Pembimbing :
dr. Fajar Danu Aji, Sp. A
Kelompok EF
PATOFISIOLOGI
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium rutin untuk kejang demam sederhana tidak dianjurkan (tetapi dapat dikerjakan untuk mengevaluasi
sumber infeksi penyebab demam, atau keadaan lain misalnya gastroenteritis dehidrasi disertai demam)
3. Dipertimbangkan pada anak dengan kejang disertai demam yang sebelumnya telah mendapat antibiotic dan pemberian antibiotic
tersebut mengaburkan tanda dan gejala meningitis
• EEG indikasi : kejang demam kompleks umur > 6 th, kejang fokal
• CT scan kepala : defisit neurologis, parese N.VI, papil edema
Foto X-ray kepala dan pencitraan seperti computed tomography scan (CT-scan) atau magnetic
resonance imaging (MRI) jarang sekali dikerjakan, tidak rutin dan hanya atas indikasi seperti:
● 1. Kelainan neurologik fokal yang menetap (hemiparesis)
● 2. Paresis nervus VI
● 3. Papiledema
TATALAKSANA
Algoritma
Kejang
Demam
pada Anak
Indikasi Rawat Inap/Rujukan
satu):
2. Adanya kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang, misalnya hemiparesis,
3. Kejang fokal
3. Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan kepala miring. Bersihkan muntahan atau lendir di
mulut atau hidung. Walaupun kemungkinan lidah tergigit, jangan memasukkan sesuatu kedalam
mulut.
6. Berikan diazepam rektal. Dan jangan diberikan bila kejang telah berhenti.
7. Bawa kedokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit atau lebih
Komplikasi
1. Gangguan perkembangan
2. Peningkatan risiko epilepsi
3. Risiko kejang demam berulang
Prognosis
Kejang demam akan berulang kembali pada sebagian kasus. Faktor
risiko berulangnya kejang demam adalah :