Anda di halaman 1dari 30

STANDAR PELAYANAN PROFESI DOKTER SPESIALIS BEDAH UMUM INDONESIA

DIGESTIF

N DIAGNOSIS ICD X KRITERIA DIAGNOSIS PEMERIKSAAN TERAPI KOMPLIKASI TENAGA LAMA MASA
O PENUNJANG STANDAR PERAWATAN PEMULIHAN
1 CA REKTI C19- KLINIS : proktoskopi/rektosko Ca rektum 12 cm di atas perdarahan, - Dokter 7-14 hari 1-2 minggu
C20 Berak darah dan lendir, pi, CT scan, Endo anus dilakukan reseksi kegagalan Spesialis
berbau, gangguan kebiasaan Ultrasonografi, BA anterior. anastomosis , Bedah
BAB; nyeri saat BAB, tenesmus inloop colon obstruksi ileus Umum
pada kasus lanjut, ileus Ca rektum < 12 cm dari -Dokter
obstruktif. anus T1 Terjangkau- Spesialis
Colok dubur : diferensiasi baik dilakukan Bedah (K)
a. teraba rumor berbenjol, eksisi lokal Digestif
rapuh, tukak, mudah berdarah
b. Ca rektum letak rendah (2/3 Ca rektum 6-12 cm dari
bawah) umumnya dapat anus : St I - reseksi
tercapai dengan baik anterior rendah (LAR); St
c. Ca rejtum letak tinggi (1/3 II/III terapi kombinais
bag atas) sering tak tercapai multiple (MCT) + LAR
dengan colok dubur
ditentukan deksriptif tumor Ca rektum <6 cm dari
secara lengkap untuk anus : St I diferensiasi baik
menentukan resektabilitas- - LAR/ reseksi abdomino-
batas atas-bawah sirkuler perineal (APR); st II/III -
mobilitas MCT + LAR/APR; St I
dilakukan biopsi dari tumor diferensiasi jelek - APR; St
patologi II/III- MCT + APR
2 Ca gaster C16 KLINIS Foto “Barium intake” Ca gaster, resektabel Perdarahan Dokter 7-14 hari 1-2 minggu
Gejala anemis berat Esofagogastroduode a. Ca terletak di antrum, Kebocoran Spesialis
Anoreksia, BB turun, muntah, noskopi dilakukan subtotal anastomosis Bedah
hematemesis, rasa nyeri USG gastrektomi disertai Radang Umum
epigastrium, massa abdomen CT scan pengangkatan -Dokter
pace stadium lanjut Endo USG omentum secara en- Spesialis
block serta diseksi KGB Bedah (K)
b. Ca terletak pad Digestif
akorpus bagian dair
fundus/cardia
dilakukan total
gastrektomi diseksi
kelenjar disertai
splenektomi.
Rekonstruksi dengan
Roux es Y-Esofagus
jejunostomi
Catatan : terhadap
tindakan di atas bila
dirasakan kurang
pengalaman sangat
dianjurkan untuk
konsultasi pada spesialis
bedah K.Digestif.
Terhadap ca gaster non
resektabel, dilakukan
jejunostomi feeding
(permanen)
Terapi adjuvant -----
Chemoterapi
3 Ca Colon C18 Perubahan kebiasaan buang air Barium inloop Kolon kanan : Kegagalan Dokter 7-14 hari 2-4 minggu
besar Kolonoskopi hemikolektomi kanan anastomosis Spesialis
Berak darah dan lendir Endo USG Kolon transversum : Obstruksi ileus Bedah
Anemia dan diare untuk USG/ CT Scan reseksi dan reanastomose Perdarahan Umum
karsinoma kolon kanan Kolon kriri : -Dokter
Tanda-tand aobstruksi untuk hemikolektomi kiri Spesialis
kolon kiri pada fase lanjut Sigmoid : chemoterapi di Bedah (K)
teraba tumor dan metastase bawah Digestif
ehepar
4 Ca Pankreas C25 Ikterus USG Resektabel : Ikterus Dokter 7-14 hari 2-4 minggu
Penurunan BB CT Scan duodenopankreatektomi Obstruksi Spesialis
Gatal-gatal ERCP cefalik Bedah
Kantong empedu membesar Inresektabel : Umum
(hydrops) (Courvoiser) By pass biliodigestif -Dokter
Spesialis
Bedah (K)
Digestif

5 IBD K50-51 Colitis ulcerative Ba enema foto Obat : Sulfasalazin Perdarahan Dokter 7-14 hari 1-2 minggu
Timbulnya tukak superficial Colonoscopy Indikasi bedah : Fistula Spesialis
dimulai pada rectum, dapat Penyulit (+) enterokutan Bedah
menyumbat ke colon (K51) Perdarahan profuse Ileus obstruksi Umum
Ileitis terminalis (Crohn Risiko keganasan Keganasan -Dokter
disease) Fistula perianal Spesialis
Radang segmental yang Bedah (K)
mengenai seluruh lapis usus Digestif
terutama pada ileum
terminalis (K50)
Ulcerative colitis nyeri
abdomen, diare, BAB darah,
sepsis, anemia
Ileitis terminalis nyeri
abdomen, diare, anemia,
malnutrisi
6 Hernia Inguinalis, K40-41 Benjolan pada lipat paha, Laboratorium rutin Operasi segera bila Perdarahan, Dokter 2-7 hari 1-2 minggu
Lateralis, dapat keluar masuk inkarserata : Bassini hematoma Spesialis
Medialis Dapat berupa HIL, HIM (di atas Operasi terencana untuk Untuk Bedah
lig.inguinale), Hernia femoralis hernia reponibel dan inkarserata : Umum
di bawah lig inguinale ireponibel (bassini) nekrosis usus, -Dokter
Klinis dapar reponibel, Herniorraphy menurut sepsis asidosis Spesialis
ireponibel, inkarserata Bassini/Shouldice atau residif Bedah (K)
lebih baik dengan Digestif
memakai Prolene Mesh
(Lichtenstein)

7 Apendisitis K35-37 Klinis Laboratorium rutin Rawat Inap Periapendikular Dokter 2-7 hari 1-2 minggu
Nyeri ke Mc Burney, defans Apendisitis Kronis : abses/infiltrate Spesialis
muscular direncanakan Perforasi terjadi Bedah
Panas badan meningkat, apendektomi elektif peritonitis Umum
kadang disertai muntah Apendisitis akut : Perlekatan/ -Dokter
Masa (-) pada periapendikular direncanakan ileus obstruktif Spesialis
infiltrate teraba massa yang apendiktomi segera Bedah (K)
nyeri tekan pada perut kanan Periapendikular abses : Digestif
bawah, defans muscular (+) insisi, drainase
Nyeri tekan (+) pada colok Periapendikular infiltrate:
dubur nyeri jam 09 pertama dirawat
konservatif, medika
mentosa yang adekuat,
bila massa mengecil <3
cm atau menghilang,
dilakukan apendektomi
dengan insisi patamedian
Apendisitis eprforata
ditandai tanda peritonitis
local : dilakukan
apendektomi dengan
insisi gradiron atau
paramedian
Bila ditemukan tanda
peritonitis umum
dilakukan laparotomi
dengan insisi median
8 Cholelithiasis K80 Kolik perut kanan atas, kadang Foto polos perut Kholelithiasis disertai Dokter 7-14 hari 1-2 minggu
menjalar ke belakang dapat USG abdomen, gejala direncanakan Spesialis
disertai radang akut kolesistisis hepatobilier kholesistektomi secara Bedah
atau penyumbatan –kolestasis elektif Umum
Pada pemeriksaan, nyeir tekan Kholelithiasis disertai -Dokter
pada hiponkondrium kanan, radang akut, sebelum ada Spesialis
terdapat tanda peritonitis local perlekatan (infiltrate) Bedah (K)
(defaans muscular (+)), Murphy dapat segera dibedah Digestif
sign (+) Bila sudah ada maasa
diberi antibiotic sampai
radang akut reda, baru
dilakukan kolesistektomi
Catatan :
Bagi yang mampu dan
mempunyai pengalaman
dapat dilakukan cito-
cholecystectomi
9 Kolestasis K83 Sclera ikterik, jaundice USG : dapat Kolelitiasis : Kebocoran Dokter 7-14 hari 1-2 minggu
(Surgical) Gatal ditemukan batu pada - Kolesistektomi Kegagalan Spesialis
Tinja acholis saluran bilier, tumor - Eksplorasi anastomosis Bedah
Kolik bilier pada cholelithiasis caput pancreas, Ca caput pancreas Perdarahan Umum
Pemeriksaan fungsi hati : biliariektasis intra (lihat ca pancreas) pasca atau -Dokter
bilirubin direk meningkat dari maupun durante Spesialis
ALP dan GGT ekstrahepatik pembedahan Bedah (K)
Foto gastroduodenal Digestif
dengan kontras :
bentuk angka 3
terbalik pada
proyeksi duodenum
(Ca caput pancreas)
CT scan-endo USG -
MRCP
10 Hemoroid I84 Keluar darah segar saat BAB, Colok dubur Stad I & II dengan atau Perdarahan Dokter 5-10 hari 1-2 minggu
terutama saat feses akan Proktoskopi tanpa perdarahan : rawat Anemia grafis Spesialis
keluar atau setelah feses jalan, medikamentosa, Bedah
keluar pengaturan diet, Umum
Keluar benjolan pada anus,d skleroterapi, ligasi -Dokter
apat masuk atau tidak dapat ruberband Spesialis
masuk Stad III & IV : MRS, ligasi Bedah (K)
Ras anyeri pada dubur, kadnag ruber band, Digestif
terasa gatal pada dubur hemoroidektomi

11 Fustula perianal K60 Dimulai dengan radang septic, Sondase Fistulotomi kalau perlu Inkontinensia Dokter 5-10 hari 1-2 minggu
timbul abses dan fistula Penyuntikan kontras/ bertahap (setor) alvi Spesialis
perhydrol pada Stenosis ani Bedah
lubang distel Umum
-Dokter
Spesialis
Bedah (K)
Digestif
12 Peritonitis K65 Nyeri tekan seluruh lapangan DPL Operasi segera Shock Dokter 7-14 hari 1-2 minggu
generalisata perut (defans muscular) Foto polos abdomen Sepsis Spesialis
Riw trauma, riw infeksi berbaring/diafragma Perlekatan usus Bedah
Pengukuran temperature Umum
rectal dan axillar dengan selisih -Dokter
lebih dari 1 derajat Spesialis
Bedah (K)
Digesti

STANDAR PELAYANAN PROFESI DOKTER SPESIALIS BEDAH UMUM INDONESIA

ANAK

N DIAGNOSIS ICD X KRITERIA DIAGNOSIS PEMERIKSAAN TERAPI KOMPLIKASI TENAGA LAMA MASA
O PENUNJANG STANDAR PERAWATAN PEMULIHAN
1 Atresia Q39.0 Bayi tidak bisa menelan ludah Foto polos leher, Tata laksana prabedah : Disfagia Dokter 21-30 hari 4-8 minggu
esophagus dan segera setelah lahir, tampak dada, dan abdomen Menentukan rencana Refluks Spesialis (tanpa (tanpa penyulit)
malformasi saliva berlebihan dan 1. Pada atresia terapi dengan gatsroesofagus Bedah penyulit)
trachea esofagus memerlukan penghisapan. Bila esophagus dengan mengidentifikasi risiko Striktur Umum
terjadi aspirasi, batuk, fistula berdasrakan status anastomosis Dokter
takipnea, dan hipoksia. Pasase trakheoesofagus fisiologi bayi. Kebocoran spesialis
pipa nasogatsrik F10 gagal tampak pipa Syarat repai primer tanpa anastomosis bedah (K)
mencapai lambung nasogastrik gastrostomi : Fistula Bedah anak
menggulung di a. Auskultasi paru tidak trakeoesofagus
kantong atas ada kelainan berulang
esophagus dan b. X-foto paru tidak ada Trakeomalasia,
udara di lambung kelainan obstruksi jalan
& usus c. Tidak ada kelainan napas,
2. Pada atresia jantung penekanan
esophagus murni d. PaO2>60mmHg (udara vascular dan
tanpa fistula dan kamar) apnea
atresia esophagus Pembedahan: pada reflektoris
dengan fistula atresia esophagus dengan
trakeoesofagus fistula dilakukan
proksimal, tidak anstomosis esophagus
tampak adanya ujung ke ujung, melalui
udara di lambung torakotomi kanan
dan usus transpleural atau
ekstrapleural
2 Atresia dan Q41 1. Polihidramnion bulan 7-8 Foto polos abdomen Tata laksana prabedah : Kebocoran 8-20 hari 2-3 minggu
stenosis kehmailan posisi tegak dengan dekompresi lambug, anastomosis
duodenum 2. USG antenatal ; dilatasi kontras udara: koreksi cairan dan dan sepsis lokal
lambung dan duodenum 1. Stenosis: tampak elektrolit, menyingkirkan
proksimal. Muntah cairan udara kecil-kecil kemungkinan adanya
jernih atau bercampur tersebar di distal kelainan penyerta yang
empedu nenerapa jam setelah duodenum lain
lahir. Distensi abdomen di 2. Atresia ; gambaran Pembedahan : diamond
sekitar epigastrium, distensi double bubble shape side to side
menghilang setelah muntah. (udara dig aster duodeno-duodenostomy.
Defekais bisa normal dan duodenum) Bila perlu, dilakukan pila
Ladd’s procedure
3 Atresia dan Q41 Hidramnion bisa ditekaui Foto polos abdomen Tata laksana prabedah : Kebocoran 14-44 hari 3-6 minggu
stenosis yeyuno- terutama pada trimester III pada atresia yeyunal resusitasi cairan dan anastomosis
ileal kehamilan tampak beberapa elektrolit, dekompresi dna sepsis local
Semakin tinggi letak sumbatan, gelembung udara dengan NGT/OGT untuk Short Bowel
semakin awal terjadinya dengan garis mencegah desakan Syndrome
,muntah, abdomen permukaan cairan di diafragma, mencegah
tidakdistensi, mekonium dalam lumen usus muntah dan aspirasi
normal Foto barium enema Pembedahan tergantung
Semakin distal letak sumbatan, pada atresia ileum lokasi dan tipe atresia
distensi abdomen lebih tampak mikrokolon
mencolok, muntah terjadi (unused)
kemudian, mekonium
berwarna abu-abu
4 Hernia Q79.0 Takipnea, retraksi dinding Foto toraks: Tata laksana prabedah; Hipertensi 14 hari 2 minggu
diafragmatika dada, pucat, sianosis, abdomen Bayangan usus berisi - Stabilisasi dengan pulmonal,
kongenital skafoid, mediastinum udara di hemitoraks control hipertensi sirkulais fetal
bergerser berlawanan dengan yang bersangkutan, pulmonal persisten,
lesi diafragma, auskultais jantung dan - Pemberian cairan dan perdarahan,
terdengar suara do hemitoraks mediastinum elektrolit chylothorax,
yang bersangkutan bergeser berlawanan - Monitor CVP obstruksi usus
dari tempat lesi, paru - Monitor produksi urin karena adhesi
yang hipoplastik - Pasang NGT
tampak di bagian - Pemeriksaan
medial ekokardiografi
Pembedahan : Approach
transabdominal melalui
irisan subcostal. Reposisi
organ visera, eksisi
kantong hernia, menutup
defek. Defek kecil: tutup
primer. Defek besar: tutup
dengan prosthetic patch
5 omfalokel Q79.2 Bayi baru lahir, abdomen Foto toraks, Umum: pasang NGT, Kelainan 60 hari 8 minggu
keluar melalui defek di sentral ekokardiografi cegah hipotermi, ajntung bawaan,
umbilicus, tertututp profilaksis antibiotic, refluks gastro-
membrane amnion di bagian rawat selaput omfalokel esofagus
luar dan lapisan peritoneum di dengan pembalut basah
bagian dalam dan steril untuk
mencegah infeksi dna
trauma mekanik.
Khusus :
Omfalokel dengan ukuran
defek 8-10cm, tampaka
hepar dan usus, diberikan
bahan topical untuk
mempercepat
epitelialisasi (silver
sulfadiazine), defek
ditutup di kemudian hari
Omfalokel dengan defek
berukuran kecil dna
sedang dilakukan repair
langsung, bila defek tidka
mungkin ditutup primer,
dilakukan penutupan
bertahap dengan sialstic
silo
6 Gastroskisis Q79.3 Defek dinding abdomen lateral - Perawatan bisa segera Ileus 30-40 hari 6-8 minggu
kanan dari umbilicus. Isi dimulai setelah lahir: berkepanjangan
abdomen keluar melalui defek lindungi usus dengan
(<4cm), tidka tertutup pembungkus steril untuk
peritonem, usus tebal dan mencegah kontaminasi,
memendek oleh karena kontak hipotermi, dan kehilangan
cairan amnion in utero cairan tubuh, resusitasi
cairan, profilaksis
antibiotic, pertahankan
suhu tubuh.
Prinsip: pembedahan
reduksi organ visera ke
dalam rongga abdomen
tanpa meningkatkan
tekanan intraabdomen
berlebihan (tidak lebih
dari 20mmHg)
a. Repair primer
b. Repair bertahap
7 Granuloma/fistul Q79.5 Duktus omfalomesenterikus Sonogram, USG, Ct 1,2,3 : eksisi Perdarahan, 1-3 hari 1 minggu
a umbilikalis persisten: keluar cairan fekal scan 4: kauterisasi/lar. Nitras infeksi
dari usus atau cairan mucus Argenti
dari sinus 5: insisi, drainase,
Urakhus persisten: keluar antibiotik
cairan berupa urin
Polip umbilicus: berhubungan
dengan kista dan sinus
Granuloma umbilicus: keluar
cairan semipurulen tanpa urin
atau feses
Omfalitis: umbilicus
kemerahan, edema, nyeri. Epat
berkembang menjadi selulitis
dinding abdomen
8 Hirschsprung Q43.1 Tanda dan gejala tampak sejak Biopsy hisap sel usu: Persiapan pra bedah: Kebocoran 14 hari 12-24 minggu
disease lahir : tidak ditemukan sel a. Irigasi kolon, anastomosis
- Obstruksi akut usus: disetnsi ganglion usus dekompresi lambung Striktur
massif abdomen, muntah Barium enema: b. Resusitasi cairan Enterokolitis
kehijauan, retensi cairan di tampak transition c. Antibiotika
usus, hipovolemi, dan asidosis zone Pembedahan:
- Konstipasi berganti dengan Manometri a. Kolostomi
diare dan distensi abdomen anorektal: kegagalan b. Definitive: prosedur
- Tanda-tanda enterocolitis: relaksasi sfingter ani tarik terobos
distensi abdomen, diare, internus pada saat
muntah, demam, toksik rectum distensi
- Tiak ada keinginan untuk
defekasi
- Tidak ada soiling
- malnutrisi
9 Intussepsi K56.1 Klinis: bayi/anak sehat, gizi Radiologis barium 1. Terapi non operatif Kebocoran 7-14 hari 2 minggu
cukup, tersering usia 5-9 bulan, enema tampak Manfaat barium enema anastomosis
50% kasus di bawah usia 1 cupping dan coil (reduksi hidrostatik)
tahun spring terutama pada bayi
Trias intussepsi: Ultrasound abdomen dengan intussepsi yang
1. Sakit kolik hilang timbul idiopatik. Tidka
2. Teraba massa, biasanya di bermanfaat mereduksi
abdomen kuadran kanan intussepsi oleh karena
atas lead point dan
3. Colok dubur didapatkan intussepsi ileo-ileal
lendir darah Kontraindikasi berupa
syok, sepsis, dilayasi
massif usus halus,
peritonitis, perforasi
dan gangrene usus
Hidrostatik reduksi
dengan barium enema
merupakan prosedur
yang potensial
membawa resiko,
berupa perforasi usus.
Selama prosedur
dilakukan, perlu
kehadiran ahli bedah
dan kamar operasi yang
sudah siap. Bayi dalam
keadaan stabil, hidrasi
cukup, terpadang infuse
Tanda keberhasilan
reduksi jika didapatkan
refluks barium ke ileum
distal, klinis bayi
membaik, diikuti
defekasi barium
spontan dan massa di
abdomen menghilang
2. Terapi operatif
Indikasi: tanda
peritonitis, syok,
kegagalan reeduksi
hidrostatik
Persiapan prabedah:
resusitasi, pasang NGT,
antibiotic
Teknik: reduksi manual,
observasi viabilitas usus
dan lead poit. Reseksi
dan anastomosis
dilakukan jika reduksi
masnual gagal atau
sudah ada gangrene
dan perforasi
10 Malformasi- Q42 Bayi lahir tidak punya anus Invertigram(Wangen Darurat: Inkontinensia Kolostomi 7 Kolostomi 7 hari
anorektal Letak tinggi: stein Rice), untuk Letak tinggi: kolostomi hari PSARP 24
Tanpa fistula: pada yang tanpa fistel Letak rendah: anoplasti PSARP 7 hari minggu
invertogram jarak antara ujung pemeriksaan urine Definitif:
rectum dengan anal dimple>1 (pada laki-laki) Posterosagital
cm Anorektoplasti dan tutup
Dengan fistula, fistula kolostomi 3 bulan
rektovesika, fistula kemudian
rektouretra, fistula
rektovagina, fistula
rektovestibular
Letak rendah:
Anus membranaseus
Tanpa fistula: pada
invertgoram jarak antara
rectum dan anal dimple<1 cm
Dengan fistula:
fist.anovertibular,
fist.anoperineal, bucket handle

11 Invaginasi usus K56.1 Trias invaginasi: Foto polos abdomen: Laparotomi eksplorasi : Perdarahan 17 hari 17 hari
- Kolik usus - Usus kecil Reposisi Leakage
- Teraba massa dilatasi - Bila nekrose reseksi anastomosis
- Berak darah lendir dapat - Ada air fluid buat stoma Sepsis
disertai/ tanpa obstruksi level - Mengeliminir lead poit
usus - Usus besar
Bayi berumur 3 bulan sampai 2 kosong
tahun Barium in loop
sekaligus sebagai
terapi untuk yang
baru
Bila tidak kembung
 USG
12 Necrotizing P77 Bayi mulai umur 3 hari dengan Foto polos abdomen Laparotomi eksplorasi- Sepsis Tergantung 1-3 bulan
enterocolitis riwayat hipoksia sistemik (mis: : dilatasi semua usus reseksi usus-ileostomi kondisi
lahir premature, persalinan menetap pada seri penderita
dengan tindakan atau bayi foto berikutnya,
dengan pneumonia berat) atau gambaran gas pada
hipksia local missal : kembung vena porta atau
Ada tanda sindroma usus dinding usus
paralitik-sepsis (pneumointestinalis),
cellulities dinding
abdomen
Lab darah :
trombositopenia
BEDAH ONKOLOGI

1. TUMOR JINAK TULANG (D16)


a. Kriteria diagnostik :
- Keluhan : tumor nyeri tulang, timbul patah tulang
- Fisik : tumor pada tulang konsistensi keras, berbatas tegas, atau ada patah tulang patologis
- Radiologi : X-ray tulang, tampak densitas tulang bertambah (osteoblastik) atau berkurang (osteolitik) atau campuran
- Alkali fosfatese naik
b. Pemeriksaan penunjang : radiologi : X-ray tulang, CT scan
Biopsy : FNA, biopsy tulang, pemeriksaan specimen operasi
c. Terapi : bedah  reseksi tulang, kuretage, cryosurgery
d. Penyulit : penyakit dan terapi
e. Tenaga standar : dokter spesialis bedha umu, bedah onkologi atau ortopedi
f. Lama perawatan : 1 minggu
g. Masa pemulihan : 4-12 minggu
h. Patologi : perlu untuk konfirmasi diagnosis
Jenis histologi :
Tumor jinak tulang : osteoma, kondroma, osteoblastoma, kondroblastoma, adamantinoma, fibroma, hemangioma, limfangioma, giant cell tumor
Tumor non neoplasma : kista tulang dan fibrous displasia

2. TUMOR JINAK KULIT & TUMOR NON-NEOPLASTIK KULIT (D23)


a. Kriteria diagnostik :
Neoplasma Jinak Kulit (D24)
- Papilloma : berbentuk tumor papiler, menonjol di atas kulit, permukaan kasar, berwarna seperti kulit normal di sekitarnya
- Epithelioma : berbentuk nodus atau plak kecil di dalam kulit, , berwarna seperti kulit normal di sekitarnya
- Nevus pigmentosa : plaq atau nodus berwarna hitam
- Kista dermoid : kista berisi sebum, subkutan, pada alis, garis tengah atau brachial cleft, timbul sejak lahir atau waktu anak-anak
- Dermatofibroma : nodus kecil keras, di kulit atau subkutis, berwarna coklat menyerupai keloid
Tumor non neoplasma kulit
- Verruca vulgaris (B07) : berupa tumor papiler kecil di kulit, dengan permukaan kasar, , berwarna seperti kulit normal di sekitarnya
- Keratosis
a) Keratosis seborrhoicum (L82) : berupa plaq, nodul, tumor berwarna coklat atay kehitaman, sering multiple, lokasi terutama pada kulit muka atau leher, dan tubuh
b) Keratosis solaris /senilis (L57.0) : bentuk mirip keratosis seborrhoicum, umumnya terdapat pada orang tua, lokasi terutama pada muka, dan bagian kulit yang terbuka
c) Keratoacanthoma (L85.8) : tumor papiller dengan sentral nekrose, dapat membesar dengan cepat dan mengalami regresi spontang, ada yang menganggap sebagai
suatu karsinoma kulit keganasan rendah
d) Ksita epidermoid (L72.0) : tumor kisteus subkutan, berisi sebum, berdinding epidermis, lokasi umumnya di tangan atau kaki
e) Kista sebaceous/atheroma (L72.1) : tumor kisteus dikulit atau subkutan, berisi sebum. Pada kulit di atas kiste terdapat puncta, yang berwarn ahitam yaitu lubang
kelenjar sebaceous yang buntu oleh sebum yang mengeras. Tumor mibile dari jaringan subkuta di bawahnya
f) Molluscum contagiosum (B08.1) : nodus kecil di kulit, berwarna keputihan, bila dipencet keluar inti yang keras
g) Granuloma (L92.3)
b. Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan patologi specimen operasi
c. Terapi : bedah  eksisi tumor, elektrokoagulasi, desikasi, kuretage, dermabrasi
Nonbedah : olesi nitras argenti, tincture podofili, trichlor acetate, salep FU, salep keratolitik
d. Penyulit : perdarahan, infeksi, timbul keloid
e. Tenaga standar : dokter spesialis bedah umum, bedah onkologi bedha kepala-leher
f. Lama perawatan : 1 minggu
g. Masa pemulihan :-
h. Patologi : perlu untuk konfirmasi diagnosis
Jenis histologi :
Tumor jinak kulit : nevus intradermal, nevus junctional, compound nevus, papiloma, adenoma, epithelioma, syringoma, hydradenoma, trichoepithelioma, dermoid cyst
Tumor non neoplasma : seborrhoic keratosis, verruca vulgaris, molluscum contagiosum

3. TUMOR JINAK KULIT & TUMOR NON-NEOPLASTIK KULIT (D23)


i. Kriteria diagnostik :
Neoplasma Jinak Jaringan Lunak (D17)
- Lipoma (D17) : berbentuk bulat, oval, atau lobuler, tumbuh pelan, konsistensi lunak, tidak nyeri, single atau multiple, subkutan
- Hemangioma (D18) :
a) Hemangioma kapilare : berbentuk plaq atau nodus pada kulit, warna merah, terdpat sejak lahir atau timbul waktu anak-anak
b) Hemangioma cavernosum : tumor di kulit atau subkutan seprti spons, kebiruan, sejak lahir atau timbul saat bayi. Tumor dapat tumbuh dan membesar dengan cepat
tetapi dapat mengecil atau menghilang spontan, umumnya sebelum umur 5-7 tahun
c) Hemangioma arteriale (hemangioma racemosum, cirsoid hemangioma) : berbentuk panjang, berkelok-kelok, berdenyut, karena ada shunt antara arteru dan vena,
sejak bayi atau kecil. Lokais umunya subkutan di kepala.
- Limfangioma (D18)
a) Limfangioma kapilare/simpleks: berbentuk vesikel atau kutil kecil-kecil multiple, berisi cairan limfe dengan kulit berwarna normal, timbul sejak lahir atau kecil
b) Limfangioma cavernosum : tumor atau berupa pembesaran organ, seperti bibir (makrocheili), lidah (makroglossi) dsb dengan kulit di atas tumor berwarna normal,
konsistensi seprti spons
c) Limfangioma kistikum (higroma) : kista berisi cairan limfe dengan kulit di atasnya berwarna normal, timbul sejak lahir atau bayi, lokasi umumnya di leher/coli dan axilla
- Fibroma (D21) : tumor padat, batas tidak tegas, konsistensi bisa keras atau lunak, bergantung banyaknya jaringan ikat tumor. Lokasi subkutan, fascia, septum
intermuskulare. Tumor desmoids yaitu fibroma pada dinding abdomen pada facia musc rectus atau obliqus abdominis. Klinis seprti tumor ganas tetapu patologis seprti
tumor jinak
- Neurofibroma (D36.1) : tumor bulat panjang, seirng multiple sepanjang jalan saraf perifer, berasal dari bungkus saraf. Dapat timbul nyeri atau paresthesia
Tumor non neoplasma kulit
- Neurofibromatosis von Recklinghausen (Q85.0) : penyakit congenital herediter, yang terdapat sejak lahir atau baru manifest setelah dewasa yang tumbuh progresif
dengan pelan. Berbentuk nodus atau tumor atau polipoid, di kulit, subkutis atau subfascia, multiple di seluruh tubuh, dengan ukuran bervariasi, konsistensi lunak. Khas
terdapat café aux lait, suatu plaq warna coklat susu pad akulit. Bila belakangan ada tumor yang tumbuh dengan cepat, konsistensi berubah menjadi padat, harus dicurigai
transformais ganas, menjadi neurogenic sarcoma
- Ganglion (M67.4) : tumor kisteus dari bungkus tendon atau sendi, yang berisis cairan seperti gudir. Lokasi umumnya di subkutan di tangan, kaki atau poplitea
j. Pemeriksaan penunjang : radiologis ; x-ray foto, CT scan, MRI pada tempat tumor
: patologis : FNA, biopsy, pemeriksaan specimen operasi
k. Terapi : bedah  eksisi tumor, elektrocauter, cryosurgery, dermabrasi
Nonbedah : hemangioma  radioterapi, kortikosteroid intrakistik. Ganglion  kortikosteroid intrakistik
l. Penyulit : perdarahan, infeksi
m. Tenaga standar : dokter spesialis bedah umum, bedah onkologi bedha kepala-leher
n. Lama perawatan : 3 hari
o. Masa pemulihan : 1 minggu
p. Patologi : perlu untuk konfirmasi diagnosis
Jenis histologi : hemangioma, lipoma, fibroma, benign fibrous histiocytoma, neurofibroma, rhabdomyoma, synovioma, leiomyoma, ganglion aponeutikum, neurofibromatosis

4. TUMOR JINAK JARINGAN LUNAK & TUMOR NON-NEOPLASTIK JARINGAN LUNAK (D17-D21)
5. TUMOR JINAK GENOTALIA LAKI & TUMOR NON NEOPLASMA GENITALIA LAKI
STANDAR PELAYANAN PROFESI DOKTER SPESIALIS BEDAH UMUM INDONESIA

THORAKS-KARDIOVASKULAR

N DIAGNOSIS ICD X KRITERIA DIAGNOSIS PEMERIKSAAN TERAPI KOMPLIKASI TENAGA LAMA MASA
O PENUNJANG STANDAR PERAWATAN PEMULIHAN
1 Patah tulang iga S22.3 Inspeksi : gerakan dinding Radiologi : foto polos Non bedah ; Rupture pleura Dokter 2-14 hari tanpa 2 minggu tanpa
S22.4 toraks asimetris, deformitas rongga dada PA/ LAT Analgetik, anestesi parietalis umum penyulit penyulit
Palpasi : nyeri tekan, nyeri Lab: cek darah dan infiltrasi atau blok, rawat Emfisema (konservatif)
sumbu, krepitasi dari fragmen EKG untuk evaluasi konservatif subkutis Sp B
tulang yang patah klinis dan persiapan Bedah : fiksasi internal Rupture jar paru Sp BTKV
pembedahan daerah fraktur dengan clip Pneumotoraks Sp B (K)
shapp costafix atau mini Perdarahan dan Thoraks
plate atau wire dengan hematotoraks
bantuan anestesi umum atau
atau anestesi local atau hemotoraks
anestesi blok osteomyelitis
2 Luka tusuk S21-29 Jejas, luka tusuk dinding toraks Radiologi : foto polos Farmakologi: antibiotic, Tamponade Dokter 14 hari 2 minggu
dinding toraks dan rongga bdomen bagian rongga dada PA/ LAT analgetik, antipiretik jantung umum
atas atau ekokardiografi Bedah : bila pasien tidak Hematopneumo (pertolongan
Anemia, sesak napas, sucking (dilakukan hanya bila stabil dan ada indikasi toraks pertama,
chest wound, jeas dan luka kondisi stabil) segra resusitasi cairan dan Open pasang WSD)
tusk dinding toraks terutama Lab: cek darah dan cardiopulmonal, beri O2 pneumotoraks Sp.B
midklavikularis kanan dan garis EKG untuk evaluasi Pasang WSD, bila Hematopneumo Sp.BTKV
axillaris depan kiri dapat klinis dan persiapan perdarahan >800cc (anak toraks dengan Sp.B (K)
melukai jantung dan pembuluh pembedahan 3oocc) (saat pemasangan perdarahan Toraks
darah besar WSD setelah trauma atau intraabdominal Sp.B (K)
3-5cc.kgBB, berturut-turut Tension digestif
selama 2 jam pertama pneumotoraks Sp. B(K) Anak
segera dilakukan Luka
torakotomi anterolateral) intraabdominal
Bila da sucking chest bila luka di
wound atau bawah ICS VII
pneumotoraks terbuka,
luka ditutup dulu dengan
bahan kedap udara dna
lalu dipasang WSD atau
langsung intubasi dan
pasang ventilator
Pada luka tusuk di
torakoabdominal, di
bawah ICS VII, bial tembus
fascia dilakukan
torakolaparotomi.
Bial trias Beck positif atau
diserta syok berat dan
perdarahan massif
dilakukan torakotomi
eksplorais kiri melalui ICS
V dan selanjutnya tx
definitif
3 Flail chest S22.5 Gerakan paradoksal dinding Lab : DL, AGDA Nonbedah: Hematopneumo Dokter 14 hari 2-4 minggu
toraks karena patah tulang iga EKG O2 toraks umum
multiple dan segmental atau Foto polos toraks Tidur miring ke arah Kontusi paru (konservatif)
lebih dari 2 garis fraktur, akibat PA/LAT: patah tulang daerah yang sakit Pneumonia Sp B
trauma iga multiple dab Fiksasi daerah yang sakit Prolonged Sp BTKV
Gangguan respirasi ringan segmental lebih dari dengan plester lebar ventilator Sp B (K)
sampai berat 2 garis fraktur elastic(sementara) Osteomyelitis Thoraks
Inspeksi: deformitas dinding Bila gangguan napas berat costae
toraks disertai gerakan segera diintubasi dan Empiema toraks
paradoksal dinding toraks yang pernapasan buatan ambu
patah bag atau pasnag
Palpasi: nyeri tekan dan nyeri ventilator
tekan sumbu disertai krepitasi Analgetik, antibiotic dan
resusitasi cairan
Bedah:
Fiksasi tulang iga yang
patah dengan clip Shapp
costafix atau dengan wire
atau miniplate
4 Pneumotoraks S27.0 Terdapat udara di rongga Lab : Dl, BTA sputum Nonbedah: O2, fisioterapi Empisema Dokter 14 hari 2 minggu
pleura dan mengakibatlan paru Foto polos abdomen: napas, obat-obatan subkutis umum
kolaps, akibat trauma atau bayangan udara Bedah: Pneumonia (konservatif)
penyakit bebas pada Jarum kontraventil atau Shunting Sp.P
Inspeksi: sesak napas, gerakan hemitoraks yang jarum terbuka ilanjutkan atelektasis (nontrauma)
hemitoraks berkurang atau bersangkutan dan dengan WSD untuk kasus Sp B
menurun paru tampak kolaps pneumotoraks tension Sp BTKV
Perkusi hipersonor Punksi bila paru paru Sp B (K)
Auskultasi: suara napas kolaps minimal<30% Thoraks
berkurang atau menurun Pipa torakostomi dengan
Tension : trakea terdorong continuous suction
kontralateral, bendungan vena Bila open pneumotoraks,
leher, CVP meningkat, luka ditutup atau dijahit
hemitoraks yang terkena lebih dan pasang pipa toraks.
cembung Torakotomi, bila paru
yang kolaps persisten atau
terdapat fistel
bronkopleural
5 Hematotoraks S27.1 Anemia, sesak napas, syok Lab: DL, Sat O2 O2, transfuse darah bila Syok Dokter 7-14 hari 1-2 minggu
hipovolemik Foto polos toraks: perdarahan massif, hipovolemik umum
Inspeksi: gerak hemitorkas bayangan antibiotic, analgetik, Fibrotoraks atau (konservatif)
yang bersangkutan menurun kesuraman, sudut antipiretik, fisioterapi Schwarte Sp.P
Perkusi: redup pada sisi yang kostofrenikus tumpul napas Empiema toraks (nontrauma)
sakit Perdarahan massif: Bedah: Sp B
Auskultasi: suara nafas trakea deviasi WSD Sp BTKV
menurun Torakotomi bila Sp B (K)
Punksi: keluar darah perdarahan >800cc atau Thoraks
CVP meningkat 3-5cc.kgBB perjam
6 Tamponade S26.0 Riw trauma atau penyakit lain Dl, Sat O2 Transfuse darah, Syok Dokter 7-14 hari 1-2 minggu
jantung Trias Beck (hipotensi, EKG, Ekokardiografi antibiotic, analgetik kardiogenik umum
bendunganvena leher/CVP X-ray toraks AP Perikardiosintesis  bila Henti jantung (konservatif)
meningkat, suara jantung gagal  torakotomi Sp B
menjauh) anterior kiri ICS V Sp BTKV
Nadi meningkat, sesak napas, Bedah : pericardial Sp B (K)
pulsus paradoksus, CVP window Thoraks
meningkat  tidak semua
pasien
7 Emboli arteri I74 Sindroma iskemik secara DL, studi hemostasis, Antikoagulan, trombolitik, Nekrosis Sp.B 5-10 hari 2 minggu
akut mendadak pada ekstremitas LFT, RFT, Sat O2 penanganan sumber Emboli berulang Sp.BTKV
yaitu 5P (pain, paresthesia, arteri perifer emboli, seperti AF, AAA Infeksi Sp.JP
paralysis, pulseness, pallor) EKG, Ekokardiografi Embolektomi dgn kateter Perdarahan luka Sp.B (K)
USG Doppler, Fogarty operasi Vaskular
arteriografi
8 Deep vein I80.2 nyeri tekan betis Dl, studi koagulasi Tirah baring dengan kaki Phlebitis Dokter 7-14 hari 3-6 bulan
thrombosis pada pemeriksaan, terdapat (Plt, PT,aPTT,dll) elevasi 8-10 inchi Sepsis umum
(DVT) Homan’s sign yaitu nyeri otot- Bila ada fasilitas, Tungkai dibalut bebat Gangrene (konservatif)
otot betis bila kaki dorsoflexi, dapat dilakukan: elastic dan diberi krim Emboli paru Sp.PD
pitting oedema atau bengkak Pletismografi antiplogestikum seperti Sp.Hemologi
yang luas dan kemerahan USG Doppler zinkzalf Sp.B
disertai peningkatan suhu Venografi atau Antikoagulan, trombolitik Sp.BTKV
tubuh disertai infeksi, plebografi Bedah: Sp.JP
phlegmasia alba dolens (milk Trombektomi dengan Sp.B (K)
leg=pucat) atau pucat. kateter forgaty dengan Vaskular
Kemudian disusul dengan indikais thrombus di vena
phlegmasia cerulean dolens besar dan dalam dan
(blue leg-sianosis), disertai dalam waktu <72 jam
gangguan sensoris dan yang disertai ras anyeri
motoris, bila telah terjadi
penekanan pada system
arterial.
9 Empiema toraks J86.9 Inspeksi: dinding toraks sisi DL,LFT.RFT untuk Antibiotik, analgetik, Schwarte atau Sp.B 10-30 hari 2 minggu
(piotoraks) yang bersangkutan tertinggal evaluasi linis antipiretik dan fisioterapi fibrosis pleura Sp.P
Perkusi: redup Mikrobilogi: Tes napas dan paru Sp.BTKV
Auskultasi: suara napas Rivalta, kultur dan Bedah4 prinsip dasar: Pneumonia Sp. B (K)
menurun sensitivity test, Drainase pus secepat dan Sepsis Toraks
Punksi pleura; keluar pus yang pemeriksaan Gram sedekat mungkin (bila Piotorkas
encer atau kental cairan pleura dan pus encer bisa melalui berulang
BTA sputum punksi atau bila pus Piotoraks
X-ray toraks kental langsung pasang necessitasis
WSD)
Mengembangkan paru
seoptimala mungkin
(>50%)
Mengurangi dead space
(<50%)
Berantas/eradikasi
infeksi
Membuat window-
thoracostomy
10 Varices tungkai I83 pelebaran, pemanjangan Cek darah untuk Stad I & II: terapi sklerosis Ulkus varicosum Sp.B 5-10 hari 2 minggu
dan berkelok-kelok pembuluh persiapan operasi dan bebat elastic, obat- Nyeri Sp.BTKV
balik vena pada ekstremitas obat plebotropik Tromboflebitis Sp.B (K)
bawah Bedah: sepsis Vaskular
Keluhan tak khas (I), pelebaran Stad III&IV: striping, eksisi,
vena (II), varices tampak jelas ekstraksi, ligasi
atau varices yangmassif (III), venakomunikans
ulkus atau gangrene (IV) Stad IV: eksisi ulkus, ligasi
Tes klinik : Perthes, vena komunikan,
tendelenburg transplantasi kulit
11 Gangrene E10- kematian jaringan akibat DL, BSN Pengendalian penyakit Diabetic foot Dokter 14-30 hari 2-4 minggu
diabetik E14.5 makro-mikro angiopati diabetic Mikrobiologi; kultur DM, obat-obatan Gas gangrene umum
dan disertai atau tanpa disertai pus dan tes antiagregasi trombosit, sepsis Sp.B
trauma atau infeksi sensitivity antikoagulan Sp.BTKV
-berat ringannya lesi, kelainan Radiologi: X-ray polos Perawatan local ulkus, Sp.B (K)
kaki diabetic dibagi dalam ekstrimitas, USG selulitis, abses, Vaskular
derajat Wagner (derajat I s/d Doppler bila ada osteomielitis Sp.PD
V) indikasi gangguan Antibiotik sesuai
Ulkus atau gangrene bersifat vaskular mikrobiologi, secara
tidak nyeri karena neuropati empiris dapat diberi
Tanda insufisiensi vascular kombinasi Gr (-), Gr(+)
karena angiopati dan anaerob
Bedah:
Insisi drainase abses
Nekrotomi atau
debridement
Disartikulasi atau
amputasi ekstremitas
Rekonstruksi vaskuler
12 Buerger I73.1 Penyempitan atau Darah rutin Berhenti merokok dan Ulserasi dan Dokter 7-14 hari 2 minggu
Disease/PAPO/ pembuntuan pembuluh arteri EKG, ekokardiografi vasodilator, antikoagulan gangrene yang umum
Penyakit Arteri di ekstremitas larena proses Arteriografi, USG Bedah: progresif, infeksi Sp.B
perifer Oklusi radnag, tromboangitis Doppler Simpatektomi, nekrotomi, di daerah ulkus Sp.BTKV
obliterans atau penyakit debridement, amputasi dan sepsis Sp.B (K)
kolagen. Torakal Vaskular
Laki-laki muda perokok berat simpatektomi:
disertai nyeri ekstremitas Pneumotoraks,
bawah menurut stadium hematotoraks
Fontaine (I,IIa,IIb,III,IV) Lumbal
Inspeksi: hiperpigmentasi kulit, simpatektomi:
kuku jari kaki menebal, atrofi cedera vascular
otot ekstremitas bawah, dan
ulserasi atau gangrene pada inkontinensia
ekstremitas bawah buli-buli
13 A-V shunt atau T14.5 Hubungan antara pembuluh DL dan EKG untuk Nonbedah: ligasi Iskemia perifer Dokter 5-10 hari 1-2 minggu
A-V fistel darah arteri dan vena karena persiapan operasi pembuluh aferen dan Perdarahan umum
trauma atau kelainan arteri- USG Doppler dan eferen pada system vena, Gagal jantung Sp.B
venous Arteriografi atau eksisfistel disertai Sp.BTKV
Adanya riwayat trauma di rekonstruksi pembuluh Sp.B (K)
daerah lesi darah bila diperlukan Vaskular
Inspeksi: flebektasi atau
pelebaran vena di distal dan
proksimal fistel
Palpasi: massa yang berdenyut
dan kompresebel
Auskultasi: bising kontinyu
STANDAR PELAYANAN PROFESI DOKTER SPESIALIS BEDAH UMUM INDONESIA

UROLOGI

N DIAGNOSIS ICD X KRITERIA DIAGNOSIS PEMERIKSAAN TERAPI KOMPLIKASI TENAGA LAMA MASA
O PENUNJANG STANDAR PERAWATAN PEMULIHAN
1 Ruptur buli S37.2 Trauma langsung abdomen Test buli-buli Eksplorasi, jahit buli-buli, Infeksi Sp.B 7 hari 2 minggu
bagian bawah Foto pelvis pasang dauer kateter Kebocoran Sp.U
Trauma tidak langsung akibat Uretrositogram Cystostomi suprapubik
fraktur pelvis bila rupture lebar
Tidak bisa BAK
Massa suprapubik
Hematuria (+)
Tanda-tanda peritonitis
Colok dubur: prostat letak
Normal
2 Retensio urine R33 Tidak bisa BAK, teraba vesika Puncti buli-buli Bila tidak ada - Dokter Tergantung Tergantung
urinaria pada suprapubik kontraindikasi (BPH, buli- umum penyebab penyebab
Bisa trauma atau nontrauma buli, neurogenik) : pasang (untuk
kateter kateterisasi)
Dipasang cystostomi: bila Sp.B
ada kontraindikasi Sp.U
kateterisasi atau bila
kateterisasi
3 BPH N40 Retensio urine menahun Lab darah dan urine Medikamentosa: alfa Infekis, Dokter 5-10 hari 2 minggu
Gejala prostatisme IVP : filling defect blocker & antiandrogen perdarahan, umum untuk
Tanda-tanda urine rest Gambaran ureter Bedah: inkontinensia nonbedah
UTI distal: hosky stick Prostatektomi post opertaif, Sp.B untuk
Colok dubur : pembesaaran phenomenon TUR-P striktur urethra operasi
prostat Cystogram Laser post operatif terbuka
USG transrectal Sp.U untuk
TUR-P dan
laser
4 Tumor testis C62- Benjolan pada testis, tidak Tumor marker (β- Orchidectomi tinggi Hematoma Sp.B 7 hari 1 minggu
D29 nyeri, diafonoskopi negatif HCG, AFP,LDH) Kemoterapi Perlengketan Sp.U
X-ray toraks Radioterapi intra-abdominal Sp.B(K) Onk
USG testis dan Diseksi kelenjar limfe
abdomen paraaorta
CT scan
5 Kriptorkhismus Q53 Testis tdak teraba di skrotum USG Anak : herniotomi dulu, Perdarahan Sp.B 4-7 hari 1 minggu
Testis teraba di inguinalis dilanjutkan orkhidopeksi Atrofi testis Sp.U
(ekstraabdominal) dan atau tak Dewasa: orkhidektomi Sp.B(K) Anak
teraba (intraabdominal) dna orkhidopeksi
kontralateral
6 Hipospadia Q54 Muara urethra tidak terletak Lab Tahap I : pemotongan Fistula Sp.B 7 hari Tergantung
pada glans penis kordae striktur Sp.U tahapan operasi
Tahap II : repair urethra Sp.B(K) Anak
Sp.BP
7 Hidrokel N43.3 Benjolan di daerah inguinal Transiluminasi Anak <2 tahun Perdarahan Sp.B 1-3 hari 1 minggu
testis/funikuli atau skrotum observasi Hematoma Sp.U
Transiluminasi (+) Anak >2 tahun  ligasi Sp.B(K) Anak
tinggi
Dewasa : hidrokelektomi
marsupialisasi
8 Batu saluran N21.0 BSK atas : kolik menjalar ke Lab Nonbedah: Gagal ginjal Dokter Tergantung Tergantung
kemih perut, inguinal sampai Foto polos abdomen Endourologi Urosepsis umum : tindakan tindakan
genitalias eksterna, nyeri IVP Medikamentosa utk batu medikament
pinggang (+) diameter <0,5 cm osa
BSK bawah: iritasi sal. Kencing, Bedah Sp.B :
disuria, penis ditarik-tarik pyelolitotomi
(anak kecil) ,
Nyeri ketok pinggang atau ureterolitoto
adanya massa di pinggang mi, section
alta atau
uretrolitoto
mi
Sp.U :
nefrolitotomi
,
pyelolitotomi
,
ureterolitoto
mi,
endourologi

9 Varicocele I86.1 Pelebaran, pemanjangan dan Analisa sperma (usia Eksisi varicocele Hematoma Sp.B 3 hari 1 minggu
scrotum berkelok-keloknya vena di produktif) Ligasi tinggi palomo Trauma rteri Sp.U
skrotum spermatika Sp.B(K)Vasku
lar
10 Torsio tesis N44 Testis terletak lebih tinggi USG Doppler (bila Orchidopeksi  bila Nekrose Sp.B 7 hari 1 minggu
Sumbu testis melintang tersedia) masih viable Sp.U
Nyeri (+) Orchidektomi  bila
nekrosis
Orchidopeksi sisi yang lain
11 Pionephrosis N13.6 Fase akhir dari obstruksi dan Lab darah dan urine Nefrostomi Urosepsis Sp.B 14 hari 2 minggu
infeksi yang parah pad aginjal BNO-IVP Nefrektomi bila tidka Sp.U
Ginjal tak berfungsi dan penuh USG positif berfungsi
berisi nanah Renogram Antibiotic
Bulging dan nyeri ketok pada Analgetik
daerah Frank sisi yang sakit
Kadang disertai demam (tanda
UTI positif)
STANDAR PELAYANAN PROFESI DOKTER SPESIALIS BEDAH UMUM INDONESIA

BEDAH PLASTIK

N DIAGNOSIS ICD X KRITERIA DIAGNOSIS PEMERIKSAAN TERAPI KOMPLIKASI TENAGA LAMA MASA
O PENUNJANG STANDAR PERAWATAN PEMULIHAN
1 Luka bakar T20- Kerusakan jaringan karena
T31 pengaruh suhu (baik panas
maupun dingin) atau dari
penyerapan energi fisik dan
dari kontak dengan bahan
kimia. Setiap penyebab
mempunyai gambran klinis
yang khusus dan manajemen
pengelolaannya.
Pembagian derajat luka bakar:
Derajat I : hanya mengenai
cairan epidermis luar, tampak
hiperemi dan eritema
Derajat II : mengenai lapi

7
8

10

11

No Diagnosis ICD X Kriteria Diagnosis Penunjang Terapi Penyulit Tenaga Lama Masa
Standar Perawatan Pemulihan
1. Fraktur S02.6 Trauma pada mandibula yang X-ray mandibula Interosseus wiring + arc bar, atau Malunion Sp.B 3 hari 4 minggu
Mandibula mengakibatkan doskontinuitas AP+Lat+ Eisler plating (dikerjakan sebelum 14 Nonunion Sp.B (K) KL
tulang mandibula, ditandai atau Panoramik hari dari trauma) aarc bar dilepas Osteomyelitis Sp.BP
adanya maloklusi dan false hari ke-30 Kekakuan TMJ
movement, bias disertai
edema dan nyeri tekan
2. Frantur maksila S02.4 Trauma derah maksila yang X-ray Waters: Suspesi frontosirkumferensial + Malunion Sp.B 3 hari 8 minggu
mengakibatkan diskontinuitas Le Fort I : garis fx arc bar, atau plating (dikerjakan Nonunion Sp.B (K) KL
tulang maksila, ditandai transversal sebelum 7 hari dari truma) Osteomyelitis Sp.BP
dengan adnaya maloklusi dan bawah Arc bar bawah dilepas hari ke 30 Kekakuan TMJ
floating maksila, bias disertai Le Fort II : garis fx Arc bar atas dan suspense dilepas
edema, nyeri, hematoma, pyramidal hari ke-60
periorbital rinore Le Fort III : garis fx
transversal atas
3. Fraktur zigoma S02.4 Trauma daerah zygoma yang X-ray Waters: Reposisi Gilies. Bila tiak stabil Malunion Sp.B 3 hari 4 minggu
menyebabkan diskontinuitas Tampak garis fx perlu fiksasi dengan interoseus Nonunion Sp.B (K) KL
tulang zygoma, ditandai biasanya pada 3 wiring atau plating Osteomyelitis Sp.BP
adanya deformitas dan nyeri tempat yaitu:
tekan. Bias disertai hematom margo inferior
periorbital, diplopia, parestesi orbita, silier, dan
infraorbital, edema, arkus
enoptalmus atau eksoptalmus zygomatikus
4. Trauma S.00 Perlukaan yang mengenai X-ray bila curiga Debridement yang bersih, Infeksi Sp.B 5-7 hari 3 minggu
jaringan lunak S.01 jaringan lunak wajah, bias adanya fx tulang eksplorasi struktur di bawah kulit Defek akibat Sp.B (K) KL
wajah S.07 berupa trauma tajam, trauma di bawah jaringan yang ikut rusak. hilangnya Sp.BP
tumpul, atau ledakan. Ditandai lunak Jahit luka : jaringan
adnaya uka terbuka pada Luka bersih : jahit biasa
wajah, bias bersih atau kotor Luka kotor ; jahitan jangan terlalu
tergantung macam dan rapat, kalau perlu beri drain
tempat terjaadinya trauma hanschoen
Patokan:
Cari masing-masing pasangan dari
jaringan yangterkoyak
Aposisi level mukokutaneus harus
tepat
5 Fraktur nasal S02.2 Trauma daerah hidung yang X-ray nasal Reposisi segera, pasang tampon malunion Sp.B 3-4 hari 4 minggu
mengakibatkan diskontuinitas hidung dna gips kupu-kupu. Sp.B (K) KL
tulang hidung, ditandai Tampon hidung dilepas hari 3-4, Sp.BP
dengan adanya deformitas gips kupu-kupu dilepas hari ke 21
hidung, edema dan epistaksis
6 Ca tiroid C73 Benjolan di leher bagian FNAB (+) Total tiroidektomi/near/total Sesak napas, Sp.B 5 hari 2 minggu
depan, ikut bergerak waktu keganasan tiroidektomi { FND bila metastase suara serak Sp.B(K) Onk
menelan, disertai tanda X-ray leher bila ke KGB leer/radiasi karena lesi Sp.B (K) KL
pembesaran yang cepat, suara perlu eksterna/interna (J-131), rekuren, kejang
parau, sesak napas, gangguan Staging : X-ray kemoterapi bial ada indikasi. karena
menelan, konsistensi keras, toraks, USG Substitusi terapi Levotiroksin hipoparatiroid,
mobilitas terbatas, abdomen, trakheomalaise,
pembesaran KGB leher alkalifosfatase perdarahan
7 Struma E04,E05,E06 Benjolan/massa di trigonum Faal tiroid Operasi, macamnya tergantung Lesi N.rekuren Sp.B 2 hari 2 minggu
koli anterior sebelah bawah, FNAB untuk proses patologis tiroid; Hipoparatiroid Sp.B(K) Onk
ikut bergerak ke atas bila struma uninodosa M.Basedow: tiroidektomi subtotal Hematoma Sp.B (K) KL
penderita menelan. Bentuk atau curiga ganas Struma uninodosa: lobektomi Krisis tiroid
bias difus, uninoduler, BMR (ada saat subtotal hipotiroid
multinoduler. Bias disertai rawat inap Struma multinodosa:
gejala hipertiroid (badan lobektomi/tiroidektomi subtotal
tambah kurus, gelisah, jantung (tergantung jumlah lobus yang
berdebar, sering keringatan, terkena)
sulit tidur, diare) atau gejala Tiroiditis kronis : ismektomi
hipotiroid 9malas, mudah
capek, ngantuk, tambah
gemuk, obstipasi, mata
sembab). Curiga ganas bila
tumbuhnya cepat, sesak,
disfagia, suara parau, benjolan
keras, fixed, ada pembesaran
KGB leher
8 Pembesaran C77.9 Pembesaran KGB dicurigai FNAB, biopsy Sesuai penyebab Tergantung Sp.B Tergantung Tergantung
KGB ganas apaibila: eksisional atau (redioterapi.kemoterapi, penyebab Sp.B(K) Onk penyebab penyebab
Pembesaran progresif biopsy insisional pembedahan, antibiotic) Sp.B (K) KL
Tanpa tanda radang Lab darah
Ada tumor primer di tempat lengkap
lain Tumor marker
Tidak sembuh dengan bila ada fasilitas
antibiotic Serologis (TB-
Benjolan teraba agak keras DOT,
Toxoplasma)
CT scan bila ada
indikasi
9 Tumor parotis C07 Benjolan di region parotis Bial tumor fixed; Tumor operable: parotidektomi Lesi N.VII Sp.B 4-5 hari 2 minggu
pre/infract /post aurikuler X ray superficial periksa potong beku Fistel liur Sp.B(K) Onk
tummandibula,CT Jinak : parotidektomi superficial Sindroma Frey Sp.B (K) KL
scan, X-ray toraks Ganas: parotidektomi total Hematoma Bila tumor
USG hepar fixed atau
Bone survey metastase
KGB leher:
Sp.B(K) Onk
Sp.B (K) KL

10 Ameloblastoma D16.5 Benjolan berasal dari os Mandibula: X-ray Reseksi mengikutsertakan tulang Perdarahan Sp.B 12-14 hari 4 minggu
mandibula atau maksila mandibula AP+ sehat 1-2 cm dari batas lesi Hematoma Sp.B(K) Onk
(jarang), tak nyeri, tumbuh eisler atau rekonstruksi Fistel Sp.B (K) KL
pelan (bertahun-tahun), panoramic orokutanlesi
konsistensi keras, kadang ada Maksila: X-ray N.hipoglosus
fenomena bola pingpong, gigi waters + Hap dan N.lingualis
yang bersangkutan biasanya Ada gambaran
tak teratur kista
multiple/single
11 Higroma Koli D18.1 Benjolan di leher sejak - ekstirpasi Lesi struktur Sp.B 5-7 hari 14 hari
lahir/bayi, membesar sesuai vital (pemb Sp.B(K) Onk
pertumbuhan anak, bias darah, saraf, Sp.B (K) KL
meluas ke wajah, rongga saluran napas,
mulut, ketiak atau dan
mediastinum, dinding tipis, esophagus),
konsistensi ksitik, sering hematoma,
berlobi, sebagian berbatas infeksi, edema
jelas, tak nyeri tekan laring
12 Ranula K11.6 Tumor kiste di bawah lidah - Eksisi parsial dan marsupialisasi Perdarahan Sp.B 7 hari 4 minggu
akibat tersumbatnya muara dinding kiste infeksi Sp.B (K) KL
kelenjar liur sublingual
13 Tumor jinak D19.3 Benjolan pada rongga mulut - Eksisi Perdarahan Sp.B (K) KL 7 hari 4 minggu
rongga mulut dengan batas jelas infeksi
14 Tumor jinak Benjolan pada jaringan lunak - Eksisi Perdarahan Sp.B 1 hari (GA) 4 minggu
jaringan lunak di kepala atau dileher infeksi Sp.B (K) KL
kepala & leher
15 Kista Q18.0 Benjolan kistik di depan 1/3 - Eksisi Hematom Sp.B 7 hari 4 minggu
branchiogenik atas Infeksi Sp.B (K) KL
m.sternokleidomastoideusdi Fistel
leher akibat kelainan
kongenital
16 Kanker rongga C00-C06 Lesi di rongga mulut Biopsi Eksisi luas sampai 1-1,5cm di luar Infeksi Sp.B 10 hari 4 minggu
mulut berbentuk bunga kol/ulserasi/ <1cm : biopsy jaringan patologis Dehisensi luka Sp.B(K) Onk
peninggian yang tak hilang eksisional NGT feeding 7 hari, k/p Fistel orokutan Sp.B (K) KL
setelah 4 minggu. Cenderung (dengan batas rekonstruksi Chyloma
tumbuh cepat, bias ddisertai 1cm keliling Nekrosis
rasa tebal atau nyeri. tumor) pada Flap
Kemungkinan ada factor lokais tertentu seroma
predisposisi seperti merokok, >1cm: biopsy
nginang, peminum alcohol, insisional
gigi runcing hygiene mulut Untuk tahu
jelek, malnutrisi, lesi infiltrasi bila
prekanker beurpa leukoplakia, tumor sangat
aeritroplakia. Bia disertai dekat tulang : X-
metastase pad KGB leher ray mandibula AP
+Eisler/panoramic
serta Xray maksila
waters + Hap
MEtastase jauh:X-
ray toraks, USG
hepar, bone
survey
17 Kista K09.0 Benjolan pada mandibula atau : X-ray mandibula Ekskokleasi Infeksi Sp.B 5 hari 2minggu
Odontogenik maksila, tidak nyeri, adanya AP +Eisler atau Hematoma Sp.B(K) Onk
gangrene radiks atau gigi yang panoramic serta Sp.B (K) KL
tidak tumbuh Xray maksila
waters atau Hap

18 Flegmon dasar K12.2 Pembengkakan submandibular - Insisi-drainase  kultur pus bila Obstruksi jalan Sp.B 3-5 hari 1-2 minggu
mulut dengan rasa nyeri dan panas ada fasilitas napas Sp.B (K) KL
badan, kulit di atasnya Antibiotic sesuai dengan kuman sepsis
kemerahan, rasa hangat, dan penyebab
nyeri tekan. Bias disertai
trismus, dan mungkin ada
riwayat sakit gigi sebelumnya
19 Abses L02.0 Pembengkakan di daerah - Rawat inap segera bila ; luka di Obstruksi jalan Sp.B 3-5 hari 10-14 hari
maksilofasial maksilofasial yang terlokalisir, dasar mulut, periorbital, napas Sp.B (K) KL
disertai nyeri dank dang nasofrontal Sepsis
disertai demam, kulit di Diameter >6cm Thrombosis
atasnya kemerahan, fluktuasi Insisi drainase  kultur pus sinus kavernosa
(+) nyeri tekan (+) antibiotik
20 Kista duktus Q89.2 Benjolan di leher daerah - Operasi prosedur Sistrunk Fistel Sp.B 3 hari 14 hari
tiroglosus midline setinggi kartilago residif Sp.B(K) Onk
hyoid, batas jelas, kistik, tak Sp.B (K) KL
nyeri tekan, ikut bergerak ke
atas bila penderita menelan
dan menjulurkan lidah

No Diagnosis ICD X Kriteria Diagnosis Penunjang Terapi Penyulit Tenaga Lama Masa
Standar Perawatan Pemulihan
1. Dislokasi bahu S43.0 Riwayat trauma Xray polos bahu Nonbedah : Cedera Sp.B 7 hari 4-6 minggu
Nyeri (+) AP/Lat Reduksi menurut Kocher atau N.axillaris/plexus Sp.OT
Deformitas=asimetris hipokrates, k/p dengan brachialis
Gangguan gerakan bahu pembiusan Gangguan sirkulasi
Bedah: untuk kasus neglected infeksi
2. Fx klavikula S42.0 Riwayat trauma Xray klavikula Nonbedah: figure of 8/ransel Vaskuler Sp.B 1-7 hari 1-1,5 bulan
Tanda pasti fx klavikula verband/arm sling Saraf Sp.OT
Bedah: PS, K-wire(lebih baik) infeksi
Dua indikasi bedah (absolute) :
Fx terbuka, gang neurovaskular
3. Fx humerus S42.3 Riwayat trauma Xray humerus Nonbedah: reposisi dengan Leis N.radialis Sp.B 1-14 hari 12-24
Tanda pasti fx humerus AP/Lat pembiusan, Gips U-slab/hanging Infeksi Sp.OT minggu
Angulasi,perpendekan, rotasi cast
Kondisi klinisN.radialis Bedah: nailing/PS
4. Fx cruris S82 Riwayat trauma Xray cruris Nonbedah: Reposisi, long leg Malunion/delayed Sp.B 1 minggu 4-8 minggu
Tanda pasti patah tulang AP/Lat cast/PTB cast union Sp.OT
tibia/fibula Bedah: pasangan implant/PS Compartment
syndrome (pada
kasus tertutup)
infeksi
5 Fx galeazzi S52.3 Adanya trauma Xray radius: 1/3 Nonbedah: reposisi, gips sampai Maunion,nonunion, Sp.B 7 hari 6 minggu
Tanda-tanda patah tulang distal diafisis di atas siku gangguan gerak Sp.OT
dengan dislokasi Bedah :operasi bila nonbedah Infeksi
sendi gagal
radioulnaris
distal
6 Fx montegia S52.0 Adanya trauma Xray AP/Lat: Pembedahan, tidak boleh Nonunion, Sp.B 7 hari 6 minggu
Tanda-tanda pasti patah patah tulang ulna mebuang caput,radii, terutama malunion, Sp.OT
tulang proksimal dan pada anak-anak gangguan gerak,
dislokasi caput infeksi
radii
7 Fx radius-ulna S52.4 Trauma Xray antebrachii Nonbedah;reposisi dengan Compartment Sp.B 1 minggu 6-8 minggu
Tanda-tanda patah tulang Ap/Lat pembiusan, gips sampai diatas syndrome Sp.OT
region antebrachii siku disebut long arm plester Neuropraxia
karena bahaya penekanan N.radialis
N.radialis
Bedah: nonbedah gagalPS
8 Fx Colles S52.5 Tanda-tanda pasti patah Xray radius distal Nonbedah: reposisi dengan Compartment Sp.B 1 minggu 4-6 minggu
tulang AP/Lat pembiusan, fiksasi dalam posisi syndrome Sp.OT
Trauma lengan karena pronasi,semifleksi dan ulnar Suddec atropi
menahan dengan out strecht deviasi, gips sampai di bawah Infeksi
hand siku atau disebut moluded pada
sendi siku untuk mencegah
gerakan rotasi (prosupinasi)
Bedah: bila nonbedah gagal
9 Patah tulang T02 Tanda trauma apsti patah Xray AP/Lat Bedah: Infeksi Sp.B 1-2 minggu 12 minggu
terbuka tulang Debridement Perdarahan Sp.OT
Ada perlukaan di daerah fx Fiksasi interna untuk grade I-II Compartment
(I,II,III) (pertimbangkan berapa lama syndrome
Fragmen tulang berhubungan sesudah kejadian, ingat Emboli lemak
dengan dunia luar frederich_golden period)
Fiksasi eksterna untuk grade III
10 Fx kompresi T08 Riwayat trauma Xray Ap/Lat Nonbedah; Infeksi Sp.B ; 2-4 minggu .12 minggu
vertebra Nyeri tulang belakang Vertebra torakal bed rest/gips/korset/brace nonbedah
Adanya kifosis Vertebra (stabil & tidak ada lesi medulla Sp.OT
Lesi saraf +/- umbosakral spinalis) Sp.BS
Kelainan degenerative tulang Vertebra servikal bila ada gangguan neurologis 5
belakang pillow nursing
Bedah: tidak stabil, ada lesi
medulla spinalis
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Anda mungkin juga menyukai