalam memperkirakan kelimpahan populasi
(Rosenberg dan Resh 1993).
Teknik Pengambilan sampel di Perairan Lentik (mis.Danau)


Di Danau, alat yang di gunakan utk metode pengumpulan sampel adalah:
Ekman grab utk perairan dalam dan substrat lunak. Petersen grab: utk
pengmbilan sampel pada substrat berbatu, berpasir dan berkerikil. D-
frame net ukuran mesh 500 mikron (digunakan untuk zona litoral yang
bermakrofit). Sampler pasif seperti substrat buatan juga bisa digunakan


Pastikan jaring pengambilan sampel dan ember/ayakan bersih.


Untuk pengambilan sampel di litoral yang bermakrofit, dekati area yang
dipilih secara perlahan untuk meminimalkan gangguan, mulai pengambilan
sampel pada kedalaman 1 meter dan berjalan perlahan menuju pantai. Lama
Pengambilan sampelnya bisa distandarisasi ke waktu (misalnya, 3 menit di
setiap lokasi).


Ambil sampel di semua mikrohabitat di setiap lokasi menggunakan D-
frame net dengan memasukkan jaring ke substrat. Pastikan untuk
mengumpulkan MIB dari daerah yang memiliki vegetasi muncul, hamparan
makrofita akuatik seperti :tanaman terapung dan/atau terendam, dan area
di antara vegetasi .
Pindahkan bahan sampel ke wadah putih
Cuci atau pilih semua hewan dari alat sampling.
Bilas dan buang sampah2 yang tidak diinginkan
(misalnya, batu, batang, daun) yang mungkin tidak muat
botol sampel atau akan menyerap dan mengurangi
efektivitas pengawet
Pindahkan sampel ke botol sampel. Tambahkan
pengawet (formalin 40%) yang diatur sedmikian rupa
sehingga konsentrasi formalin dalam sampel menjadi 4
%.
Tempatkan label di sisi wadah sampel. Label harus
mencantumkan kode/nama situs, tanggal,jenis sampel,
dll menggunakan spidol permanen.
c. Pengawetan Sampel
Sampel harus diawetkan setelah disortir dan
diidentifikasi
umumnya digunakan etil alkohol (ethanol), formalin atau
kombinasi antara formalin dan alkohol
Penambahan 1-4 % formalin ke etanol akan meningkatkan
keefektifan alkohol sbg pengawet. Formalin sbagai
fixatif membantu mempertahankan warna dan bentuk
MIB. Disarankan etanol yg digunakan 70-90 %
Bila sampel disimpan lebih dari seminggu atau 2 minggu
sebelum di proses pengawet harus diganti, sangat
penting utk sampel yg mengandung organik tinggi.
3.Pemrosesan sampel di Laboratorium
a. Pencucian sampel
Seluruh sampel dari lapangan dilaboratorium dicatat dalam
buku catatan
Sampel yg telah diberi pengawet bisa disimpan selama
semingu atau 2 minggu setelah itu cairan pengawet diganti
Bersihkan saringan dan susun di dasar bak cuci, dengan
saringan ukuran mata saringan yang lebih besar di atas dan
saringan ukuran mesh halus di bagian bawah.
Masukkan sampel ke dalam saringan sebelah atas, cuci
dengan air kran dan pastikan bahwa pengawet sdh hilang.
Kalau volume sampel banyak, bagi sampel menjadi beberapa
fraksi agar lebih mudah untuk mensortir
makroinvertebrata di antara material sampah.
Tumpahkan kan isi saringan ke dalam baki putih sampai tdk
ada yg tertinggal disaringan dgn cara menyiramnya dengan
air kedalam baki.
 Bahan sampel dimasukan kedalam nampan putih sedikit demi
sedikit dan disiram dengan air lalu ambil hewan dengan
menggunakan pinset dan tempatkan ke dalam Petri yang berbeda
berdasarkan kelompok taksonomi. Tidak termasuk serangga
dewasa di udara, invertebrata darat, cangkang moluska kosong,
kepompong serangga, caddisfly case, atau exuviae.

 Simpan hewan ke dalam botol berisi 70% etanol untuk


penyimpanan dan kontrol kualitas (QC). Letakkan sebuah label
dalam botol yang mencantumkan kode/nama lokasi, tanggal, jenis
sampel, dan nama kolektor.

 Setelah pemrosesan sampel selesai, residu sampel dapat disimpan


dalam wadah plastik sesuai dengan label asli.
b. Identifikasi sampel
 Untuk identifikasi, tempatkan organisme dari setiap takson yang
ditemui ke dalam cawan Petri untuk diidentifikasi di bawah
mikroskop bedah (perbesaran 5x atau 10x) atau mikroskop
binokular (perbesaran 100x). Setelah diidentifikasi tempatkan
hewan ke dalam botol berisi alkohol 70% untuk penyimpanan dan
QC. Sampel yang diawetkan harus disimpan dalam ruang gelap dan
pada suhu rendah untuk meminimalkan hilangnya warna.
Mikroskop yang digunakan utk identifikasi MIB adalah disecting microscope (mikroskop bedah)
c. Proporsi yang diperiksa
Kebanyakan protokol mempersyaratkan seluruh
sampel diperiksa. Ada juga protokol menetapkan
hanya memeriksa sub sampel (mis:
50,100,250,300 ind) atau spesifik 3/8 dari seluruh
sampel. Hilsenhoff (1977, 1982) menetapkan
100 ind subsampel. Di danau Courteemanch,
1989) menetapkan 50 ind subsampel, berkaitan
dengan richness Chironomidae di danau dan
membutuhkan waktu yang lama utk identifikasi.
• Level taxonomi :
Kebanyakan protokol mengidentifikasi sampai level genus
atau spesies, tapi ada juga yg sampai level famili, ada
juga yg hanya EPT (Ephemeroptera, Plecoptera,
Trichoptera) saja yg diidentifikasi, ada juga hanya taksa
dengan “nilai indikator” saja yang diidentifiksi atau
taksa yg dipisahkan menjadi kelompok spesies tetapi tdk
diidentifikasi secara detail. Pemilihan level taksonomi,
berdasarkan pertimbangan apa yang ingin dicapai, biaya
dan waktu
Key identification features
Overall body shape (NOT SIZE)
Case made of sticks, leaves, stone
Legs
Presence and location of gills
Presence and location of cerci (“tails”)
Head capsule, unusual appendages
Movement (crawl; swim side-to-side, up-down)
Body shape

Typical Insect body Myfly (Ephemeroptera) : head, thorac, abdomen


Case
Trichoptera

F.Limnephilidae F.Brachycentridae Limnephilidae


G. Discomoeus G.Brachycentrus
Legs and prolegs

Prolegs on midge

Caddis removed from case


Gills

Mayfly (Speckle-Winged Quill,


Callibaetis)
Cerci (tails)

Baetis has
center tail
that is ½
length of
outer tails
Head capsule
5 Pengukuran biodiversitas MIB
Kategori pengukuran yg digunakan dalam rapid
assesment :
1. Richness
2. Enumeration
3. Diversitas komunitas
4. Similaritas komunitas
5. Indek biotik
6. Fungsional feeding group
Pengukuran yang dilakukan dalam protokol rapid assesment:


Pengukuran Richness : menggambarkan jumlah unit
taksonomi yg spesifik (misalnya famili, spesies di dalam
koleksi pada suatu tempat. Richness ini merupakan salah
satu komponen untuk mengestimasi struktur komunitas


Enumeration: jumlah semua organisme yang dikoleksi untuk
Kelimpahan relatif dari kelompok taksonomi yg berbeda,
mis. Jumlah individu dari ordo, famili atau spesies atau
taksa dominan dalam kelompok ini


Pengukuran Diversitas komunitas : menggabungkan
richness dengan enumeration dalam kesimpulan statistik.
Indeks yg biasa digunakan adalah indeks keanekaragaman
shannon Wiener
Keterangan :
H’ = Indeks Keanekaragaman
In = Logaritma natural
ni/N = perbandingan jumlah individu suatu genus dengan
keseluruhan genus.
Indeks similaritas: digunakan untuk membandingkan struktur komunitas
pada tempat yang berbeda atau waktu yang berbeda. Indeks similaritas
yang digunakan indeks similaritas sorensen, indeks similaritas Jaccard
dan indeks similaritas Bray Curtis

Indeks Similaritas Sorensen

S= 2C
A+B

C = jumlah jenis yang sama pada 2 lokasi yang dibandingkan


A = jumlah jenis di lokasi A
B = jumlah jenis dilokasi B

Indeks Similaritas Bray-Curtis

C= 2 W PV= c √F
A+B c = jumlah individu rata-rata
F = Frekuensi Kehadiran
W= jumlah nilai PV terendah dr 2 komunitas yg
dibandingkan
Indeks biotik: nilai toleransi taksa yang ditetapkan utk
kualitas air (famili, genera atau spesies). Index biotik
ini mengalami perkembangan dimodifikasi menjadi
Trent Biotik Index, menjadi Chandler’s scor menjadi
BMWP score, menjadi BMWP score yg dimodifikasi
BMWP – ASPT = Biological Monitoring Party-Average
Score Per Taxon (BMWP-ASPT)
BMWP = scor toleransi masing-masing famili

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎h 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐵𝑀𝑊𝑃


𝐴𝑆𝑃𝑇 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎h 𝑓𝑎𝑚𝑖𝑙𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑢𝑘𝑎𝑛
Fungsional feeding group: pengukuran komuitas
berdasarkan struktur morfologi dan perilaku makan
dari spesies pada suatu tempat. Fungsional feeding
group ini menggunakan tabel data Merrit dan Cummins,
yang mencerminkan tingkat trofik (seperti Herbivor,
detritivor, carnivor) dan berdasarkan analisis lambung.
Baru2 ini Cummins (1988) menetapkan dasar
pembedaan fungsional group adalah bagian mulut dan
alat2 tambahan makan seperti yg digambarkan
Cummins dan Wilzbach (1985)f
Fungsional feeding group terdiri dari: shredder,
Collector (Filter feeder, Miner, Browser), Scrapper
dan Piercer dan Predator
5.Nilai Penting Makroinvertebrata bentos

Makroinvertebrata bentos memiliki nilai ekonomi yang besar;


MIB sebagai sumber protein hewani utk manusia. Moluska (misalnya,
Bellamiya bengalensis, Batissa spp., Corbicula spp.), udang (Palaemonidae),
dan kepiting dikonsumsi sebagai sumber protein di Asia termasuk India dan
Nepal Kumbang air dewasa yang lebih besar seperti Dytiscidae (mis.,
Cybister, Eretes) dan Hydrophilidae (misalnya, Hydrophilus); Nimfa Odonata
(seperti Aschenidae) juga dikonsumsi di China and Thailand.

MIB sebagai sumber makanan yang baik untuk ikan, berang-berang, unggas
air, burung, kura-kura2, dan katak.

MIB seperti kerang mutiara merupakan salah satu sumber


daya yang memiliki nilai ekonomis dan estetika tinggi.Hampir
seluruh bagian tubuh (cangkang dan butiran mutiara) dapat
dijual dan diminati oleh konsumen.
Misal: Pinctada maxima di laut) dan Hyriopsis cumingii (kerang
mutiara air tawar)
Pengendali populasi vektor penyakit.Kumbang air dan
serangga memangsa jentik nyamuk, sehingga membantu
mengendalikan populasi nyamuk
MIB juga mengontrol penyebaran alga yang cepat .
Proses purifikasi. Cacing dan kerang berperan dlm
proses purifikasi (memurnikan air) dengan cara
menyaring air. Misalnya, satu kerang dapat menyaring
20-70 liter air per hari (Xerces Society 2011).
Tansmisi penyakit .Beberapa Oligochaetes (misalnya,
Tubifex tubifex) dapat mentransmisikan parasit dan
menyebabkan penyakit mematikan pada ikan trout
(Brinkhurst 1997).
Beberapa MIB memiliki nilai edukatif. Misalnya, Pila
globosa digunakan sebagai tool proses belajar dan
mengajar dalam bidang Biologi
f

Macroinvertebrates as food; ( a. Odonata nymph, b. Crab, c. Prawn , d. Shrimps , gastropods )


dan f.kerang penghasil mutiara (Pinctada margaritifera)
MIB memainkan peran utama dalam menjaga fungsi
ekosistem seperti aliran energi dan siklus nutrisi.
Makroinvertebrata memproses tanaman hidup dan
masukan serasah tanaman dengan mencabik-cabiknya
menjadi partikel untuk konsumen lainnya. Covich dkk.
(1999) menunjukkan bahwa fauna bentik memediasi
transformasi biogeokimia, sehingga mencegah
penumpukan karbon dalam sedimen dan akibatnya
deoksigenasi di dasar perairan.
REFERENSI
Rosenberg, D.M. and V .H. Resh. 1993. Freshwater Biomonitoring
and Benthic Macroinvertebrates. Cahpman & Hall. New
York. London

Rosenberg, V.H and J.K. Jackson. 1993. Rapid assesment Approach to


Biomonitoring Using Benthic Macroinvertebrates. In: Resmberg & V.
H. Resh. Freshwater Biomomnitoring and benthic Macroinvertebrates.
Cahpman & Hall. New York. London

Shah, D.R., S. Sharma and R. D T Shah. Rapid Assesment Benthic


Macroinvertebrate In: Brij Gopal. Rapid Assesment of Biodiversity.
WBS Guideline ch 21. Nepal.
Tugas Presentasi minggu depan

Judul: Rapid Assesment Biodiversitas Zooplankton


LO: Mahasiswa mampu menjelaskan Rapid AssesmentBiodiversitas
zooplankton meliputi metodologi, alat sampling, teknik sampling,
identifikasi, dan pengukuran yg dilakukan pada assesment biodiversitas
zooplankton
Materi:
1. Pendahuluan
2. Assesment Kualitatif dan kuantitatif
2.1. Koleki Sampel (metoda/alat koleksi zooplankton dan cara kerja)
2.2. Konsentrasi zooplankton (beberapa cara mengkosentrasikan
zooplankton)
2.3. Fiksasi dan Preservasi (konsentrasi reagen pembunuh dan pengawet
utk Protozoa dan Rotifera, Cladocera dan Copepoda, udang
2.4. Identifikasi (alat-alat yg diperlukan utk identifikasi, karakteristik
protozoa, Rotifera, copepoda, cladocera)
2.5. Penghitungan dan komputasi data (alat yg dibutuhkan dan cara
menghitung, rumus-rumus terkait)
3. Assesment biomasa zooplankton
- Metoda (Volumetrik, grafimetrik, secara kimia)
- Biomassa (standing stock) : - Volume zooplankton (ml/m 3)
- Berat basah Zooplankton (g/m3)
- Berat kering Zooplankton (mg/m3)
TERIMAKASIH
Tugas Presentasi

Judul: Rapid Assesment Biodiversitas Zooplankton


LO: Mahasiswa mampu menjelaskan Rapid AssesmentBiodiversitas
zooplankton meliputi metodologi, alat sampling, teknik sampling,
identifikasi, dan pengukuran yg dilakukan pada assesment biodiversitas
zooplankton
Materi:
1. Pendahuluan
2. Assesment Kualitatif dan kuantitatif
2.1. Koleki Sampel (metoda/alat koleksi zooplankton dan cara kerja)
2.2. Konsentrasi zooplankton (beberapa cara mengkosentrasikan
zooplankton)
2.3. Fiksasi dan Preservasi (konsentrasi reagen pembunuh dan pengawet
utk Protozoa dan Rotifera, Cladocera dan Copepoda, udang
2.4. Identifikasi (alat-alat yg diperlukan utk identifikasi, karakteristik
protozoa, Rotifera, copepoda, cladocera)
2.5. Penghitungan dan komputasi data (alat yg dibutuhkan dan cara
menghitung, rumus-rumus terkait)
3. Assesment biomasa zooplankton
- Metoda (Volumetrik, grafimetrik, secara kimia)
- Biomassa (standing stock) : - Volume zooplankton (ml/m 3)
- Berat basah Zooplankton (g/m3)
- Berat kering Zooplankton (mg/m3)

Anda mungkin juga menyukai