Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF)

Oleh :

WIWIK DWIYANI

1811040068

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2018
LAPORAN PENDAHULUAN CHF

A. PENGERTIAN

Gagal jantung atau Congestive Heart Failure adalah suatu keadaan ketika jantung tidak
mampu mempertahankan sirkulasi yang cukup bagi kebutuhan tubuh, meskipun tekanan
darah pada vena itu normal. Gagal jantung menjadi penyakit yang terus meningkat terutama
pada lansia. Pada Congestive Heart Failure atau Gagal Jantung adalah ketidakmampuan
jantung untuk mempertahankan curah jantung yang adekuat guna memenuhi kebutuhan
metabolik dan kebutuhan oksigen pada jaringan meskipun aliran balik vena yang adekuat
(Dewi, 2012).
Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu kondisi dimana jantung mengalami
kegagalan dalam memompa darah guna mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh akan nutrien dan
oksigen secara adekuat. Hal ini mengakibatkan peregangan ruang jantung (dilatasi) guna
menampung darah lebih banyak untuk dipompakan ke seluruh tubuh atau mengakibatkan otot
jantung kaku dan menebal. Jantung hanya mampu memompa darah untuk waktu yang singkat
dan dinding otot jantung yang melemah tidak mampu memompa dengan kuat.Sebagai
akibatnya, ginjal sering merespons dengan menahan air dan garam. Hal ini akan
mengakibatkan bendungan cairan dalam beberapa organ tubuh seperti tangan, kaki, paru, atau
organ lainnya sehingga tubuh klien menjadi bengkak (congestive) (Udjianti, 2010).
Gagal jantung kongestif (CHF) adalah suatu keadaan patofisiologis berupa kelainan
fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme jaringan dan/ kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian volume
diastolik secara abnormal (Mansjoer danTriyanti, 2007).
B. ETIOLOGI
Menurut Wajan Juni Udjianti (2010) etiologi gagal jantung kongestif (CHF) di
kelompokan berdasarkan faktor etiolgi eksterna maupun interna, yaitu:
1. Faktor eksterna (dari luar jantung); hipertensi renal, hipertiroid, dan anemiakronis/
berat.
2. Faktor interna (dari dalam jantung)
a) Disfungsi katup: Ventricular Septum Defect (VSD), Atria Septum Defect(ASD),
stenosis mitral, dan insufisiensi mitral.
b) Disritmia: atrial fibrilasi, ventrikel fibrilasi, dan heart block.
c) Kerusakan miokard: kardiomiopati, miokarditis, dan infark miokard.
d) Infeksi: endokarditis bacterial sub-akut
C. TANDA DAN GEJALA
Tanda serta gejala penyakit gagal jantung dapat dibedakan berdasarkan bagian mana
dari jantung itu yang mengalami gangguan pemompaan darah :
1. Gagal jantung sebelah kiri ; menyebabkan pengumpulan cairan di dalam paru-paru
(edema pulmoner), yang menyebabkan sesak napas yang hebat. Pada awalnya sesak
napas hanya dirasakan saat seseorang melakukan aktivitas, tetapi sejalan dengan
memburuknya penyakit maka sesak napas juga akan timbul pada saat penderita tidak
melakukan aktivitas. Sedangkan tanda lainnya adalah cepat letih (fatigue),
gelisah/cemas (anxiety), detak jantung cepat (tachycardia), batuk-batuk serta irama
detak jantung tidak teratur (arrhythmia).
2. Sedangkan Gagal jantung sebelah kanan ; cenderung mengakibatkan pengumpulan
darah yang mengalir ke bagian kanan jantung, sehingga hal ini menyebabkan
pembengkakan di kaki, pergelangan kaki, tungkai, perut (ascites) dan hati
(hepatomegaly). Tanda lainnya adalah mual dan muntah, keletihan, detak jantung
cepat serta sering buang air kecil di malam hari (Nocturia).
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a) Foto polos thorax
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, bayangan mencerminkan dilatasi atau hipertropi bilik,
atau perubahan dalam pembuluh darah abnormal.
b) Echocardiografi
untuk menentukan stroke volume, end distolik volume dan fraksi ejeksi. Selain itu ju
ga bisa menilai gangguan katup, kondisi pericardium. Fraksi ejeksi normal adalah
50-79%, padadisfungsi sistolik maka fraksi ejeksi akan turun menjadi <40%.3.
c) Elektrokardiografi (EKG)
digunakan untuk menilai ada tidaknya aritmia, penyakit jantung iskemik, hipertrofi
jantung ,dan kemungkinan gangguan konduksi.
d) Tes laboratorium
Uji darah (Na, K, Renal livwer function test, thyroid function test, CBC, CRP).
e) Angiography
Untuk menilai kondisi A.coronari sebagai penyuplai nutrisi untuk myocardium.
f) Kateterisasi jantung
Pada gagal jantung kiri didapatkan ( LVEDP ) 10 mmHg atau Pulmonary Arterial
WedgePressure > 12 mmHg dalam keadaan istirahat.Curah jantung lebih rendah dari
2,7 lt/mnt/m2luas permukaan tubuh .
g) Analisa gas darah
h) Gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkaliosis respiratori ringan (dini) atau
hipoksemiadengan peningkatan PCO2 (akhir).
E. PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mendasari gagal jantung meliputi gangguan kemampuan
kontraktilitas jantung yang menyebabkan curah jantung lebih rendah dari normal. Dapat
dijelaskan dengan persamaan CO = HR x SV di mana curah jantung (CO: Cardiac
output) adalah fungsi frekuensi jantung (HR: Heart Rate) x Volume Sekuncup
(SV: Stroke Volume).
Frekuensi jantung adalah fungsi dari sistem saraf otonom. Bila curah jantung
berkurang, sistem saraf simpatis akan mempercepat frekuensi jantung untuk
mempertahankan curah jantung. Bila mekanisme kompensasi ini gagal untuk
mempertahankan perfusi jaringan yang memadai, maka volume sekuncup jantunglah
yang harus menyesuaikan diri untuk mempertahankan curah jantung.
Volume sekuncup adalah jumlah darah yang dipompa pada setiap kontraksi, yang
tergantung pada 3 faktor, yaitu: (1) Preload (yaitu sinonim dengan Hukum Starling
pada jantung yang menyatakan bahwa jumlah darah yang mengisi jantung berbanding
langsung dengan tekanan yang ditimbulkan oleh panjangnya regangan serabut jantung);
(2) Kontraktilitas (mengacu pada perubahan kekuatan kontraksi yang terjadi pada
tingkat sel dan berhubungan dengan perubahan panjang serabut jantung dan kadar
kalsium); (3) Afterload (mengacu pada besarnya tekanan ventrikel yang harus
dihasilkan untuk memompa darah melawan perbedaan tekanan yang ditimbulkan oleh
tekanan arteriole).
Jika terjadi gagal jantung, tubuh mengalami beberapa adaptasi yang terjadi baik
pada jantung dan secara sistemik. Jika volume sekuncup kedua ventrikel berkurang
akibat penekanan kontraktilitas atau afterload yang sangat meningkat, maka volume
dan tekanan pada akhir diastolik di dalam kedua ruang jantung akan meningkat. Hal ini
akan meningkatkan panjang serabut miokardium pada akhir diastolik dan menyebabkan
waktu sistolik menjadi singkat. Jika kondisi ini berlangsung lama, maka akan terjadi
dilatasi ventrikel. Cardiac output pada saat istirahat masih bisa berfungsi dengan baik
tapi peningkatan tekanan diastolik yang berlangsung lama (kronik) akan dijalarkan ke
kedua atrium, sirkulasi pulmoner dan sirkulasi sitemik. Akhirnya tekanan kapiler akan
meningkat yang akan menyebabkan transudasi cairan dan timbul edema paru atau
edema sistemik.
Penurunan cardiac output, terutama jika berkaitan dengan penurunan tekanan
arterial atau penurunan perfusi ginjal, akan mengaktivasi beberapa sistem saraf dan
humoral. Peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis akan memacu kontraksi
miokardium, frekuensi denyut jantung dan vena; yang akan meningkatkan volume
darah sentral yang selanjutnya meningkatkan preload. Meskipun adaptasi-adaptasi ini
dirancang untuk meningkatkan cardiac output, adaptasi itu sendiri dapat mengganggu
tubuh. Oleh karena itu, takikardi dan peningkatan kontraktilitas miokardium dapat
memacu terjadinya iskemia pada pasien dengan penyakit arteri koroner sebelumnya dan
peningkatan preload dapat memperburuk kongesti pulmoner.
Aktivasi sitem saraf simpatis juga akan meningkatkan resistensi perifer. Adaptasi
ini dirancang untuk mempertahankan perfusi ke organ-organ vital, tetapi jika aktivasi
ini sangat meningkat malah akan menurunkan aliran ke ginjal dan jaringan. Salah satu
efek penting penurunan cardiac output adalah penurunan aliran darah ginjal dan
penurunan kecepatan filtrasi glomerolus, yang akan menimbulkan retensi sodium dan
cairan. Sitem rennin-angiotensin-aldosteron juga akan teraktivasi, menimbulkan
peningkatan resistensi vaskuler perifer selanjutnya dan penigkatan afterload ventrikel
kiri sebagaimana retensi sodium dan cairan.
Gagal jantung berhubungan dengan peningkatan kadar arginin vasopresin dalam
sirkulasi, yang juga bersifat vasokontriktor dan penghambat ekskresi cairan. Pada gagal
jantung terjadi peningkatan peptida natriuretik atrial akibat peningkatan tekanan atrium,
yang menunjukan bahwa disini terjadi resistensi terhadap efek natriuretik dan
vasodilator.
F. PATHWAY
Disfungsi miokard beban tekanan beban sistolik peningkatan beban volume
(AMI) miokarditis berlebihan berlebihan lab.metabolisme berlebihan

kontraktilitas beban systole preload


kontraktilitas
hambatan
pengosongan
ventrikel

COP
Beban jantung meningkat gagal jantung kanan

CHF

gagal pompa ventrikel kiri gangguan pada miokardium gagal pompa ventrikel kanan
penurunan kontraktulitas jantung tekanan diastol
Forward failure Backward failre penurunan volume sekuncup bendungan
atrium kanan
penurunan curah
suplai darah suplai O2 renal flow LVED jantung bendungan vena
sistematik
jaringan otak

metabolisme sinkop RAA tek. vena pulmonalis lien hepar


anareob
penurunan perfusi
jaringan
asidosis metabolik Aldosteron tek. kapiler paru splenomegali hepanomegali

intoleransi aktivitas ADH edema paru beban ventrikel


retensi Na + H2O kanan mendetak diafragma
ronchi basah hypertopi ventrikel kanan sesak nafas
kelebihan volume iritasi mukosa penyempitan
cairan pura ventrikel kanan pola nafas tidak
efektik
reflek batuk paru
gangguan
penumpukan sekret
pertukaran gas
G. PENATALAKSANAAN
Tujuan dasar penatalaksanaan pasien dengan gagal jantung adalah :
1. Meningkatkan oksigenasi dengan terapi O2 dan menurunkan konsumsi oksigen
dengan pembatasan aktivitas.
2. Meningkatkan kontraksi (kontraktilitas) otot jantung dengan digitalisasi.
3. Menurunkan beban jantung dengan diet rendah garam, diuretik, danvasodilator.
H. FOCUS PENGKAJIAN
Gagal serambi kiri/kanan dari jantung mengakibatkan ketidakmampuan memberikan
keluaran yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan dan menyebabkan terjadinya
kongesti pulmonal dan sistemik . Karenanya diagnostik dan terapeutik berlanjut.GJK
selanjutnya dihubungkan dengan morbiditas dan mortalitas.

1. Aktivitas/istirahat
a) Gejala : Keletihan/kelelahan terus menerus sepanjang hari, insomnia, nyeri dada
dengan aktivitas, dispnea pada saat istirahat.
b) Tanda : Gelisah, perubahan status mental mis : letargi, tanda vital berubah
pada aktivitas.
2. Sirkulasi
a) Gejala : Riwayat HT, IM baru/akut, episode GJK sebelumnya, penyakit jantung ,
bedah jantung , endokarditis, anemia, syok septik, bengkak pada kaki, telapak kaki,
abdomen.
b) Tanda :
 TD ; mungkin rendah (gagal pemompaan).
 Tekanan Nadi ; mungkin sempit.
 Irama Jantung ; Disritmia.
 Frekuensi jantung ; Takikardia.
 Nadi apical ; PMI mungkin menyebar dan merubah
 posisi secara inferior ke kiri.
 Bunyi jantung ; S3 (gallop) adalah diagnostik, S4 dapat
 terjadi, S1 dan S2 mungkin melemah.
 Murmur sistolik dan diastolic.
 Warna ; kebiruan, pucat abu-abu, sianosis.
 Punggung kuku ; pucat atau sianosis dengan pengisian
 kapiler lambat.
 Hepar ; pembesaran/dapat teraba.
 Bunyi napas ; krekels, ronkhi.
 Edema ; mungkin dependen, umum atau pitting
 khususnya pada ekstremitas.
3. Integritas ego
a. Gejala : Ansietas, kuatir dan takut. Stres yang berhubungan dengan
penyakit/keperihatinan finansial (pekerjaan/biaya perawatan medis)
b. Tanda : Berbagai manifestasi perilaku, mis : ansietas, marah, ketakutan dan
mudah tersinggung.
4. Eliminasi
Gejala : Penurunan berkemih, urine berwarna gelap, berkemih malam hari
(nokturia), diare/konstipasi.
5. Makanan/cairan
a. Gejala : Kehilangan nafsu makan, mual/muntah, penambahan berat badan
signifikan, pembengkakan pada ekstremitas bawah, pakaian/sepatu terasa sesak,
diet tinggi garam/makanan yang telah diproses dan penggunaan diuretik.
b. Tanda : Penambahan berat badan cepat dan distensi abdomen (asites) serta
edema (umum, dependen, tekanan dan pitting).
6. Higiene
a. Gejala : Keletihan/kelemahan, kelelahan selama aktivitas Perawatan diri.
b. Tanda : Penampilan menandakan kelalaian perawatan personal.
7. Neurosensori
a. Gejala : Kelemahan, pening, episode pingsan.
b. Tanda : Letargi, kusut pikir, diorientasi, perubahan perilaku dan mudah
tersinggung.
8. Nyeri/Kenyamanan
a. Gejala : Nyeri dada, angina akut atau kronis, nyeri abdomen kanan atas dan sakit
pada otot.
b. Tanda : Tidak tenang, gelisah, fokus menyempit dan perilaku melindungi diri.
9. Pernapasan
a. Gejala : Dispnea saat aktivitas, tidur sambil duduk atau dengan beberapa
bantal, batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat penyakit kronis,
penggunaan bantuan pernapasan.
b. Tanda :
1) Pernapasan; takipnea, napas dangkal, penggunaan otot asesori pernapasan.
2) Batuk : Kering/nyaring/non produktif atau mungkin batuk terus menerus
dengan/tanpa pembentukan sputum.
3) Sputum ; Mungkin bersemu darah, merah muda/berbuih (edema pulmonal)
4) Bunyi napas ; Mungkin tidak terdengar.
5) Fungsi mental; Mungkin menurun, kegelisahan, letargi.
6) Warna kulit ; Pucat dan sianosis.
10. Keamanan
Gejala : Perubahan dalam fungsi mental, kehilangankekuatan/tonus otot, kulit lecet.
11. Interaksi sosial
Gejala : Penurunan keikutsertaan dalam aktivitas sosial yang biasa dilakukan.
12. Pembelajaran/pengajaran
a. Gejala : menggunakan/lupa menggunakan obat-obat jantung, misalnya :
penyekat saluran kalsium.
b. Tanda : Bukti tentang ketidak berhasilan untuk meningkatkan.
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung b/d respon fisiologis otot jantung, peningkatan frekuensi,
dilatasi, hipertrofi atau peningkatan isi sekuncup
2. Pola Nafas tidak efektif b/d nyeri
3. Perfusi jaringan tidak efektif b/d menurunnya curah jantung, hipoksemia jaringan,
asidosis dan kemungkinan thrombus atau emboli
4. Gangguan pertukaran gas b/d kongesti paru, hipertensi pulmonal, penurunan perifer
yang mengakibatkan asidosis laktat dan penurunan curah jantung.
5. Kelebihan volume cairan b/d berkurangnya curah jantung, retensi cairan dan natrium
oleh ginjal, hipoperfusi ke jaringan perifer dan hipertensi pulmonal
6. Cemas b/d penyakit kritis, takut kematian atau kecacatan, perubahan peran dalam
lingkungan social atau ketidakmampuan yang permanen.
7. Kurang pengetahuan b/d keterbatasan pengetahuan penyakitnya, tindakan yang
dilakukan, obat obatan yang diberikan, komplikasi yang mungkin muncul dan
perubahan gaya hidup
J. RENCANA TINDAKAN

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1 Penurunan curah jantung b/d respon NOC : Cardiac Care


fisiologis otot jantung, peningkatan  Cardiac Pump effectiveness  Evaluasi adanya nyeri dada ( intensitas,lokasi, durasi)
frekuensi, dilatasi, hipertrofi atau  Circulation Status  Catat adanya disritmia jantung
peningkatan isi sekuncup  Vital Sign Status  Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac
Kriteria Hasil: putput
 Monitor status kardiovaskuler
 Tanda Vital dalam rentang normal
 Monitor status pernafasan yang menandakan gagal
(Tekanan darah, Nadi, respirasi)
jantung
 Dapat mentoleransi aktivitas, tidak
 Monitor abdomen sebagai indicator penurunan perfusi
ada kelelahan.
 Monitor balance cairan
 Tidak ada edema paru, perifer, dan
tidak ada asites.  Monitor adanya perubahan tekanan darah
 Tidak ada penurunan kesadaran  Monitor respon pasien terhadap efek pengobatan
antiaritmia
 Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari
kelelahan
 Monitor toleransi aktivitas pasien
 Monitor adanya dyspneu, fatigue, tekipneu dan
ortopneu
 Anjurkan untuk menurunkan stress
 Vital Sign Monitoring
 Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
 Catat adanya fluktuasi tekanan darah
 Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri
 Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
 Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah
aktivitas
 Monitor kualitas dari nadi
 Monitor adanya pulsus paradoksus dan pulsus alterans
 Monitor jumlah dan irama jantung dan monitor bunyi
jantung
 Monitor frekuensi dan irama pernapasan
 Monitor suara paru, pola pernapasan abnormal
 Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
 Monitor sianosis perifer
 Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
 Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
2 Pola Nafas tidak efektif NOC NIC

Definisi : Pertukaran udara inspirasi  Respiratory status : Ventilation  Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
dan/atau ekspirasi tidak adekuat  Respiratory status : Airway patency  Pasang mayo bila perlu
 Vital sign Status  Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Faktor yang berhubungan :
 Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
 Hiperventilasi Setelah dilakukan tindakan
 Penurunan energi/kelelahan keperawatan selama…. Pasien  Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
 Perusakan/pelemahan menunjukan keefektifan pola napas,  Berikan bronkodilator ……….
muskuloskletal dibuktikan dengan :  Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab
 Obesitas  Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
 Kelelahan otot pernafasan Kriteria Hasil : keseimbangan.
 Hipoventilasi sindrom  Mendemonstrasikan batuk efektif  Monitor respirasi dan status O2
 Nyeri dan suara nafas yang bersih, tidak  Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
 Kecemasan ada sianosis dan dyspneu (mampu  Pertahankan jalan nafas yang paten
 Disfungsi Neuromuskuler mengeluarkan sputum, mampu  Observasi adanya tanda tanda hipoventilasi
 Injuri tulang belakang bernafas dengan mudah, tidak ada  Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi
pursed lips)  Monitor vital sign
DS
 Menunjukkan jalan nafas yang paten  Informasikan pada pasien dan keluarga tentang teknik
- Dyspnea (klien tidak merasa tercekik, irama relaksasi untuk memperbaiki pola nafas
nafas, frekuensi pernafasan dalam  Ajarkan bagaimana batuk secara efektif
- Nafas pendek rentang normal, tidak ada suara nafas  Monitor pola nafas
abnormal)
DO
 Tanda Tanda vital dalam rentang
- Penurunan tekanan normal (tekanan darah, nadi,
inspirasi/ekspirasi pernafasan)

- Penurunan pertukaran udara


permenit

- Menggunakan otot pernafasan


tambahan

- Orthopnea

- Pernafasan pursed-lip

- Tahap ekspirasi berlangsung


sangat lama

- Penurunan kapasitas vital


respirasi < 11- 24x/menit

3 Perfusi jaringan tidak efektif b/d NOC : NIC :


menurunnya curah jantung,
hipoksemia jaringan, asidosis dan  Circulation status Peripheral Sensation Management (Manajemen sensasi
kemungkinan thrombus atau emboli  Tissue Prefusion : cerebral perifer)

Definisi : Kriteria Hasil :  Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka
terhadap panas/dingin/tajam/tumpul
Penurunan pemberian oksigen a. mendemonstrasikan status sirkulasi  Monitor adanya paretese
dalam kegagalan memberi makan  Tekanan systole dandiastole  Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika
jaringan pada tingkat kapiler dalam rentang yang diharapkan ada lsi atau laserasi
 Tidak ada ortostatikhipertensi  Gunakan sarun tangan untuk proteksi
Batasan karakteristik :  Tidak ada tanda tanda  Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung
peningkatan tekanan
Renal  Monitor kemampuan BAB
intrakranial (tidak lebih dari 15
 Kolaborasi pemberian analgetik
- Perubahan tekanan darah di mmHg)
 Monitor adanya tromboplebitis
luar batas parameter b. mendemonstrasikan kemampuan
 Diskusikan menganai penyebab perubahan sensasi
kognitif yang ditandai dengan:
- Hematuria
 berkomunikasi dengan jelas dan
- Oliguri/anuria sesuai dengan kemampuan
 menunjukkan perhatian,
- Elevasi/penurunan konsentrasi dan orientasi
BUN/rasio kreatinin  memproses informasi
Gastro Intestinal  membuat keputusan dengan
benar
- Secara usus hipoaktif atau c. menunjukkan fungsi sensori motori
tidak ada cranial yang utuh : tingkat
kesadaran mambaik, tidak ada
- Nausea gerakan gerakan involunter

- Distensi abdomen

- Nyeri abdomen atau tidak


terasa lunak (tenderness)

Peripheral

- Edema

- Tanda Homan positif

- Perubahan karakteristik kulit


(rambut, kuku, air/kelembaban)

- Denyut nadi lemah atau tidak


ada

- Diskolorisasi kulit

- Perubahan suhu kulit

- Perubahan sensasi

- Kebiru-biruan

- Perubahan tekanan darah di


ekstremitas

- Bruit
- Terlambat sembuh

- Pulsasi arterial berkurang

- Warna kulit pucat pada


elevasi, warna tidak kembali pada
penurunan kaki

Cerebral

- Abnormalitas bicara

- Kelemahan ekstremitas atau


paralis

- Perubahan status mental

- Perubahan pada respon


motorik

- Perubahan reaksi pupil

- Kesulitan untuk menelan

- Perubahan kebiasaan

Kardiopulmonar

- Perubahan frekuensi respirasi


di luar batas parameter

- Penggunaan otot pernafasan


tambahan

- Balikkan kapiler > 3 detik


(Capillary refill)

- Abnormal gas darah arteri

- Perasaan ”Impending Doom”


(Takdir terancam)

- Bronkospasme

- Dyspnea

- Aritmia

- Hidung kemerahan

- Retraksi dada

- Nyeri dada

Faktor-faktor yang berhubungan :

- Hipovolemia

- Hipervolemia

- Aliran arteri terputus

- Exchange problems

- Aliran vena terputus


- Hipoventilasi

- Reduksi mekanik pada vena


dan atau aliran darah arteri

- Kerusakan transport oksigen


melalui alveolar dan atau membran
kapiler

- Tidak sebanding antara


ventilasi dengan aliran darah

- Keracunan enzim

- Perubahan afinitas/ikatan
O2dengan Hb

- Penurunan konsentrasi Hb
dalam darah
4 Gangguan pertukaran gas b/d NOC : NIC :
kongesti paru, hipertensi pulmonal,
penurunan perifer yang  Respiratory Status : Gas exchange Airway Management
mengakibatkan asidosis laktat dan  Respiratory Status : ventilation
 Vital Sign Status · Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau
penurunan curah jantung. jaw thrust bila perlu
Definisi : Kelebihan atau Kriteria Hasil :
· Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
kekurangan dalam oksigenasi dan  Mendemonstrasikan peningkatan
atau pengeluaran karbondioksida di ventilasi dan oksigenasi yang · Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan
dalam membran kapiler alveoli adekuat nafas buatan

Batasan karakteristik :  Memelihara kebersihan paru paru · Pasang mayo bila perlu
dan bebas dari tanda tanda distress
- Gangguan penglihatan pernafasan · Lakukan fisioterapi dada jika perlu
 Mendemonstrasikan batuk efektif
- Penurunan CO2 · Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
dan suara nafas yang bersih, tidak
- Takikardi ada sianosis dan dyspneu (mampu · Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
mengeluarkan sputum, mampu tambahan
- Hiperkapnia bernafas dengan mudah, tidak ada
pursed lips) · Lakukan suction pada mayo
- Keletihan
 Tanda tanda vital dalam rentang
· Berika bronkodilator bial perlu
- somnolen normal
· Barikan pelembab udara
- Iritabilitas
· Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
- Hypoxia keseimbangan.
- kebingungan · Monitor respirasi dan status O2
- Dyspnoe
- nasal faring Respiratory Monitoring

- AGD Normal · Monitor rata – rata, kedalaman, irama dan usaha


respirasi
- sianosis
· Catat pergerakan dada,amati kesimetrisan,
- warna kulit abnormal (pucat, penggunaan otot tambahan, retraksi otot supraclavicular
kehitaman) dan intercostal
- Hipoksemia · Monitor suara nafas, seperti dengkur
- hiperkarbia · Monitor pola nafas : bradipena, takipenia,
- sakit kepala ketika bangun kussmaul, hiperventilasi, cheyne stokes, biot

- frekuensi dan kedalaman · Catat lokasi trakea


nafas abnormal · Monitor kelelahan otot diagfragma ( gerakan
Faktor faktor yang berhubungan : paradoksis )

- ketidakseimbangan perfusi · Auskultasi suara nafas, catat area penurunan / tidak


ventilasi adanya ventilasi dan suara tambahan

- perubahan membran kapiler- · Tentukan kebutuhan suction dengan


alveolar mengauskultasi crakles dan ronkhi pada jalan napas
utama

· Uskultasi suara paru setelah tindakan untuk


mengetahui hasilnya
AcidBase Managemen

 Monitro IV line
 Pertahankanjalan nafas paten
 Monitor AGD, tingkat elektrolit
 Monitor status hemodinamik(CVP, MAP, PAP)
 Monitor adanya tanda tanda gagal nafas
 Monitor pola respirasi
 Lakukan terapi oksigen
 Monitor status neurologi
 Tingkatkan oral hygiene
5 Kelebihan volume cairan b/d NOC : Fluid management
berkurangnya curah jantung, retensi
cairan dan natrium oleh ginjal,  Electrolit and acid base balance  Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
hipoperfusi ke jaringan perifer dan  Fluid balance  Pasang urin kateter jika diperlukan
hipertensi pulmonal  Monitor hasil lAb yang sesuai dengan retensi cairan
Kriteria Hasil:
(BUN , Hmt , osmolalitas urin )
Definisi : Retensi cairan isotomik  Terbebas dari edema, efusi,  Monitor status hemodinamik termasuk CVP, MAP,
meningkat anaskara PAP, dan PCWP
Batasan karakteristik :  Bunyi nafas bersih, tidak ada  Monitor vital sign
dyspneu/ortopneu  Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan (cracles,
- Berat badan meningkat pada  Terbebas dari distensi vena CVP , edema, distensi vena leher, asites)
waktu yang singkat jugularis, reflek hepatojugular (+)  Kaji lokasi dan luas edema
 Memelihara tekanan vena sentral,  Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake
- Asupan berlebihan dibanding tekanan kapiler paru, output jantung kalori harian
output dan vital sign dalam batas normal  Monitor status nutrisi
- Tekanan darah berubah, tekanan  Terbebas dari kelelahan, kecemasan  Berikan diuretik sesuai interuksi
arteri pulmonalis berubah, atau kebingungan  Batasi masukan cairan pada keadaan hiponatrermi
peningkatan CVP  Menjelaskanindikator kelebihan dilusi dengan serum Na < 130 mEq/l
cairan
 Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul
- Distensi vena jugularis
memburuk
- Perubahan pada pola nafas,
Fluid Monitoring
dyspnoe/sesak nafas, orthopnoe,
suara nafas abnormal (Rales atau  Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan
crakles), kongestikemacetan paru, eliminasi
pleural effusion  Tentukan kemungkinan faktor resiko dari ketidak
seimbangan cairan (Hipertermia, terapi diuretik,
- Hb dan hematokrit menurun,
kelainan renal, gagal jantung, diaporesis, disfungsi
perubahan elektrolit, khususnya
perubahan berat jenis hati, dll )
 Monitor serum dan elektrolit urine
- Suara jantung SIII
 Monitor serum dan osmilalitas urine
- Reflek hepatojugular positif  Monitor BP, HR, dan RR
 Monitor tekanan darah orthostatik dan perubahan
- Oliguria, azotemia irama jantung
- Perubahan status mental,  Monitor parameter hemodinamik infasif
kegelisahan, kecemasan  Monitor adanya distensi leher, rinchi, eodem perifer
dan penambahan BB
Faktor-faktor yang berhubungan :  Monitor tanda dan gejala dari odema
- Mekanisme pengaturan
melemah

- Asupan cairan berlebihan

- Asupan natrium berlebihan

6 Cemas b/d penyakit kritis, takut NOC : NIC :


kematian atau kecacatan, perubahan
peran dalam lingkungan social atau  Anxiety control Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
ketidakmampuan yang permanen.  Coping
 Impulse control  Gunakan pendekatan yang menenangkan
Definisi :Perasaan gelisah yang tak  Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
jelas dari ketidaknyamanan atau Kriteria Hasil :  Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan
ketakutan yang disertai respon selama prosedur
 Klien mampu mengidentifikasi dan
autonom (sumner tidak spesifik atau  Pahami prespektif pasien terhdap situasi stres
mengungkapkan gejala cemas
tidak diketahui oleh individu);  Temani pasien untuk memberikan keamanan dan
 Mengidentifikasi, mengungkapkan
perasaan keprihatinan disebabkan mengurangi takut
dan menunjukkan tehnik untuk
dari antisipasi terhadap bahaya. mengontol cemas  Berikan informasi faktual mengenai diagnosis,
Sinyal ini merupakan peringatan  Vital sign dalam batas normal tindakan prognosis
adanya ancaman yang akan datang  Postur tubuh, ekspresi wajah,  Dorong keluarga untuk menemani anak
dan memungkinkan individu untuk bahasa tubuh dan tingkat aktivitas  Lakukan back / neck rub
mengambil langkah untuk menunjukkan berkurangnya  Dengarkan dengan penuh perhatian
menyetujui terhadap tindakan kecemasan  Identifikasi tingkat kecemasan
Ditandai dengan  Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan
kecemasan
 Gelisah  Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan,
 Insomnia ketakutan, persepsi
 Resah  Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
 Ketakutan  Barikan obat untuk mengurangi kecemasan
 Sedih
 Fokus pada diri
 Kekhawatiran
 Cemas

7 Kurang pengetahuan b/d NOC : NIC :


keterbatasan pengetahuan
penyakitnya, tindakan yang  Kowlwdge : disease process Teaching : disease Process
dilakukan, obat obatan yang  Kowledge : health Behavior
 Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien
diberikan, komplikasi yang mungkin Kriteria Hasil : tentang proses penyakit yang spesifik
muncul dan perubahan gaya hidup  Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal
 Pasien dan keluarga menyatakan
Definisi : ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan
pemahaman tentang penyakit,
cara yang tepat.
kondisi, prognosis dan program
Tidak adanya atau kurangnya  Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada
informasi kognitif sehubungan pengobatan
penyakit, dengan cara yang tepat
 Pasien dan keluarga mampu
dengan topic spesifik. melaksanakan prosedur yang  Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat
dijelaskan secara benar  Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang
Batasan karakteristik :  Pasien dan keluarga mampu tepat
memverbalisasikan adanya masalah, menjelaskan kembali apa yang  Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi,
ketidakakuratan mengikuti instruksi, dijelaskan perawat/tim kesehatan dengan cara yang tepat
perilaku tidak sesuai. lainnya.  Hindari harapan yang kosong
Faktor yang berhubungan :  Sediakan bagi keluarga atau SO informasi tentang
keterbatasan kognitif, interpretasi kemajuan pasien dengan cara yang tepat
terhadap informasi yang salah,  Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin
kurangnya keinginan untuk mencari diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang
informasi, tidak mengetahui akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit
sumber-sumber informasi.  Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
 Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau
mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat
atau diindikasikan
 Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan,
dengan cara yang tepat
 Rujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas
lokal, dengan cara yang tepat
 Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk
melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan,
dengan cara yang tepat
DAFTAR PUSTAKA
1. Udjianti, Wajan J. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba medika
2. Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta:
Prima Medika

3. Johnson, M.,et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second


Edition. New Jersey: Upper Saddle River
4. Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapiu
5. ayanti, N. 2010. Gagal Jantung Kongestif. Dimuat
dalam http://rentalhikari.wordpress.com/2010/03/22/lp-gagal-jantung-
kongestif/ (diakses pada 12 November 2018)

Anda mungkin juga menyukai