Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS DENGAN CONGESTIVE

HEART FAILURE (CHF)

ATAU BIASA DISEBUT


GAGAL JANTUNG
PERKENALKAN
02 01 03
IRHASY RIZKANU ARSHIUTAMA ZAENUDIN
P07120419013 P07120419026 P07120419035

04 05
FENI SUHADA NIKATUL AULIA
P07120419010 P07120419020
APA SIH YANG AKAN KITA
PELAJARI…?

 DEFINISI  PENGKAJIAN FISIK dan


 FAKTOR RESIKO PENGKAJIAN UMUM
 GEJALA KLINIS  DIAGNOSA KEPERAWATAN
 ETIOLOGI
 INTERVENSI KEPERAWATAN
 PATOFISIOLOGI
 KLASIFIKASI
 TERAPI
 DIAGNOSA
01
DEFINISI
CHF / Gagal jantung adalah sindroma klinik yang
ditandai oleh adanya kelainan pada struktur atau fungsi
jantung yang mengakibatkan jantung tidak dapat
memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme jaringan
GEJALA KLINIS

NAFAS PENDEK NYERI DADA SESAK NAFAS

DISPNEA ( SESAK NAFAS ) KELELAHAN DISPNEA NOLTURAL


PAROKSISMAL ( PnD )
ORTOPNEA
ANOREKSIA BATUK BATUK
INDIGESTI
FAKTOR
RESIKO
Faktor resiko mayor meliputi usia, jenis kelamin, hipertensi, hipertrofi pada
LV, infark miokard, obesitas, diabetes.
Faktor resiko minor meliputi merokok, dislipidemia, gagal ginjal kronik,
albuminuria, anemia, stress, lifestyle yang buruk.
Sistem imun, yaitu adanya hipersensitifitas.
Infeksi yang disebabkan oleh virus, parasit, bakteri.
Faktor genetik seperti riwayat dari keluarga.
ETIOLOGI
Berbagai gangguan penyakit jantung yang mengganggu kemampuan jantung untuk
memompa darah menyebabkan gagal jantung yang biasanya diakibatkan karena
kegagalan otot jantung yang menyebabkan hilangnya fungsi yang penting setelah
kerusakan jantung

1. Disfungsi miokard ( AMI ) Miokarditis 7. Arteriosklerosis coroner


2. Beban tekanan yang berlebihan 8. Hipertensi sistemik/pulmonal
3. Beban sistolik yang berlebihan 9. Peradangan dan penyakit
4. Peningkatan kebutuhan metabolisme miokardium
5. Beban volume yang berlebihan 10. Faktor sisitemik ( hipoksia,
6. Kelainan otot jantung anemia )
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
GAGAL JANTUNG KIRI GAGAL JANTUNG KANAN
Gangguan daya pompa Gagal ventrikel kiri, Hambatan daya
pompa ventrikel kanan
LANJUTAN Volume dan tekanan akhir
ventrikel kiri meningkat Volume dan tekanan akhir ventrikel kanan
meningkat
Tekanan atrium kiri meningkat
Kenaikan tekanan atrium kanan
Volume dan tekanan dalam vena
Hambatan aliran darah dalam vena
pulmonari meningkat
cava ke jantung

Kongesti vaskuler pulmonal Hepatomegali


GAGAL
Edema Pulnomal JANTUNG Pembengkakan sistemik

Edema dependen & ascites


KLASIFIKASI

Stage A Stage B Stage C Stage D


Mempunyai resiko tinggi Apabila ditemukan adanya Menunjukkan bahwa
kerusakan struktural pada Membutuhkan penanganan
ditemukannya kerusakan telah terjadi kerusakan
jantung tetapi tanpa ataupun intervensi khusus
struktural pada jantung serta struktural pada jantung
dan gejala dapat timbul
tanpa adanya tanda dan gejala, menunjukkan tanda dan bersamaan dengan
bahkan pada saat keadaan
umumnya terjadi pada pasien gejala dari gagal jantung munculnya gejala sesaat
tersebut umumnya istirahat, serta pasien yang
dengan : ataupun setelah terjadi
ditemukan pada perlu dimonitoring secara
1. hipertensi kerusakan. Gejala yang
1. pasien dengan infark ketat The New York Heart
2. penyakit jantung koroner, timbul 12 dapat berupa
miokard Association (Yancy et al.,
2. diabetes melitus nafas pendek, lemah,
2. disfungsi sistolik pada 2013)
3. pasien yang mengalami tidak dapat melakukan
keracunan pada jantungnya ventrikel kiri ataupun aktivitas berat.
(cardiotoxins). 3. penyakit valvular
asimptomatik.
Terapi
Non Farmakologis
1) CHF Kronik
a) Meningkatkan oksigenasi dengan pemberian oksigen dan menurunkan konsumsi oksigen
melalui istirahat dan pembatasan aktivitas.
b) Diet pembatasan natrium (< 4 gr/hari) untuk menurunkan edema.
c) Menghentikan obat-obatan yang dapat memperparah kondisi seperti NSAIDs karena efek
prostaglandin pada ginjal menyebabkan retensi air dan natrium.
d) Pembatasan cairan ( kurang lebih 1200 – 1500 cc/hari )
e) Olahraga ringan secara teratur.
2) CHF Akut
a) Oksigenasi (ventilasi mekanik)
b) Pembatasan cairan (< 1500 cc/hari)
Terapi
Farmakologis
1. First line drugs (diuretik)
Tujuan pemberian diuretik ini yaitu untuk mengurangi afterload pada disfungsi sistolik dan mengurangi
kongesti pulmonal pada disfungsi diastolik.
Obatnya adalah : thiazide diuretics untuk CHF sedang, loop diuretic, metolazon (kombinasi dari loop
diuretic untuk neningkatkan pengeluaran cairan), Kalium-Sparing diuretic .

2) Second Line drugs (ACE inhibitor)


Tujuan pemberian obat ini yaitu meningkatkan COP dan menurunkan
kerja jantung. Obatnya adalah :
a) Digoxin
Untuk meningkatkan kontraktilitas. Obat ini tidak digunakan
untuk kegagalan diastolik yang mana dibutuhkan pengembangan
ventrikel untuk relaksasi.
Terapi
Farmakologis
b) Hidralazin
Untuk menurunkan afterload pada disfungsi sistolik.
c) Isobarbide dinitrat
Untuk mengurangi preload dan afterload, disfungsi sistolik, hindari vasodilator pada disfungsi sistolik.
d) Calsium channel bloker
Untuk kegagalan diastolik, meningkatkan relaksasi dan pengisian ventrikel tetapi tidak dianjurkan untuk
CHF kronik.
e) Beta blocker
Sering dikontraindikasikan karena menekan respon miokard. Digunakan pada disfungsi diastolik untuk
mengurangi HR, mencegah iskemi miokard, menurunkan TD, hipertrofi ventrikel
kiri.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
CHF
A. Identitas Klien
B. Riwayat Kesehatan Sekarang
1. Keluhan utama Biasanya pasien CHF mengeluh sesak nafas dan kelemahan saat
beraktifitas, kelelahan, nyeri pada dada, dispnea pada saat beraktivitas. (Wijaya &
Yessi, 2013)
2. Keluhan saat dikaji Pengkajian dilakukan dengan mengajukan serangkaian
pertanyaan mengenai kelemahan fisik pasien secara PQRST. Biasanya pasien akan
mengeluh sesak nafas dan kelemahan saat beraktifitas, kelelahan, dada terasa berat,
dan berdebar – debar.
C. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pada pasien CHF biasanya sebelumnya pernah menderita nyeri dada, hipertensi,
iskemia miokardium, infark miokardium, diabetes melitus, dan hiperlipidemia. Dan juga
memiliki riwayat penggunaan obat-obatan pada masa yang lalu dan masih relevan
dengan kondisi saat ini
D. Riwayat kesehatan keluarga
E. Pemeriksaan Fisik TA
N
U
1. Keadaan umum NJ
LA
Kesadaran pasien dengan CHF biasanya baik atau
compos mentis (GCS 14-15) dan akan berubah sesuai tingkat
gangguan perfusi sistem saraf pusat.
2. Mata
- Konjungtiva biasanya anemis, sklera biasanya tidak ikterik
- Palpebra biasanya bengkak
3. Hidung
Biasanya bernafas dengan cuping hidung serta hidung sianosis
4. Mulut
Bibir biasanya terlihat pucat.
5. Wajah
Biasanya wajah terlihat lelah dan pucat.
6. Leher
Biasanya terjadi pembengkakan pada vena jugularis (JVP)
AN
7. Sistem Pernafasan NJUT
LA
- Dispnea saat beraktivitas atau tidur sambil duduk atau
dengan beberapa bantal.
- Batuk dengan atau tanpa sputum
- Penggunaan bantuan pernafasan, misal oksigen atau
medikasi
- Pernafasan takipnea, nafas dangkal, pernafasan laboral,
penggunaan otot aksesori
- Sputum mungkin bercampur darah, merah muda / berbuih
- Edema pulmonal
- Bunyi nafas : Adanya krakels banner dan mengi.
(Wijaya & Yessi, 2013)
8. Jantung
- Adanya jaringan parut pada dada

AN
UT
- Bunyi jantung tambahan (ditemukan jika penyebab CHF

NJ
LA
kelainan Katup)
- Batas jantung mengalami pergeseran yang menunjukkan
adanya hipertrofi jantung (Kardiomegali)
- Adanya bunyi jantung S3 atau S4
- Takikardia
9. Abdomen
- Adanya hepatomegali
- Adanya splenomegali
- Adanya asites
10. Eliminasi
- Penurunan frekuensi kemih 11. Ekstremitas
- Urin berwarna gelap - Terdapat edema dan CRTkembali > 2 detik
- Adanya edema
- Nokturia (berkemih pada malam hari) -Sianosis perifer
- Diare/ konstipasi. (Smeltzer & Bare, 2013)
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Elektrokardiografi (EKG)
Kelainan EKG yang ditemukan pada pasien CHF adalah:
- Sinus takikardi dan bradikardi
- Atrial takikardia / futer / fibrilasi
- Aritmia ventrikel
- Iskemia / infark
- Gelombang Q menunjukkan infark sebelumnya dan
kelainan segmen ST menunjukkan penyakit jantung iskemik
- Hipertrofi ventrikel kiri dan gelombang T terbalik
menunjukkan stenosis aorta dan penyakit jantung
hipertensi
- Blok atrioventikular
- Mikrovoltase
- Left bunddle branch block (LBBB) kelainan segmen ST/T
menunjukkan disfungsi ventrikel kiri kronis
- Deviasi aksis ke kanan, right bundle branch block, dan hipertrofi
kanan menunjukkan disfungsi ventrikel kanan
2.Ekokardiografi
Gambaran yang paling sering ditemukan pada CHF akibat penyakit jantung
iskemik, kardiomiopati dilatasi, dan beberapa kelainan katup jantung adalah
dilatasi
ventrikel kiri yang disertai hipokinesis seluruh dinding ventrikel.
3. Rontgen Toraks
Abnormalitas foto toraks yang ditemukan pada pasien CHF:
- Kardiomegali
- Efusi pleura
- Hipertrofi ventrikel
- Edema intertisial
- Infiltrat paru
- Kongesti vena paru
(Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia, 2015)
G. Pemeriksaan Laboratrium
- Tes Laboratorium Darah
1. Enzym hepar : meningkat dalam gagal jantung/ kongesti.
2. Elektrolit : kemungkinan berubah karena perpindahan cairan, penurunan fungsi ginjal.
3. Oksimetri nadi : kemungkinan saturasi oksigen rendah.
4. AGD : Gagal jantung ventrikel kiri ditandai dengan alkalosis respiratorik ringan atau
hipoksemia dengan peningkatan COP2
5. Albumin : kemungkinan besar dapat menurun sebagai akibat penurunan protein.
- Abnormalitas pemeriksaan laboratorium yang ditemukan pada pasien CHF
diantaranya :
1. Anemia ( Hb < 13 gr/dl pada laki-laki, < 12 gr/dl pada perempuan)
2. Peningkatan kreatinin serum ( > 150 μ mol/L)
3. Hiponatremia ( < 135 mmol/L)
4. Hipernatremia ( > 150 mmol/L)
5. Hipokalemia ( < 3,5 mmol/L)
6. hiperkalemia ( > 5,5 mmol/L)
7. hiperglikemia( >200 mg/dl)
8. Hiperurisemia ( > 500 μ mmol/L)
9. BNP ( < 100 pg/ml, NT proBNP < 400 pg/ml)
10. BNP ( > 400 pg/ml, NT proBNP > 2000 pg/ml)
11. Kadar albumin tinggi ( > 45 g/L)
12. Kadar albumin rendah ( <30 g/L)
(Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia, 2015)
Kemungkinan Diagnosa Keperawatan

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan kontraksi ventrikel


kiri.
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan pengembangan paru tidak
optimal
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi natrium dan air.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dengan kebutuhan oksigen, kelelahan.
( NANDA Internasional, 2015)
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan NOC (Nursing Outcome NIC (Nursing Intervention
Clasification) Clasification)

1 Penurunan curah jantung a. Cardiac Pump Effectiveness a. Cardiac Care Aktivitas :


berhubungan dengan Indikator : 1. Evaluasi adanya nyeri dada
penurunan kontraksi ventrikel 1) Systolic blood pressure dalam (intensitas, lokasi, durasi,
kiri. rentang normal frekuensi)
2) Diastolic blood pressure dalam 2. Catat adnya disritmia jantung
rentang normal 3. Catat adanya tanda dan gejala
3) Tidak ada disritmia penurunan cardiac output.
4) Tidak ada bunyi jantung abnormal 4. Monitor status kardiovaskuler
5) Tidak terjadi angina 5. Monitor status pernafasan yang
6) Tidak ada edema perifer menandakan Heart Failure
7) Tidak ada edema paru 6. Monitor abdomen sebagai
8) Tidak dispnea saat istirahat indicator adanya adanya
9) Tidak dispnea ketika Latihan penurunan fungsi
10) Tidak terjadi 7) Monitor balance
hepatomegali cairan
11) Aktivitas toleran
12) Tidak sianosis
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan NOC (Nursing Outcome NIC (Nursing Intervention
Clasification) Clasification)

1 Penurunan curah jantung 8. Monitor adanya perubahan


berhubungan dengan perubahan tekanan darah
penurunan kontraksi ventrikel 9. Monitor respon pasien terhadap
kiri. efek pengobatan antiaritmia
10. Atur periode latihan dan
istirahat untuk menghindari
kelelahan
11. Monitor adanya dispnea,
ortopnea, dan takipnea
12. Anjurkan untuk menurunkan
stres
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan NOC (Nursing Outcome NIC (Nursing Intervention
Clasification) Clasification)

1 Penurunan curah jantung b. Circulation Status Indikator : b. Vital Sign Monitoring Aktivitas:
berhubungan dengan 1) Systolic blood pressure dalam 1) Monitor TD, nadi, suhu dan RR
penurunan kontraksi ventrikel rentang normal 2) Catat adanya fluktuasi tekanan
kiri. 2) Diastolic blood pressure dalam darah
rentang normal 3) Monitor vital sign pasien saat
3) Pulse pressure dalam rentang berbaring, duduk, berdiri
normal 4) Auskultasi tekanan darah pada
4) MAP dalam rentang normal kedua lengan dan bandingkan
5) AGD (PaO2 dan PaCO2) dalam 5) Monitor TD, Nadi, RR sebelum,
rentang normal selama dan setelah aktivitas
6) Saturasi O2 dalam rentang normal 6) Monitor kualitas nadi.
7) Tidak asites 7) Monitor adanya pulsus
paradoksus
8) Monitor jumlah dan irama
jantung
9) Monitor bunyi jantung
10) Monitor suara paru
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan NOC (Nursing Outcome NIC (Nursing Intervention
Clasification) Clasification)

1 Penurunan curah jantung 11) Monitor pola pernafasan


berhubungan dengan abnormal
penurunan kontraksi ventrikel 12) Monitoradanya sianosis
kiri. perifer
13) Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan NOC (Nursing Outcome NIC (Nursing Intervention
Clasification) Clasification)

2 Ketidakefektifan pola nafas a. Respiratory Status : a. Airway ManajemenAktivitas :


berhubungan dengan Ventilation Indikator : 1) Posisikan pasien untuk
pengembangan paru tidak 1) Respiratory dalam rentang normal memaksimalkan ventilasi
optimal 2) Tidak ada retraksi dinding dada 2) Lakukan fisioterapi dada jika
3) Tidak mengalami dispnea saat perlu
istirahat 3) Auskultasi suara nafas, catat
4) Tidak ditemukan otrhopnea adanya suara nafas tambahan
5) Tidak ditemukan atelektasis 4) Monitor resirasi dan status O2
b. Respiratory : Airway Patency b. Oxygen TherapyAktivitas :
Indikator : 1) Pertahankan kepatenan jalan
1) Respiratory rate dalam rentang nafas
normal. 2) Atur peralatan oksigen
2) Pasien tidak cemas 3) Monitor aliran oksigen
3) Menunjukkan jalan nafas yang 4) Pertahankan posisi pasien
paten 5) Observasi adanya tanda-tanda
hipoventilasi.
6) Monitor adanya kecemasan
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan NOC (Nursing Outcome NIC (Nursing Intervention
Clasification) Clasification)

2 Ketidakefektifan pola nafas c. Vital Sign Monitoring Aktivitas:


berhubungan dengan 1) Monitor TD, Nadi, Suhu, dan
pengembangan paru tidak RR
optimal 2) Catat adanya flutuasi tekanan
darah
3) Monitor kualitas nadi
4) Monitor suara paru
5) Monitor suara pernafasan
6) Monitor suhhu, warna, dan
kelembapan kulit.
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan NOC (Nursing Outcome NIC (Nursing Intervention
Clasification) Clasification)

3 Kelebihan volume cairan a. Electrolit And Acid/Base Balance a. Fluid Management Aktivitas :
berhubungan dengan retensi Indikator : 1) Pertahankan catatan intake
natrium dan air. 1) Erum albumin, kreatinin, output yang akurat
hematokrit, Blood Urea Nitrogen 2) Monitor hasil Hb yang sesuai
(BUN), dalam rentang normal dengan retensi cairan (BUN,
2) pH urine, urine sodium, urine Hematokrit, Osmolaritas urine)
kreatinin,urine osmolaritas, dalam 3) Monitor vital sign
rentang normal 4) Monitor indikasi retensi
3) tidak terjadi kelemahan otot 5) Kaji luas dan lokasi edema
4) tidak terjadi disritmia 6) Monitor status nutrisi
7) Kolaborasi dengan dokter jika
tanda cairan berlebuhan muncul
memburuk
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan NOC (Nursing Outcome NIC (Nursing Intervention
Clasification) Clasification)

3 Kelebihan volume cairan b. Fluid Balance Indikator : b. Fluid Monitoring Aktivitas :


berhubungan dengan retensi 1) Tidak terjadi asites 1) Tentukan riwayat jumlah dan
natrium dan air. 2) Ekstremitas tidak edema tipe intake cairan dan eliminasi
3) Tidak terjadi distensi vena jugularis 2) Tentukan kemungkinan faktor
c. Fluid Overload Severity Indikator : risiko dari ketidakseimbangan
1) Edema tungkai tidak terjadi cairan
2) Tidak asites 3) Monitor berat badan
3) Kongesti vena tidak terjadi 4) Monitor TD, Nadi, RR
4) Tidak terjadi peningkatan blood 5) Monidarah orthostatik dan
pressure perubahan irama jantung
5) Penurunan pengeluaran urine 6) Monitor
tidak terjadi parameterhemodinamik infasif
6) Tidak terjadi perubahan warna 7) Monitor tanda dan gejala
urine edemator tekanan
7) Penurunan serum sodium tidak
terjadi
8) Peningkatan serum sodium tidak
terjadi
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan NOC (Nursing Outcome NIC (Nursing Intervention
Clasification) Clasification)

4 intoleransi aktivitas a. Energi Conservation Indikator : a. Energy Management Aktivitas :


berhubungan dengan 1) Menunjukkan keseimbangan 1) Tentukan keterbatasan pasien
ketidakseimbangan antara antara aktivitas dengan istirahat terhadap aktivitas
suplai dengan kebutuhan 2) Menggunakan teknik 2) Tentukan penyebab lain dari
oksigen, kelelahan. 3) Mengenali keterbatasan energi kelelahan
4) Menyesuaikan gaya hidup sesuai 3) Dorong pasien untuk
tingkat energi mengungkapkan perasaan tentang
5) Mempertahankangizi yang cukup keterbatasannya
6) Melaporkan aktivitas yang sesuai 4) Observasi nutrisi sebagai
dengan energi sumber energi yang adekuat
5) Observasi respon jantung-paru
terhadap aktivitas (misalnya
takikardia, disritmia, dispnea,
pucat, dan frekuensi pernafasan)
6) Batasi stimulus lingkungan
(misalnya pencahayaan, dan
kegaduhan)
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan NOC (Nursing Outcome NIC (Nursing Intervention
Clasification) Clasification)

4 Intoleransi aktivitas 7) Dorong untuk lakukan periode


berhubungan dengan aktivitas saat pasien memiliki
ketidakseimbangan antara banyak tenaga.
suplai dengan kebutuhan 8) Rencanakan periode aktivitas
oksigen, kelelahan. saat pasien memiliki banyak
tenaga
9) Hindari aktivitas selama
periode
istirahat
10) Dorong pasien untuk
melakukan aktivitas sesuai sumebr
energi
11) Instruksikan pasien atau
keluarga untuk mengenal tanda
dan gejala kelelahan yang
memerlukan pengurangan
aktivitas.
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan NOC (Nursing Outcome NIC (Nursing Intervention
Clasification) Clasification)

4 Intoleransi aktivitas 12) Bantu pasien atau keluarga


berhubungan dengan untuk menentukan tujuan akhir
ketidakseimbangan antara yang realistis
suplai dengan kebutuhan 13) Evaluasi program peningkatan
oksigen, kelelahan. tingkat aktivitas

b. Activity Tolerance b. Actifity Therapy Aktivitas :


Indikator : 1) Bantu pasien untuk
1) Saturasi oksigen saat melakukan mengidentifikasi aktivitas yang
aktivitas membaik/dalam mampu dilakukan
rentang normal 2) Bantu untuk memilih aktivitas
2) nadi saat melakukan aktivitas konsisten yang sesuai dengan
dalam rentang normal kemampuan fisik, psikologi dan
social
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan NOC (Nursing Outcome NIC (Nursing Intervention
Clasification) Clasification)

4 Intoleransi aktivitas 3) tidak sesak napas saat melakukan 3) Bantu untuk mengidentifikasi
berhubungan dengan aktivitas dan mendapatkan sumber yang
ketidakseimbangan antara 4) tekanan darah saat melakukan diperlukan untuk aktiivtas yang
suplai dengan kebutuhan aktivitas dalam rentang normal diinginkan
oksigen, kelelahan. 5) mudah melakukan ADL 4) Bantu pasien atau keluarga
untuk mengidentifikasi
c. Self Care : ADL Indikator : kekurangan dalam beraktivitas
1) Mampu melakukan ADL secara 5) Bantu pasien untuk
mandiri (seperti makan, mengembangkan motivasi diri dan
memakai baju,toileting, mandi, penguatan
berdandan, menjaga kebersihan, oral 6) Monitor respon fisik, emosi,
hygiene, berjalan, berpindah tempat) soial, dan spiritual
“TEAP JAGA KESEHATAN YA
JANGAN SAMPAI SAKIT
DAN SELALU BERIBADAH.”
—KELOMPOK 1

Anda mungkin juga menyukai