Anda di halaman 1dari 17

PPOK

penyakit paru obstruktif kronik

1.Erni rahayu
2.Fajri aulia putra
Pengertian PPOK

Penyakit paru obstruktif kronis


(PPOK) adalah penyakit peradangan paru
yang berkembang dalam jangka waktu
panjang. Penyakit ini menghalangi aliran
udara dari paru-paru karena terhalang
pembengkakan dan lendir atau dahak,
sehingga penderitanya sulit bernapas.
penyebab dan Faktor
Risiko

a. Rokok. sekitar 20-30 persen perokok aktif


menderita PPOK
b. Pajanan polusi udara, Polusi udara dapat
menggangggu kerja paru-paru dan
meningkatkan risiko penyakit paru
obstruktif kronis.
c. Usia. Gejala penyakit umumnya muncul di
usia 40 tahunan.
d. Penyakit asma.  Penderita penyakit asma,
terutama yang merokok, rentan
mengalami penyakit paru obstruktif kronis.
Gejala penyakit
PPOK

a. Batuk berdahak yang tidak kunjung sembuh dengan


warna lendir dahak berwarna agak kuning atau hijau.
b. Pernapasan sering tersengal-sengal, terlebih lagi saat
melakukan aktivitas fisik. Mengi atau napas sesak dan
berbunyi.
c. Lemas. Penurunan berat badan.
d. Nyeri dada.
e. Kaki, pergelangan kaki, atau tungkai menjadi bengkak.
f. Bibir atau kuku jari berwarna biru
Pemeriksaan diagnostik
a. Tes darah, untuk memastikan apakah pasien menderita
penyakit lain, seperti anemia dan polisitemia, yang
memiliki gejala serupa dengan PPOK.
b. Analisis gas darah arteri. Tes ini untuk melihat kandungan
oksigen dan karbondioksida dalam darah.
c. Foto Rontgen dada. Foto Rontgen dada dilakukan untuk
mendeteksi ganguan pada paru-paru.
d. CT scan, yang dapat menunjukkan gambaran paru-paru
secara lebih detail.
e. Elektrokardiogram (EKG) dan ekokardiogram, guna
memeriksa kondisi jantung.
f. Pengambilan sampel dahak.
penatalaksanaan

a. Penggunakan obat-obatan. Obat yang umumnya


diberikan dokter paru untuk mengatasi gejala PPOK
adalah inhaler (obat hirup), bronkodilator,
kortikosteroid, anxiolitik
b. Fisioterapi dada. Program fisioterapi dada atau
dikenal juga dengan rehabilitasi paru-paru merupakan
program yang dilakukan untuk memberikan edukasi
mengenai PPOK.
c. Tindakan operasi. Tindakan ini hanya dilakukan pada
penderita PPOK yang gejalanya tidak dapat direndakan
dengan pemberian obat atau terapi.
Di samping penanganan medis, ada beberapa
upaya yang bisa dilakukan oleh penderita untuk
menghambat bertambahnya kerusakan pada
paru-paru. Di antaranya adalah:
a. Berhenti merokok atau menghindari pajanan
asap rokok.
b. Menjaga pola makan yang sehat.
c. Rutin berolahraga.
d. Menjalani vaksinasi secara rutin.
e. Memeriksakan diri secara berkala ke dokter
agar kondisi kesehatan bisa tetap terpantau.
Patofisiologi/woc
Asuhan keperawatan
Fokus pengkajian

Pada pemeriksaan paru


a. Inspeksi
simetris, adanya bentuk dada yang seperti tong,
terlihat meningkat bahu untuk bernafas,
pengembangan dada kanan dan kiri sama
b. Palpasi
vokal fremitus sama kanan dan kiri
c. Perkusi
bunyi pekak pada paru-paru
d. Auskultasi
bunyi nafas mengi, ronkhi pada paru bagian kanan
dan wheezing pada paru bagian kiri
Pada pemeriksaan jantung
a. Inspeksi
simetris, ictus kordis tidak tampak
b. Palpasi
ictus kordis teraba, teratur dan tidak terlalu kuat
c. Perkusi
bunyi pekak, tidak adanya pelebaran
d. Auskultasi
bunyi jantung murni, tidak ada suara tambahan

Pada pemeriksaan abdomen


b. Inspeksi
Simetris, tidak ada luka bekas operasi
b. Palpasi
tidak ada nyeri tekan
c. Perkusi
timpani
d. Auskultasi
peristalik usus 8X/mnt
Pada pemeriksaan genetalia
Bersih, tidak terpasang kateter

Pemeriksaan ekstrimitas
a. Ekstrimitas atas kanan dapat bergerak bebas
b. Ekstrimitas kiri terpasang infuse RL 20 tpm
c. Ekstrimitas bawah tidak ada udema, pasien
dapat bergerak bebas
No Diagnosa noc nic
keperawatan
1. Ketidakefektifa Status pernafasan: Manajemen jalan nafas
n bersih jalan kepatenan jalan
Nafas Aktivitas:
nafas B.D a. Posisikan pasien untuk
penyakit paru Indikator: memaksimalkan
obstruktif a. Frekuensi jalan nafas ventilasi.
kronis D.D b. Irama pernafasan b. Identifikasi kebutuhan
perubahan pola c. Kedalaman inspirasi aktual/potensial pasien
d. Kemampuan untuk untuk memasukkan alat
nafas mengeluarkan sekret membuka jalan nafas.
c. Motivasi pasien untuk
bernafas pelan, dalam,
berputar dan batuk
No Diagnosa noc nic
keperawatan

2. Intoleransi aktivitas 1. Toleransi terhadap 1. Terapi


b.d
ketidakseimbangan aktivitas: aktivitas:
antara suplai dan a. Saturasi oksigen a. Mempertimbangka
kebutuhan oksigen ketika beraktivitas n kemampuan
d.d keletihan b. Frekuensi nadi klien dalam
ketika beraktivitas berpartisipasi
c. Frekuensi melalui aktivitas
pernafasan ketika spesifik
beraktivitas b. Mempertimbangka
n komitmen klien
untuk
meningkatkan
frekuensi dan jarak
aktivitas
No Diagnosa Noc Nic
keperawatan
c. Dorong aktivitas
kreatif yang tepat

2. Daya tahan 2. Perawatan


jantung:rehabilitatif
Indikator:
a. Melakukan aktivitas Aktivitas:
b. Aktivitas fisik a. Monitor toleransi
c. Konsentrasi pasien terhadap
d. Pemulihan energi aktivitas
setelah beraktivitas b. Pertahankan jadwal
ambulansi,sesuai
toleransi pasien
c. Intruksikan pasien
dan keluarga ntuk
melanjutkan
perawatan
no. Diagnosa noc nic
keperawatan

3. Gangguan 1. Respon ventilasi 1. Menejemen jalan


pertukaran gas b.d mekanik :Dewasa. nafas
ketidak seimbangan
ventilasi perfusi d.d Indikator : Aktifitas :
pola pernapasan a. Tingkat pernapasan a. Posisikan pasien
abnormal b. Irama pernapasan untuk
c. kedalaman inspirasi memaksimalkan
ventilasi
b. Lakukan fisioterapi
dada, sebagaimana
mestinya
c. Instruksikan
bagaimana agar bisa
melakukan batuk
efektif
No Diagnosa noc nic
keperawatan
2. Status 2. Terapi oksigen
pernafasan :
Pertukaran gas Aktifitas :
a. Bersihkan
Indikator : mulut,hidung, dan
a. Tekanan parsial sekresi trakea
oksigen di darah dengan tepat.
arteri (PaO2) b. Batasi (aktifitas)
b. Tekanan parsial merokok
karbondioksida c. Pertahankan
didarah arteri kepatenan jalan
(PaCO2) napas.
c. keseimbangan
ventilasi dan
perfusi

Anda mungkin juga menyukai