Kel 2 Ikd
Kel 2 Ikd
Kelompok 2:
Aulyvia admaningrum
Ayuni shafina
Bella Savitri pardede
Dewi puspitasari
Deswita eka juniati
Chaerul fahmi
1. Air
Adalah senyawa utama dari tubuh manusia. Rata-rata pria
dewasa hampir 60% dari berat badannya adalah air dan
rata-rata wanita mengandung 55% air dari berat badannya.
2. Solute (Terlarut)
Cairan tubuh mengandung dua jenis substrat terlalut (zat
terlalut) elektrolit dan non elektrolit.
Elektrolit
Substansi yang berdiasosiasi (terpisah) didalam
larutan dan akan menghantarkan arus listrik.
Elektrolot berdisosiasi menjadi ion positif dan
negative.
Kation: ion-ion yang membentuk muatan positif
dalam larutan. Kation ekstaseluler utama adalah
natrium (Na), sedangkan kation intraseluler
utama adalah kalium (K).
Anion: ion-ion yang membentuk muatan negatif
dalam larutan. Anion ekstaseluler utama adalah
klorida (Cl), sedangkan anion intraseluler utama
adalah ion fosfat (PO43).
Non Elektrolit
Substansi seperti glukosa dan urea yang tidak
berdisosiasi dalam larutan. Larutan non
elektrolit lainnya yang secara klinis penting
mencakup kreatinin dan bilirubun.
Factor-factor yang mempengaruhi
kebutuhan cairan dan elektrolit
1.Usia
2.Jenis kelamin
3.Sel-sel lemak
4.Stress
5.Sakit
6.Temperature lingkungan
7.Diet
Jenis-jenis cairan infuse
1.Cairan hipotonik
Adalah osmolaritasnya lebih redang dibandungkan serum (konsentrasi ion Na+ lebih
randah dibandingkan serum. Cairan ini digunakan apda keadaan sel mengalami
dehidrasi misalnya pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik, juga pada
pasien hiperglkemia (pada gula dara tinggi) dengan ketoaksidosis diabetic.
2.Isotonic
Adalah osmoaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian cair dari
komponen darah) sehingga terus berada dipembuluh darah. Bermanfaat bagi pasien
yang mengalami hipervolemi (kekurangan cairan tubuh sehingga tekanan darah terus
terus menurun). Memiliki resiko overload contohnya RL dan NaCL 0.9%.
3.Cairan hipertonik
Adalah osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum sehingga menarik cairan dan
elektrolit dari jaringan dan sel kedalam pembuluh darah. Mampu menstabilkan
tekanan darah menstabilkan, meningkatkan produksi urin, dan menguru edema
(bengkak).
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
a. Gangguan Keseimbangan Cairan
Hal ini dapat terjadi apabila mekanisme kompensasi tubuh tidak mampu
mempertahankan homeostatis. Gangguan keseimbangan cairan dapat berupa
defisit volume cairan atau sebaliknya.
1.Defisit volume cairan (fluid volume deficit [FVD])
Defisit volume cairan adalah suatu kondisi ketidakseimbangan yang ditandai
dengan defisiensi cairan dan elektrolit di ruang ekstrasel, namun proporsi antara
keduanya (cairan dan elektrolit) mendekati normal. Kondisi ini dikenal juga
dengan istilah hipovolemia. Pada keadaan hipovolemia, tekanan osmotik
mengalami perubahan sehingga cairan interstisial menjadi kosong dan cairan
intrasel masuk ke ruang interstisial sehingga mengganggu kehidupan sel.
Secara umum, kondisi defisit volume cairan (dehidrasi) terbagi menjadi tiga,
yaitu:
1.Dehidrasi isotonik.
Ini terjadi apabila jumlah cairan yang hilang sebanding dengan jumlah elektrolit yang hilang.
Kadar Na+ dalam plasma130-145 mEq/l.
2.Dehidrasi hipertonik.
Ini terjadi jika jumlah cairan yang hilang sebanding dengan jumlah elektrolit yang hilang.
Kadar Na+dalam plasma130-150 mEq/l.
3.Dehidrasi hipotonik.
Ini terjadi apabila jumlah cairan yang hilang lebih sedikit dari pada jumlah elektrolit yang
hilang. Kadar Na+ dalam plasma darah adalah 130 mEql. Kehilangan cairan ekstrasel
secara berlebihan dapat menimbulkan beberapa perubahan. Di antaranya adalah
penurunan volume ekstrasel (hipovolemia) dan perubahan hematokrit. Pada dasarnya,
kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak faktor, seperti kurangnya asupan cairan, tingginya
asupan pelarut (mis., protein dan klorida atau natrium) yang dapat menyebabkan eksresi
urine berlebih, berkeringat banyak dalam waktu yang lama, serta kelainan lain yang
menyebabkan pengeluaran urine berlebih. Lebih lanjut, kondisi dehidrasi dapat digolongkan
menurut derajat keparahan menjadi:
Dehidrasi ringan.
Pada kondisi ini, kehilangan cairan mencapai 5% dari berat tubuh atau sekitar 1,5-2 liter. Kehilangan
cairan sebesar 5% pada anak yang lebih besar dan individu dewasa sudah dikategorikan sebagai
dehidrasi berat. Kehilangan cairan yang berlebih dapat berlangsung melalui kulit, saluran pencernaan,
perkemihan, paru-paru, atau pembuluh darah.
Dehidrasi sedang.
Kondisi ini terjadi apabila kehilangn cairan mencapai 5-10% dari berat tubuh atau sekitar 2-4
liter. Kaddar natrium serum berkisar 152-158 mEq/l. Salah satu gejalanya mata cekung.
Dehidrasi berat.
Kondisi ini terjadi apabila kehilangan cairan mencapai 4-6 liter. Kadar natrium serum berkisar
159-166 mEq/l. Pada kondisi ini penderita dapat mengalami hipotensi.
2.Volume cairan berlebih (fluid volume eccess [FVE])
Volume cairan berlebih (overhidrasi) adalah kondisi ketidakseimbangan yang
ditandai dengan kelebihan (retensi) cairan dan natrium di ruangekstrasel. Kondisi
ini dikenal juga dengan istilah hipervolemia. Overhidrasi umumnya disebabkan
oleh gangguan pada fungsi ginjal.
Gangguan keseimbangan elektrolit
Gangguan keseimbangan elektrolit meliputi:
1.Hiponatremia dan hipernatremia
Hiponatremia adalah kekurangan kadar natrium di cairan ekstrasel yang menyebabkan perubahan tekanan osmotic.
2. Pemberian melalui infus dengan memasukan kedalam vena (pembuluh darah pasien)
diantara vena lengan (vena cefalisa basilica dan mediana cubitti) atau vena yang ada
dikepala seperti vena temporalis frontalis (khususnya untuk anak-anak). selain
pemberian infus pada pasien yang mengalami pengeluaran cairan juga dapat dilakukan
pada pasien schock, intoksikasi berat, pra dan pasca bedah, sebelum tranfusi darah atau
pasien yang membutuhkan pengobatan tertentu.
Kesimpulan
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat
tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan
partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada
dalam larutan. Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu:
cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler. Total jumlah volume
cairan tubuh (total body water-TBW) kira-kira 60 % dari berat badan
pria dan 50 % dari berat badan wanita. Jumlah volume ini
tergantung pada kandungan lemak badan dan usia. Mekanisme
kerja cairan dan elektrolit dalam tubuh melalui tiga proses yaitu
difusi, osmosis, dan transportasi. Cairan tubuh didistribusikan di
antara dua kompartemen yaitu pada intraseluler dan ekstraseluler.
Cairan intraseluler kira-kira 2/3 atau 40 % dari BB, sedangkan cairan
ekstraseluler 20 % dari BB. Pengeluaran cairan terjadi melalui organ tubuh
yaitu ginjal, kulit, paru-paru, dan gastrointestinal. Keseimbangan cairan
tubuh dan elektrolit normal adalah akibat dari keseimbangan dinamis
antara makanan dan minuman yang masuk dengan keseimbangan yang
melibatkan sejumlah besar sistem organ. Cairan tubuh dan elektrolit yang
dikonsumsi lebih banyak maka cairan yang dikeluarkan juga lebih banyak.
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh
ada sembilan faktor yaitu usia, aktivitas, iklim, diet, stress, penyakit,
tindakan medis, pengobatan, dan pembedahan. Gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit dalam tubuh dapat dipengaruhi oleh dua factor yaitu
kelebihan dan kekurangan cairan dan elektrolit.
Sekian
Dan Terimakasih