Anda di halaman 1dari 36

In 

Managing Exudate In 
Infection Wound: A Case 
Studies

OLEH : Ns.Erwin Effendi, S.Kep. ETN
haiiiii
It’s Me

Ns Erwin Effendi, S.Kep. ETN

Case Manager Luka dan Stoma di RSCM 
KENCANA Sejak 2020

No. Hp 081540888696
Email : Erwin.effendi81@gmail.com
TUJUAN PEMILIHAN KASUS

Fistula gastrointestinal dapat terjadi pasca


pembedahan atau secara spontan. Hampir 15-25%
fistula disebabkan karena proses
peradangan(diverticulitis, penyakit radang usus),
kanker, atau terapiradiasi. Sisanya 75-85% fistula
GI disebabkan karena prosedur pascapembedahan
(anastomosis dehiscence, erosi oleh drain, dan
cidera yang tidak diketahui) (Minei& Champine,
2002).
Faktor-faktor lain yang berkontribusi
terhadap terjadinya fistula GI adalah
keadaan malnutrisi, tidak adekuatnya
aliran darah ke daerah anastomosis,
sepsis, shock/ hipotensi, dan
terapisteroid. Penggunaan prostetik
mesh pada rekonstruksi dinding
TUJUAN  abdomen atau dasar pelvis juga
dihubungkan dengan terjadinya fistula
PEMILIHAN  GI, diduga karena mesh dapat
KASUS menempel pada dinding usus dan
menyebabkan erosi (Yamada et al.,
2003).
28/12/2021
PERJALANAN  
Hasil Endoscopi 
13/12/2020 cek DPL,  Hb normal  Masa Caput  PENYAKIT
leoukist meningkat pancreas menempel 
Fungsi hati meningkat pada vena porta dan 
13/12/2020 Masuk  ruang  vena cava inferior
perawatan untuk tindakan  16/1/2021 masuk 
ERCV
ruangan rawat untuk  18/1/2021
14/12/2021 tindakan operasi  Operasi : tindakan laparatomi, 
Dilakukan ERCV dan pasang  whippel kolesistektomi,reseksi jejenum, 
stant pad sudestif masa reseksi duodenum, reseksi 
pancreas, radikal pankreatik 
duodenektomi
17/12/2020 25/1/2021
Ct.Scan Whole  PA : Adenoca papilla veteri
abdomen: Massa 
Papila vateri

17/12/2020 24/1/2021
PA Sitopatologi :  Dikonsul ke 
positif   tim Wound 
Adenokarsinoma and stoma
ASUHAN KEPERAWATAN
 Tn.A (37 tahun), Laki‐laki, sudah menikah,  Strata 1, pekerjaan swasta, BB 86, TB 173
 Dikonsulkan post op hari ke 6 karena luka post operasi rembes, dan ada fistula

 Saat pengkajian luka tertutup kasa dengan rembesan


eksudat terlihat di luar kasa (balutan baru diganti 1 jam
yang lalu). Setelah balutan dibuka terlihat luka ditutup
sufratule, dengan panjang luka 21 cm, lebar 2 cm dan
kedalaman 2 cm. Luka bersih, pucat (terlihat adanya
dehisance), terdapat slough ± 25% dan eksudat banyak
warna eksudat purulen. Kulit sekitar mulai terlihat
kemerahan.Produksi drain banyak ± 300 cc/24 jam,
Keluarga dan pasien mengeluh balutan selalu basah dan
pasien sulit bergerak karena cairan bertambah jika pasien
bergerak/miring sehingga pasiensulit untuk tidur
PENGKAJIAN  
(24/1/2021) 6
Riwayat penyakit dahulu :
 Pasien ikterik seluruh tubuh sejak 1 bulan sebelum masuk RS, 
Riwayat dilakukan ERCV dan pemasangan Stant, pasien 
memiliki Riwayat penyakit asma bronkial, Rinitis alergi dan 
Riwayat dirawat karena icterus obstruktif
 Keluarga Ibu pasien memiliki Diabtes militus, ayah pasien 
penyakit jantung
 Keluhan rawat jalan pre operatif : Pasien pulang dengan 
membawa drain dan luka masih mengeluarkan cairan
Form Permintaan konsultasi
LAPORAN OPERASI  
(18/1/2021) Operasi :
 Positioning
 Aseptik dan asepsis
 Jenis anestesi : umum  Dilakukan kolesistektomi,liver 
 Jenis operasi : Elektif diraba tidak ada nodul
 Identifikasi masentrika superior 
 Jenis pembedahan : Bersih 
vein, identifikasi CBD
 Jam insisi : 09.00 WIB dan jam    Dilakukan tuneling dari SMV ke 
selesai : 17.25 WIB posterior pancreas, CBD dipotong
 Tindakan Wihhple, tindakan   Jejunum proximal diotong dengan 
laparatomi,  linier stapler, pancreas dipotong
kolesistektomi,reseksi   Dilakukan anastomosis 
duodenojejunostomy end to side, 
jejenum, reseksi duodenum, 
control perdarahan, rongga 
reseksi pancreas, radikal 
abdomen dicuci dan ditutup
pankreatik duodenektomi  Dipasang drain disub hepatica 
kanan
Perencanaan

Diagnosa keperawatan :  Lakukan pencucian luka dengan cairan fisiologis  


NaCl 0.9% dan sabun Clorhexidine 2% dengan  
Gangguan integritas kulit
tehnik swabbing lembut dan irigasi
b.d trauma tindakan  
operasi, perubahan  Observasi kondisi luka : ukuran, warna dasar
sirkulasi luka, eksudat dan tanda‐tanda infeksi
 Lakukan perawatan kulit sekitar luka 
 Mengompres  selama 10 menit
 Memilih dressing
Tujuan perawatan :    Primary dressing : cutimed gauza
Mengangkat jaringan mati    Secondary dressing : foam siltec dan  
transparan
Cegah infeksi
 Tutup oklusif
Rangsang granulasi  Berikan edukasi : menjaga kebersihan balutan 
luka, nutrisi adekuat
6
Wound management & Skin Care
Lakukan pencucian luka dengan  
cairan fisiologis NaCl 0.9% dan  sabun   Mengompres dengan nacl selama
Clorhexidine 2% dengan  tehnik  10 menit
swabbing lembut dan irigasi  Memilih dressing
Observasi kondisi luka : ukuran,    Primary dressing : cutimed gauza
warna dasar luka, eksudat dan  tanda‐  Secondary dressing : foam siltec dan 
tanda infeksi transparan
Lakukan perawatan kulit sekitar luka   Tutup oklusif
pasang hidrokoloid (Hidro L atau Hidro   Berikan edukasi : menjaga kebersihan
balutan luka, nutrisi adekuat
B)

IMPLEMENTASI 1
1
EVALUASI
 Evaluasi paska pencucian : kulit sekitar luka lebih 
bersih, terlihat warna dasar luka lebih jelas,  
jaringan mati tidak ada, ada tanda‐tanda  infeksi
 Evaluasi paska pemasangan dressing : klien merasa  
lebih nyaman, tidak ada rembesan
 RTL : Rawat luka perhari

1
2
ANALISIS KASUS DAN PEMBAHASAN
Eksudat Atau cairan luka atau drainage adalah akumulasi cairan
yang dikeluarkan oleh luka yang terdiri dari serum debris selular,
bakteri dan leukosit (Baranoski dan Ayello. 2012).
Pengkajian eksudat meliputi warna, jumlah, kosistensi dan
baunya (Hess,1999;Baranoski dan Ayello, 2012). Pengkajian
eksudat juga termasuk memriksa warna dan konsistensi yag dapat
dibagi menjadi 4 yaitu:
1. Serous
2. Sanguineous (Bloody)
3. Serosanguineous (Hemoserous)
4. Purulen ditemukan pada luka kronis
JENIS BALUTAN LUKA DAN CARA PEMILIHANNYA
Balutan luka secara umum dibagi menjadi 2 yaitu : Balutan Primer
dan Balutan Sekunder.
Prinsip dalam perawatan luka meliputi

1. Choose Profer Cleasing Agent Pemilihan agen cuci luka yang


tepat
2. Assess wound and necessity kaji luka dan kebutuhannya
3. Review the need of debridement
4. Exact wound dressing choice.
Pemilihan balutan produk modern dressing dapat
dikatagorikanmenjadi 5 katagori berdasarkan fungsi dan tujuan
pemilihannya (Type of A5 Wound dressing)

1. Autolisis Debridement Dresing (A1)


2. Antimikrobial Dresing (A2)
3. Absorbsi eksudat dan bau (A3)
4. Mempercepat granulasi (A4)
5. Menghindarai Trauma (A5)
JENIS BALUTAN PADA Tn.A
Progres Luka

28/4/2019 30/4/2019
25 Januari 2021
Mulai ada bone expose, skin   Bone expose makin luas,  
9
graft take 80 % nekrotik makin luas
Progres Luka

28/4/2019 30/4/2019
Mulai ada bone expose, skin   Bone expose makin luas,  
26 Januari 2021
graft take 80 % nekrotik makin luas
9
Progres Luka

31 Januari 2021

28/4/2019 30/4/2019
Skin graft take 100 % Nekrotik makin luas 10
Progres Luka

28/4/2019 30/4/2019
31 Januari 2021
Skin graft take 100 % Nekrotik makin luas 10
PROGRES LUKA

11 Feb 2021
Progres Luka

14 Februari 2021

28/4/2019 30/4/2019
Skin graft take 100 % Nekrotik makin luas 10
Progres Luka

16 Februari 2021
Progres Luka

19 Februari 2021
Progres Luka

22 Februari 2021
Kasus Luka yang lain
TIPS
• Bila basah ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ SERAP
• Bila Kering ‐‐‐‐‐‐‐‐‐ LEMBABKAN
• Bila berongga ‐‐‐‐‐‐ ISI
• Bila kotor ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ BERSIHKAN
KESIMPULAN
Mampu menampung eksudat
Melindungi kulit sekitar
Mengurangi cross infection
Memfasilitasi pengukuran jumlah eksudat
Memberikan kenyamanan bagi pasien
Mempermudah klien untuk mobilisasi
ekonomis
REFERENSI

• Baranoski, S,. & Ayello. E.A. 2012.Wound care essential:Practice Principles. 3th Edition. New York: Lippincott
Williams and Wilkins
• Hess.C.T 1999. Wound care: Clinical Guide: Springhouse:USA
• Minei, J. & Champine, J. (2002). Abdominal abscesses and gastrointestinal fistulas. In M. Feldman, L.
Friedman, & M. Sleisenger (Eds.), Gastrointestinal and liver disease: Pathophysiology/ diagnosis/ management
(7th ed.) (pp.431-437). Philadelphia: Saunders.
• Schein, M. & Decker, GA. (1991). Postoperative external alimentary tract fistulas. Dalam Bryant R (Ed.). Acute
and chronic wounds: Nursing management. (2nd ed.). St. Louis: Mosby
• Yamada, T., Alpers, D.H., Laine, L., Owyang, C., & Powell, D.W. (2003). Intra-abdominal abscesses and
fistula: Textbook of gastroenterology. (4th ed.). Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins

35
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai