Anda di halaman 1dari 8

HUKUM WADH’I

NAMA : MOCH RIZKY FAUZY


PENGERTIAN
Hukum wadh’i adalah salah satu jenis hukum syariat islam
menurut ulama’ ushul fiqih selain hukum taklifi.
Hukum wadh’i ialah hukum yang bertujuan menjadikan
sesuatu adanya sebab untuk sesuatu atau syarat baginya
atau penghalang terhadap sesuatu. Hakikat hukum wadh’i
ialah memberikan kejelasan terhadap sesuatu sehingga
muncul sebab, syarat, atau penghalang yang menjadikan
suatu hukum.
MACAM-MACAM WADH’I
Ada beberapa hukum wadh’i diantaranya yaitu :
1. Sebab, dalam hukum wadh’i adalah tanda, hingga lahirnya hukum
islam. Tanpa tanda (sebab) itu, seseorang mukalaf tidak dibebani
hukum syariat. Sebagai misal, tanda balig merupakan sebab bagi
kewajiban hukum-hukum islam. Anak kecil yang belum cukup umur
(balig) tidak wajib solat,puasa, atau menjalankan ibadah fardhu
lainnya.
Contoh hukum wadh’i berkaitan dengan sebab lainnya adalah ketika
seseorang menyaksikan hilal 1 Ramadhan, umat islam diwajibkan
berpuasa. Berdasarkan hal itu, hilal adalah sebab bagi kewajiban puasa.
2. Syarat, suatu ibadah atau perkara syariat lazimnya mewajibkan adanya
syarat harus dipenuhi. Tanpa adanya syarat, perkara itu batal dan tak
boleh dikerjakan.
Sebagai misal, saksi adalah syarat sahnya pernikahan dan niat menjadi
syarat sahnya puasa. Tanpa saksi atau niat, maka kedua dianggap tidak
sah.
Syarat adalah hukum wadh’i yang menjadi pengiring suatu ibadah atau
sahnya hukum syariat islam tersebut.
3. Penghalang (mani’), Jenis hukum wadh’i lainnya adalah penghalang
atau mani’. Kendati seseorang dibebankan perkara syariat, namun karena
adanya penghalang, perkara itu menjadi batal.
Sebagai misal, seorang anak berhak memperoleh warisan, namun apabila
ia murtad, warisan itu tidak boleh ia terima. Murtad adalah penghalang
dari hak warisannya dalam ketentuan islam.
• 4. Al-azimah dan al-rukhsah
Arti dari Azimah sendiri adalah “Keinginan yang kuat” adapun secara
terminologi Azimah berarti hukum syariat bagi seorang mukallaf yang berlaku
dalam segala situasi dan kondisi.
Contohnya yaitu shalat lima waktu yang diwajibkan kepada semua mukallaf
dalam segala situasi dan kondisi,begitu juga kewajiban zakat dan puasa.
Sedangkan arti dari Rukhsah “Memudahkan atau meringankan” adapun
secara terminologi Rukhsah adalah hukum syariat yang telah ditetapkan oleh
syara’ sebagai peringanan beban bagi seorang mukallaf dalam kondisi
tertentu,atau hukum syariat ditetapkan karena adanya halangan dalam keadaan
tertentu.
Ulama ushul fiqih mengelompokkan rukhsah menjadi empat bagian yaitu:
1. Pembolehan sesuatu yang dilarang (diharamkan) dalam keadaan darurat atau
karena hajat yang sangat mendesak sebagai keringanan bagi mukallaf.
2. Pemberian pengecualian sebagian berkaitan karena menyangkut kebutuhan
masyarakat dalam penghidupan muamalat (sehari-hari).
3. Pembatalan hukum-hukum yang merupakan beban yang memberatkan umat
terdahulu.
5. Sah (Al-Shihah) dan Batil
As-Shihah adalah suatu hukum yang sesuai dengan ketentuan syari’ yaitu
terpenuhinya sebab,syarat, dan tidak ada mani’.
Contohnya yaitu mengerjakan shalat dzuhur setelah tergelincir matahari (sebab) dan
telah berwudhu (syarat), dan tidak ada halangan bagi orang yang mengerjakannya (tidak
haid,nifas dan sebagainya).
Sedangkan arti dari Batal yaitu sesuatu yang dilakukan atau hal yang diadakan
oleh orang mukallaf yang tidak sesuai dengan tuntutan syara’ adalah tidak sah dan tidak
mempunyai akibat hukum,baik tidak sahnya itu karena cacat ataupun rukun,maupun
tidak terpenuhi syarat yang diperlukan dan baik dalam soal ibadah,maupun dalam soal
muamalah.
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai