Anda di halaman 1dari 76

Radiografi Abdomen

Pembimbing:
dr. Raden Bagus Denny Indra Baruna Sp. Rad (K)

Disusun oleh:
Ilham Syahputra 1102015095
Nabila Raihani Susanto 1102017163
Sadiyah 1102017205
Salsabila Azmi Qatrunnada 1102017207
Vanessa 1102017239

KEPANITERAAN STASE RADIOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
PERIODE 13 DESEMBER 2021 - 1 JANUARI 2022
10cm
FATTY LIVER

10cm Ref X-Ray Exp / 2


Perlemakan hati adalah adanya lemak dalam sel-sel hati (hepatosit), sebagian besar trigliserida melebihi
5% berat hati. Hal ini disebabkan kegagalan metabolisme lemak di hati yang normal baik karena suatu
kerusakan di dalam sel hati atau pengiriman lemak, asam lemak, maupun karbohidrat terhadap kapasitas
sekresi lemak di sel hati.

Gambaran klinis :
● Lemah
● Malaise
● Hepatomegali

Sebagian besar pasien fatty liver tidak menunjukan gejala ataupun gejala adanya penyakit
hati.Umumnya ditemukan secara kebetulan pada saat dilakukan pemeriksaan lain, misalnya dalam
Medical check-up.
10cm 3
Pemeriksaan radiologi :
Derajat perlemakan hati pada pencitraan USG abdomen dibagi atas 3 kriteria:
● Grade I (Mild) : echogenitas parenkim hati sedikit meningkat namun gambaran diafragma dan
vascular intrahepatik masih tampak jelas.
● Grade II (moderate) : terjadi peningkatan echogenitas parenkim hati dengan gambaran yang mulai
samar-samar
dari diafragma atau dinding vaskular intrahepatik.
● Grade III (severe) : peningkatan echogenitas hepar hampir menyeluruh disertai hilangnya
gambaran diafragma, dinding vaskular intrahepatik dan bagian posterior lobus kanan hati.

10cm 4
Fatty Liver Grade I

Gambaran Radiologi
● Bentuk dan ukuran Hepar normal
● Permukaan regular dan tepi lancip
● echogenitas parenkim hati sedikit
meningkat namun gambaran diafragma
dan vascular intrahepatik masih tampak
jelas.

SUMBER : RADIOLOGI RS YARSI


10cm 5
Fatty Liver Grade I dengan
Hepatomegali
10cm SUMBER : RADIOLOGI RS YARSI 6
Fatty Liver Grade I suspek focal fatty sparring

10cm SUMBER : RADIOLOGI RS YARSI 7


Fatty Liver Grade II

Gambaran Radiologi
● Bentuk dan ukuran Hepar normal
● Permukaan regular dan tepi lancip
● Echogenisitas parenkim meningkat
homogen
● Echogenisitas di periporta suram dan
hemidiafragma masih tervisualisasi

SUMBER : RADIOLOGI RS YARSI

10cm 8
Fatty Liver Grade III

Gambaran Radiologi
● Bentuk dan ukuran Hepar normal
● Permukaan regular dan tepi lancip
● Echogenisitas parenkim meningkat
homogen
● Echogenisitas di periporta dan
hemidiafragma suram

SUMBER : RADIOLOGI RS YARSI

10cm 9
APPENDISITIS

10cm Ref X-Ray Exp / 10


Merupakan peradangan akut dari apendiks. Biasanya disebabkan oleh adanya obstruksi lumen apendiks,
sehingga menyebabkan penumpukan cairan dan kongesti lalu memicu peradangan dan edema. Biasanya
terjadi pada anak-anak dan pasien dewasa muda.
Gejala yang dapat ditimbulkan berupa :
● Demam
● Anoreksia
● Mual dan muntah
● Nyeri lokal dan nyeri tekan
A. Nyeri tekan kuadran kanan bawah pada apendiks (yaitu tanda McBurney)
B. Nyeri panggul, diare, dan tenesmus (apendiks panggul)
C. Nyeri pinggang (apendiks retrocecal)
D. Nyeri selengkangan-usus buntu di dalam hernia inguinalis dan hernia femoralis
E. Nyeri kuadran kanan atas (apnediks subhepatik)

10cm 11
SUMBER : RADIOLOGI RS YARSI

Pada area Mc Burney tampak target sign (+)


dengan diameter 0.7 - 1 cm
10cm Ref X-Ray Exp / 12
SUMBER : RADIOLOGI RS YARSI

Pada area Mc Burney tampak target sign (+)


dengan diameter 0.97 - 1.1 cm
10cm Ref X-Ray Exp / 13
KISTA GINJAL

10cm Ref X-Ray Exp / 14


Kista ginjal adalah istilah yang umum digunakan untuk menggambarkan lesi ginjal yang dominan
kistik. Mayoritas lesi kistik mewakili kista epitel jinak. Namun, keganasan seperti karsinoma sel
ginjal juga dapat muncul sebagai lesi kistik

Simple J
● Lesi anecoic Lesi anechoic berbatas tegas dengan dinding tipis I
● Posterior akustic enhancement, meskipun temuan ini tidak spesifik dan juga mungkin tidak terlihat N
pada kista yang lebih kecil A
● Bentuk bulat/oval K

Kista complex : lesi kistik dengan dinding atau septa yang menebal atau tidak teratur dan
mencurigakan ke arah karsinoma sel ginjal dan memerlukan pemeriksaan lebih lanjut

10cm Ref X-Ray Exp / 15


KLASIFIKASI KETERANGAN
BOSNIAK
BOSNIAK I Kista sederhana jinak, dinding sangat tipis, tidak memiliki septa, komponen solid, densitas air, dan
tidak enhance dengan materi kontras

BOSNIAK II Kista sederhana jinak mempunyai beberapa septa sangat tipis, kalsifikasi halus pada dinding septa,
lesi uniform, ukuran <3cm, batas tegas, tidak enhance

BOSNIAK II-F Kista ini dapat memiliki septa sangat tipis. Dapat terlihat enhancement minimal septa atau dinding.
Dapat terlihat penebalan minimal dari dinding atau septa. Kista ini dapat memiliki klasifikasi yang
noduler dan tebal, tetapi tidak ada enhancement kontras. Kategori ini termasuk lesi ginjal ukuran ≥
3 cm yang seluruhnya intrarenal, tidak enhance, dan beratenuasi tinggi

BOSNIAK III Lesi ini adalah massa kista yang sulit dibedakan yang mempunyai dinding atau septa irregular
yang dimana dapat terlihat enhancement

BOSNIAK IV Lesi ini adalah lesi kista yang jelas ganas yang mempunyai komponen padat yang enhance.

10cm Ref X-Ray Exp / 16


RADIOLOGI RS YARSI

Gambara radiologi:
● Ginjal kanan berukuran normal
● Differensiasi korteks dan medulla jelas
● Tampak lesi anekoik dengan posterior
acoustic enhancement, bulat, batas tegas
dengan komponen kalsifikasi, di koteks
midginjal kanan berdiameter +/- 0,9cm;
konfirmasi color doppler tidak tampak
vaskularisasi di intralesi
● Tampak lesi anekoik dengan posterior
acoustic enhancement, bentuk irreguler,
batas tegas dengan komponen kalsifikasi, di
koteks pole bawah kanan berdiameter +/-
1,5cm; konfirmasi color doppler tidak
tampak vaskularisasi di intralesi

MULTIPEL KISTA GINJAL KANAN

10cm 17
RADIOLOGI RS YARSI

Gambara radiologi:
● Ginjal kiri berukuran normal
● Differensiasi korteks dan medulla jelas
● Sistem pelviokalises tidak melebar
● Lesi anekoik dengan posterior acoustic
enhancement, bulat, batas tegas, eksofitik
di korteks pole inferior ginjal kiri; diameter
+/- 0,9cm, konfirmasi color Doppler tidak
tampak vaskularisasi di intralesi

KISTA SIMPLE GINJAL KIRI

10cm 18
RADIOLOGI RS YARSI KISTA SIMPLE GINJAL KANAN & KISTA KOMPLEKS GINJAL
KIRI

● Ginjal kanan dan kiri berukuran normal


● Differensiasi korteks dan medulla jelas (ginjal kanan dan kiri)
● Sistem pelviokalises tidak melebar (ginjal kanan dan kiri)
● Lesi anekoik dengan posterior acoustic enhancement, bulat, batas tegas, tepi reguler, eksofitik di korteks pole
inferior ginjal kanan; diameter +/- 5,0cm, konfirmasi color Doppler tidak tampak vaskularisasi di intralesi
● Lesi anekoik dengan posterior acoustic enhancement, bulat, batas tegas, tepi reguler, eksofitik di korteks midginjal
kiri; diameter +/- 1,4cm, konfirmasi color Doppler tidak tampak vaskularisasi di intralesi

10cm 19
RADIOLOGI RS YARSI

Gambaran radiologi:
● Bentuk dan ukuran baik
● Diferensiasi korteks-medulla jelas
● Tak tampak pelebaran pelviokalises
● Tampak lesi anekoik, batas tegas, di korteks
pole atas ginjal kanan; diameter +/- 1,9cm

KISTA SIMPLE CORTEKS POLE


ATAS GINJAL KANAN

10cm 20
RADIOLOGI RS YARSI KISTA SIMPLE (BOSNIAK I) GINJAL SISI KANAN

Gambaran radiologi:
● Ginjal kanan dan kiri tampak fusi pada pole inferiornya
● Tampak lesi kistik, bulat, batas tegas, tidak menyengat pasca kontras, di pole atas ginjal
sisi kanan diameter +/-0,6cm
● Tampak gambaran horseshoe kidney
10cm 21
RADIOLOGI RS YARSI KISTA (BOSNIAK I) GINJAL KANAN

Gambaran radiologi:
● Ginjal kanan dan kiri berukuran normal
● Sistem pelviokalises tidak melebar
● Ginjal kanan dan kiri tampak fusi pada pole inferiornya
● Lesi hipodens (HU -11 S/D 10) tidak menyengat pasca kontras, oval, batas tegas,
10cm eksofitik, di korteks pole bawah kanan ginjal, ukuran +/-2,2 x 1,7 x 2,6 cm 22
BPH
(Benign Prostatic
Hyperplasia)

10cm Ref X-Ray Exp / 23


BPH (Benign prostatic hyperplasia): kondisi yang sangat umum pada pria lanjut usia
danmerupakan penyebab utama obstruksi aliran keluar kandung kemih

Epidemiologi → Pada usia 60, 50% pria mengalami BPH, dan pada usia 90 tahun, prevalensinya
meningkat menjadi 90%. Karena itu sering dianggap sebagai bagian 'normal' dari proses penuaan

Pemeriksaan USG pada BPH: untuk mengevaluasi morfologi prostat serta ukuran volume prostat
dapat secara transabdominal dan transrektal. Pada volume buli kurang dari 400cc, pengukuran
volume prostat menggunakan USG transabdominal dan transrektal berkorelasi cukup tinggi. Pada
USG transabdominal, ukuran normal kelenjar prostat tidak melebihi 4 x 3.5 x 3.5 cm atau volume
tidak melebihi 30cc

Pengukuran volume prostat menggunakan formula geometrik ellipsoid → diameter transversal ×


diameter anteroposterior × diameter longitudinal x 0.52

10cm Ref X-Ray Exp / 24


RADIOLOGI RS YARSI

Gambaran radiologi:
● Kelenjar prostat ukuran membesar (estimasi
olume 33,8 cc)
● Tidak tampak lesi fokal patologis

HIPERTROFI PROSTAT

10cm 25
RADIOLOGI RS YARSI

Gambaran radiologi:
● Kelenjar prostat ukuran membesar (estimasi
olume 43,2 cc)
● Tidak tampak lesi fokal patologis

HIPERTROFI PROSTAT

10cm 26
RADIOLOGI RS YARSI

Gambaran radiologi:
● Kelenjar prostat ukuran membesar (estimasi
olume 48,2 cc)
● Tidak tampak lesi fokal patologis

HIPERTROFI PROSTAT

10cm 27
RADIOLOGI RS YARSI

Gambaran radiologi:
● Kelenjar prostat ukuran membesar (estimasi
olume 48,3 cc)
● Tidak tampak lesi fokal patologis

HIPERTROFI PROSTAT

10cm 28
RADIOLOGI RS YARSI

Gambaran radiologi:
● Kelenjar prostat ukuran membesar (estimasi
olume 49,7 cc)
● Tampak kalsifkasi di intraparenkim prostat

HIPERTROFI & KALSIFIKASI


PROSTAT

10cm 29
RADIOLOGI RS YARSI

Gambaran radiologi:
● Kelenjar prostat ukuran membesar (estimasi
olume 65,2cc)
● Tidak tampak lesi fokal patologis

HIPERTROFI PROSTAT

10cm 30
RADIOLOGI RS YARSI

Gambaran radiologi:
● Kelenjar prostat ukuran membesar (estimasi
olume 72,9 cc)
● Tampak multipel kalsifkasi di
intraparenkim prostat

HIPERTROFI & KALSIFIKASI


PROSTAT

10cm 31
RADIOLOGI RS YARSI HIPERTROFI & KALSIFIKASI PROSTAT

Gambaran radiologi:
● Kelenjar prostat ukuran membesar (estimasi volume +/- 111 cm), tidak tampak lesi fokal

10cm 32
ATRESIA
DUODENALE
10cm Ref X-Ray Exp / 33
Atresia duodeni merupakan keadaan dimana duodenum tidak berkembang dengan
baik. Pada kondisi atresia duodeni terjadi penyempitan pada duodenum sehingga
menghalangi jalannya makanan dari lambung menuju usus sehingga menghalangi
proses absorbsi makanan.

Gambaran klinis :

● Pembengkakan abdomen Pada bagian atas


● Muntah terus-menerus, meskipun bayi dipuasakan selama beberapa jam
● Tidak memproduksi urine setelah beberapa kali buang air kecil
● Muntah banyak segera setelah lahir & berwarna hijau karena empedu
● Hilangnya bising usus setelah beberapa kali buang air besar

10cm Ref X-Ray Exp / 34


RADIOLOGI RS YARSI

Gambaran radiologis :

● Lemak preperitoneal kanan kiri suram


● Psoas line dan kontur kedua ginjal suram
● Distribusi udara usus tidak mencapai distal,
dengan adanya gambaran double bubble
sign (+)
● Tampak dilatasi gaster

10cm 35
Sumber : Radiopedia

Atresia duodenum pada USG Abdomen, tampak adanya gambaran


double bubble sign.

10cm 36
Sumber : Radiopedia

Atresia duodenum, tampak adanya gambaran double bubble sign.

10cm 37
ILEUS
OBSTRUKSI
10cm Ref X-Ray Exp / 38
Ileus obstruktsi atau di sebut juga ileus mekanis merupakan suatu hambatan pasasae usus yang dapat di sebabkan
oleh obstruktif lumen usus atau oleh gangguan peristaltik usus. Obstruktif usus atau ileus adalah obstruktif
saluran cerna letak tinggi artinya disertai pengeluaran banyak aliran cairan dan elektrolit baik dalam lumen usus
bagian oral dari obstruksi maupun muntah.

Gambaran klinis :

● Nyeri kram abdomen,distensi dari muntah sering terdapat. Nyeri sering kali terlokalisir di daerah
epigastrium dan periumbilika.
● Secara umum, semakin proksimal obstruksi yang terjadi, semakin cepat gambaran klinis muncul. . Cari
tanda-tanda distensi, jaringan parut, dan hemia.
● Pada pemeriksaan perkusi, abdomen bersifat timpanik. Pada auskultasi dapat ditemukan peningkatan
bising usus dan metallic sound. .
● Nyeri tekan yang nyata mengarah pada adanya komplikasi obstruksi

10cm Ref X-Ray Exp / 39


RADIOLOGI RS YARSI

Gambaran radiologis :
● Tulang-tulang tidak tampak kelainan
● Psoas line simetris
● Tampak distribusi udara di usus meningkat
● Adanya herrring bone sign dan step ladder sign
● Belum adanya penebalan dinding usus
● Kesan : Ileus obstruksif
10cm 40
RADIOLOGI RS YARSI

Gambaran radiologis :
● Psoas lines dan kedua ginjal tertutup
bayangan usus
● Distribusi udara usus mencapai distal
● Tampak dilatasi disertai penebalan sebagian
dinding-dinding usus besar
● Adanya multiple air fluif level
10cm ● Kesan : ileus obstruksi ec perlengketan 41
RADIOLOGI RS YARSI

Gambaran radiologis :
● Adanya multiple bayangan hiperdens, berbatas
tegas, berbentuk seperti koin yang berada di
intralumen usus halus dan kolon .
● Adanya dilatasi dan penebalan dinding usus di
proksiimal dan adanya gambaran multiple air
fluid level.
● Kesan : Ileus obstruksi letak rendah
10cm 42
ILEUS
PARALITIK
10cm Ref X-Ray Exp / 43
Definisi: Ileus paralitik ( ileus adinamik) adalah suatu kondisi di mana terdapat kelumpuhan motorik
fungsional saluran pencernaan sekunder akibat kegagalan neuromuskular yang melibatkan pleksus
mienterikus (Auerbach) dan submukosa (Meissner).

Lokasi: usus halus yang paling terpengaruh, tetapi kolon bisa terpengaruh

Gambaran klinis:
● Tidak ada sakit perut, maupun kolik
● Takipneu → diaphragma terdorong ke atas; Takikardia → hypovolemia
● Bising usus (-), flatus (-) → stasis di lambung → cegukan, tidak nyaman dan muntah tanpa usaha,
kecuali aspirasi lambung sudah dilakukan
● Pf→ inspeksi (buncit); auskultasi (metalic sounds (+)); perkusi (timpani); palpasi (nyeri tekan)

10cm Ref X-Ray Exp / 44


● Tampak dilatasi dan penebalan menyeluruh
dinding usus-usus
● Distribusi udara usus tampak mencapai distal

10cm Ref X-Ray Exp / 45


● Tampak dilatasi dan penebalan dinding usus-
usus halus maupun besar, tanpa transisi fokus
● Distribusi udara usus tampak mencapai distal

10cm Ref X-Ray Exp / 46


KISTA HEPAR

10cm Ref X-Ray Exp / 47


Definisi: Kista hepar adalah rongga berisi cairan di hepar yang umumnya asimtomatik dan ditemukan
secara kebetulan pada pemeriksaan pencitraan. Seringkali dapat dikaitkan dengan komplikasi serius
seperti infeksi, perdarahan, ruptur, atau kompresi percabangan bilier.

Gambaran Klinis: hampir selalu asimptomatik → kista besar: abdominal pain dan gejala
gastrointestinal → mual dan anoreksia; pf → palpasi abdomen teraba

Patologi: dapat terisolasi atau multipel dan dapat bervariasi dari beberapa milimeter sampai beberapa
sentimeter dengan diameter. Kista hepar adalah lesi perkembangan jinak yang tidak berhubungan
dengan percabangan bilier. Teori terkini mengenai asal mula kista hepatik adalah kista berasal dari
jaringan hamartomatous.

Lokasi: dapat terjadi di mana saja di hepar, ada kecenderungan yang lebih besar pada lobus kanan
hepar

10cm Ref X-Ray Exp / 48


Sumber: Radiologi RS Yarsi
Kista simple lobus kanan hepar

Tampak lesi anekoik dengan posterior acoustic enhancement, bulat, batas tegas, di lobus kanan hepar, diameter
+/- 0,9 cm.

10cm Ref X-Ray Exp / 49


Sumber: Radiologi RS Yarsi
Kista soliter di lobus caudatus hepar

Tampak lesi anekoik dengan posterior acoustic enhancement, batas tegas, irreguler, di lobus caudatus hepar,
berukuran +/- 0,9 x 1,1 x 0,6 cm.

10cm Ref X-Ray Exp / 50


Multipel kista di lobus kanan
hepar

Tampak multipel lesi anekoik dengan


posterior acoustic enhancement, bulat,
batas tegas di lobus kanan hepar,
diameter terbesar +/- 2,2 cm; pada
konfirmasi color Doppler tidak tampak
vaskularisasi di intralesi.

Sumber: Radiologi RS Yarsi


10cm Ref X-Ray Exp / 51
Tampak lesi hipodens (HU:-1 s/d 19), tidak
menyengat pasca pemberian kontras, di
segmen 3 hepar dengan ukuran +/-0,6 cm

Sumber: Radiologi RS Yarsi


10cm Ref X-Ray Exp / 52
Tampak lesi hipodens (HU: -9 s/d 12)
yang tidak menyengat pasca pemberian
kontras, batas tegas, oval, di segmen 6
hepar dengan ukuran +/-0,4 x 0,6 x 0,5
cm.

Sumber: Radiologi RS Yarsi


10cm Ref X-Ray Exp / 53
NEFROLITHIASIS

10cm Ref X-Ray Exp / 54


Definisi: Nefrolitiasis, atau batu ginjal, adalah kondisi paling umum yang mempengaruhi sistem
kemih. Kebanyakan pasien dengan nefrolitiasis membentuk batu kalsium (80%), yang sebagian besar
terutama terdiri dari kalsium oksalat atau kalsium fosfat.

Gambaran klinis:
● Asymptomatic → terbatas pada ginjal
● Nyeri akut menjalar ke selangkangan (nyeri tumpul, kolik, tajam, dan parah)→ batu mulai turun
ke ureter dari ginjal
● Mual dan muntah → peristaltik otot polos saluran genitourinari terhadap batu
● Hematouria → cedera saluran genitourinari sekunder karena batu
● Batu → infeksi: demam, menggigil, shock; pf → nyeri tekan costovertebral

10cm Ref X-Ray Exp / 55


Ginjal kiri: tampak lesi
hiperekoik dengan posteror
acoustic shadow di kaliks
inferior ginjal kiri dengan
ukuran +/-1,0 cm

Sumber: Radiologi RS Yarsi


10cm Ref X-Ray Exp / 56
Ginjal kanan: tampak lesi
hiperekoik dengan posterior
acoustic shadow di kaliks ginjal
kanan dengan ukuran +/-0,9 cm

Ginjal kiri: tampak lesi


hiperekoik dengan posterior
acoustic shadow di kaliks
inferior ginjal kiri dengan ukuran
+/-2,4 cm

Sumber: Radiologi RS Yarsi


10cm Ref X-Ray Exp / 57
Sumber: Radiologi RS Yarsi

● Ginjal kanan: tampak lesi hiperekoik dengan posterior acoustic shadow di kaliks inferior dengan +/- 0,9
cm
● Ginjal kiri: tampak multipel lesi hiperekoik dengan posterior acoustic shadow di kaliks inferior dengan
ukueran +/- 0,7 cm
10cm Ref X-Ray Exp / 58
Tampak bayangan opak berbatas tegas
di hemiabdomen kanan setinggi korpus
vertebra L2-3 (ukuran +/-0,8 cm) dan
di hemiabdomen kiri setinggi korpus
vertebra L2 (ukuran +/-0,5 cm)

Sumber: Radiologi RS Yarsi

10cm Ref X-Ray Exp / 59


Ginjal kanan: tampak lesi hiperdens
(HU: 330 - 14447), berbatas tegas, di
kaliks superior ginjal kanan dengan
diameter +/- 0,6 cm.

Sumber: Radiologi RS Yarsi

10cm Ref X-Ray Exp / 60


Ginjal kanan: tampak lesi hiperdens (HU: 251 s/d
346), relatif bulat, di kaliks inferior dengan diameter
+/- 0,4 cm

10cm
Sumber: Radiologi RS Yarsi Ref X-Ray Exp / 61
Sumber: Radiologi RS Yarsi

● Ginjal kanan: lesi hiperdens (HU: 280-570), batas tegas, di kaliks superior ginjal kanan dengan ukuran +/-
0,5 cm
● Ginjal kiri: multiple lesi hiperdens (HU: 895-1538), batas tegas, di ginjal kiri dengan ukuran terbesar di
kaliks inferior ginjal kiri.
10cm Ref X-Ray Exp / 62
KOLELITIHIASIS

10cm Ref X-Ray Exp / 63


KOLELITIASIS
● Kolelithiasis merupakan suatu keadaan abnormal berupa adanya batu pada kantung empedu. sedangkan
Koledokolithiasis merupakan batu yang terletak pada saluran empedu.
Faktor Resiko:
➔ Usia >> meningkat pada usia diatas 40 tahun
➔ Lebih banyak ditemukan pada perempuan
➔ Kehamilan
➔ Penggunaan kontrasepsi oral dan terai pengganti estrogen
➔ obesitas
● Manifestasi Klinis:
➔ nyeri epigastrium atau abdomen kuadran kanan atas menjalar ke punggung diantara scapula kanan. (15-30
menit)
➔ nyeri dirasakan setelah makan yang terasa tumpul dan bersifat episodik
➔ murphy sign +
10cm ➔ mual dan muntah
● Kandung empedu ukuran normal
● Dinding menebal (0,5-0,8 cm)
● Tampak multiple lesi hiperekoik
dengan posterior acoustik shadow
memenuhi lumen kandung empedu
dengan ukuran terbesar +/- 1,5 cm
● Kesan : Multiple kolelitiasis
dengan tanda kolesistitis

Sumber: Radiologi RS YARSI


10cm
● Kandung empedu ukuran normal
● Dinding tidak menebal menebal
● Tampak lesi hiperekoik dengan
posterior acoustik shadow di
intrakandung empedu dengan
ukuran +/- 2,0 cm
● Kesan : Kolelitiasis

Sumber: Radiologi RS YARSI


10cm
● Kandung empedu ukuran normal
● Dinding tidak menebal menebal
● Tampak lesi hiperekoik dengan
posterior acoustik shadow di
intrakandung empedu dengan
ukuran +/- 1,7 cm
● Disertai formasi sludge
disekitarnya
● Kesan : Kolelitiasis dengan
sludge kandung empedu

Sumber: Radiologi RS YARSI


10cm
POLIP
GALLBLADER
10cm Ref X-Ray Exp / 68
Polip gallblader adalah suatu penonjolan lesi pada dinding kandung
empedu yang tumbuh ke dalam.
Manifestasi Klinis:
● Sebagian besar kasus bersifat assimptomatik,
● Mual dan muntah
● Nyeri hipokondrium kanan
● Ikterus
● Komplikasi: kolesistitis akut>>>penyumbatan kanalis sistikus,
duktus biliaris.

10cm
● Kandung empedu ukuran normal
dan dinding tidak menebal
● Tampak lesi hiperekoik berbentuk
bulat menempel di kandung
empedu dengan diameter +/- 0,8
cm
● kesan : Polip gallblader

Sumber: Radiologi RS YARSI


10cm
URETEROLITHIAS
IS

10cm Ref X-Ray Exp / 71


Ureterolitiasis adalah suatu kondisi dimana terbentuk batu dalam saluran ureter
berupa kristal yang mengendap dari urin. Batu batu tersebut bisa berupa endapan
dari: kalsium oksalat, kalsium fosfat, asam urat, struvit, sistin, dsb.
Berdasarkan letaknya ureterolithiasis adalah batu yang terletak pada ureter.
Manifestasi Klinis:
➔ Nyeri pinggang yang menjalar hingga regio suprapubik
➔ disuria/anuria/ hematuria
➔ Mual dan muntah.

10cm Ref X-Ray Exp / 72


Gambaran foto polos abdomen
urethrolithiasis:
● tampak gambaran radiopack pada
rongga pelvis kiri setinggi Cy1 dengan
ukuran +/- 1,2 X 0,9 cm, susp di
proyeksi ureter kiri distal.
● Kesan: Susp batu di ureter kiri distal

Sumber: Radiologi RS YARSI


10cm
References
● Bernshteyn, M. A. and Masood, U. (2021) ‘Hepatic Cyst’, in StatPearls. StatPearls Publishing LLC.
Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK526052/.
● Jones, J. (2021) ‘Simple hepatic cyst’. Available at:
https://radiopaedia.org/articles/simple-hepatic-cyst.
● Weledji, E. P. (2020) ‘Perspectives on paralytic ileus’, Acute Med Surg, 7(1). Available at:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7533151/.
● Niknejad, M. Paralytic ileus. Case study, Radiopaedia.org. (accessed on 28 Dec 2021)
https://doi.org/10.53347/rID-22172
● Cuete, D. Paralytic ileus. Case study, Radiopaedia.org. (accessed on 29 Dec 2021)
https://doi.org/10.53347/rID-33988
● Nojaba, L. and Guzman, N. (2021) ‘Nephrolithiasis’, in StatPearls. StatPearls Publishing
LLC. Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559227/.
● Soetikno RD. 2011 Radiologi emergensi. Edisi1. Bandung, PT.Refika Aditama.

10cm Ref X-Ray Exp / 74


References
● Morgan, M., Botz, B. 2021. Renal cyst. Reference article, Radiopaedia.org.
● Biddulth,2016. n Modalitas Pemeriksaan Radiologi untuk Diagnosis Benign Prostatic
Hyperplasia, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RS Cipto Mangunkusumo,
Jakarta, Indonesia
● Sukonto kartoleksono 2005, Radiologi Diagnostik: Traktus Digestivs dan Biliaris, Departemen
Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo:
Jakarta
● Nurlela Budjang, 2005 Radiologi DIagnosik: Traktus Biliaris Divisi Radiodiagnostik, Departemen
Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo:
Jakarta
● Nurlela Budjang, 2005, Radiologi Diagnostik: Trakturs Urinarius, epartemen Radiologi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo: Jakarta
● Tenri Abeng Siswanto 2005. Radiologi DIagnostik: ureter dan uretra, epartemen Radiologi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo: Jakarta
● Azwar Boer, 2005 Radiologi DIagnostik :Ultrasonografi, epartemen Radiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo: Jakarta
10cm Ref X-Ray Exp / 75
Thanks!
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik

10cm Ref X-Ray Exp / 76

Anda mungkin juga menyukai