Sistem Abdomen Kel. 1 (1) Revisi
Sistem Abdomen Kel. 1 (1) Revisi
Pembimbing:
dr. Raden Bagus Denny Indra Baruna Sp. Rad (K)
Disusun oleh:
Ilham Syahputra 1102015095
Nabila Raihani Susanto 1102017163
Sadiyah 1102017205
Salsabila Azmi Qatrunnada 1102017207
Vanessa 1102017239
Gambaran klinis :
● Lemah
● Malaise
● Hepatomegali
Sebagian besar pasien fatty liver tidak menunjukan gejala ataupun gejala adanya penyakit
hati.Umumnya ditemukan secara kebetulan pada saat dilakukan pemeriksaan lain, misalnya dalam
Medical check-up.
10cm 3
Pemeriksaan radiologi :
Derajat perlemakan hati pada pencitraan USG abdomen dibagi atas 3 kriteria:
● Grade I (Mild) : echogenitas parenkim hati sedikit meningkat namun gambaran diafragma dan
vascular intrahepatik masih tampak jelas.
● Grade II (moderate) : terjadi peningkatan echogenitas parenkim hati dengan gambaran yang mulai
samar-samar
dari diafragma atau dinding vaskular intrahepatik.
● Grade III (severe) : peningkatan echogenitas hepar hampir menyeluruh disertai hilangnya
gambaran diafragma, dinding vaskular intrahepatik dan bagian posterior lobus kanan hati.
10cm 4
Fatty Liver Grade I
Gambaran Radiologi
● Bentuk dan ukuran Hepar normal
● Permukaan regular dan tepi lancip
● echogenitas parenkim hati sedikit
meningkat namun gambaran diafragma
dan vascular intrahepatik masih tampak
jelas.
Gambaran Radiologi
● Bentuk dan ukuran Hepar normal
● Permukaan regular dan tepi lancip
● Echogenisitas parenkim meningkat
homogen
● Echogenisitas di periporta suram dan
hemidiafragma masih tervisualisasi
10cm 8
Fatty Liver Grade III
Gambaran Radiologi
● Bentuk dan ukuran Hepar normal
● Permukaan regular dan tepi lancip
● Echogenisitas parenkim meningkat
homogen
● Echogenisitas di periporta dan
hemidiafragma suram
10cm 9
APPENDISITIS
10cm 11
SUMBER : RADIOLOGI RS YARSI
Simple J
● Lesi anecoic Lesi anechoic berbatas tegas dengan dinding tipis I
● Posterior akustic enhancement, meskipun temuan ini tidak spesifik dan juga mungkin tidak terlihat N
pada kista yang lebih kecil A
● Bentuk bulat/oval K
Kista complex : lesi kistik dengan dinding atau septa yang menebal atau tidak teratur dan
mencurigakan ke arah karsinoma sel ginjal dan memerlukan pemeriksaan lebih lanjut
BOSNIAK II Kista sederhana jinak mempunyai beberapa septa sangat tipis, kalsifikasi halus pada dinding septa,
lesi uniform, ukuran <3cm, batas tegas, tidak enhance
BOSNIAK II-F Kista ini dapat memiliki septa sangat tipis. Dapat terlihat enhancement minimal septa atau dinding.
Dapat terlihat penebalan minimal dari dinding atau septa. Kista ini dapat memiliki klasifikasi yang
noduler dan tebal, tetapi tidak ada enhancement kontras. Kategori ini termasuk lesi ginjal ukuran ≥
3 cm yang seluruhnya intrarenal, tidak enhance, dan beratenuasi tinggi
BOSNIAK III Lesi ini adalah massa kista yang sulit dibedakan yang mempunyai dinding atau septa irregular
yang dimana dapat terlihat enhancement
BOSNIAK IV Lesi ini adalah lesi kista yang jelas ganas yang mempunyai komponen padat yang enhance.
Gambara radiologi:
● Ginjal kanan berukuran normal
● Differensiasi korteks dan medulla jelas
● Tampak lesi anekoik dengan posterior
acoustic enhancement, bulat, batas tegas
dengan komponen kalsifikasi, di koteks
midginjal kanan berdiameter +/- 0,9cm;
konfirmasi color doppler tidak tampak
vaskularisasi di intralesi
● Tampak lesi anekoik dengan posterior
acoustic enhancement, bentuk irreguler,
batas tegas dengan komponen kalsifikasi, di
koteks pole bawah kanan berdiameter +/-
1,5cm; konfirmasi color doppler tidak
tampak vaskularisasi di intralesi
10cm 17
RADIOLOGI RS YARSI
Gambara radiologi:
● Ginjal kiri berukuran normal
● Differensiasi korteks dan medulla jelas
● Sistem pelviokalises tidak melebar
● Lesi anekoik dengan posterior acoustic
enhancement, bulat, batas tegas, eksofitik
di korteks pole inferior ginjal kiri; diameter
+/- 0,9cm, konfirmasi color Doppler tidak
tampak vaskularisasi di intralesi
10cm 18
RADIOLOGI RS YARSI KISTA SIMPLE GINJAL KANAN & KISTA KOMPLEKS GINJAL
KIRI
10cm 19
RADIOLOGI RS YARSI
Gambaran radiologi:
● Bentuk dan ukuran baik
● Diferensiasi korteks-medulla jelas
● Tak tampak pelebaran pelviokalises
● Tampak lesi anekoik, batas tegas, di korteks
pole atas ginjal kanan; diameter +/- 1,9cm
10cm 20
RADIOLOGI RS YARSI KISTA SIMPLE (BOSNIAK I) GINJAL SISI KANAN
Gambaran radiologi:
● Ginjal kanan dan kiri tampak fusi pada pole inferiornya
● Tampak lesi kistik, bulat, batas tegas, tidak menyengat pasca kontras, di pole atas ginjal
sisi kanan diameter +/-0,6cm
● Tampak gambaran horseshoe kidney
10cm 21
RADIOLOGI RS YARSI KISTA (BOSNIAK I) GINJAL KANAN
Gambaran radiologi:
● Ginjal kanan dan kiri berukuran normal
● Sistem pelviokalises tidak melebar
● Ginjal kanan dan kiri tampak fusi pada pole inferiornya
● Lesi hipodens (HU -11 S/D 10) tidak menyengat pasca kontras, oval, batas tegas,
10cm eksofitik, di korteks pole bawah kanan ginjal, ukuran +/-2,2 x 1,7 x 2,6 cm 22
BPH
(Benign Prostatic
Hyperplasia)
Epidemiologi → Pada usia 60, 50% pria mengalami BPH, dan pada usia 90 tahun, prevalensinya
meningkat menjadi 90%. Karena itu sering dianggap sebagai bagian 'normal' dari proses penuaan
Pemeriksaan USG pada BPH: untuk mengevaluasi morfologi prostat serta ukuran volume prostat
dapat secara transabdominal dan transrektal. Pada volume buli kurang dari 400cc, pengukuran
volume prostat menggunakan USG transabdominal dan transrektal berkorelasi cukup tinggi. Pada
USG transabdominal, ukuran normal kelenjar prostat tidak melebihi 4 x 3.5 x 3.5 cm atau volume
tidak melebihi 30cc
Gambaran radiologi:
● Kelenjar prostat ukuran membesar (estimasi
olume 33,8 cc)
● Tidak tampak lesi fokal patologis
HIPERTROFI PROSTAT
10cm 25
RADIOLOGI RS YARSI
Gambaran radiologi:
● Kelenjar prostat ukuran membesar (estimasi
olume 43,2 cc)
● Tidak tampak lesi fokal patologis
HIPERTROFI PROSTAT
10cm 26
RADIOLOGI RS YARSI
Gambaran radiologi:
● Kelenjar prostat ukuran membesar (estimasi
olume 48,2 cc)
● Tidak tampak lesi fokal patologis
HIPERTROFI PROSTAT
10cm 27
RADIOLOGI RS YARSI
Gambaran radiologi:
● Kelenjar prostat ukuran membesar (estimasi
olume 48,3 cc)
● Tidak tampak lesi fokal patologis
HIPERTROFI PROSTAT
10cm 28
RADIOLOGI RS YARSI
Gambaran radiologi:
● Kelenjar prostat ukuran membesar (estimasi
olume 49,7 cc)
● Tampak kalsifkasi di intraparenkim prostat
10cm 29
RADIOLOGI RS YARSI
Gambaran radiologi:
● Kelenjar prostat ukuran membesar (estimasi
olume 65,2cc)
● Tidak tampak lesi fokal patologis
HIPERTROFI PROSTAT
10cm 30
RADIOLOGI RS YARSI
Gambaran radiologi:
● Kelenjar prostat ukuran membesar (estimasi
olume 72,9 cc)
● Tampak multipel kalsifkasi di
intraparenkim prostat
10cm 31
RADIOLOGI RS YARSI HIPERTROFI & KALSIFIKASI PROSTAT
Gambaran radiologi:
● Kelenjar prostat ukuran membesar (estimasi volume +/- 111 cm), tidak tampak lesi fokal
10cm 32
ATRESIA
DUODENALE
10cm Ref X-Ray Exp / 33
Atresia duodeni merupakan keadaan dimana duodenum tidak berkembang dengan
baik. Pada kondisi atresia duodeni terjadi penyempitan pada duodenum sehingga
menghalangi jalannya makanan dari lambung menuju usus sehingga menghalangi
proses absorbsi makanan.
Gambaran klinis :
Gambaran radiologis :
10cm 35
Sumber : Radiopedia
10cm 36
Sumber : Radiopedia
10cm 37
ILEUS
OBSTRUKSI
10cm Ref X-Ray Exp / 38
Ileus obstruktsi atau di sebut juga ileus mekanis merupakan suatu hambatan pasasae usus yang dapat di sebabkan
oleh obstruktif lumen usus atau oleh gangguan peristaltik usus. Obstruktif usus atau ileus adalah obstruktif
saluran cerna letak tinggi artinya disertai pengeluaran banyak aliran cairan dan elektrolit baik dalam lumen usus
bagian oral dari obstruksi maupun muntah.
Gambaran klinis :
● Nyeri kram abdomen,distensi dari muntah sering terdapat. Nyeri sering kali terlokalisir di daerah
epigastrium dan periumbilika.
● Secara umum, semakin proksimal obstruksi yang terjadi, semakin cepat gambaran klinis muncul. . Cari
tanda-tanda distensi, jaringan parut, dan hemia.
● Pada pemeriksaan perkusi, abdomen bersifat timpanik. Pada auskultasi dapat ditemukan peningkatan
bising usus dan metallic sound. .
● Nyeri tekan yang nyata mengarah pada adanya komplikasi obstruksi
Gambaran radiologis :
● Tulang-tulang tidak tampak kelainan
● Psoas line simetris
● Tampak distribusi udara di usus meningkat
● Adanya herrring bone sign dan step ladder sign
● Belum adanya penebalan dinding usus
● Kesan : Ileus obstruksif
10cm 40
RADIOLOGI RS YARSI
Gambaran radiologis :
● Psoas lines dan kedua ginjal tertutup
bayangan usus
● Distribusi udara usus mencapai distal
● Tampak dilatasi disertai penebalan sebagian
dinding-dinding usus besar
● Adanya multiple air fluif level
10cm ● Kesan : ileus obstruksi ec perlengketan 41
RADIOLOGI RS YARSI
Gambaran radiologis :
● Adanya multiple bayangan hiperdens, berbatas
tegas, berbentuk seperti koin yang berada di
intralumen usus halus dan kolon .
● Adanya dilatasi dan penebalan dinding usus di
proksiimal dan adanya gambaran multiple air
fluid level.
● Kesan : Ileus obstruksi letak rendah
10cm 42
ILEUS
PARALITIK
10cm Ref X-Ray Exp / 43
Definisi: Ileus paralitik ( ileus adinamik) adalah suatu kondisi di mana terdapat kelumpuhan motorik
fungsional saluran pencernaan sekunder akibat kegagalan neuromuskular yang melibatkan pleksus
mienterikus (Auerbach) dan submukosa (Meissner).
Lokasi: usus halus yang paling terpengaruh, tetapi kolon bisa terpengaruh
Gambaran klinis:
● Tidak ada sakit perut, maupun kolik
● Takipneu → diaphragma terdorong ke atas; Takikardia → hypovolemia
● Bising usus (-), flatus (-) → stasis di lambung → cegukan, tidak nyaman dan muntah tanpa usaha,
kecuali aspirasi lambung sudah dilakukan
● Pf→ inspeksi (buncit); auskultasi (metalic sounds (+)); perkusi (timpani); palpasi (nyeri tekan)
Gambaran Klinis: hampir selalu asimptomatik → kista besar: abdominal pain dan gejala
gastrointestinal → mual dan anoreksia; pf → palpasi abdomen teraba
Patologi: dapat terisolasi atau multipel dan dapat bervariasi dari beberapa milimeter sampai beberapa
sentimeter dengan diameter. Kista hepar adalah lesi perkembangan jinak yang tidak berhubungan
dengan percabangan bilier. Teori terkini mengenai asal mula kista hepatik adalah kista berasal dari
jaringan hamartomatous.
Lokasi: dapat terjadi di mana saja di hepar, ada kecenderungan yang lebih besar pada lobus kanan
hepar
Tampak lesi anekoik dengan posterior acoustic enhancement, bulat, batas tegas, di lobus kanan hepar, diameter
+/- 0,9 cm.
Tampak lesi anekoik dengan posterior acoustic enhancement, batas tegas, irreguler, di lobus caudatus hepar,
berukuran +/- 0,9 x 1,1 x 0,6 cm.
Gambaran klinis:
● Asymptomatic → terbatas pada ginjal
● Nyeri akut menjalar ke selangkangan (nyeri tumpul, kolik, tajam, dan parah)→ batu mulai turun
ke ureter dari ginjal
● Mual dan muntah → peristaltik otot polos saluran genitourinari terhadap batu
● Hematouria → cedera saluran genitourinari sekunder karena batu
● Batu → infeksi: demam, menggigil, shock; pf → nyeri tekan costovertebral
● Ginjal kanan: tampak lesi hiperekoik dengan posterior acoustic shadow di kaliks inferior dengan +/- 0,9
cm
● Ginjal kiri: tampak multipel lesi hiperekoik dengan posterior acoustic shadow di kaliks inferior dengan
ukueran +/- 0,7 cm
10cm Ref X-Ray Exp / 58
Tampak bayangan opak berbatas tegas
di hemiabdomen kanan setinggi korpus
vertebra L2-3 (ukuran +/-0,8 cm) dan
di hemiabdomen kiri setinggi korpus
vertebra L2 (ukuran +/-0,5 cm)
10cm
Sumber: Radiologi RS Yarsi Ref X-Ray Exp / 61
Sumber: Radiologi RS Yarsi
● Ginjal kanan: lesi hiperdens (HU: 280-570), batas tegas, di kaliks superior ginjal kanan dengan ukuran +/-
0,5 cm
● Ginjal kiri: multiple lesi hiperdens (HU: 895-1538), batas tegas, di ginjal kiri dengan ukuran terbesar di
kaliks inferior ginjal kiri.
10cm Ref X-Ray Exp / 62
KOLELITIHIASIS
10cm
● Kandung empedu ukuran normal
dan dinding tidak menebal
● Tampak lesi hiperekoik berbentuk
bulat menempel di kandung
empedu dengan diameter +/- 0,8
cm
● kesan : Polip gallblader