Anda di halaman 1dari 10

KONSTITUSI

(Pend. Kewarganeraan)

DOSEN PENGAMPU :
Dra. Yusna Melianti, MH
Disusun oleh Kelompok 3 :
Alti Laksana Simaremare (3203111013)
Ashtry Januarty Gultom (3203111047)
Sella Ariska (3202411033)
Tatiadinata Saragih (3201111016)
Putri Handayani (3202411017)
Latar Belakang

Tiap negara di dunia pasti mempunyai konstitusi, karena konstitusi merupakan salah satu
syarat penting untuk mendirikan game membangun suatu negara yang merdeka, oleh
karenanya begitu pentingnya konstitusi dalam suatu negara. Konstitusi merupakan suatu
kerangka kehidupan politik yang sesungguhnya telah dibangun pertama kali peradaban
dunia dimulai, karena hampir semua negara menghendaki kehidupan bernegara yang
konstitusional.
Adapun ciri-ciri pemerintahan yang konstitusional diantaranya: memperluas
partisipasi politik, memberi kekuasaan lembaga legislatif pada rakyat, menolak
pemerintahan otoriter, dsb. Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, sistem hukum
yang berlaku tidak segera mengalami perubahan. Untuk mengatasi agar tidak terjadi
situasi demikian, maka undang-undang maupun peraturan peraturan yang ada sebelum
kemerdekaan Indonesia tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-
Undang Dasar 1945.
A.UNDANG-UNDANG DASAR 1945 SEBAGAI
KONSTITUSI DI INDONESIA
Konstitusi (bahasa Latin: constitutio) dalam negara adalah sebuah norma sistem politik
dan hukum bentukan pada pemerintahan negara. Perkataan “konstitusi” berasal dari
bahasa Perancis Constituer dan Constitutio, kata pertama berarti membentuk, mendirikan
atau menyusun, dan kata kedua berarti susunan atau pranata (masyarakat). Dengan
demikian konstitusi memiliki arti; permulaan dari segala peraturan mengenai suatu
negara.
Pada dasarnya suatu konstitusi memuat aturan atau sendi-sendi pokok yang bersifat
fundamental untuk menegakkan bangunan fundamental ini maka aturan ini harus kuat
dan tidak boleh mudah berubah-ubah. Dengan kata lain aturan besar yang bernama
“Negara”. Karena sifatnya yang fundamental itu harus tahan uji terhadap kemungkinan
untuk diubah-ubah berdasarkan kepentingan jangka pendek yang bersifat sesaat.
Konstitusi berfungsi sebagai pegangan dalam penyelenggaraan pemerintahan Negara
Indonesia, sehingga pemerintah tidak menjalankan pemerintahan secara sewenang-
wenang.
Secara umum terdapat dua macam konstitusi yaitu :
1) konstitusi tertulis dan
2) konstitusi tak tertulis.
Adapun sifat dari Dalam kedua hal ini, hampir semua negara di dunia
memiliki konstitusi tertulis atau undang-undang dasar
konstitusi adalah sebagai (UUD) yang pada umumnya mengatur mengenai
berikut : pembentukan, pembagian wewenang dan cara bekerja
berbagai lembaga kenegaraan serta perlindungan hak azasi
1.Rigid dan Flexible manusia. Isi konstitusi umumnya hanya memuat aturan-
2.Tertulis dan Tidak aturan pokok, hanya memuat garis-garis besar sebagai
tertulis instruksi kepada pusat dan lain-lain penyelenggara negara
untuk menyelenggarakan kehidupan negara dan
3.Formil dan Materil kesejahteraan sosial.
Aturan-aturan asing lebih rinci diserahkan
pengaturannya kepada undang-undang yang berada di
bawah konstitusi, yang lebih mudah untuk dibuat,
diperbaharui, maupun dicabut.
B. Dinamika dan Ketika kita meneliti sejarah Indonesia merdeka, tampaknya
telah terjadi dinamika ketatanegaraan, serta perubahan terhadap
Tantangan konstitusi atau konstitusi yang berlaku. Setelah diadopsi satu hari
setelah deklarasi kemerdekaan, Undang-Undang Dasar Negara
Konstitusi di Republik Indonesia 1945 mulai berlaku sebagai hukum dasar yang
mengatur kehidupan konstitusi Indonesia dengan semua
Indonesia batasannya. Hal tersebut terjadi karena sejak awal Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia 1945 dimaksudkan oleh Bung
Karno sendiri sebagai konstitusi cepat yang akan tetap
disempurnakan di masa depan.
Para pendiri negara kesatuan Republik Indonesia telah setuju
untuk merancang konstitusi sebagai konstitusi tertulis dengan
semua arti dan fungsinya. Sehari setelah Republik Indonesia
mendeklarasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Konstitusi
Indonesia disahkan sebagai "Revolusi Konstitusi" pada 18 Agustus
1945 oleh Komite Indonesia untuk Persiapan Kemerdekaan dalam
sebuah teks yang disebut "Konstitusi Republik Indonesia".
Perubahan konstitusi tahun 1945 kemudian secara bertahap
diimplementasikan dan menjadi salah satu agenda dari pertemuan
tahunan MPR tahun 1999 sampai amandemen keempat dari
pertemuan tahunan MPR tahun 2002 bersama dengan kesepakatan
untuk membentuk komite konstitusi untuk membentuk suatu
melakukan tinjauan.
Dinamika Konstitusi di
Indonesia
● UUD 1945 (18 Agustus 1945-27
Desember 1949)
● Konstitusi RIS 1949 (27 Desember 1949-
17 Agustus 1950)
● UUDS 1950 (17 Agustus 1950-5 Juli
1959)
● UUD 1945 (5 Juli 1959-19 Oktober 1999)
● UUD 1945 hasil amandemen (19
Oktober 1999-Sekarang)
C.Perilaku Konstitusional Warga
negara
Perilaku konstitusional adalah perilaku-perilaku yang senantiasa berdasar dan
hanya berpijak pada aturan-aturan penyelenggaraan bernegara yang tertuang
dalam UUD 1945. Perilaku konstitusional juga dapat diartikan sebagai perilaku
yang sesuai dengan konstitusi negara. Sebagai warga negara yang baik adalah
warga negara yang memiliki kesetiaan terhadap bangsa dan negara, yang meliputi
kesetiaan terhadap ideologi negara, kesetiaan terhadap konstitusi, kesetiaan
terhadap peraturan perundang-undangan, dan kesetiaan terhadap kebijakan
pemerintah.
Perilaku konstitusional wajib dimiliki dan diterapkan oleh semua warga negara,
karena perilaku konstitusional dapat menciptakan keadaan yang tertib, disiplin,
dan sesuai dengan hukum.
K
O
1) Konstitusional Bagi Penyelenggaraan Negara
N Berdasarkan konstitusi yang berlaku di Indonesia saat ini penyelenggaraan Nagara
S dilaksanakan oleh lembaga-lembaga Negara meliputi : MPR, Presiden, Kementerian
T Negara, DPR, DPD, KPU, Badan Pemeriksa Keuangan, MA, MK, TNI, dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia. Lembaga-lembaga penyelenggara Negara
I tersebut melaksanakan tugas atau kewajibannya berdasarkan wewenang yang dimiliki
T berdasarkan ketetapan konstitusi yang ada.
2) Konstitusi Bagi Warga Negara
U Bagi warga negara sendiri, berdasarkan konstitusi yang ada, setiap warga negara
S harus mematuhi dan menaati peraturan yang berlaku. Perilaku konstitusional harus
dilaksanakan oleh penyelenggara dan warga negara secara seimbang. Untuk
I mengembangkan perilaku konstitusional, pertama kali dengan mengetahui dan
O memahami aturan-aturan penyelenggaraan negara yang tercantum dalam UUD 1945.
N Oleh karena itu, sosialisasi UUD 1945 kepada seluruh warga negara harus
dilaksanakan secara efektif melalui kegiatan pembelajaran disekolah.
A
L
KESIMPULAN
Konstitusi sebagai produk dari buah pikiran manusia tentunya tidaklah sempurna dan akan terkikis sepanjang
perkembangan waktu, dibuktikan dengan pendapat Moh. Mahfud MD yang mengatakan bahwa konstitusi adalah
resultante dari keadaan politik, ekonomi, sosial, dan budaya ketika konstitusi itu dibuat. Oleh sebab itu, konstitusi
menggambarkan kebutuhan dan jawaban atas persoalan yang dihadapi ketika itu. Menyadari ketidaksempurnaan
tersebut ide, penyempurnaan konstitusi lebih lanjut diserahkan kepada orang-orang atau generasi yang kemudian.
Untuk memungkinkan penyempurnaan di masa mendatang, para penyusun konstitusi mengatur tata cara perubahan
(amendemen). Di samping bahwa hukum harus selalu mengikuti perkembangan masyarakat, maka konstitusi harus
tetap menyesuaikan dengan perkembangan masyarakat tersebut dengan mekanisme perubahan konstitusi. Kontitusi itu
berasal dari bahasa Perancis yakni constituer yang berarti membentuk. Pemakaian istilah konstitusi yang dimaksudkan
ialah pembentukan suatu negara atau menyusun dan menyatakan suatu Negara.
Undang-Undang 1945 merupakan konstitusi bagi Negara Indonesia. Sebagai dasar hukum, UUD 1945 berperan
dalam mewujudkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam ideologi bangsa Indonesia yaitu Pancasila. Pancasila sendiri
merupakan hukum diatas segala hukum (staats fundamental norm). Artinya UUD 1945 sebagai dasar hukum, dalam
pembuatannya tidak boleh bertentangan dan harus mematuhi nilai-nilai yang terdapat pada Pancasila, sebab UUD 1945
adalah hukum yang setingkat di bawah Pancasila. Maka dari itu dikenallah asas yang berbunyi “hukum yang lebih tinggi
menjadi acuan bagi hukum yang lebih rendah”. UUD 1945 dalam prosesnya tidak bersifat absolut, maksudnya UUD
1945 dapat di amandemen sesuai dengan keadaan dan kebutuhan Negara Indonesia. Bahkan dalam perubahan UUD ini
telah tercantum sendiri pada pasal 37. Dan dalam perubahannya juga harus mematuhi asas “hukum yang lebih tinggi
menjadi acuan bagi hukum yang lebih rendah”.
Terimakasih!

Anda mungkin juga menyukai