Di Susun Oleh :
1811040071
2018
LAPORAN PENDAHULUANHEMATEMESIS MELENA
Penting sekali menentukan penyebab dan tempat asal perdarahan saluran makan
bagian atas karena terdapat perbedaan usaha penanggulangan setiap macam
perdarahan saluran makan bagian atas.Penyebab saluran makan bagian atas
yang terbanyak dijumpai di Indonesia adalah pecahnya varises esophagus
dengan rata-rata 45-50% seluruh perdarahan saluran makan bagian atas (Hilmy,
2010).
C. Manifestasi klinis
Tanda gejala terjadi akibat perubahan morfologi dan lebih
menggambarkan beratnya kerusakan yang terjadi daripada etiologinya.
Didapatkan tanda dan gejala sebagai berikut:
a. Anoreksia, mual, muntah, diare
b. Demam, berat badan turun, lekas lelah
c. Edema
d. Ikterus, kadang-kadang urine menjadi lebih tua warnanya atau kecoklatan
e. Hematomegali, bila terjadi lebih lanjut hati bisa mengecil karena fibrosis.
f. Kelainan pembuluh darah seperti kolateral-kolateral didinding. Koput
medusa, wasir, dan varises esophagus.
g. Kelainan endokrin
D. Patofisiologi
Pembuluh ruptur
Sesak
Resiko syok.
H. Komplikasi
1. Encelofati
2. Asites
3. Sirosis Hepatis
I. Prognosis
Pada umumnya penderita dengan perdarahan saluran makan bagian atas
yang disebabkan pecahnya varises esofagus mempunyai faal hati yang
buruk/terganggu sehingga setiap perdarahan baik besar maupun kecil
mengakibatkan kegagalan hati yang berat. Banyak faktor yang mempengaruhi
prognosis penderita seperti faktor umur, kadar Hb, tekanan darah selama
perawatan, dan lain-lain. Angka kematian penderita dengan perdarahan
saluran makan bagian atas dipengaruhi oleh faktor kadar Hb waktu dirawat,
terjadi/tidaknya perdarahan ulang, keadaan hati, seperti ikterus, encefalopati
dan golongan menurut kriteria Child.
Mengingat tingginya angka kematian dan sukarnya dalam menanggulangi
perdarahan sakuran makan bagian atas maka perlu dipertimbangkan tindakan
yang bersifat preventif terutama untuk mencegah terjadinya sirosis hati.
J. Pengkajian focus
Data fokus yang perlu dikaji:
1. Riwayat kesehatan
a. Riwayat Penyakit
b. Keluhan Utama (keluhan yang dirasakan pasien saat dilakukan
pengkajian)
c. Riwayat penyakit sekarang
a) Diskripsi gejala dan lamanya
b) Dampak gejala terhadap aktifitas harian
c) Respon terhadap pengobatan sebelumnya
d) Riwayat trauma
d. Riwayat Penyakit Sebelumnya
a) Immunosupression (supresis imun)
b) Penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas (kangker)
c) Nyeri yang menetap merupakan pertimbangan untuk kangker atau
infeksi.
d) Pemberatan nyeri di kala terbaraing (tumor instraspinal atau
infeksi) atau pengurangan nyeri (hernia nudeus pulposus / HNP)
e) Nyeri yang paling berat di pagi hari (spondiloartropati seronegatif:
ankylosing spondyli-tis, artristis psoriatic, spondiloartropati
reaktif, sindroma fibromialgia)
f) Nyeri pada saat duduk (HNP, kelainan faset sendi, stenosis kanal,
kelahinan otot paraspinal, kelainan sendi sakroilikal, spondilosis /
spondilolisis / spondilolistesis, NPB-spesifik)
g) Adanya demam (infeksi)
h) Gangguan normal (dismenore, pasca-monopause /andropause)
i) Keluhan visceral (referred pain)
j) Gangguan miksi
k) Saddle anesthesia
l) Kelemahan motorik ekstremitas bawah (kemungkinan lesi kauda
ekwina)
m) Lokasi dan penjalaran nyeri.
L. Intervensi (NCP)
Intervensi
Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil keperawatan (Nursing
keperawatan (Nursing outcome) intervention
classication)
1. Pola nafas tidak Setelah dilakukan tindakan Airway management
efektif b.d keperawatan selama 3 x 24 1. Buka jalan nafas,
Penurunan ekspansi jam, diharapkan pola nafas gunakan teknik chin
paru efektif. lift atau jaw thrust
Kriteria hasil bila perlu
Respiratory Status: Airway 2. Posisikan pasien
Patency untuk
indikator IR ER memaksimalkan
1. Frekuensi ventilasi
pernafasan 3. Lakukan
sesuai yang fisioterapi dada
diharapkan 4. Keluarkan secret
2. Irama nafas dengan batuk atau
sesuai yang suction
diharapkan 5. Auskultasi suara
3. Kedalaman nafas, catat adanya
inspirasi suara nafas tambahan
4. Ekspansi 6. Berikan
dada bronkodilator jika
simetris perlu
5. Bernafas 7. Monitor respirasi
mudah dan status O2
6. Pengeluaran
sputum
pada jalan
nafas
7. Bersuara
secara
adekuat
8. Ekspulsi
udara
9. Tidak
menggunak
an otot
bantu
pernafasan
10. Tidak
didapatkan
suara nafas
tambahan
abnormal
Keterangan:
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
2. Resiko syok Setelah dilakukan tindakan Syok prevention
hipovolemik dengan keperawatan selama 3 x 24 1. Monitor status
faktor Perdarahan jam, diharapkan syok teratasi sirkulasi BP, warna
dilambung Kriteria hasil: kulit, suhu kulit, dan
Syok prevention TTV
Indicator IR ER 2. Monitor tanda
1. Nadi dalam inadekuat oksigenasi
batas yang jaringan
diharapkan 3. Monitor suhu dan
2. Irama jantung pernafasan
dalam batas 4. Pantau nilai labor
yang 5. Monitor tanda dan
diharapkan gejala asites
3. Frekuensi 6. Monitor tanda
nafas masih awal syok
dalam rentang 7. Berikan
yang vasodilator yang tepat
diharapkan 8. Ajarkan keluarga
dan pasien tentang
Keterangan: tanda dan gejalany
1. Keluhan ekstrim adatangnya syok
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
3. Setelah dilakukan tindakan Nutritional
Ketidakseimbangan keperawatan selama 3 x 24 management
nutrisi kurang dari jam, diharapkan keseimbangan 1. Kaji adanya alergi
kebutuhan b.d Mual, nutrisi dapat dipertahankan, makanan
muntah dan nafsu dengan 2. Kolaborasi
makan menurun Kriteria hasil: dengan ahli gizi untuk
(ketidakmampuan Nutritional status menetukan jumlah
memproses makan) indikator IR ER kalori an nutrisi yang
1. Adanya dibutukan pasien
peningkatan 3. Anjurkan pasien
BB sesuai untuk meningkatkan
dengan asupan Fe
tujuan 4. Anjurkan pasien
2. BB sesuai untuk meningkatkan
dengan TB konsumsi protein dan
3. Mampu Vit.C
mengidentifi 5. Berikan substansi
kasi gula
kebutuhan 6. Monitor jumlah
nutrisi nutrisi dan kandungan
4. Tidak terjadi kalori
penurunan 7. Berikan informasi
BB yang tentang kebutuhan
berarti nutrisi
Keterangan:
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
4.Intoleransi Setelah dilakukan tindakan Activity therapy
aktifitas b.d keperawatan selama 3 x 24 1. Bantu klien untuk
Kelemahan jam, diharapkan aktifitas pasien mengidentifikasi
meningkat aktivitas yang mampu
Kriteria hasil: dilakukan
Activity tolerance 2. Bantu untuk
indikator IR ER mengidentifikasikan
1. Tanda-tanda dan mendapatkan
vital dalam sumber yang sesuai
batas normal dengan kemampuan
2. EKG dalam fisik, psikolog dan
batas normal social
3. Langkah 3. Sediakan
berjalan penguatan positif bagi
4. Jarak berjalan yang aktif beraktivitas
5. Kuat 4. Bantu pasien
6. Laporan ADLs untuk
7. Kemampuan mengembangkan
bicara saat motivasi diri dan
latihan penguatan
Keterangan: 5. Monitor respon
1. Keluhan ekstrim fisik,emosi, sosial dan
2. Keluhan berat spiritual
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
5. Ansietas b.d Setelah dilakukan tindakan Anxiety reduction
kurangnya keperawatan selama 3 x 24 1. Gunakan
pengetahuan tentang jam, diharapkan kecemasan pendekatan yang
perawatan pasien berkurang menenangkan
penyakitnya Kriteria hasil: 2. Dengarkan dengan
Anxiety Control penu perhatian
indikator IR ER 3. Identifikasi
1. Monitor tingkat kecemasan
intensitas 4. Bantu pasien
kecemasan mengenal situasi yang
2. Menyingkirkan menimbulkan
tanda kecemasan
kecemasan 5. Dorong pasien
3. Menurunkan untuk
stimulus mengungkapkan
lingkungan perasaan, ketakutan,
ketika cemas persepsi
4. Mencari 6. Berikan obat
informasi untuk mengurangi
untuk kecemasan
menurunkan
kecemasan
5. Melaporkan
tidak adanya
gangguan
persepsi
sensori
Keterangan:
1. Tidak pernah
menunjukkan
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang-kadang
menunjukkan
4. Selalu menunjukkan
5. Sering menunjukkan
Daftar Pustaka
Marlyn E. Doenges dkk, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta. 2000.