Anda di halaman 1dari 33

MEDICAL BEDAH II

“SIROSIS HEPATITIS”

NAMA KELOMPOK
1. Revy Qairuniza (2720180102)
2. Chika Amelia Aryanti (2720190103)
3. Annisa Maulia Febrianingsih (2720180006
4. Siska Lestari (2720180048)
5. Siti Ratna Aida (2720180049)
6. Amri (2720180076)
7. Syaifudin Nur Hidayat (2720180014)
8. Werdi Siti Yumroh (2720180064)
Definisi Sirosis hati
Sirosis hati adalah suatu keadaan
disorganisassi yang difuse dari struktur hati
akibat nodul regeneratif yang dikelilingi
jaringan yang mengalami fibrosis sehingga sel-
sel hati akan kehilangan fungsinya.
Penyebab sirosis hepatis
• bermacam macam antara lain penggunaan akohol secara
berlebihan dalam jangka waktu yang lama, hepatitis B dan
C, obat-obatan tertentu, terlalu sering terkena paparan
racun seperti arsenic, kerusakan saluran empedu (primary
biliary cirrhosis), penumpukan lemak dalam hati
(nonalcoholic fatty liver disease), penyakit hati yang
disebabkan sistem kekebalan tubuh (autoimmune
hepatitis). Penyebabnya sirosis hepatis sebagian besar
adalah infeksi hepatitis B dan Hepatitis C. Sebanyak 30 %
sirosis hati disebabkan oleh hepatitis B dan 27 %
disebabkan oleh hepatitis C.
Anatomi Hati

• Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia


dengan berat kurang lebih 1,5 kg (Junqueira dkk., 2007).
Hati adalah organ visceral terbesar dan terletak di bawah
kerangka iga (Sloane, 2004).
• Hepar bertekstur lunak, lentur, dan terletak di bagian atas
cavitas abdominalis tepat di bawah diaphragma. Sebagian
besar hepar terletak di profunda arcus costalis dextra dan
hemidiaphragma dextra memisahkan hepar dari pleura,
pulmo, pericardium, dan cor. Hepar terbentang ke sebelah
kiri untuk mencapai hemidiaphragma sinistra (Snell,
2006).
Fisiologi Hati

• Menurut Guyton & Hall (2008), hati mempunyai


beberapa fungsi yaitu:
1. Metabolisme karbohidrat
Fungsi hati dalam metabolisme karbohidrat adalah 3. Metabolisme protein
menyimpan glikogen dalam jumlah besar, Fungsi hati dalam metabolisme protein adalah
mengkonversi galaktosa dan fruktosa menjadi deaminasi asam amino, pembentukan ureum
glukosa, glukoneogenesis, dan membentuk banyak untuk mengeluarkan amonia dari cairan tubuh,
senyawa kimia yang penting dari hasil perantara pembentukan protein plasma, dan interkonversi
metabolisme karbohidrat. beragam asam amino dan membentuk senyawa
2. Metabolisme lemak lain dari asam amino.
Fungsi hati yang berkaitan dengan metabolisme 4. Lain-lain
lemak, antara lain: mengoksidasi asam lemak Fungsi hati yang lain diantaranya hati merupakan
untuk menyuplai energi bagi fungsi tubuh yang tempat penyimpanan vitamin, hati sebagai tempat
lain, membentuk sebagian besar kolesterol, menyimpan besi dalam bentuk feritin, hati
fosfolipid dan lipoprotein, membentuk lemak dari membentuk zat-zat yang digunakan untuk
protein dan karbohidrat. koagulasi darah dalam jumlah banyak dan hati
mengeluarkan atau mengekskresikan obat-obatan,
hormon dan zat lain.
Epidemiologi Sirosis Hati

1. Sirosis hepatis merupakan penyebab kematian terbesar


ketiga pada penderita usia 45 – 46 tahun. Sirosis hepatis
menempati urutan ketujuh penyebab kematian. Umur
rata – rata penderita terbanyak golongan umur 30 – 59
tahun dengan puncaknya sekitar umur 40 – 49 tahun
(Nurdjana, 2014).
2. Tahun 2004, sirosis hati merupakan urutan ke 12 dari 15
penyebab kematian terutama di Amerika Serikat dengan
Proportionate Mortality Rate (PMR) 1,1% dan Cause
Specific Death Rate (CSDR) 9,2 per 100.000 penduduk
(WHO, 2004).
Etiologi sirosis hepatis
Etiologi sirosis hepatis bermacam-macam, kadang lebih dari
satu sebab ada pada satu penderita. Negara barat alkoholisme
kronik bersama hepatitis C merupakan penyebab yang paling
sering dijumpai (Nurdjana, 2014). Penyebab lain sirosis hepatis
diantaranya virus hepatitis (B,C,dan D), alkohol, kelainan
metabolik, hemakhomatosis, penyakit Wilson, defisiensi
Alphalantitripsin, galaktosemia, tirosinemia, kolestasis,
sumbatan saluran vena hepatika, sindroma Budd-Chiari, payah
jantung, gangguan imunitas, toksin dan obat- obatan, operasi
pintas usus pada obesitas, kriptogenik dan malnutrisi (Sherlock,
2011).
 
Klafikasi
Menurut laporan GALAMBOS (1975)
1.Klasifikasi menurut morfologi :
a) Sirosis mikronoduler
b) Yang termasuk dalam klasifikasi ini adalah : ireguler, septal, uniform monolobuler, nutrisional dan laennec. Gambaran mikroskopis
terlihat septa yang tipis.
c) Sirosis makronoduler
d) Yang termasuk dalam klasifikasi ini adalah : postnekrotik, ireguler, postkolaps. Biasanya septa lebar dan tebal.
e) Kombinasi antara mikro dan makronoduler Sirosis hepatis jenis ini sering ditemukan.
f) Sirosis septal (multilobuler) yang tak lengkap (in komplit).
g) Fibrous septa sering prominent dan parenkim mungkin mempunyai gambaran asini yang normal.

2.Klasifikasi menurut etiologinya:


h) Cirrhosis of genetic disorders
i) Chemical cirrhosis
j) Sirosis alkoholik
k) Sirosis infeksius
l) Sirosis biliaris
m) Sirosis kardiak
n) Sirosis metabolic
o) Sirosis kriptogenik
Sirosisdiklasifikasikan dengan berbagai cara berdasarkan atas morfologi, makroskopik, mikroskopik, etiologi serta kondisi
klinisnya.
 Penatalaksanaan ( Kolaborasi)
Tindakan Diagnostik
1. Tindakan Medis kalori harus berasal dari karbohidrat. Ini menyediakan energi
• Angiografi dan melindungi hati dari kerusakan lebih lanjut.
a) Untuk mengukur tekanan vena porta. d) Fiber: Serat penggangu harus dihilangkan. Oleh karena itu sereal
b) Skan/ biopsi hati olahan dan sayuran rendah serat dan buah-buahan harus
dimasukan dalam menu makanan.
c) Mendeteksi infiltrat lemak, fibrosis, kerusakan jaringan hati.
e) Lemak: Banyak pasien sirosis menderita malabsorpsi lemak dan
d) Partografi transhepatik perkutaneus Memperlihatkan sirkulasi
oleh karena itu, pembatasan lemak akan membantu pasien.
sistem vena portal.
Jumlah lemak yang dimasukkan dalam diet bervariasi,
•   tergantung pada tingkat toleransi setiap individu.
2. Terapi Farmakologi f) Lemak emulsi seperti lemak dari susu, mentega, krim, telur
a) Spironolactone,Untuk mengurangi kelebihan cairan di harus diberikan karena mudah dicerna. Trigliserida rantai
dalam tubuh. menengah yang ada dalam minyak kelapa direkomendasikan
b) Propranolol,Untuk mengurangi tekanan yang tinggi di karena ini secara langsung diserap tanpa mengalami proses
dalam hati. pencernaan.
c) Mengonsumsi suplemen untuk mengatasi kekurangan g) Vitamin: vitamin larut lemak seperti vitamin A, B tidak dapat
nutrisi dan mencegah pengeroposan tulang. diserap oleh tubuh dengan baik karena berkurangnya asupan dan
d) Menggunakan krim untuk mengatasi rasa gatal. gangguan penyerapan lemak. Jadi suplementasi vitamin larut
e) Mengikat pembuluh darah yang melebar di lemak diperlukan.
kerongkongan dan berisiko menimbulkan perdarahan, h) Mineral: Jumlah kalsium yang cukup dan magnesium harus
dengan gastroskopi. disediakan dalam diet. Asupan natrium harus dibatasi jika ada
  retensi air dalam tubuh.
3. Terapi diet i) Catatan:
a) Energi: Kebutuhan energi meningkat untuk memperbaiki j) Sajikan makanan lunak dengan tekstur halus.
kekurangan gizi yang berkepanjangan dan untuk mendorong k) Pasien dengan penyakit yang akut mungkin memerlukan diet
regenerasi hati. Kebutuhan kalori adalah antara 2000-2500 kalori cairan dengan 6-8 kali dalam sehari.
per hari. l) Batasi penggunaan garam dalam setiap makanan.
b) Protein: Diet protein tinggi sangat membantu untuk regenerasi m) Pasien harus didorong untuk makan.
hati dan mengisi ulang protein plasma. Jika tidak dalam keadaan n) Hindari makan dalam jumlah banyak.
koma hepatik, disarankan asupan protein tinggi sekitar 1.2gm / o) Makanan yang perlu dimasukkan: gula, madu, glukosa, sereal,
Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Sitem

Pengkajian
1. Pengkajian pada pasien sirosis hepatis menurut Doenges (2000) sebagai berikut:
1. Demografi
1. Usia : diatas 30 tahun
2. Laki-laki beresiko lebih besar daripada perempuan
3. Pekerjaan : riwayat terpapar toksin
2. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat hepatitis kronis
2. Penyakit gangguan metabolisme : DM
3. Obstruksi kronis ductus coleducus
4. Gagal jantung kongestif berat dan kronis
5. Penyakit autoimun
6. Riwayat malnutrisi kronis terutama KEP
3. Pola Fungsional
a. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan
Klien beranggapan bahwa kesehatan bagi dirinya dan keluarga sangat penting. Klien men
menjaga kesehatannya dengan mengkonsumsi jamu-jamuan dan membeli obat di warun
Lanjutan…
b.Pola Nutrisi dan Metabolik
 Sebelum sakit :
Biasanya klien makan 3x / hari, 1 porsi habis, jenis : nasi dan lauk, tak ada pantangan makanan / alergi makanan, tak ada
keluhan dalam makan seperti anoreksia, mual dan muntah, kemampuan mengunyah dan menelan baik. Biasanya klien
minum 1500 cc / hari, jenis : air putih.

 Selama dirawat :
Klien makan 3x / hari, dengan menu : nasi, lauk, sayur. Makan habis satu porsi. Pasien tidak mual dan muntah
kemampuan mengunyah dan menelan baik. BB sebelum dirawat 100 kg, selama dirawat 101 kg. klien minum 1000 cc
hari. Jenis : air putih, klien terpasang infus D5 % 16 tetes per menit, tak ada keluhan demam.
c. Pola Eliminasi
1) Eliminasi BAB Sebelum sakit :
Biasanya klien BAB 1x / hari, teratur pada pagi hari, warna kuning, konsistensi lembek, bau khas, tanpa menggunakan
pencahar.
Selama dirawat :
Klien BAB 1X sehari dengan konsistensi lembek, bau khas. Klien mengatakan takut karena terkadang fesesnya berwarna
merah kehitaman. Saat ditanya klien tampak sedih dan cemas.
2) Eliminasi BAK Sebelum sakit :
Biasanya klien BAK 3-4x/hari, warna kuning jernih, bau khas, jumlah ± 1500 cc, tak ada keluhan miksi seperti
inkontinensia, anuria, hematuria, disuria, retensio urine, nokturia.
Selama dirawat :
Klien BAK 3-4x / hari, warna kuning kadang seperti teh, bau khas, jumlah ± 750 cc, tak ada keluhan miksi, tidak
terpasang kateter.
Lanjutan….
e. Pola Istirahat dan Tidur
 Sebelum sakit :
Klien tidur ± 8 jam / hari, pada waktu malam hari, tidak mempunyai kesulitan tidur.
 Selama dirawat :
Klien tidur ± 6 jam / hari, pada waktu siang dan malam hari, klien mengeluh sulit tidur dan
mudah terbangun, klien sudah 21 hari dirawat di Rumah Sakit, klien jarang terlihat tidur dan
tampak lingkaran hitam pada area mata.
d. Pola Aktivitas dan Latihan
 Sebelum Sakit :
Dalam kesehariannya, klien bekerja sebagai petani, jarang berolahraga, tak ada keluhan sesak
nafas setelah melakukan aktifitas, tidak mudah merasa kelelahan, perawatan diri seperti :
mandi, berpakaian, makan, BAB dilakukan secara mandiri.
 Selama Dirawat :
Klien lebih banyak berada di atas tempat tidur, aktifitas terbatas karena asites, mengeluh
sesak nafas setelah melakukan aktifitas, mudah merasa lelah dan lemas, perawatan diri
dibantu oleh keluarga dan perawat.
f. Pola persepsi dan Kognitif
Klien tidak mengeluh nyeri, kemampuan sensasi penglihatan, pendengaran, penghidu,
pengecapan dan perabaan baik. Klien tidak memakai alat bantu seperti kacamata maupun
alat bantu dengar. Kemampuan mengingat, bicara dan memahami pembicaraan baik.
Lanjutan…..
g. Pola Hubungan Dengan Orang Lain
Hubungan pasien dengan keluarga, perawat dan pasien lain baik, kemampuan pasien
dalam berkomunikasi relevan dan jelas. Orang terdekat dan yang berpengaruh pada
pasien yaitu istri.
h. Pola Reproduksi dan Seksual
Klien menikah 1x pada usia 23 tahun, klien mempunyai anak 3 orang. Selama dirawat,
klien tidak melakukan hubungan seksual karena kondisinya sedang sakit.
i. Persepsi diri dan Konsep diri
Klien merasa bahwa penyakitnya tidak sembuh-sembuh, klien berharap setelah
menjalani perawatan di RS penyakitnya bisa sembuh.

j. Pola mekanisme Koping


Dalam mengambil keputusan biasanya klien dibantu oleh istrinya. Jika menghadapi
masalah biasanya klien mencari pertolongan / berbicara dengan orang lain.
k. Pola nilai Kepercayaan/keyakinan
Klien beragama Islam, selama dirawat di RS klien menjalankan kegiatan agama seperti
sholat dan berdoa.
Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : klien tampak lemah

b. Tingkat Kesadaran: composmentis

c. Tanda-Tanda Vital :

1. TD : 110/60 mmHg 3. Suhu : 37 °c

2. Respiratory rate : 32 x/ menit 4. Nadi : 82x/ menit

d. Pengukuran Antropometri.

1. Berat Badan: 101 kg 2. Tinggi Badan: 172 cm

3. Lingkar Lengan Atas: 29 cm 4. Lingkar Perut : 122 cm

e. Kepala: Mesocepal, tak ada luka.


Lanjutan…….

Rambut: hitam, lurus, pendek, tebal, bersih


Mata : kemampuan penglihatan baik, konjungtiva
anemis, tampak lingkaran hitam di sekitar mata,
sklera ikterik, tak ada secret mata
Hidung: bersih, tak ada septum deviasi, tak ada
epistaksis, tak ada polip.
Telinga : simetris kanan dan kiri, kemampuan
pendengaran baik, bersih, tidak memakai alat
bantu.
Mulut: mukosa bibir lembab, gigi dan gusi bersih,
bibir sianosis.
Lanjutan….
f. Leher dan Tenggorok : posisi trakhea di tengah, tak ada nyeri waktu menelan, tak ada
pembesaran kelenjar tiroid.
g. Dada dan Thorak :
Simetris, tak ada luka, nafas dangkal, penggunaan otot bantu nafas
h.Paru-Paru
 Inspeksi: simetris
 Palpasi: stem fremitus kanan sama dengan kiri Perkusi: sonor diseluruh lapang paru
 Auskultasi: suara dasar vesikuler, tak ada suara tambahan.
i.Jantung
 Inspeksi: Ictus cordis tak tampak
 Palpasi: Ictus cordis teraba di space inter costa V 2cm medial line mid clavicula
sinistra
 Perkusi: konfigurasi jantung dalam batas normal
 Auskultasi : bunyi jantung I / II murni, tak ada suara tambahan
j. Abdomen
 Inspeksi: cembung, tak ada luka Auskultasi : bunyi usus 8x/ menit Perkusi :
pekak.
 Palpasi: tak ada nyeri tekan, splenomegali
Lanjutan…
k. Genital
Bersih, tak ada luka, scrotum tampak membesar, tidak
terpasang kateter
l.Ekstremitas
Udem pada ekstremitas bawah, turgor jelek, Capilary
Refill Time 3”, kekuatan otot 5, terpasang infus D5 %
16 tetes per menit pada tangan kiri
Analisa Data
NO Data Fokus Problem Etiologi
1 DS: Klien mengeluh sesak nafas DO: RR : Pola nafas tak efektif Penurunan ekspansi paru sekunder terhadap asites
  32x/menit, klien tampak sesak, nafas dangkal.    
      Penurunan tekanan osmotik
       
       
       
       
     
DS: Klien mengatakan kaki bengkak, perut makin lama makin buncit.
  Kelebihan volume  
DO: Klien tampak edema, ascites, albumin 2,7 gr/dl, lingkar perut
cairan  
2 122cm, berat badan 101 kg, terdapat pitting edema, kulit perut
   
  mengkilap, balance cairan + 750 cc.
  Kelemahan fisik
  DS: klien mengatakan badan terasa lemas
   
  DO: klien tampak lemah, aktifitas sehari-hari dibantu oleh keluarga dan
   
  perawat, bibir sianosis.
   
     
     
  Intoleransi aktifitas  
   
   
 
   
 
DS: klien mengeluh sulit tidur dan mudah terbangun
Gangguan pola tidur Stres psikologis
3 DO: klien jarang terlihat tidur,
 
 
 
 
 
 
 
 

 
Lanjutan…
    tampak lingkaran hitam pada area mata    
    DS: klien mengeluh    
punggungnya lecet karena digaruk
4. 19/05/2008 Gangguan Pruritus,
DO: punggung tampak merah, kulit lecet.
    integritas kulit edema
 
       
DS : klien mengatakan takut karena terkadang
       
fesesnya berwarna merah agak hitam.
       
DO : saat dikaji klien tampak cemas, ekspresi
       
wajah tegang.
    ansietas  
   
Kurang
5. 19/05/2008
pengetahuan
tentang penyakit
Pathway
Etiologi:

Zat toksik (obat dan jamu)


Konsumsi Dalam Jangka Panjang

Kerusakan Sel Hepar

Sel Hepar Nekrosis


Disfungsi hepar

Sirosis hepar

Gangguan gangguan gangguan perawatan krisis


Metabolisme metabolisme metabolisme jangka situasi
Lemak & KH protein empedu panjang

Sintesa Energi < sintesis metabolisme stres kurang

albumin bilirubin psikologis informasi


terganggu
Penurunan Energi
Keletihan, Kelemahan Tekanan Osmotik gangguan
penumpukan ansietas
pola tidur
garam
Intoleransi cairan peritonium empedu
Aktivitas
ascites
penekanan diafragma pruritus
kelebihan
ekspansi paru
vol cairan
Diagnosa Keperawatan
1. Pola nafas tak efektif b/d penurunan ekspansi paru sekunder dengan
asites d.d klien mengeluh sesak nafas, RR : 32x/menit, klien tampak
sesak, nafas dangkal.
2. Kelebihan volume cairan b/d penurunan tekanan osmotik d.d klien
mengeluh kaki bengkak, perut makin lama makin buncit. Klien tampak
edema, ascites, albumin 2,7 gr/dl, lingkar perut 122cm, berat badan 101
kg, terdapat pitting edema, kulit perut mengkilap, balance cairan + 750
cc.
3. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan d.d klien mengatakan badan terasa
lemas, klien tampak lemah, aktifitas sehari-hari dibantu oleh keluarga
dan perawat, bibir sianosis.
4. Gangguan pola tidur b/d stres psikologis d.d klien mengeluh sulit tidur
dan mudah terbangun, klien jarang terlihat tidur, tampak lingkaran
hitam pada area mata.
5. Resiko gangguan integritas kulit b/d pruritus, edema d.d klien mengeluh
punggungnya lecet karena digaruk, punggung tampak merah, kulit lecet.
6. Ansietas b/d kurang pengetahuan tentang penyakit d.d klien
mengatakan takut karena terkadang fesesnya berwarna merah agak
hitam, saat dikaji klien tampak cemas, ekspresi wajah tegang
Intervensi Keperawatan
N noDx Tujuan dan KH Intervensi

o
1 I Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, - Kaji pola pernafasan klien
    pola nafas klien kembali efektif - Atur pasien pada posisi semifowler
    KH: klien tidak mengeluh sesak nafas - Anjurkan pasien
    - RR antara 16- 20x/mnt
istirahat selama masih sesak nafas
    - tidak ada retraksi dada
- Anjurkan pasien tidak terlalu banyak beraktivitas.
    - Klien tampak rileks
- Kolaborasi dengan pemasangan oksigen 3 liter/menit
     
 
     
   
   
   
   
   
   
   
- kaji keadaan umum pasien
    Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, - hitungbalance cairan.
2 II klien menunjukkan status balance cairan seimbang. - pantau intake dan output.
KH: - anjurkan klien untuk membatasi minum.

- nilai kaboratorium albumin dalam batas normal. - kolaborasi pemberian diuresis sesuai indikasi.

- bunyi nafas
Lanjutan…
   
   
bersih  
   
 
    - edema maupun asites berkurang.
     
   
- tekanan darah sistolik diantara 90-140 mmHg.
 
   
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
   
 
3 III selama 3x24 jam klien dapat toleran terhadap
   
.
  aktifitas
 
   
  KH :
 
 
 
 
  -klien tidak mengeluh badan lemas.
 
 
- kaji pola aktivitas klien
 
  - klien tidak tampak lemas
  - motivasi untuk melakukan latihan yang
 
  -klien dapat melakukan aktifitas
 
  diselingi istirahat.
 
  mandiri secara bertahap
  - motivasi dan bantu pasienuntuk melakukan latihan
 
   
 
  dengan periode
   
 
  waktu yang ditingkatkan secara
 
   
 
 
bertahap.
   
 
  - kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian nutrisi
 
 
 
IV yang cukup
 
 
  - kolaborasi pemberian multivitamin.
   
   
 
- kaji pola tidur klien

4 - kaji adanya tanda- tanda kurang tidur


- tentukan kebiasaan
Lanjutan….
    mengalami gangguan pola tidur tidur dan perubahan yang terjadi
    KH: - berikan tempat tidur yang nyaman
    - ciptakan lingkungan yang tenang
-klien melaporkan perbaikan dalam pola tidur / istirahat
     
- menggunakan peningkatan rasa sejahtera dan segar
     
 
     
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,
     
integritas kulit tetap terjaga
     
KH:
   
- kaji integritas kulit
    - klien tidak mengeluh gatal
    - tidak ada kemerahan pada kulit punggung - berikan perawatan pada kulit
    - tidak ada lecet Setelahdilakukan tindakan keperawatan - gunting kuku jari hingga pendek
    selama 1x24jam kecemasan - balik dan ubah posisi pasien dengan sering.
    klien berkurang.  
5 V KH:  
     
-klien tidak
     
    mengatakan takut.  
   
-klien tidak - kaji tingkat pengetahuan klien tentang
   
penyakit.
   
- Beri penjelasan kepada klien tentang penyakitnya.
   
- Anjurkan klien
   
   
   
   
   
   
   
   

6 VI
Lanjutan…

      sedih/cemas. rajin berdoa


untuk kesembuhannya.
-klien bisa
- Libatkan sistem pendukung atau
memahami kondisinya. keluarga untuk
memotivasi.
Implementasi keperawatan
N0 noDx Implementasi Respon Pasien
1. I Mengobservasi keadaan DS: “ Badan saya lemes, sus “
    umum pasien DO: Klien tampak lemah, RR:
      32x/menit, tampak sesak

       

2. I Memberikan posisi semi DS: “ Masih agak sesak, sus”


    Fowler DO: Klien dalam posisi semi
      fowler, ekspresi wajah tegang

       
3. I Memberikan oksigen DS: “ Sudah tidak sesak “
    kanul nasal 3L/mnt DO: Klien tampak rileks, terpasang
      oksigen 3L/mnt

       
4. I Mengukur TTV DS: -
      DO: TD: 120/70 mmHg, nadi:
      78x/menit, RR:18x/menit,suhu:
      36,8 ºc
5. I Mengkaji pola nafas klien DS: “ Sudah tidak sesak, sus”
      DO: Klien tampak rileks,RR:
      18x/menit, tak terpasang oksigen,
      tidak ada retraksi dada
6. I Mengukur TTV DS: “ Ya”
      DO: TD: 110/70 mm Hg,
      RR20x/mnt, nadi: 78x/mnt, suhu:
      37 ºc
7. I Mengukur TTV DS: “ Ya”
      DO: TD 120/80 mmHg, RR:
      18x/menit, nadi: 80x/menit, suhu:
Lanjutan….
      37,2 ºc.
       
 
8. II Menghitung balance cairan DS: -
     
DO: Balance cairan + 750 cc
    Memberikan terapi spironolakton 400mg
 
     
 
9. II Memberikan makan dan menyuapi klien
DS: “ Terima kasih” DO : Klien Kooperatif
     
 
     
DS: “ Terima kasih, sus”
   
10 II Meninggikan ekstremitas bawah DO: Klien menghabiskan 1 porsi, klien makan dengan nasi, tahu, ayam dan sayur.
      DS: -
    Menghitung balance cairan
    Menghitung balance cairan DO: Kaki tampak edema
       
   
11 II DS: -
    Memberikan makan dan menyuapi klien
DO: Balance cairan + 450 cc DS: -
     
DO: Balance cairan + 200cc
     
 
12 II II
 
    Memberikan terapi vit B complek 1 tab
 
     
DS: “ Terima kasih, sus”
13 Memberikan makanan dan menyuapi klien
  III DO: Klien menghabiskan 1 porsi, klien makan dengan nasi, tahu, ayam dan sayur.
    DS: “ Terima kasih” DO : Klien Kooperatif
     
    DS: “ Terima kasih”
  DO: Klien menghabiskan ¾ porsi, klien kooperatif, tampak segar
14
  III
   
   
   
III
15
 
 
 
16
Lanjutan…
         
17 IV Membantu mengubah posisi yang nyaman DS: “ Miring kiri saja, sus”
     
DO: Klien dalam posisi miring kiri, klien kooperatif
     
 
   
DS: “ Tidak bisa tidur, sus “
    Menganjurkan klien untuk istirahat (tidur)
  DO: Tampak lingkaran hitam pada area mata
18 IV Menganjurkan klien untuk tidur dan DS: “ Ya, saya coba sus”
    berimajinasi/relaksasi sebelum tidur
      DO: Klien dalam posisi telentang dan mulai memejamkan mata
       
19 IV  
    Melakukan perawatan kulit di punggung dengan masase menggunakan lotion  
    Mengubah posisi klien  
      DS: “ Terima kasih sus “
     
DO: Klien kooperatif, tampak rileks
     
 
    Melakukan latihan gerak Aktif
DS: “ Ya”
     
20 V   DO: Klien dalam posisi miring kanan
    DS: “ Ya”
    Memotong kuku
    DO: Klien latihan menggerakkan ekstremitas atas dan bawah, miring kanan dan kiri
 
    DS: “Terima kasih”
 
Memberikan perawatan kulit punggung dengan bedak salicyl DO: Kuku pendek, bersih, dan rapi DS:”Terimakasih”
21 V
DO: Klien tampak rileks, tidak ada lecet pada punggung
   
   
 
22 V
   
   
   
   

23 VV
 
 
24
Lanjutan…
25 VI Menjelaskan pada klien tentang penyakitnya DS: ”Trimakasih”
     
DO: Klien kooperatif, wajah tampak rileks.
    Menganjurkan klien berdoa
DS:”Ya”
 
26 DO: Klien kooperatif
VI
Evaluasi Keperawatan
No No Dx Evaluasi
1. I S: Klien tidak mengeluh sesak nafas

O: RR: 18x/mnt, tidak ada retraksi dada, klien


    tampak rileks, terpasang oksigen 3liter/ menit

    A: Masalah teratasi

P: Pertahankan intervensi:

- Kaji pola pernafasan klien

- Atur pasien pada posisi semifowler

- Anjurkan pasien istirahat selama masih sesak nafas


- Anjurkan pasien tidak terlalu banyak beraktivitas.
- Kolaborasi dengan pemasangan oksigen 3

liter/menit

2. II  
    S: Klien mengatakan bengkak berkurang

O: Lingkar perut 120 cm, berat badan 100 kg, masih ada pitting edema, balance cairan + 75 cc, TD 120/90 mmHg.
A: Masalah teratasi sebagian.

P: Pertahankan dan lanjutkan intervensi :

- kaji keadaan umum pasien

- hitung balance cairan.

- pantau intake dan output.

- anjurkan klien untuk membatasi minum.

- kolaborasi pemberian diuresis sesuai indikasi.


Lantujan….
3.
III  
 
    S: Klien mengatakan badan sudah tidak lemas, bisa ke kamar mandi sendiri
 
 
  O: Klien mampu makan sendiri, klien kooperatif, klien tak tampak lemas
    A: Masalah teratasi
 
   
P: Pertahankan intervensi:
 
 
 
    - kaji pola aktivitas klien
 
  - motivasi untuk melakukan latihan yang diselingi istirahat.
 
    - motivasi dan bantu pasien untuk melakukan latihan dengan periode waktu yang ditingkatkan secara bertahap.
 
 
  - kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian nutrisi yang cukup
    - kolaborasi pemberian multivitamin.
 
     
 
   
 
    S: Klien masih mengeluh mudah terbangun saat tidur, klien mengeluh sulit tidur
4.
  O: Tampak kehitaman pada area mata, wajah klien tidak segar
 
    A: Masalah belum teratasi P: Lanjutkan intervensi:
 
 
  - kaji pola tidur klien
   
  - kaji adanya tanda-tanda kurang tidur
   
 
  - tentukan kebiasaan tidur dan perubahan yang terjadi
 
    - berikan tempat tidur yang nyaman
 
  - ciptakan lingkungan yang tenang
 
  IV  
 
 
   
    S: Klien tidak merasakan gatal-gatal lagi di
 
5.  
 
Lanjutan…
    Punggung
   
O: Kulit punggung tidak lecet, kuku jari pendek dan bersih
   
A: Masalah teratasi
   
    P: Pertahankan intervensi :
    - kaji integritas kulit
   
- berikan perawatan pada kulit
   
    - gunting kuku jari hingga pendek
   
- balik dan ubah posisi pasien dengan sering.
   
 
   
S : Klien mengatakan cemas berkurang O: Ekspresi wajah rileks dan tenang
   
A: Masalah teratasi
   
6. VI P: Pertahankan intervensi:

- kaji tingkat pengetahuan klien tentang penyakit.


- Beri penjelasan kepada klien tentang penyakitnya.
- Anjurkan klien rajin berdoa untuk kesembuhannya.
- Libatkan sistem pendukung atau keluarga untuk memotivasi.

Anda mungkin juga menyukai