Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN KASUS

ATRESIA ANI
Disusun oleh : Femi Rizqina Putri (1102016072)
Pembimbing : dr. Kalis Satya Wijaya, Sp. B (K), Sp. BA

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah


Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bekasi
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
Periode 11 Oktober – 20 November 2021
IDENTITAS PASIEN ANAMNESIS
Nama : An. A Anamnesis dilakukan secara
Jenis Kelamin : Laki-laki alloanamnesis dengan ibu pasien di
Tanggal Lahir/Usia : 16 Maret 2021/7 bulan Poli Bedah RSUD Kabupaten Bekasi
Alamat : Tambun Selatan, Bekasi pukul 09.00 WIB.
Tanggal Pemeriksaan : 18 Oktober 2021

KELUHAN UTAMA
Pasien kontrol post kolostomi.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien An. A datang Pasien dibawa ke RS & dokter
dibawa orangtua pasien
Kembung menyarankan untuk dilakukan
ke Poli Bedah RSUD kolostomi saat pasien berusia 1
Setiap pasien selesai minum
Kabupaten Bekasi untuk bulan
kontrol post kolostomi ASI perutnya akan kembung

Bentuk anus Beberapa hari kemudian, Kolostomi


pasien BAB namun
terlalu kecil keluarnya hanya sedikit-
Disadari orangtua sedikit dan perut pasien Saat ini pasien sudah
pasien sejak pasien tetap kembung melakukan kolostomi dan rutin
berusia 3 hari karena melakukan kontrol ke dokter.
menurut orangtua Stoma tampak bersih dan tidak
pasien sejak lahir pasien Demam & BAK berwarna ada tanda-tanda infeksi
belum BAB hijau disangkal
RIWAYAT PENYAKIT RIWAYAT KANDUNGAN
KELUARGA & KELAHIRAN

Tidak ada yang memiliki riwayat ● Ibu pasien rutin melakukan


penyakit serupa dengan yang pemeriksaan kandungan di bidan.
dialami pasien.
● Pasien lahir di bidan, cukup
bulan, lahir spontan dengan BB
lahir 3000 gram dan PB 46 cm.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang Status Generalis
Kesadaran : Compos mentis
• Kepala : Normocephal
Tanda Vital • Mata : Pupil bulat isokor, Konjungtiva anemis
Nadi : 120 x/menit
Pernafasan : 24 x/menit (–/–), sklera ikterik (–/–), RCL (+/+), RCTL
Suhu : 36,5oC
(+/+)
Status Gizi • Telinga : Sekret (-)
BB : 9 kg
• Hidung : Septum deviasi (-)
PB : 72 cm
IMT : • Mulut : Sianosis (-)
BB = Normal (antara -2 SD sampai +2 SD) • Leher : Pembesaran KGB (-)
PB = Normal (antara -2 SD sampai +2 SD)
Status Generalis
• Thorax
• Ekstremitas Atas : Akral hangat,
Inspeksi: Bentuk normal, gerakan statis-dinamis simetris
edema (–), sianosis (–), CRT <2”
Palpasi : Fremitus vokal dan taktil simetris
• Ekstremitas Bawah : Akral hangat,
Perkusi : Sonor pada kedua hemithorax
edema (–), sianosis (–), CRT <2”
Auskultasi: Vesikular pada kedua lapang paru (+/+),
ronkhi (–), wheezing (–), BJ I-II reguler, gallop (–),
murmur (–),
• Abdomen

Inspeksi: Terdapat stoma pada abdomen sinistra


Auskultasi: Bising usus (+)
Perkusi : Timpani seluruh lapang abdomen
Palpasi : Nyeri tekan (-)
Status Lokalis
Pada regio anal, terbentuk fistula/saluran di perineum dengan diameter 1 cm.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Lopografi
Tampak kontras lancar mengisi sigmoid dan rectum.
Tak tampak adanya aliran kontras di luar lumen usus.
Tak tampak aliran ke anus.
Jarak ujung rectum ke anus kl 22.96 mm.
Kesan : Atresia Ani
RESUME
Pasien An. A datang dibawa orangtua pasien ke Poli Bedah RSUD Kabupaten Bekasi untuk
kontrol post kolostomi. Awalnya, orangtua pasien mengeluhkan anaknya yang memiliki anus
dengan bentuk yang terlalu kecil. Kelainan ini disadari orangtua pasien sejak pasien berusia 3
hari karena menurut orangtua pasien sejak lahir pasien belum BAB. Selain itu, setiap pasien
selesai minum ASI perutnya akan kembung. Setelah beberapa hari kemudian, pasien BAB
namun keluarnya hanya sedikit-sedikit dan perut pasien tetap kembung. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan stoma pada abdomen sinistra dan pada regio anal terbentuk fistula/saluran
di perineum dengan diameter 1 cm. Pemeriksaan Lopografi didapatkan kontras tak tampak
aliran ke anus, jarak ujung rectum ke anus kl 22.96mm dengan kesan atresia ani.
DIAGNOSIS BANDING PENATALAKSANAAN
1. Atresia Ani dengan Fistula Perineal Post ● Konsul Bedah Anak à Rencana PSARP
Kolostomi ● Edukasi perawatan stoma :
- Kasa steril
2. Atresia Rektum - NaCl 0,9%
3. Stenosis Ani - Rutin mengganti kantung kolostomi

DIAGNOSIS KERJA PROGNOSIS


Atresia Ani dengan Fistula Perineal Post Kolostomi Quo ad Vitam : dubia ad bonam
Quo ad Functionam : dubia ad bonam
Quo ad Sanationam : dubia ad bonam
TINJAUAN
PUSTAKA
ANATOMI ANORECTAL

Gaol LM, Marpaung WH and Sitorus P. Ilmu Bedah Anak: Malformasi Anorektal. Jakarta: EGC; 2021. p.279-297.
Fungsi anorektal :
Motalitas kolon :
mengeluarkan feses dari kolon ke rektum

Kontinensia :
menahan feses agar tidak keluar pada
saat tidak defekasi

Defekasi :
mengeluarkan feses secara intermiten
dari rektum

Sjamsuhidajat R, Prasetyono T, Rudiman R, et al. Buku Ajar Ilmu Bedah Sistem Organ dan Tindakan Bedahnya Bagian 2 Edisi 4 Vol. 3. Jakarta: EGC; 2019.
EMBRIOLOGI
Foregut
Faring, sistem pernafasan bagian bawah,
esofagus, lambung sebagian duodenum, hati dan
sistem bilier serta pankreas

Midgut
Usus halus, sebagian duodenum, sekum,
appendik, kolon asenden sampai pertengahan
kolon transversum.

Hindgut
Distal kolon transversum, kolon descenden, kolon
sigmoid dan rektum.

Gaol LM, Marpaung WH and Sitorus P. Ilmu Bedah Anak: Malformasi Anorektal. Jakarta: EGC; 2021. p.279-297.
EMBRIOLOGI
Rektum mengalami migrasi Penurunan rektum terjadi
selama perkembangan normal, bersamaan dengan proses
dari posisi yang tinggi menuju pemisahan urogenital dan
daerah yang lebih rendah yang anal kanal yang terjadi pada
merupakan tempat anus pada minggu ke-8 kehamilan.
saat lahir.

Bila proses ini terganggu


Bila proses migrasi ini terhenti seringkali atresia ani disertai
akan terjadi ektopik anal kanal dengan fistel/saluran abnormal
dan tidak adanya anus pada dari saluran cerna ke saluran
posisi normal. kencing.

Gaol LM, Marpaung WH and Sitorus P. Ilmu Bedah Anak: Malformasi Anorektal. Jakarta: EGC; 2021. p.279-297.
DEFINSI
Atresia Ani atau yang dikenal sebagai Anus Imperforata
adalah suatu kelainan kongenital dimana tidak adanya anus
atau anus yang tidak pada tempat semestinya.

Rosen, Nelson. Pediatric Imperforate Anus (Anorectal Malformation). Medscape; 2020


EPIDEMIOLOGI

1 dalam 5000 26% Letak Tinggi


Kelahiran hidup

10,7% Letak Intermediet

56 : 44
Laki-laki : Perempuan 57,2% Letak Rendah

Gaol LM, Marpaung WH and Sitorus P. Ilmu Bedah Anak: Malformasi Anorektal. Jakarta: EGC; 2021. p.279-297.
ETIOLOGI
01 Kelainan kongenital anus
• disebabkan oleh gangguan pertumbuhan, fusi, dan
pembentukan anus dari tonjolan embriogenik.
• Gangguan atau berhentinya perkembangan embriologik di
daerah usus, rektum bagian distal serta traktus urogenitalis
yang terjadi antara minggu ke-8 usia kehamilan.

02 Berkaitan dengan sindrom down


Penelitian menunjukkan adanya hubungan antara malformasi
anorektal dengan pasien trisomi 21 (Down syndrome).

Sjamsuhidajat R, Prasetyono T, Rudiman R, et al. Buku Ajar Ilmu Bedah Sistem Organ dan Tindakan Bedahnya Bagian 2 Edisi 4 Vol. 3. Jakarta: EGC; 2019
KLASIFIKASI
Wingspread (1984) :
Letak Tinggi
Letak Malformasi Laki-laki Perempuan
Anorektal Ujung rektum tidak mencapai
1. Agenesis anorectal 1. Agenesis anorectal otot levator ani, dengan jarak
a. Fistula a. Fistula antara ujung buntu rektum
Tinggi Rektovesika Rektovagina sampai kulit perineum lebih dari
b. Tanpa Fistula b. Tanpa Fistula 1 cm.
2. Atresia Rektalis 2. Atresia Rektalis
1. Fistula 1. Fistula Letak Intermediet
Rektourethra Rektovestibuler
Intermediet
2. Agenesis anus 2. Fistula Ujung rektum mencapai otot
tanpa fistula Rektovagina levator ani, tetapi tidak
3. Agenesis anus menembusnya.
tanpa fistula
1. Fistula Perineal 1. Fistula Letak Rendah
2. Stenosis Anus Anovestibuler
Rendah Ujung rektum menembus otot
2. Fistula Anokutan
3. Stenosis Anus levator ani, sehingga jarak antara
Lain-lain
Malformasi yang jarang Kloaka kulit dengan ujung rektum paling
Malformasi yang jarang jauh 1 cm.
Gaol LM, Marpaung WH and Sitorus P. Ilmu Bedah Anak: Malformasi Anorektal. Jakarta: EGC; 2021. p.279-297.
KLASIFIKASI
Alberto Pena (1995) :
Laki-laki Letak Tinggi
Fistula Perineal Tidak butuh kolostomi
Fistula Rektouretra
• Bulbar Jarak ujung rektum
• Prostatika dengan kulit < 1 cm.
Fistula Retrovesika Kolostomi dibutuhkan
Anus Imperforata Tanpa Fistula
Atresia Rektum Letak Rendah
Perempuan
Fistula Perineal Tidak butuh kolostomi Jarak ujung rektum
Fistula Vestibular dengan kulit > 1 cm.
Kloaka Persisten
• < 3 cm common channel
• > 3 cm common channel Kolostomi dibutuhkan
Anus Imperforata Tanpa Fistula
Atresia Rektum

Gaol LM, Marpaung WH and Sitorus P. Ilmu Bedah Anak: Malformasi Anorektal. Jakarta: EGC; 2021. p.279-297.
Gupta DK. Pediatric Surgery Diagnosis and Management Volume 1. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publisher; 2008.
MANIFESTASI KLINIS

Tidak ada lubang anus/anus terlalu kecil/lokasi anus tidak normal

Tidak bisa BAB/BAB hanya sedikit/keluar bercampur urin

Perut Kembung

Terdapat fistula atau saluran abnormal antara rektum dan sistem


reproduksi

VACTERL
(Vertebrae anomalies, Anal atresia, Cardiac malformation, Tracheoesophageal fistula, Renal
anomalies and Limb abnormality)

Singh M, Mehra K. Imperforate Anus. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021.
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Fisik

Dilakukan penelusuran lubang • Bayi laki-laki : dilakukan penelusuran dari


anus dengan menggunakan : anal dimple ke medial sampai ke arah
• Termometer penis.
• Pipa sonde ukuran 5F • Bayi perempuan : dilakukan penelusuran
• Spekulum nasal dari lubang di perineum ke arah
• Probe ductus lakrimalis. vestibulum.

Gupta DK. Pediatric Surgery Diagnosis and Management Volume 1. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publisher; 2008.
Pemeriksaan Penunjang
Invertogram
letak rendah : jarak akhiran rektum dan kulit <1 cm
letak tinggi : jarak akhiran rektum dan kulit >1 cm

Cross-table Lateral Radiography (Knee-chest position)


• Dinilai berdasarkan garis
pubococcygeal (PC line)
• Bayi dalam prone genu
pectoral position (telungkup
dengan pinggul tertekuk ke
atas)
Mattei, Peter. Fundamental of Pediatric Surgery: Anorectal Malformation. Philadelphia: Springer; 2010. p.499-512.
TATALAKSANA
Algoritma penatalaksanaan Pena untuk bayi laki-laki:

Gupta DK. Pediatric Surgery Diagnosis and Management Volume 1. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publisher; 2008.
TATALAKSANA
Algoritma penatalaksanaan Pena untuk bayi perempuan:

Gupta DK. Pediatric Surgery Diagnosis and Management Volume 1. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publisher; 2008.
Kolostomi
Pena menyarankan untuk membuat
kolostomi pada kolon descenden
(descendostomi divided)

Tujuan kolostomi : untuk upaya


dekompresi, diversi dan proteksi
terhadap operasi selanjutnya

Mattei, Peter. Fundamental of Pediatric Surgery: Anorectal Malformation. Philadelphia: Springer; 2010. p.499-512.
Posterosagittal Anorectoplasty (PSARP)

Teknik :
Minimal PSARP

Limited PSARP

Full PSARP

Pasien dalam
posisi prone
dengan elevasi
pada pelvis

Gupta DK. Pediatric Surgery Diagnosis and Management Volume 1. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publisher; 2008.
KOMPLIKASI
Komplikasi minor : konstipasi, infeksi perineal,
dehisensi luka operasi, trauma uretra atau vagina, dan trauma
pada saraf daerah pelvis.

Komplikasi lanjut : stenosis ani, prolaps mukosa


rektum, dan fistula yang rekuren.

Gaol LM, Marpaung WH and Sitorus P. Ilmu Bedah Anak: Malformasi Anorektal. Jakarta: EGC; 2021. p.279-297.
PROGNOSIS
Sebesar 75% pasien yang telah dioperasi memiliki kontrol usus
yang baik. Hasil operasi atresia ani meningkat dengan signifikan
sejak ditemukannya metode PSARP.

Pasien dengan atresia ani letak rendah memiliki prognosis yang


lebih baik daripada pasien dengan atresia ani letak tinggi

Rosen, Nelson. Pediatric Imperforate Anus (Anorectal Malformation). Medscape; 2020.


PEMBAHASAN
KASUS
Apakah penegakan diagnosis pada pasien ini sudah benar?

Anamnesis Atresia ani terjadi dalam waktu 24-48 jam. Gejala


• Bayi laki-laki berusia 7 bulan dengan keluhan tersebut dapat berupa :
bentuk anus yang terlalu kecil. • Tidak ada lubang anus/terlalu kecil/lokasinya
• Selama 3 hari setelah lahir pasien belum juga abnormal
BAB. • Tidak bisa BAB/BAB terlalu sedikit/keluar
• Pasien mudah kembung setelah minum asi, bersama urin
beberapa hari kemudian pasien dapat BAB • Perut kembung
namun hanya sedikit-sedikit dan perutnya • Terdapat fistel/saluran abnormal
tetap kembung. • Pada pemeriksaan radiologis udara tidak
mencapai rektum
Pemeriksaan fisik
• Terbentuk fistula/saluran pada perineum
dengan diameter 1 cm.

Pemeriksaan penunjang Singh M, Mehra


K. Imperforate
• Lopografi : kontras tak tampak aliran ke anus. Anus. In:
Jarak ujung rectum ke anus kl 22.96 mm StatPearls.
Treasure Island
dengan kesan atresia ani. (FL): StatPearls
Publishing; 2021.
Apakah penyebab keluhan pada pasien ini?

• Atresia ani merupakan penyakit kongenital yang


Pada kasus ini orangtua dapat disebabkan karena gangguan pertumbuhan,
pasien mengeluhkan anaknya fusi, dan pembentukan anus dari tonjolan
memiliki bentuk anus yang
embriogenik.
terlalu kecil dan mudah • Terjadi antara minggu ke-4 hingga ke-6 usia
kembung setelah minum ASI, kehamilan.
beberapa hari kemudian • Saluran anus yang terlalu kecil menyebabkan
pasien dapat BAB namun manifestasi seperti feses sulit keluar/keluar hanya
hanya sedikit-sedikit dan
sedikit-sedikit dan perut kembung.
perutnya tetap kembung.
Sjamsuhidajat R, Prasetyono T, Rudiman R, et al. Buku Ajar Ilmu Bedah Sistem Organ dan
Tindakan Bedahnya Bagian 2 Edisi 4 Vol. 3. Jakarta: EGC; 2019.
Apakah penatalaksanaan pada pasien ini sudah benar?

• Pada pemeriksaan fisik didapatkan Penanganan atresia ani dilakukan sesuai dengan
fistula perineal. letak ujung atresia terhadap otot dasar panggul.
• Lopografi pasien ini didapatkan kesan

atresia ani.
• Pasien saat ini sudah di kolostomi.

• Direncanakan tindakan PSARP untuk

membuat lubang anus pada posisi


semestinya.
• Edukasi orangtua pasien untuk rajin

membersihkan kantung kolostomi


menggunakan NaCl dan kasa steril,
serta mengganti kantung kolostomi. Gupta DK. Pediatric Surgery Diagnosis and Management
Volume 1. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publisher; 2008.
DAFTAR PUSTAKA
1. Gaol LM, Marpaung WH and Sitorus P. Ilmu Bedah Anak: Malformasi Anorektal.
Jakarta: EGC; 2021. p.279-297.
2. Sjamsuhidajat R, Prasetyono T, Rudiman R, et al. Buku Ajar Ilmu Bedah Sistem
Organ dan Tindakan Bedahnya Bagian 2 Edisi 4 Vol. 3. Jakarta: EGC; 2019.
3. Gupta DK. Pediatric Surgery Diagnosis and Management Volume 1. New Delhi:
Jaypee Brothers Medical Publisher; 2008.
4. Mattei, Peter. Fundamental of Pediatric Surgery: Anorectal Malformation.
Philadelphia: Springer; 2010. p.499-512.
5. Rosen, Nelson. Pediatric Imperforate Anus (Anorectal Malformation).
Medscape; 2020.
6. Singh M, Mehra K. Imperforate Anus. In: StatPearls. Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing; 2021.
7. Levitt, et al. Anorectal Malformations In Children. In: Holschneider AM, Hutson
JM, editors. Springer, Berlin; 2006. P.294-302.

Anda mungkin juga menyukai