Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN KASUS

DEPRESI DENGAN GEJALA PSIKOTIK

Pembimbing:
AKBP dr. Karjana Sp.KJ

Disusun oleh:
Ilham Syahputra  
 
Kepanitraan Klinik Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa
Rumah Sakit Bhayangkara TK.I R. Said Sukanto
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
21 November – 11 Desember 2021
I. STATUS PASIEN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. N
Usia : 28 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat, tanggal lahir : Padang, 19 Januari 1993
Agama : Islam
Alamat : Jakarta Timur
Suku : Jawa
Pendidikan terakhir : Sarjana
Status pernikahan : Sudah menikah
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
No. Rekam Medis : 0120xxxx
Tanggal masuk RS : 25 November 2021
Tanggal keluar RS :-
Bangsal Perawatan : Cendana 1
B. RIWAYAT PSIKIATRI
Autoanamnesa : Dilakukan kepada pasien pada tanggal 26 November 2021 pukul 08.05 di bangsal Cendana
1 RS Bhayangkara TK I R. Said Sukanto.
Alloanamnesa : Dilakukan kepada suami dan kakak kandung pasien di bangsal Cendana 1 pada tanggal 26
November 2021 pukul 08.55 WIB di bangsal Dahlia RS Bhayangkara TK I R. Said Sukanto.

1. Keluhan Utama
Pasien datang ke IGD RS Bhayangkara Tk. I R. Said Sukanto dengan keluhan demam sejak 5 hari sebeum masuk
Rumah Sakit.
 
2. Keluhan Tambahan
Pasien tampak dengan tatapan kosong, menangis secara tiba-tiba, mengalami penurunan pendengaran, sulit berbicara
dan lemas hingga tidak sanggup berjalan.
3. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien berusia 28 tahun datang ke Rumah Sakit di antar oleh suami nya karena demam sejak 5 SMRS,
2 bulan yang lalu pasien baru melahirkan anak pertama secara normal. Pada tanggal 13 November 2021
pasien mengantar anaknya bersama suami untuk melakukan imunisasi anaknya. Menurut keterangan suami
pasien, setelah pulang dari imunisasi anaknya pasien tampak berubah, pasien terlihat mengalami pandangan
kosong, pendengaran berkurang, sering melamun lalu pasien tampak murung, lemas hingga tidak sanggup
berjalan dan pasien sering menangis secara tiba-tiba.
Pasien juga mengalami kesulitan tidur malam, penurunan nafsu makan dan sering berbicara sendiri
serta dapat melihat sosok bayang-bayangan hitam. Pasien sering meminta ke kamar mandi walaupun sudah
di jelaskan bahwa pasien sudah memakai popok dewasa. Menurut keterangan kakaknya, pasien sebelumnya
sering mengeluh karena selama masa pandemi ini pendapatan suami nya dari hasil berjualan menurun
drastis.
Menurut keterangan pasien saat ini merasakan sedih dan merasa bersalah karena tidak dapat merawat
anak nya yang baru lahir serta mengkhawatirkan anak nya yang rewel.
4. Riwayat Gangguan Dahulu
a. Riwayat Gangguan Medis Umum
 Riwayat kelainan bawaan disangkal.  Riwayat trauma kepala disangkal.
 Riwayat kejang disangkal.  Riwayat keganasan disangkal.
 Riwayat penyakit infeksi disangkal.
a. Riwayat Gangguan Sebelumnya
Pasien tidak pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya dan tidak pernah memiliki riwayat psikiatri
sebelumnya.
b. Riwayat Gangguan Zat Psikoaktif
Pasien menyangkal adanya riwayat merokok, meminuman alkohol dan mengkonsumsi obat-obatan terlarang.
5. Grafik Perjalanan Penyakit

series 1
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
12/11/2021 13/11/2021 saat ini
6. Riwayat Kehidupan Pribadi
a. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien merupakan anak dari perkawinan sah, anak yang diinginkan, dan anak ketiga dari enam bersaudara. Pasien
lahir secara normal dibantu dengan bidan. Cacat bawaan pada pasien saat lahir disangkal.
b. Riwayat Perkembangan Kepribadian
 Masa Kanak Awal (0-3 tahun)
Proses tumbuh kembang pasien baik sesuai anak seusianya dan pasien mendapat ASI dan vaksin. Pasien tidak ada
keterlambatan bicara dan berjalan. Pasien tidak pernah alami sakit berat seperti demam tinggi, kejang dan trauma
kepala.
 Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)
Pasien tinggal bersama orang tuanya dan dapat bersosialisasi dengan baik. Ia menempuh pendidikan TK
dilanjutkan SD dan aktif mengikuti kegiatan di sekolahnya.
 Masa Kanak Akhir (12-18 tahun)
Pasien melanjutkan sekolah SMP sampai tamat dan melanjutkan sekolah SMA. Selama di sekolah pasien
aktif mengikuti kegiatan dan bersosialisasi dengan baik dengan teman-temannya. Setelah tamat SMA ia
mencoba untuk mendaftar di salah satu Perguruan Tinggi swasta Fakultas Ekonomi di Jakarta.
 
 Riwayat Masa Dewasa (>18 tahun)
Pasien pernah mencoba bekerja di sebuah toko baju dan menikah dengan laki-laki pilihannya. Pasien
mengaku bersosialisasi dengan baik oleh tetangga dan teman-temannya.
 
c. Riwayat Pendidikan
Pasien mengenyam pendidikan formal dari TK sampai Perguruan Tinggi.
 
d. Riwayat Pekerjaan
Pasien pernah bekerja di sebuah toko baju di ITC selama 2 tahun, kemudian setelah menikah pasien ikut membantu
suami nya berjualan di toko baju milik sendiri hingga setelah 2 tahun pernikahan nya, pasien hamil dan berhenti
bekerja.
 
e. Kehidupan Beragama
Pasien mengaku beragam Islam dan sholat lima waktu setiap harinya, selain itu ia juga rajin mengaji. Pasien jarang
mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan.
 
f. Kehidupan Sosial dan Perkawinan
Pasien mengaku memiliki banyak teman dan sering bergaul dengan tetangganya. Pasien sudah dikaruniai 1 anak.
 
g. Riwayat Pelanggaran Hukum i. Genogram
Pasien tidak pernah terlibat dengan pelanggaran
hukum sebelumnya.

h. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak ke 3 dari 6 bersaudara,
j. Persepsi Pasien tentang Diri dan Kehidupannya
kedua orang tua pasien masih hidup, memiliki 2
Pasien tidak menyadari sepenuhnya tentang
orang kakak laki-laki dan perempuan yang sudah
situasi dirinya, pasien mengatakan dirinya saat ini
menikah dan dua adik perempuan dan dua adik
sehat, tidak memiliki gangguan jiwa.
laki-laki yang belum menikah. Ayah pasien bekerja
 
sebagai petanidan ibu sebagai pedagang sembako.
k. Impian, Fantasi dan Cita-cita Pasien
Tidak ada pada keluarga yang memiliki riwayat
Pasien tidak memiliki impian, fantasi dan cita-
penyakit serupa. 
cita.
C. STATUS MENTAL

1. Deskripsi Umum
a. Penampilan
Pasien perempuan berusia 28 tahun, penampilan sesuai dengan usianya. Pasien memiliki perawakan sedikit kurus, rambut
hitam, kulit sawo matang. Pasien menggunakan baju dan celana yang cukup rapih. 
b. Kesadaran
Compos mentis 
c. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Sebelum wawancara : Pasien terlihat sedang tertidur diruangannya.
Saat wawancara : Pasien tampak menangis saat menjawab beberapa pertanyaan dari pemeriksa.
Setelah wawancara : Pasien tertidur kembali setelah menjawab pertanyaan pemeriksa. 
d. Sikap terhadap Pemeriksa
Pasien bersikap tenang dan mulai kooperatif terhadap pemeriksa. 
e. Pembicaraan
Pasien berbicara spontan namun lambat. Nada, artikulasi, intonasi, dan volume suara cukup baik dan dapat dimengerti.
2. Mood dan Afek
a. Mood : Hipotim
b. Afek : Depresif
c. Keserasian : Serasi

3. Gangguan Persepsi
a. Halusinasi : Didapatkan riwayat halusinasi visual (melihat bayang-bayangan hitam di sudut
ruangan) dan halusinasi auditorik (mendengar suara-suara seperti orang mengobrol) pada saat pasien baru
masuk RS.
b. Ilusi : Tidak Ada
c. Depersonalisasi : Tidak Ada
d. Derealisasi : Tidak Ada
4. Sensorium dan Kognisi
a. Taraf pendidikan d. Daya ingat
Pasien mengenyam pendidikan formal dari TK Jangka segera : Baik. Pasien dapat menyebutkan
sampai Perguruan Tinggi.  ulang 3 benda yang sebelumnya disebutkan
b. Daya konsentrasi oleh pemeriksa.
Baik. Pasien dapat mengerti dan menjawab Jangka pendek : Baik. Pasien dapat mengingat menu
pertanyaan dari pemeriksa. sarapan pagi hari.
c. Orientasi Jangka panjang: Baik. Pasien dapat mengingat riwayat
Waktu : Baik. Pasien dapat menyebutkan waktu pendidikan, kehidupan masa kecilnya dan
pemeriksaan pada pagi hari. tanggal lahirnya.
Tempat : Baik. Pasien dapat menyebutkan tempat saat
dilakukan wawancara.
Orang : Baik. Pasien dapat mengenali dirinya, orang
sekitarnya dan pemeriksa.
e. Pikiran abstrak
Baik. Pasien dapat menyebutkan perbedaan antara Jeruk dan Apel.
 
f. Bakat kreatif
Tidak ada.
 
g. Kemampuan menolong diri sendiri
ADL (activity of daily living) terganggu, ia tidak dapat melakukan kegiatan sehari-hari dan perawatan diri
secara mandiri karena merasa tubuhnya lemas
5. Proses Pikir 7. Daya Nilai
a. Arus Pikir a. Daya Nilai Sosial
Produktivitas cukup, koheren.  Baik, pasien mengetahui bahwa tindakan mencuri adalah
b. Isi Pikir perilaku yang tercela.
 Preokupasi : Tidak ada. b. Uji Daya Nilai
 Miskin isi pikir : Tidak ada. Baik, saat diberikan situasi lansia yang ingin menyebrang jalan,
 Waham : Tidak ada. pasien berkeinginan untuk membantu untuk menyebrang.
 Obsesi : Tidak ada. c. Daya Nilai Realita
 Kompulsi : Tidak ada. Terganggu, karena pasien memiliki halusinasi.
 Fobia : Tidak ada. 8. Tilikan
Derajat 4, pasien menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan
6. Pengendalian Impuls
namun tidak tahu penyebabnya.
Selama wawancara, pasien dapat bersikap
9. Reliabilitas (taraf dapat dipercaya)
kooperatif dan tenang.
Pemeriksa memperoleh kesan bahwa jawaban yang
disampaikan pasien dapat dipercaya.
 
 
D. PEMERIKSAAN FISIK

1. Status Internus
a. Keadaan Umum : Baik f. Mata
b. Kesadaran : Compos mentis Konjungtiva anemis (-/-), skera ikterik (-/-), palpebra edem
c. Tanda Vital : (-/-), pupil refleks cahaya (+/+), pupil bulat isokor dengan
- Tekanan darah : 110/70 mmHg diameter 3/3 mm
- Laju nadi : 80x/menit g. Telinga
- Laju pernapasan : 18x/menit Othorrea (-/-), deformitas (-/-), discharge darah (-/-) 
- Suhu : 36,9 oC h. Hidung
d. Kepala Napas cuping hidung (-/-), discharge darah (-/-), rhinorrhea
Bentuk mesochepal, simetris, alopesia (-), (-/-)
trismus (-). i. Mulut
e. Rambut Bibir sianosis (-/-), bibir kering (-/-), atrofi papil lidah (-/-),
Warna hitam, distribusi merata dan tidak mudah faring tidak hiperemis, tonsil T1/T1
dicabut.
j. Leher
Deviasi trachea (-), kaku leher (-), KGB dan tiroid tidak teraba
k. Limfonodi
Pembesaran limfonodi axial dan inguinal tidak ada

l. Thorax - Cor
- Pulmo ● Inspeksi
● Inspeksi Iktus kordis tidak nampak, tidak ada jejas
Normochest, pergerakan simetris, ketinggalan gerak (-), tak ● Palpasi
tampak retraksi interkostalis (-), jejas (-) Iktus kordis teraba pulsasi, kuat angkat (+)
● Palpasi ● Perkusi
Vokal fremitus paru kanan equal dengan paru kiri, krepitasi (-) Batas jantung kanan atas : SIC II LPSD
● Perkusi Batas jantung kiri atas : SIC III LPSD
Sonor pada seluruh lapang paru Batas jantung kanan bawah : SIC III LPSD
● Auskultasi Batas jantung kiri bawah : SIC V LMCS
Suara dasar vesikuler (+/+), wheezing (-/-), rhonki (-/-) ● Auskultasi : BJ SI dan SII regular, murmur(-)
m. Abdomen
Supel, jejas (-), BU (+) normal 10x/menit, hepatomegali (-), shifting dullness (-).
n. Ekstremitas
Tidak ditemukan edema, akral hangat, CRT (capillary refill time) < 2 detik
 
2. Status Neurologik
GCS : E4M6V5
Kekuatan motoric : 5/5//5/5

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada tanggal 25 November 2021, pasien dilakukan pemeriksaan darah lengkap dengan hasil Hb: 11,1, Ht: 3%,
leukosit: 8400, trombosit: 418000.
F. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
1. Pasien tampak dengan afek depresif, berkurangnya energi dan pasien mengalami sulit tidur dan
menurunnya nafsu makan mengakibatkan keadaan pasien lemas dan menurunnya aktivitas.
2. Pasien sulit melakukan pekerjaan dengan benar dan sulit mengisi waktu luangnya dengan hal yang
bermanfaat sehingga pasien di golongkan sebagai gangguan mood.
3. Pasien terdapat halusinasi auditorik dan visual yang membuat pasien berbicara sendiri yang
merupakan gejala dengan gangguan psikotik
4. Tilikan derajat 4, pasien menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan namun tidak tahu penyebabnya.
G. FORMULASI DIAGNOSIS

1. Aksis I : Gangguan Klinis dan Gangguan Lain Yang Menjadi Fokus Perhatian Klinis
1)Gangguan mental organic (F0), dapat tersingkirkan karena pasien tidak pernah memiliki riwayat cedera kepala,
riwayat penurunan kesadaran dan kejang berulang atau tindakan operasi kepala, serta tanda-tanda peningkatan
intrakranial.
2)Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif (F1) dapat disingkirkan, karena pasien tidak
mengonsumsi NAPZA.
3)Berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan status mental, didapatkan pasien memiliki gejala depresi berupa
afek depresif, kehilangan minat dan kegembiraan dan berkurangnya energi yang mengakibat rasa lemas disertai
dengan adanya tidur terganggu, nafsu makan berkurang dan gagasan tentang rasa bersalah sehingga pasien ini masuk
dalam kriteria dalam PPDGJ-III dapat di diagnosis dengan F.32.3 Depresi berat dengan gejala psikotik, karena di
temukan halusinasi auditorik dan visual serta kesulitan dalam menilai realita.
2. Aksis II: Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental
Karena tidak didapatkan gangguan kepribadian dan retardasi mental maka tidak ada diagnosis aksis II.

3. Aksis III: Kondisi Medis Umum


Karena tidak didapatkan kondisi medis umum yang terganggu, maka diagnosis aksis III tidak ada.

4. Aksis IV: Problem Psikososial dan Lingkungan


Pasien memiliki masalah berkaitan dengan ekonomi

5. Aksis V: Penilian Fungsi secara Global


Pada pasien ini didapatkan Global Assesment of Functioning (GAF) scale 70-61 yaitu beberapa gejala ringan dan menetap,
disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik.
H. EVALUASI MULTIAKSIAL
1. Aksis 1 : F.32.3 Depresi berat dengan gejala psikotik
2. Aksis 2 : Tidak ada diagnosis aksis II
3. Aksis 3 : Tidak ada diagnosis aksis III
4. Aksis 4 : Adanya masalah berkaitan dengan ekonomi
5. Aksis 5 : Global Assesment of Functioning (GAF) scale 70-
61
I. PROGNOSIS
Ad Vitam : Dubia Ad Bonam
Ad Fungsionam : Dubia Ad Bonam
Ad Sanationam : Dubia Ad Bonam

J. RENCANA TERAPI
1. Psikofarmaka
Fluoxetin 1x20 mg
Lorazepam 0,75 mg
Aripiprazole 5 mg
2. Psikoterapi
Psikoterapi Suportif berupa ventilasi, pesuasi, reassurance dan sugesti yang adekuat serta
meningkatkan kepatuhan untuk minum obat.
Definisi • Depresi adalah Depresi adalah gangguan mental yang
umumnya ditandai dengan kehilangan minat atau
kesenangan, penurunan energi, perasaan bersalah,
atau rendah diri, sulit tidur, atau nafsu makan
berkurang, perasaan kelelahan dan kurang konsentrasi.
Kondisi tersebut dapat menjadi kronis dan berulang
dan secara substansial dapat mengganggu
kemampuan individu dalam menjalankan tanggung
jawab sehari-hari. Di tingkat yang paling parah, depresi
dapat menyebabkan bunuh diri
Epidemiologi 21,8% orang yang disurvei melaporkan gejala depresi
sedang atau berat. Dari prevalensi tersebut, perempuan
memiliki tingkat gejala depresi yang lebih tinggi
dibandingkan laki-laki:
• Perempuan : Pada perempuan yang disurvei, kelompok
remaja (15-19 tahun) menunjukkan prevalensi gejala
depresi tertinggi dibandingkan kelompok usia lain.
Sebanyak 32% dari remaja perempuan yang disurvei
melaporkan gejala depresi sedang atau berat.
• Laki-laki: pada perempuan yang disurvei laki-laki
berusia 20-29 tahun menunjukkan prevalensi gejala
depresi sedang atau berat tertinggi (29%) disusul
remaja laki-laki (26,6%) dibanding kelompok usia lain
Etiologi • Faktor Fisik
 Faktor Genetik
• Faktor Psikologis
 Kepribadian
 Susunan Kimia Otak dan Tubuh  Pola Pikir

 Faktor Usia  Harga Diri

 Gender  Stres
 Lingkungan Keluarga
 Gaya Hidup
 Penyakit Jangka Panjang
 Penyakit Fisik
 Obat-obatanTerlarang
 Kurangnya Cahaya Matahari
• Faktor Biologi
– Penurunan serotonin
– Aktivitas dopamin menurun
Klasifikasi • Berikut adalah pembagian dari episode depresif
berdasarkan PPDGJ III
1. Episode depresif ringan (F32.0)
2. Episode depresif sedang (F32.1)
3. Episode depresif berat tanpa gejala psikotik
(F32.2)
4. Episode depresif berat dengan gejala psikotik
(F32.3)
5. Episode depresif lainnya (F32.8)
6. Episode depresif YTT (F32.9)
Gejala Klinis Gejala utama
1. Afek depresi (sedih, murung, lesu,
menangis)
2. Kehilangan minat dan kegembiraan
3. Berkurangnya energi yang menuju
meningkatnya keadaan mudah lelah
(rasa lelah yang nyata sesudah kerja
sedikit saja) dan menurunnya aktivitas.

Gejala lainnya
1. Konsentrasi dan perhatian berkurang
2. Harga diri dan kepercayaan diri
berkurang
3. Gagasan tentang rasa bersalah dan
tidak berguna
4. Pandangan masa depan suram dan
pesimis
5. Gagasan atau perbuatan
membahayakan diri atau bunuh diri
6. Tidur terganggu
7. Nafsu makan terganggu
Diagnosa Episode Depresif
Menurut PPDGJ III Episode Depresif Ringan :

a) Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3


gejala utama depresi seperti tersebut di
atas
b) Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari
gejala lainnya
c) Tidak boleh ada gejala yang berat
diantaranya
d) Lamanya seluruh episode berlangsung
sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu
e) Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan
dan kegiatan sosial yang biasa
dilakukannya.
Episode Depresif Berat dengan Tanpa Gejala
Episode Depresif Sedang : Psikotik:

a) Semua 3 gejala utama depresi harus ada


a) Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala b) Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala
utama lainnya dan beberapa diantaranya harus
b) Ditambah sekurang-kurangnya 3 atau 4 dari berintensitas berat
gejala lainnya c) Bila ada gejala penting (misalnya retardasi
c) Lamanya seluruh episode berlangsung psikomotor) yang menyolok, maka pasien mungkin
minimum 2 minggu tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan
d) Menghadapi kesulitan nyata untuk banyak gejalanya secara rinci. Dalam hal demikian,
penilaian secara menyeluruh terhadap episode
meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan, dan
depresi berat masih dapat dibenarkan.
urusanrumah tangga. d) Sangat tidak mungkin pasien akan mampu
meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau urusan
rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat
terbatas.
Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik :

1. Episode depresi berat yang memenuhi kriteria


menurut No. 3 di atas (F.32.2) tersebut di atas,
disertai waham, halusinasi atau stupor
depresi.
2. Waham biasanya melibatkan ide tentang dosa,
kemiskinan atau malapetaka yang mengancam
dan pasien merasa bertanggung jawab atas hal
itu. Halusinasi auditorik atau alfatorik biasanya
berupa suara yang menghina atau menuduh,
atau bau kotoran.Retardasi psikomotor yang
berat dapat menuju pada stupor.
Tatalaksana Tujuan :
• Keselamatan pasien harus terjamin
• Kelengkapan evaluasi diagnostic pasien harus
dilakukan
• Rencana terapi bukan hanya untuk menghilangkan
gejala, tetapi kesehatan jiwa pasien

Indikasi rawat inap:


• Adanya kebutuhan untuk diagnostik
• Resiko bunuh diri atau melakukan pembunuhan
• Tidak ada dukungan dari keluarga
Untuk melakukan pengobatan pada pasien dengan gangguan depresi, ada 3 tahapan yang harus dipertimbangkan
antara lain :
1. Fase akut, fase ini berlangsung 6 sampai 10 minggu. pada fase ini bertujuan untuk mencapai masa remisi ( tidak
ada gejala ).
2. Fase lanjutan, fase ini berlangsung selama 4 sampai 9 bulan setelah mencapai remisi. pada fase ini bertujuan
untuk menghilangkan gejala sisa atau mencegah kekambuhan kembali.
3. Fase pemeliharaan, fase ini berlangsung 12 sampai 36 bulan. Pada fase ini tujuannya untuk mencegah
kekambuhan kembali.
Tatalaksana
tatalaksana

Psikoterapi farmakoterapi

Selective
Psikoterapi Tricyclic Monoamine Serotonine
Terapi perilaku Terapi kognitif
suportif Antidepressants Oxidase Inhibitors Reuptake
Inhibitors
Tatalaksana I.
II.
Golongan SSRI : fluoxetine, sertraline, paroxetin
Golongan trisiklik : amitriptyline, nortriptyline,
Clomipramine, doxepin, imipramine, desipiramine
III. golongan MAOI : Phenelzine, tranylcypromine,
selegiline
Electro Convulsive Therapy (ECT)
Electro Convulsive Therapy adalah terapi dengan mengalirkan arus listrik ke
otak. Terapi menggunakan ECT biasa digunakan untuk kasus depresi berat yang
mempunyai resiko untuk bunuh diri. ECT juga diindikasikan untuk pasien depresi
yang tidak merespon terhadap obat antidepresan
Terapi Tambahan
• Mood Stabilizer; Lithium dan Lomotrigin biasa digunakan sebagai mood stabilizer. Beberapa mood stabilizer
yang lain yaitu Valproic acid, divalproex dan Carbamazepin ini semua digunakan untuk terapi mania pada
bipolar disorder
• Antipsikotik; Ada 2 macam antipsikotik yaitu typical antipsikotik dan atypical antipsikotik. Obat – obat yang
termasuk typical antipsikotik yaitu Chorpromazine, Fluphenazine, dan Haloperidol. Antipsikotik typical
bekerja memblok dopamine D2 reseptor. Atypical antipsikotik hanya digunakan untuk terapi pada depresi
resisten dan bipolar depresi. Obat – obat yang termasuk dalam Atypical antipsikotik clozapine, olanzapine,
dan aripripazole
Prognosis • Kekambuhan depresi berat
– 25% pada 6 bln setelah keluar dari RS
– 30-50% dalam 2 thn pertama
– 50-70% dalam periode 5 thn

• Insidensi relaps berkurang pd pasien yg melanjutkan


psikofarmaka
• Prognosis baik : episode ringan, gejala psikotik (-),
waktu rawat inap singkat, psikososial baik
• Prognosis buruk : depresi berat, penyalahgunaan
alcohol, ditemukan gejala cemas, depresi berulang
TERIMAKASIH 😊

Anda mungkin juga menyukai