Disusun oleh:
Laila Baasith
1610070100125
Preseptor:
dr. Fetria Faisal, Sp.A
Bayi Prematur
menurut WHO
“ bayi yang lahir sebelum usia gestasi 37 minggu. Penentuan usia gestasi tersebut
berdasarkan New Ballard Score”
Indonesia
Kelahiran bayi premature
sekitar 675.700/tahun
dekat
Keadaan sosial-eko
03 Keadaan gizi yang kurang baik
dan bayi lahir dari perkawinan
03 Ketuban pecah dini
tidak sah
Patofisiologi
Plasenta
Berat lahir memiliki hubungan yang berarti dengan berat plasenta dan luas
permukaan villus plasenta. Disfungsi plasenta sering berakibat gangguan
pertumbuhan pada janin. 25%-30% gangguan pertumbuhan janin dianggap sebagai
penurunan aliran darah uteroplasenta pada kehamilan dengan komplikasi penyakit
vaskular ibu.
Malnutrisi
Ada 2 variabel bebas yang mempengaruhi pertumbuhan janin, yaitu berat ibu
sebelum hamil dan pertambahan berat ibu selama hamil. Ibu dengan berat badan
kurang sering kali melahirkan bayi yang berukuran lebih kecil daripada yang
dilahirkan ibu dengan berat badan normal/berlebih.
Patofisiologi
Infeksi
Infeksi virus tertentu berhubungan dengan gangguan pertumbuhan janin. Bayi-bayi
yang menderita infeksi rubella kongenital dan sitomegalovirus umumnya terjadi
gangguan pertumbuhan janin, tidak tergangtung pada umur kehamilan saat mereka
dilahirkan
Faktor Genetik
Diperkirakan 40% dari seluruh variasi berat lahir berkaitan dengan kontribusi
genetik ibu dan janin
Diagnosis
Anamnesis
01 Umur ibu 04 Riwayat penyakit dan obat-
obatan selama hamil
02 Riwayat HPHT
05 Riwayat status gizi
1. Gejala klinis
bayi apnu atau gagal nafas berat yang tidak berhasil ditangani dengan
Ventilasi Tekanan Positif (VTP), atau bayi memerlukan bantuan VTP dalam
jangka panjang (lebih 1 jam)
2. Kebutuhan oksigen (FiO2) >60%
3. Bayi dengan usia kehamilan <25 minggu
4. Hasil analisis gas darah
menunjukan keadaan hipoksia dan asidosis berat yang ditandai : kadar
PaO2 <50mmHg, PaCO2 meningkat >60mmHg, dengan pH <7,25 dan
secara klinis terdapat perburukan
Non Invasif Ventilation
Merupakan teknik ventilasi mekanik tanpa memerlukan pipa trakea, dimana
NIV dibagi menjadi :
1. Ventilasi Tekanan Negatif (sudah tidak digunakan)
2. Ventilasi Tekanan Positif
Pemberian Nutrisi
*Akses nutrisi parenteral dapat dipertimbangkan untuk dilepas ketika asupan enteral
mencapai 120 ml/kg/hari untuk meminimalisir risiko infeksi
Jenis Nutrisi
Pemantauan dan Evaluasi
Jangka Pendek
Akseptabilitas Jangka Pendek
penilaian perbandingan asupan yang masuk secara aktual
Cara pemantauan jangka panjang
terhadap preskripsi nutrisi yang direncanakan dokter.
• Pola peningkatan berat badan
• Stabilitas fisiologis (kemampuan menetek)
Toleransi
• Mempertahankan suhu tubuh normal
meliputi penilaian adanya muntah, diare, residu lambung,
• Program yang melibatkan orangtua pada
food adverse reaction pada pemberian nutrisi enteral atau
perawata pasca rawatan intensif
oral; parameter biokimia dan klinis pada pemberian nutrisi
Jadwal pemantauan bayi setelah
parenteral.
pemulangan dari rumah sakit
Dampak perawatan NICU pada bayi baru
Efisiensi yaitu menilai kenaikan berat badan.
lahir
Untuk menilai pertumbuhan dan osteopenia
Berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala diukur secara
prematuritas
berkala. Kecepatan penambahan berat badan (weight
velocity) diukur setiap hari, dalam rangka mendeteksi dini
adanya weight faltering
Supportif pada bayi prematur
Perawatan metode kanguru
Perawatan bayi baru lahir dengan melekatkan
bayi di dada ibu dan anggota keluarga lain
(kontak kulit dengan bayi) sehingga suhu bayi
tetap hangat
Chest Physiotherapy
Exercise Therapy
Gangguan neurologi
(kejang,stroke, ICH)
Program neurologi neonatal Sebelum pulang
Gangguan neuromuscular
BB<1500gram dengan IVH/PVL
BB<1200 gram
UG<32 minggu
Datang di NICU umur >5 hari
Program intervensi dini bila
Apgar 5 pada menit ke 5
ditemukan 4 atau lebih dari
IUGR
Opname >25 hari
Masalah yang sering dijumpai
Otoacoustic
Emissions
Retinopathy Of
Prematurity
Anemia of
premature
Osteopenia Of
Prematurity
Komplikasi
Imaturitas hati, ginjal,
01 Ketidak stabilan suhu 04 immunologis
Kelainan Kelainan
03 gastrointestinal dan 06 kardiovaskular dan
nutrisi hematologis
Prognosis
Roberts et al menemukan bahwa anak yang lahir
pada usia kehamilan 22-27 minggu memiliki tingkat
perkembangan saraf yang merugikan yang tinggi pada usia 8 tahun
Sindrom gangguan
1 Prematuritas 2 napas, aspirasi
meconium dan infeksi
3 Gangguan SSP
Perdarahan
Kelainan
4 Kongenital 5 DM pada Ibu 6 anterpartum, partus
lama, KPD,
oligohidramnion,
obat-obatan
Pemeriksaan Fisik Diagnosis Banding
Merintih/grunting tetapi kuit asih Kelainan sistem Respirasi:
kemerahan - Obstruksi saluran napas atas
- TTN
Sianosis - Pneumonia
Retraksi - Sindroma aspirasi mekonium
- Malformasi kongenital
Tanda Obstruksi saluran napas
Air ketuban berwarna hijau Sepsis
Sistem Kardiovaskuler: PJB, PDA
kekuningan Metabolik
Scapoid abdomen SSP
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Lab : AGD,Elektrolit, Jumlah sel darah (polisitemia hipoksemia
kronik)
Pemriksaan radiologik/pwncitraan
Derajat Berat/Ringan Temuan pada pcmeriksaa radiologik toraks
III Sedang – berat Seperti seperti di atas plus batas jantung kabur
1. Ventilasi
2. Sirkulasi
3. Koreksi asidosis metabolik
4. Jaga kehangatan suhu bayi sekitar 36,5 – 36,8 (suhu aksiler)
untuk mencegah vasokonstriksi perifer
5. Langkah selanjutnya untuk mencari penyebab distres respirasi
6. Terapi pemberian surfaktan
7. Bila tidak tersedia fasilitas NICU segera rujuk ke RS yang tersedia NICU
Gangguan napas berat
O2 dengan kec. Tanda perburukan;
O2 kec. tinggi
sedang sianosis sentral
kemerahan
Monitor/ 3jam; RR,
tanpa terapi O2, retraksi, episode Mulai berikan ASI
selama 3 hari, apnea, gds, 24 jam
minum baik setelah ab dihentikan
Pasien
dipulangkan
Tanda:
Suhu < 34°C atau >
Jangan diberi minum 39°C;
O2 dengan kec. Air ketuban bercampur
sedang mekonium;
Riwayat infeksi
Atau:
Suhu 34—36,5°C atau 37,5
—39°C ; ulang 2 jam ; belum
membaik
Pulang
Laporan Kasus
Patient medical history
Patient data Keluhan Utama
By. Ny.
Name: Sesak setelah lahir
Ayna
Age: 1 hari
Gender: Laki-laki
Location: Tanah Garam
Ibu Ayah
Umur 15 th
Pendidikan SMP
Pekerjaan Pelajar
Perkawinan ke 1
Pengahsilan Rp. -
Riwayat Penyakit Sekarang
Usia 3 menit bayi
Bayi lahir secara partus
1 normal dari ibu dengan
G1P0A0H1
4 merintih, sesak,kebiruan
lalu diberikan oksigen 8
liter
3 6
menangis spontan lalu
dibersihkan jalan nafas, BAB & BAK tidak ada
dirangsang dan dilakukan
VTP
Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat ibu Riwayat ibu demam 15
menggunakan obat- jam sebelum masuk
7
obatan menjelang
persalinan ada, tidak
8 rumah sakit, KPD ada dan
tidak diketahui berapa
diketahui apa nama lama
obatnya
Riwayat ANC
Ibu tidak melakukan pemeriksaan ANC selama kehamilan
Riwayat Persalinan
Ditolong oleh bidan diponek RSUD M. Natsir, secara normal pada tanggal 23
februari 2022 jam 23.00, ketuban sudah pecah sebelumnya (KPD)
APGAR SCORE
SKOR
KRITERIA
0 1 2
FREKUENSI
[]()tidak ada [V]()<100 [](V)>100
JANTUNG
[V](V)ekstremitas
TONUS OTOT []()lumpuh []() gerak aktif
dalam fleksi sedikit
Diagnosis Banding
Neonatal Pneumonia
Tatalaksana Kegawatdaruratan
IVFD D10%+Ca Glukonas 3,5cc/jam
CPAP FiO2 21% PEEP 7 mmHg
Tatalaksana Nutrisi
Puasa Sementara
Tatalaksana Medikamentosa
Inj. Ampicilin sulbactan 2x50mg
Inj. Gentamicin 5mg/48jam
Rencana Tindakan :
Rontgen thoraks
Bacaan pemeriksaan radiografi toraks proyeksi AP:
● Jantung tidak membesar
● Aorta baik, mediastinum superior melebar (thymus)
● Trakea deviasi ke kanan. Kedua hilus suram.
● Tampak infiltart di kedua paru terutama paru kanan dengan batas jantung masih dapat
terlihat
● Kedua hemidiafragma licin. Kedua sinus kostofrenikus lancip
Kesan : Gambaran HMD grade II-III
Hasil pemeriksaan Laboratorium:
Tanggal 24-02-22
Darah Diff count HCO3 15,20 mEq/L
lengkap
Hemoglobin 12,2 g/dL Basophil 3% BE 8,6 mEq/L
Kesan :
Anemia ringan
Leukopenia
Alkalosis respiratorik terkompensasi
Tanggal Hasil Pemeriksaan Terapi
BBLSR
S/ sesak (+), retraksi minimal, BAK (+), BAB(+), OGT jernih
O/ Ku lemah
P/ Cpap 6/21%
SPO2 99%
Cairan 100cc/kg/hari
HR 136x/i
D10 +ca = 2
RR x/i
AS 6% (3g/kg) = 2,1
T 36,3
25-02-2022 Heparin = 0,1
Balance Cairan -126,75
Inj. Ampisulb 2x50mg HR 2
Diuresis 3,2
Inj. Genta 5mg/48jam HR 2
Terpasang CPAP
Nystatin 3x0,5cc oles
Terpasang OGT
ASI/SF 12x1 cc
A/ HMD grade 3
BBLSR
S/ sesak (+), retraksi minimal, ikterik (+), BAK (+), BAB(+), OGT jernih
P/ Cpap 6/21%
O/ Ku lemah
Cairan 120cc/kg/hari
SPO2 92%
Kaen Mg3 2,9
HR 112x/i
AS 6% (3g/kg) = 2,1
RR x/i
Heparin = 0,1
T 36,2
Inj. Ampisulb aff
Balance cairan 60,05
Inj. Genta 5mg/48jam HR 3
Diuresis : 3,5
Inj. Ceftazidin 2x50mg HR 1
Terpasang CPAP
Nystatin 3x0,5cc oles
Terpasang OGT
PRC 20cc
BBLSR
Phototerapi
A/ HMD grade 3
BBLSR
S/ sesak (+), retraksi minimal, BAK (+),
BAB(+)
O/ Ku lemah
SPO2 98%
P/ Cpap 5/25%
HR 134x/i
Cairan 160cc/kg/hari
RR 32x/i
ASI OGT 12x20cc
T 36,8
Terpasang OGT
A/ HMD grade 3
BBLSR
S/ sesak (+), retraksi minimal, BAK (+), BAB(+)
O/ Ku lemah
SPO2 90%
Terpasang OGT
A/ HMD grade 3
BBLSR
Anemia Of Prematur
Analisa kasus
Telah dilaporkan kasus seorang bayi dengan diagnose NKB
KMK dengan respiratory distress syndrome grade II-III. Diagnosa
ditegakan berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang. Pada tanggal 23 februari 2022 pukul 23.30
WIB. Seorang perempuan berusia 15 tahun datang ke IGD RSUD
M.Natsir dengan G1P1A0H0, melahirkan seorang anak bayi dengan
jenis kelamin laki laki, bayi lahir prematur secara spontan dengan A/S
4/6, ketuban berwarna hijau dan ibu ketuban pecah dini tanpa
diketahui sudah berapa lamanya. bayi tampak sesak, merintih dan
sianosis.
Sesak pada bayi dapat disebabkan oleh hialin membrane disease,
transient tachypnea of the newborn , pneumonia, penyakit jantung
bawaan
Dari permeriksaan fisik didapatkan adanya sianosis, nafas cuping
hidung, merintih, retraksi dinding dada. Hasil pemeriksaan Ballard
score dengan nilai 18, usia gestasi 31 minggu, dari hasil pemeriksaan
Down Score didapatkan nilai 5 yaitu distress nafas sedang
membutuhkan nasal CPAP, dari hasil periksaan Kurva Lubchenco di
dapatkan kesan bayi kurang bulan dan kecil masa kehamilan.
Pada pemeriksaan Rontgen thorax di dapatkan gambaran Hyaline
Membrane Disease grade II dan III, dari hasil pemeriksaa laboratorium
didapatkan kesan adanya anemia ringan, leukopenia dan alkalosis
respiratorik terkompensasi. Hal ini didukung oleh faktor resiko yang
ada pada bayi yaitu prematuritas dimana prematuritas berkaitan erat
dengan defisiensi surfaktan yang berfungsi sebagai pencegah
atelectasis paru. Sehingga diagnosis pasien ialah Hyaline Membrane
Disease grade II dan III.
Diagnosis banding yang dipikirkan pada pasien ini adalah
pneumonia pada neonatus karena didapatkan faktor resiko infeksi pada
ibu bayi yaitu demam, ketuban pecah dini dan air ketuban berwarna
hijau.
Tatalaksana awal pasien diberikan CPAP FiO2 21% PEEP 7
mmHg, IVFD D10%+Ca Glukonas 3,5 cc/jam, injeksi ampicillin
sulbactan 2x50mg dan injeksi gentamicin 5mg/48jam. D10% + Ca
Glukonas diberikan untuk memenuhi kebutuhan cairan dan nutrsiri di
dalam tubuh dan untuk pemeliharaan kalsium dalam tubuh.
Selama rawatan sesak mulai berkurang sehingga pemakaian
CPAP diturunkan secara bertahap selama 13 hari lalu diganti dengan
nasal kanul O2 0,5 liter pada pasien. Dimana secara teori Hyaline
Membrane Diseas biasanya dapat membaik pada usia 1 minggu. Hal
ini dikaitkan dengan peningkatan fungsi paru yang membaik karena
produksi surfaktan endogen meningkat.
Pasien diberikan Oral Care menggunakan ASI pada hari pertama
masuk, dipantau pemasangan OGT nya bersih atau tidak bila bersih
dipersiapkan untuk pemberian ASI/SF 12x1 cc dan dinaikan secara
bertahap setiap harinya sampai ASI/SF 12x20cc, pasien dipantau untuk
pemberian ASI/SF secara penuh.
Pasien juga diberikan obat antibiotik karena masih dengan
diagnosis banding pneumonia yang dicurigai terjadi infeksi selama
proses persalinan. Sehingga pasien diberikan injeksi ampicillin
sulbactan dan injeksi gentamicin yang merupakan antibiotik lini
pertama. Pada hari ke-3 rawatan, dilakukan pemeriksaan laboratorium
untuk screening marker infeksi didapatkan kemungkinan infesi
nosocomial sehingga antibiotik pasien diganti dengan antibiotik lini ke
2 yaitu ceftazidime. Pemakaian antibiotik terus berlanjut sampai hari
rawatan ke-13 lalu antibiotik di hentikan karena secara kinis tidak
ditemukan tanda-tanda infeksi.
Penatalaksanaan kangoroo mother care seharusnya dilakukan
sejak pertama kali secara interminten ataupun continue tetapi tidak
dilakukan karena ketidak hadirannya orangtua bayi dikarenakan sudah
meninggal. Pasien dapat direncakana pulang jika adanya peningkatan
berat badan 15 gram/kg/hari, pasien mampu minum dengan kecukupan
kalori 120 kkal/kg/hari, tanda vital stabil, kesiapan terhadap keluarga.
Setelah pasien pulang, pasien direncanakan untuk melakukan
screening rutin dan pemantauan pertumbuhan.
Penatalaksanaan kangoroo mother care seharusnya dilakukan
sejak pertama kali secara interminten ataupun continue tetapi tidak
dilakukan karena ketidak hadirannya orangtua bayi dikarenakan sudah
meninggal. Pasien dapat direncakana pulang jika adanya peningkatan
berat badan 15 gram/kg/hari, pasien mampu minum dengan kecukupan
kalori 120 kkal/kg/hari, tanda vital stabil, kesiapan terhadap keluarga.
Setelah pasien pulang, pasien direncanakan untuk melakukan
screening rutin dan pemantauan pertumbuhan.
Untuk prognosis pasien