2
Kriteria Diagnosis : Benjolan di regio parotis pre/infra/post aurikuler
Diagnosis Banding : Adenoma parotis
Karsinoma parotis
Metastase kelenjar getah bening parotis
Limfadenopati parotis
Pemeriksaan Penunjang : Untuk keperluan staging karsinoma parotis :
Bila tumor fixed : X-foto mandibula, CT Scan bila ada
fasilitas
X-foto thorax
USG Hepar
Bone survey bila ada indikasi
Konsultasi : Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan)
Perawatan RS : Rawat inap
Terapi : Tumor operable tanpa metastasis;
Jinak : parotidectomi superficial
Ganas : parotidectomi total
Penyulit : Lesi N.VII, hematoma, seroma, infeksi, fistel liur, sindroma
frey.
Tenaga Standar : Dokter spesialis bedah
Dokter spesialis bedah (K) Onk
Dokter spesialis bedah (K) KL
Bila tumor fixed atau ada metastase kelenjar getah bening
leher :
Dokter spesialis bedah (K) Onk
Dokter spesialis bedah (K) KL
Lama Perawatan : Minimal 4 hari
Masa Pemulihan : Minimal 3 minggu
Hasil : Tumor terangkat radikal
Tumor ganas : daya tahan hidup 5 tahun tergantung
stadiumnya, makin dini makin besar kemungkinan hidup 5 th.
Patologi : Perlu
Prognosis : Tumor jinak : baik
Tumor ganas : Stadium dini : diharapkan baik
3
Stadium lanjut : jelek
Tindak lanjut : Evaluasi dan monitoring keadaan klinis.
Edukasi : Perawatan luka post operasi; nutrisi yang baik untuk
menunjang penyembuhan
17. Kepustakaan : Pedoman Pelayanan Medik Dokter Spesialis Bedah Umum
Indonesia, Edisi Kedua 2006
4
Kriteria Diagnosis : Klinis
Keluhan rasa penuh di perut saat makan
Gejala anemia berat
Anoreksia, BB turun, muntah, hematemesis, rasa nyeri
epigastrium, massa abdomen pada stadium lanjut.
Diagnosis Banding : Tukak peptikum - gastritis
Perdarahan varises esofagus, sirhosis
Pemeriksaan Penunjang : Upper GI foto
Esophagogastroduodenoskopi
Ultrasonografi, CT Scan, endo USG
Laboratorium : anemia + pada 40 % pasien
CEA meningkat pad a65 % pasien
Konsultasi : Dokter spesialis lain yang terkait (bila diperlukan)
Perawatan RS : Rawat inap
Terapi : -
Bedah : Karsinoma gaster resektabel
a. Ca. terletak di antrium, dilakukan subtotal gastrektomi
disertai pengangkatan omentum secara en-block, disertai
KGB.
b. Ca. terletak pada korpus bagian atas dan fundus / cardia
dilakukan total gastrektomi, disertai kelenjar, dapat
disertai splenektomi. Rekonstruksi dengan roux es Y-
Esofagojejunostomi
Catatan :
Untuk operasi yang sifatnya kuratif harus dilakukan ahli
bedah (K) digestif
Terhadap Ca Gaster non resektable, dapat dilakukan
jejunostomi feeding (permanent) atau gastrojejuno-stomi.
Terapi adjuvant ---- chemoterapi
Penyulit : Perdarahan, infeksi
Kebocoran anastomosis - radang
Tenaga Standar : Dokter spesialis bedah umum
Dokter spesialis bedah (K) Digestif
5
Lama Perawatan : Minimal 7 hari
Masa Pemulihan : Minimal 4 minggu
Hasil : (-) Dubious, tergantung stadium
Patologi : Sangat diperlukan
Prognosis : Stadium dini : diharapkan baik
Stadium lanjut : jelek
5 years survival rate
Stadium I : 70 %
Stadium II : 30 %
Stadium III : 10 %
Stadium IV :0%
Tindak lanjut : Evaluasi dan monitoring keadaan klinis.
Edukasi : Perawatan luka post operasi; nutrisi yang baik; kontrol teratur
18. Kepustakaan : Pedoman Pelayanan Medik Dokter Spesialis Bedah Umum
Indonesia, Edisi Kedua 2006
6
Diagnosis : KARSINOMA KOLON
Pengertian : Proses keganasan yang terjadi di kolon.
Kriteria Diagnosis : Perubahan kebiasan buang air besar
Berak darah dan lendir, penurunan berat badan
Anemia dan diare untuk karsinoma kolon kanan
Tanda-tanda obstruksi untuk kolon kiri pada fase lanjut teraba
tumor.
Diagnosis Banding : Disentri amoeba, polip rectum, divertikulosis kolon
Hemoroid dan TBC rectum, radang granulomatik usus
Pemeriksaan Penunjang : Barium in loop, kolonoskopi, endo ultrasonografi
USG / CT Scan
Konsultasi : Dokter spesialis bedah (K) Digestif
Perawatan RS : Rawat inap untuk persiapan operasi dan terapi
Terapi : Kolon kanan : hemikolektomi kanan
Kolon transversum : reseksi dan reanastomose
Kolon kiri : hemikolektomi kiri
Sigmoid : reseksi anterior
Terapi adjuvant : kemoterapi
Penyulit : Perdarahan, infeksi.
Kegagalan anastomosis, obstruksi ileus
Tenaga Standar : Dokter spesialis bedah umum
Dokter spesialis bedah (K) Digestif
Lama Perawatan : Minimal 14 hari
Masa Pemulihan : Minimal 4 minggu
Hasil : Tergantung stadium
Patologi : Perlu
Prognosis : Stadium dini : diharapkan baik
Stadium lanjut : jelek
5 years survival rate
Dukes stadium A : 80 %
Dukes stadium B : 60 %
Dukes stadium C : 30 %
Dukes stadium D : 5 %
7
Tindak lanjut : Evaluasi dan monitoring keadaan klinis.
Edukasi : Nutrisi lembek bergizi; kontrol teratur
Kepustakaan : Pedoman Pelayanan Medik Dokter Spesialis Bedah Umum
Indonesia, Edisi Kedua 2006
8
Diagnosis : KARSINOMA REKTUM
Pengertian : Proses keganasan yang terjadi di rectum.
Kriteria Diagnosis : Klinis
Berak darah dan lendir, berbau, gangguan kebiasaan BAB.
Nyeri saat BAB, tenesmus pada kasus lanjut, obstruksi usus
Colok dubur :
a. Teraba tumor berbenjol, rapuh, tukak, mudah berdarah.
b. Ca, Rektum letak rendah (2/3 bagian bawah) umumnya
dapat tercapai dengan baik.
c. Ca. rectum letak tinggi(1/3 bagian atas) sering tak
tercapai dengan colok dubur
d. Ditentukan deskriptif tumor secara lengkap untuk
menentukan resektabilitas – batas atas – bawah, sirkuler,
mobilitas.
e. Dilakukan biopsy dari tumor untuk pemeriksaan patologi.
Diagnosis Banding : Disentri amoeba kolon
Divertikulosis kolon
Polip rektum
Hemoroid dan TBC rectum
Penyakit usus inflamasi (IBD)
Pemeriksaan Penunjang : Kolonoskopi, CT Scan, endo ultrasonografi
Barium in loop kolon.
USG abdomen, foto thorak
Konsultasi : Dokter spesialis bedah (K) Digestif
Perawatan RS : Rawat inap untuk persiapan operasi dan terapi
Terapi : -
Bedah : Ca. Rektum 12 cm di atas anus dilakukan reseksi anterior.
Ca, rectum kurang 12 cm dari anus : T1
Terjangkau – diferensiasi baik dilakukan eksisi local.
Ca. rectum 6-12 cm dari anus :
- Stage I ---- Reseksi anterior rendah (LAR)
- Stage II/III ---- Terapi kombinasi multiple (MCT) +
Reseksi anterior rendah
9
Ca. rectum kurang dari 6 cm dari anus :
- Stage 1 diferensiasi baik --- LAR/reseksi abdomino perineal
(APR)
- Stage II/III --- MCT + LAR/APR
- Stage I diferensiasi jelek --- APR
- Stage II/III --- MCT + APR
Catatan : untuk tindakan operasi sangat dianjurkan untuk
konsultasi pada spesialis bedah (K) digestif
Tempat Pelayanan : Minimal rumah sakit kelas – C
Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan
memadai
Penyulit : Perdarahan, infeksi.
Kegagalan anastomosis
Obstruksi ileus
Tenaga Standar : Dokter spesialis bedah umum
Dokter spesialis bedah (K) Digestif
Lama Perawatan : Minimal 14 hari
Masa Pemulihan : Minimal 2 minggu
Patologi : Sangat diperlukan
Prognosis : Stadium dini : diharapkan baik
Stadium lanjut : jelek
5 years survival rate
Dukes stadium A : 80 %
Dukes stadium B : 65 %
Dukes stadium C : 33 %
Dukes stadium D :0%
Tindak lanjut : Evaluasi dan monitoring keadaan klinis.
Edukasi : Makan lembek bergizi tinggi, banyak serat
Kepustakaan : Pedoman Pelayanan Medik Dokter Spesialis Bedah Umum
Indonesia, Edisi Kedua 2006
10
Diagnosis : KANKER PAYUDARA
Pengertian : Proses keganasan yang terjadi di payudara.
Kriteria Diagnosis : 1. Keluhan : Tumor atau borok yang mudah berdarah pada
payudara, erosi puting susu, perdarahan atau keluar cairan
abnormal dari puting susu
2. Fisik : Pada payudara terdapat tumor padat keras, batas
tidak jelas, bentuk tidak teratur, umunya pada permulaan
tidak terasa nyeri, tumbuh progresif, ada tanda-tanda
infiltrasi dan atau metastase.
Tanda infiltrasi : mobilitas tumor terbatas, melekat
kulit/muskulus pektoralis/dinding dada, eritema kulit
diatas tumor, ulserasi, retraksi papilla, dimple, peau
d’orange, satellite nodule.
Tanda metastase : regional ada pembesaran kelenjar getah
bening ketiak/infra klavikula/supra klavikula / mammaria
interna atau ada tumor di organ tubuh (payudara
kontralateral, paru, liver, tulang, otak, dll)
3. Radiologi :
a.Mammografi : tumor batas tidak tegas, bentuk irregular,
stellate sign, speculate sign, kalsifikasi mikro tidak
teratur.
b. USG mamma : ada tumor berbatas tidak tegas,
hiperechoic
Diagnosis Banding : a. Tumor jinak mamma
b. Tumor phillodes
c. Displasia mamma
d. Mastitis kronika
e. Sarcoma jaringan lunak
f. Limfoma maligna ekstra nodal
Pemeriksaan Penunjang : Diagnosis : Triple diagnostic :
a. Klinis
b. Mammografi atau USG mamma
11
c. FNA, pemeriksaan patologi spesimen operasi (frozen
section atau paraffin block)
Staging
a. T : Klinis, imaging, patologi ( jenis histology, derajat
diferensiasi)
b. N : Klinis, imaging, biopsy sentinel node.\
c. M : Klinis, imaging (X-foto thorax, USB abdomen< bone
scan, CT Scan, MRI)
Konsultasi : Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait.
Perawatan RS : Rawat inap untuk diagnosis dan atau tindakan
Terapi :
a. Bedah : 1. Standar :
Mastektomi radikal modifikasi (patey/madden)
2. Alternatif :
1). Mastektomi radikal standard ( Halsted)
2). BCT/S (Breast Conserving Treatment/Surgery):
- Tumorektomi/kwadrantektomi/segmentektomi ±
diseksi aksila + radioterapi pasca bedah.
- ± rekonstruksi mamma (miokutaneus latisimus dorsi
flap, TRAM flap).
3). Pada tumor yang kanker mamma non palpable atau
kanker insitu diseksi aksila tergantung dari keadaan
kelenjar aksila atau dari biopsy sentinel lymph node.
3. Mastektomi radikal modifikasi pada kanker mamma
stadium lanjut local (LABC) yang mengalami respon
komplit atau respon parsial setelah mendapat kemoterapi
neoadjuvant dan atau radioterapi preoperatif
b. Non bedah : 1. Radioterapi : pre atau pasca operasi atau primer
2. Kemoterapi : Neoadjuvant atau adjuvant atau primer
dengan :
CMF : Cyclophosphamide, Methotrexate, 5-Fluorouracil
12
CAF/CEF : Cyclophosphamide, Adriamycin, 5-
Fluorouracil
TA, TE, TC : Taxan, Adriamycin, Epirubicin,
Cisplatinum Capecitabine (oral)
Gemzitabine kombinasi TE atau Cisplatin,
Trastuzumab pada overekspresi HER-2/neu.
3. Hormonterapi : pada kasu reseptor hormonal positif
dengan cara ovariektomi bilateral, radiokastrasi,
tamoxifen selama 5 tahun, anastrazole, letrozole,
exemenstane, GnRH analogue (gozereline) 4. terapi
paliatif dan bantuan/suportif.
Penyulit : a. Penyakit : perdarahan, infeksi, efusi pleura, oedema
lengan, fraktura patologis, paraplegia, gangguan kesadaran,
ikterus, hiperkalsemia.
b. Terapi
1) Operasi : perdarahan, infeksi, seroma, nekrose kulit,
oedema lengan, sendi bahu kaku.
2) Radioterapi : radiodermatitis, fibrosis, nekrose flap,
oedema lengan, sendi bahu kaku.
3) Kemoterapi : mual, muntah, anemia, leukopenia,
netropenia, trombositopenia, infeksi ringan sampai
berat/sepsis, phlebitis, nekrose kulit tempat infuse,
diare, alopesia, handfoot syndrome, dsb.
Tenaga Standar : Dokter spesialis bedah umum
Dokter spesialis bedah (K) Onkologi
Dokter spesialis bedah (K) thorax, orthopedi, bedah saraf,
Rehabilitasi medis.
Lama Perawatan : Minimal 7 hari
Masa Pemulihan : Minimal 24 minggu
Hasil : 1) Stadium dini : bebas kanker
2) Stadium lanjut : DFS atau OS diperpanjang
3) Stadium sangat lanjut : tidak sembuh, paliasi
Patologi : Perlu untuk konfirmasi diagnosa keganasan epithelial
13
1) Ductal carcinoma insitu atau Lobular Carcinoma Insitu
2) Infiltrating ductal atau infiltrating lobular carcinoma
3) Varian khusus
a. Medullary carcinoma.
b. Papillary carcinoma
c. Cribriform carcinoma
d. Mucinous carcinoma
e. Scirrhus
f. Pagets disease
g. Squamous cell carcinoma
h. Undifferentiated carcinoma
Keganasan mesenkimal
a. Fibrosarcoma
b. Liposarcoma
c. Maligna Fibrous Histiocytoma
d. Dll
Keganasan Campuran
a. Malignant phyllodes
b. Carcinosarcoma
Prognosis : Tergantung stadium, jenis histopatologi, factor prognosis dan
modalitas terapi yang didapat
1) Stadium dini : diharapkan baik
2) Stadium lanjut : dubious
3) Stadium sangat lanjut : jelek
Tindak lanjut : 0-2 tahun : setiap 2 bulan sekali
3-5 tahun : setiap 3 bulan sekali
> 5 tahun : setiap 6 bulan sekali
Pemeriksaan fisik : tiap control; Foto thorax : tiap 6 bulan
USG abdomen : tiap 6 bulan atau ada indikasi
Mammografi kontralateral : tiap tahun atau ada indikasi
Bone scan : tiap 2 tahun atau ada indikasi
Tumor marker : tiap 2 – 3 bulan
Edukasi : Kontrol teratur sesuai yang dijadwalkan
14
Kepustakaan : Pedoman Pelayanan Medik Dokter Spesialis Bedah Umum
Indonesia, Edisi Kedua 2006
15
Diagnosis : TUMOR TESTIS
Pengertian : Proses keganasan yang terjadi di testis.
Kriteria Diagnosis : Benjolan pada testis, tidak nyeri, diafonoskopi negatif, resiko
keganasan meningkat pada penderita kriptorkismus.
Diagnosis Banding : Hidrokel testis, hernia inguinal, orchitis, TBC testis,
hematoma, varikokel, epididimitis
Pemeriksaan Penunjang : Penanda tumor (beta hCG, AFP)
X-foto thorax
USG testis dan abdomen
CT Scan bila tersedia
Konsultasi : Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan)
Perawatan RS : Rawat inap
Terapi : Orchidectomi tinggi/radikal
Kemoterapi : carboplatin, etoposide, bleomycin
Radioterapi
Diseksi kelenjar limfe para aorta/retroperitoneal terutama
pada tumor nonseminoma.
Penyulit : Hematoma, infeksi, Perlengketan intra abdominal
Tenaga Standar :Dokter spesialis bedah umum
Dokter spesialis bedah (K) Onk
Dokter spesialis bedah (K) urologi
Lama Perawatan : Minimal 7 hari
Masa Pemulihan : Minimal 1 minggu
Hasil : Tumor terangkat secara onkologi
Patologi : Perlu, untuk membedakan seminoma dan non seminoma
Prognosis : Dubious (tergantung stadium, jenis histopatologi, factor
prognosis dan modalitas terapi yang didapat)
Tindak lanjut : Evaluasi dan monitoring tanda metastasis.
Edukasi : Kontrol teratur sesuai jadwal yang dianjurkan.
Kepustakaan : Pedoman Pelayanan Medik Dokter Spesialis Bedah Umum
Indonesia, Edisi Kedua 2006
16
Diagnosis : KARSINOMA TIROID
Pengertian : Proses keganasan yang terjadi di kelenjar tiroid.
Kriteria Diagnosis : Benjolan di leher bagian depan, ikut bergerak waktu menelan
disertai tanda penekanan, suara parau, sesak nafas, gangguan
menelan, konsistensi keras, mobilitas terbatas, pembesaran
kelenjar getah bening leher, FNAB keganasan (+).
Diagnosis Banding : Tiroiditis kronis, struma adenomatosa
Pemeriksaan Penunjang : Foto leher (kalau perlu), foto thorax, FNAB, USG Abdomen,
Parafincoupe
Konsultasi : Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan)
Perawatan RS : Rawat inap
Terapi : Total tiroidectomi, near total tiroidectomi + FND bila
metastase ke kel. Leher. Radiasi externa/interna (J-131),
kemoterapi bila ada indikasi. Substitusi terapi levotiroksin
Penyulit : Sesak nafas, suara serak karena lesi nervus rekuren, kejang
karena hipoparatiroid, trakeomalaisa, perdarahan
Tenaga Standar : Dokter spesialis bedah umum
Dokter spesialis bedah (K) Onk
Dokter spesialis bedah (K) KL
FND dilakukan oleh Dokter spesialis bedah (K) Onk atau KL
Lama Perawatan : Minimal 5 hari
Masa Pemulihan : Minimal 4 minggu
Hasil : Tumor terangkat secara onkologi/radikal
Patologi : Perlu
Prognosis : Tergantung factor prognostic
Diharapkan baik bila usia < 45 tahun ukuran tumor < 4 cm,
tipe diferensiasi baik, tidak ada ekstensi
Tindak lanjut : Evaluasi dan monitoring keadaan klinis.
Edukasi : Perawatan post operasi. Konsultasi ke dokter penyakit
dalam untuk mengetahui fungsi tiroid.
Kepustakaan : Pedoman Pelayanan Medik Dokter Spesialis Bedah Umum
Indonesia, Edisi Kedua 2006
17
Diagnosis : PEMBESARAN KELENJAR GETAH BENING
Pengertian : Proses keganasan yang terjadi di kelenjar getah bening.
Kriteria Diagnosis : Pembesaran kelenjar getah bening dicurigai ganas bila\
1) Membesar progresif
2) Tanpa tanda-tanda radang
3) Ada tumor primer di tempat lain.
4) Tidak sembuh dgn antibiotika setelah kurun waktu ttt.
5) Benjolan teraba agak keras, ada tanda-tanda infiltrasi ke
sekitarnya
Diagnosis Banding : Limfadenitis spesifik/non spesifik, limfoma maligna
Pemeriksaan Penunjang : 1) FNAB, biopsy eksisional atau biopsy insisional
2) Pemeriksaan darah lengkap
3) Tumor marker bila ada fasilitas
4) Pemeriksaan serologis (TB-DOT, Toksoplasma)
5) CT Scan bila ada indikasi
Konsultasi : Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan)
Perawatan RS : Poliklinis / opname bila operasi dengan bius umum
Terapi : Sesuai penyebab (radioterapi, kemoterapi, pembedahan)
Penyulit : Tergantung penyebab
Tenaga Standar :Dokter spesialis bedah umum; Dokter
spesialis bedah (K) Onk; Dokter spesialis bedah (K) KL
Lama Perawatan : Tergantung penyebab
Masa Pemulihan : Tergantung penyebab
Hasil : Pembesaran kelenjar getah bening dapat dieradikasi
Patologi : Perlu, untuk konfirmasi diagnosis, menentukan grading,
origin tumor, stadium, terapi ajuvan dan mengetahui
prognosis.
Prognosis : Tergantung penyebab, stadium, factor prognosis dan
modalitas terapi yang didapat.
Tindak lanjut : Evaluasi dan monitoring keadaan klinis.
Edukasi : Kontrol sesuai jadwal.
18
Diagnosis : TUMOR JINAK RONGGA MULUT
Pengertian : Benjolan abnormal yang ada di rongga mulut tapi bukan
keganasan
Kriteria Diagnosis : Benjolan pada rongga mulut dengan batas jelas
Diagnosis Banding : Fibroma, Papiloma, Epulis
Pemeriksaan Penunjang : -
Konsultasi : Dokter spesialis terkait (bila diperlukan)
Perawatan RS : Rawat inap untuk peri operatif
Terapi : Eksisi
Penyulit : Perdarahan, Infeksi
Tenaga Standar : Dokter spesialis bedah umum
Dokter spesialis bedah (K) Onk
Dokter spesialis bedah (K) K & L
Lama Perawatan : Minimal 7 hari
Masa Pemulihan : Minimal 4 minggu
Hasil : Tumor bisa terangkat total
Patologi : Perlu
Prognosis : Diharapkan baik
Tindak lanjut : Evaluasi dan monitoring keadaan klinis.
Edukasi : Perawatan post operasi. Jaga kebersihan mulut, nutrisi
Kepustakaan : Pedoman Pelayanan Medik Dokter Spesialis Bedah Umum
Indonesia, Edisi Kedua 2006
19
Diagnosis : TUMOR JINAK JARINGAN LUNAK KEPALA DAN
LEHER
Pengertian : Benjolan pada jaringan lunak di kepala atau di leher
Kriteria Diagnosis : Benjolan pada jaringan lunak di kepala atau di leher
Diagnosis Banding : Berdasarkan pemeriksaan klinis dapat dibedakan antara :
Fibroma, Neurofibroma, Lipoma, Limfangioma,
Hemangioma.
Pemeriksaan Penunjang : -
Konsultasi : Dokter spesialis terkait (bila diperlukan)
Perawatan RS : Rawat inap untuk operasi
Terapi : Eksisi
Penyulit : Perdarahan, Infeksi, Lesi organ sekitar
Tenaga Standar : Dokter spesialis bedah
Dokter spesialis bedah (K) Onk
Dokter spesialis bedah (K) K & L
Lama Perawatan : Kalau local anastesi bisa poliklinis
Kalau dengan general narkose perlu opname minimal 1 hari
Masa Pemulihan : Minimal 4 minggu
Hasil : Tumor bisa terangkat.
Patologi : Perlu
Prognosis : Diharapkan baik
Tindak lanjut : Evaluasi dan monitoring keadaan klinis.
Edukasi : Kontrol sesuai jadwal.
Kepustakaan : Pedoman Pelayanan Medik Dokter Spesialis Bedah Umum
Indonesia, Edisi Kedua 2006
20
Diagnosis : TUMOR JINAK TULANG
Kriteria Diagnosis : 1) Keluhan : tumor, nyeri tulang, patah tulang
2) Fisik : tumor pada tulang konsistensi keras, berbatas
tegas, atau ada patah tulang patolgis.
3) Radiology : XC-foto tulang, tampak densitas tulang
bertambah (osteobalstik) atau berkurang (osteolitik) atau
campuran.
4) Alkali fosfatase meningkat.
Diagnosis Banding : Tumor ganas tulang, kista tulang, osteomielitis
Pemeriksaan Penunjang : Diagnosis
1) Radiologi : X-foto tulang, CT Scan
2) Biopsi : FNA, biopsy tulang, pemeriksaan spesimen
operasi
Staging : hanya untuk tumor ganas tulang
Konsultasi : Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan)
Perawatan RS : Rawat inap untuk diagnosis dan atau tindakan
Terapi : a. Bedah : reseksi tulang, kuretage, cryosurgery
b. Non bedah : -
Penyulit : 1) Penyakit : nyeri tulang, fraktur patologis
2) Terapi : gangguan pertumbuhan, infeksi, malunion atau
non-union.
Tenaga Standar : Dokter spesialis bedah umum
Dokter spesialis bedah (K) Onk
Dokter spesialis bedah orthopedi
Lama Perawatan : Minimal 1 minggu
Masa Pemulihan : Minimal 4 minggu
Hasil : Bisa bebas tumor, bisa kambuh
Patologi : Perlu untuk konfirmasi diagnosis, jenis histology
1) Tumor jinak tulang
- Osteoma
- Osteobalstoma
- Kondroma
21
- Kondroblastoma
- Adamantinoma
- Fibroma
- Hemangioma
- Limfangioma
- Giant cell tumor
2) Tumor non neoplasma
- Kista tulang
- Fibrous displasia
Prognosis : Diharapkan baik, tumor hilang atau sembuh kadang-kadang
bisa residif
Tindak lanjut : Evaluasi dan monitoring untuk kemungkinan rekurensi.
Edukasi : Perawatan luka post operasi. Kebersihan badan untuk
mencegah infeksi.
Kepustakaan : Pedoman Pelayanan Medik Dokter Spesialis Bedah Umum
Indonesia, Edisi Kedua 2006
22
Diagnosis : TUMOR GANAS TULANG
Pengertian : Proses keganasan yang terjadi di tulang.
Kriteria Diagnosis : 1) Keluhan : pembengkakan pada tulang atau daerah
persendian, nyeri tulang, patah tulang patologis
2) Fisik : tumor pada tulang konsistensi keras (osteosarkoma
umumnya pada daerah metafise tulang panjang, Ewing
sarcoma pada tulang pipih atau daerah diafise), berbatas
tegas, atau ada patah tulang patolgis, sering dengan
metastase jauk (paru).
3) Radiology : XC-foto polos tulang : tepi tumor irregular,
destruksi tulang dan periosteal reaction. MRI.
4) Alkali fosfatase meningkat.
Diagnosis Banding : Tumor jinak, kista tulang, osteomielitis
Pemeriksaan Penunjang : Diagnosis
1) Radiologi : X-foto tulang, MRI, CT Scan
2) Biopsi : FNA, core biopsy tulang, pemeriksaan spesimen
operasi
Staging : foto thorax, kalau perlu CT Scan, USG Abdomen
Konsultasi : Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan)
Perawatan RS : Rawat inap untuk diagnosis dan atau tindakan
Terapi : a. Bedah : Limb salvage bila memungkinan, reseksi tulang
dan rekonstruksi, amputasi, Metastasektomi
b. Non bedah :
Kemoterapi : sebagai terapi ajuvan atau neoajuvan pada
perencanaan limb slvage. Regimen yang digunakan
adalah kombinasi Vincristine, Doxorubicin,
Cyclophosphamide, Ifosfamide + Uromitexan, Etoposide.
Radioterapi : sebagai terapi paliatif pada tumor yang
besar, unresectable, Karen aosteosarcoma umumnya
bersifat radioresisten.
Penyulit : 1) Penyakit : nyeri tulang, fraktur patologis, metastase
hematomogen (umunya ke paru)
23
2) Terapi : gangguan pertumbuhan, infeksi tulang, malunion
atau non-union.
24
Diagnosis : AMELOBLASTOMA MANDIBULA
Pengertian : Keganasan odontogenik yang paling sering terjadi, muncul
dari bagian posterior mandibula.
Kriteria Diagnosis : Benjolan berasal dari tulang mandibula atau maksila (jarang)
tak nyeri, tumbuh pelan (bertahun-tahun), konsistensi keras,
kadang ada fenomena bola pingpong, gigi yang bersangkutan
biasanya tidak teratur.
Diagnosis Banding : Ossifying fibroma, Kista odontogenik, Giant Cell Tumor
Pemeriksaan Penunjang : Mandibula : X-foto mandibula AP, Eisler / panoramic
Maksila : X-foto waters + Hap
Adanya gambaran kista multiple/single.
Konsultasi : Dokter spesialis terkait (bila diperlukan)
Perawatan RS : Rawat inap
Terapi : Reseksi mengikutsertakan tulang sehat 1-2 cm dari batas lesi
+ rekonstruksi.
Tempat Pelayanan : Minimal rumah sakit kelas – C
Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan
memadai
Penyulit : Perdarahan, hematom, fistel orokutan, lesi n. Hipoglosus dan
n. Lingualis, infeksi.
Tenaga Standar : Dokter spesialis bedah
Dokter spesialis bedah (K) Onk
Dokter spesialis bedah (K) K & L
Lama Perawatan : Minimal 14 hari
Masa Pemulihan : Minimal 4 minggu
Hasil : Tumor bisa terangkat radikal
Patologi : Perlu
Prognosis : Diharapkan baik
Tindak lanjut : Evaluasi dan monitoring keadaan klinis.
Edukasi : Hygiene mulut dan nutrisi yang baik
25
Kepustakaan : Pedoman Pelayanan Medik Dokter Spesialis Bedah Umum
Indonesia, Edisi Kedua 2006
Diagnosis : TUMOR JINAK PAYUDARA
Pengertian : Benjolan yang terjadi di payudara, tapi bukan
keganasan
Kriteria Diagnosis : 1) Fiboadenoma Mamma
Tumor di payudara pada wanita
a. Muda, dibawah umur 30 tahun
b. Tumbuh pelan dalam waktu tahunan
c. Batas tegas
d. Bentuk bulat dan oval
e. Permukaan halus
f. Konsistensi padat elastis
g. Sangat mobile dalam korpus mamma
h. Tumor dapat single atau multiple
Nodus axilla tidak teraba membesar dan tidak ada tanda
metastase jauh
2) Tumor fillodes mamma
Tumor besar pada mamma, > 5 cm dan dapat lebih dari
30 cm.
a. Diameter tumor umumya besar
b. Permukaan berbenjo-benjol
c. Ada bagian yang padat dan kistous
d. Sangat mobile dari dinding dada.
Kulit di atas tumor mengkilat, kadang disertai ulkus
Vena subkutan membesar dan berkelok-kelok (vena
ektasi)
Tidak ada tanda-tanda infiltrasi atau metastase
3) Papiloma intra duktal
a. Perdarahan atau keluar cairan abnormal dari puting
susu.
b. Tumor kecil di subareoler
Diagnosis Banding : 1) Kanker payudara
26
2) Kista payudara
3) Fibrosing adenosis
Pemeriksaan Penunjang : 1) Epidemiologi : umur, factor resiko
2) Radiologi : USG Mamma / mammografi
3) Sitologi : FNA
4) Patologi : biopsy eksisi, insisi ( frozen section atau
paraffin block )
Konsultasi : Dokter spesialis terkait
Perawatan RS : 1) Fibroadenoma mamma : poliklinik kalau perlu MRS
untuk tumor yang multiple atau besar
2) Tumor fillodes dan papiloma intraduktal : MRS
Terapi : 1) Fibroadenoma mamma : eksisi tumor mamma
2) Tumor fillodes : eksisi tumor atau mastektomi simple
dengan atau tanpa rekonstruksi langsung
3) Papiloma intraduktal : duktektomi
4) Lain – lain tumor jinak : eksisi tumor mamma
Penyulit : Operasi : perdarahan, hematoma, infeksi
Tenaga Standar : Dokter spesialis bedah umum
Dokter spesialis bedah onkologi
Lama Perawatan : Minimal 7 hari
Masa Pemulihan : Minimal 1 minggu
Hasil : Bisa sembuh
Patologi : 1) Fibroadenoma
2) Tumor phyllodes
3) Lipoma
Prognosis : Diharapkan baik, kadang-kadang bisa rekuren terutama FAM
multiple atau tumor fillodes.
Tindak lanjut : 1) 0 – 1 tahun : tiap 3 bulan
2) > 1 tahun : lepas
Edukasi : Perawatan luka post operasi. Pemeriksaan payudara
sendiri
Kepustakaan : Pedoman Pelayanan Medik Dokter Spesialis Bedah Umum
Indonesia, Edisi Kedua 2006
27
28
Diagnosis : TUMOR JINAK GENITALIA LAKI DAN TUMOR
NON NEOPLASMA GENITALIA LAKI
Pengertian : Benjolan abnormal yang terjadi di alat kelamin laki tapi
bukan keganasan
Kriteria Diagnosis : 1) Keluhan : Benjolan kecil di prostate, testis, penis atau
kulit genitalia.
2) Fisik : tumor kecil, umumnya < 2 cm, berbatas tegas,
padat atau kistous, di prostate (colok dubur), testis,
epididimis, penis atau skrotum.
Diagnosis Banding : 1) Tumor ganas
2) Hidrokel testis
3) Spermatokel
Pemeriksaan Penunjang : Diagnosis
1) FNA, biopsy testis, pemeriksaan spesimen operasi
2) Patologi: biopsy eksisi,pemeriksaan spesimen operasi
Konsultasi : Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan)
Perawatan RS : Rawat jalan atau rawat inap untuk diagnosis dan atau
tindakan
Terapi : a. Bedah : Eksisi tumor, TUR
b. Non bedah : -
Penyulit : 1) Penyakit : -
2) Terapi : perdarahan, infeksi
Tenaga Standar : Dokter spesialis bedah umum
Dokter spesialis bedah (K) Onk
Dokter spesialis bedah urologi
Lama Perawatan : Minimal 3 hari
Masa Pemulihan : Minimal 1 minggu
Hasil : Bisa bebas tumor, sembuh
Patologi : Perlu untuk konfirmasi diagnosis, jenis histology
1) Neoplasma
- Prostat : adenoma, fibroma, myoma
29
- Testis dan epididemis : teratoma matur, sertoli sel
tumor, karsinoid, tumor Brenner.
2) Tumor non neoplasma
- Prostat : hyperplasia
- Testis dan epididemis : granuloma, spermatokel,
hidrokel funikuli.
- Penis dan skrotum : kista epidermis, ateroma
Prognosis : Diharapkan baik
Tindak lanjut : Evaluasi dan monitoring tanda-tanda rekurensi
Edukasi : Perawatan luka post operasi; hygiene sekitar kelamin; nutrisi
untuk menunjang penyembuhan luka.
Kepustakaan : Pedoman Pelayanan Medik Dokter Spesialis Bedah Umum
Indonesia, Edisi Kedua 2006
30
Diagnosis : Tumor Ginjal ( Dewasa dan Anak)
Kriteria Diagnosis :
a. Keluhan : hematuria mikroskopis atau makroskopis, flank tumor dan flank pain,
sindroma paraneoplastik (panas, anemia, hiperkalsemia, gangguan fungsi liver)
dan hipertensi atau tanda- tanda metastase ( paru, tulang, KGB regiopnal)
b. Fisik : Bimanual palpasi kadang - kadang bisa meraba tumor
c. Laboratorium : DL, UL, RFT, LFT, alkali fostatase meningkat
d. Radiologi : IVP, CT Scan abdomen, MRI
Diagnosis banding : GNA, GNC, NS, pyelonephritis, hidronefrosis, abses
ginjal
Pemeriksaan penunjang : Laboratorium (DL, UL, LFT, RFT, kultur urine)
Radiologi (USG, IVP, MRI, CT scan)
Konsultasi : Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait
Perawatan RS : Rawat inap untuk diagnosis dan tindakan
Terapi :
a. Bedah:
Tumor ganas ginjal : Nefrektomi radikal yaitu mengangkat ginjal, kelenjar
adrenal, lemak perinefrik dan fascia gerota dan kelenjar getah bening secara en
block. Pada keadaan tertentu dikerjakan pembedahan yang bersifat nephron-
sparing ( tumor kecil < 4 cm, bilateral tumor, single kidney, insufisisensi renal)
Tumor jinak : Nephrektomi parsial
b. Non bedah:
Tumor ganas ginjal : Kemoterapi (tidak terlalu efektif pada pasien dewasa),
dapat dicoba dengan interleukin 2 atau terapi biologi. Pada anak- anak diberikan
kombinasi actinomycin D dan vincristine
c. Radioterapi : tumor unresectable atau sebagai terapi
ajuvan dari pembedahannya
d. Tumor jinak : aspirasi kista
Penyulit : Penyakit anemia, hipertensi, gangguan fungsi ginjal,
hiperkalsemia, terapi: perdarahan, infeksi, gangguan fungsi ginjal
Tenaga standard : Dokter Spesialis Bedah Umum, Dokter Spesialis Bedah (K)
31
Onkologi, Dokter Spesialis Bedah Urologi
Lama perawatan : Operasi minimal 1 minggu
Masa Pemulihan : 6-9 bulan
Hasil : 1. Stadium Dini : Diharapkan bebas kanker
: 2. Stadium Lanjut : DFS atau OS diperpanjang
: 3. Stadium sangat lanjut : Tidak sembuh atau paliasi
Patologi : Perlu untuk konfirmasi diagnosis, menentukan stadium, terapi
ajuvan dan mengetahui prognosi
1. Tumor ganas :
- Clear cell sarcoma
- Nephroblastoma
- Renal cell carcinoma
2. Tumor jinak :
- Kista ginjal jinak
- Ginjal polikistik
- Kista ginjal hemoragik
- Proses inflamasi seperti pielonefritis dan abses
32
Diagnosis : Sarcoma Jaringan Lunak (SJL)
Kriteria Diagnosis :
Keluhan : tergantung dimana tumor tersebit tumbuh. Pada ekstrimitas umumnya
berupa tumor, jarang nyeri, tumbuh progresif, ada tanda – tanda infiltrasi atau
metastase
Fisik : tumor dengan batas tidak tegas, konsistensi pasat keras atau
campuran (nekrose sentral) dengan infiltrasi ke kulit (eritema atau ulkus) dan
jaringan sekitarnya (otot, saraf, pembuluh darah dan tulang). Jarang disertai
pembesaran KGB
Radiologi : Foto polos, MRI, CT scan: ada tumor yang mengadakan infiltrasi
dengan jaringan sekitar, kadang- kadang disertai destruksi tulang
Diagnosis banding : Tumor jinak jaringan lunak, aneurisma
Pemeriksaan Penunjang : Radiologis : Foto polos, MRI, CT Scan, angiografi atas
indikasi tertentu, USG abdomen dan foto thoraks untuk mencari metastase
Hispatologi: FNA tidak merupakan gold standard karena tidak dapat menentukan grading
tumor. Dianjurkan core biopsy atau biopsy terbuka dengan mempertimbangkan garis
insisinya agar bisa diangkat dengan operasi definitif
Konsultasi : Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait
Perawatan RS : Rawat inap untuk diagnosis dan tindakan
Terapi : Dibedakan atas lokasi SJL
Ekstrimitas : respectable atau unresectable
Visceral atau retroperitoneal
Bagian tubuh lain
SJL dengan metastase jauh
1) Bedah : Ekstrimitas respectable
SJL < 5 cm dan gradasi rendah : eksisi luas tanpa terapi ajuvan
SJL > 5 cm dan gradasi rendah : eksisi luas dan radioterapi eksterna
sebagai terapi ajuvan
SJL > 10 cm dan atau gradasi tinggi : preoperative kemoterapi dan
pascaoperatif disamping brakiterapi atau radioterapi eksterna
33
Pada SJL unresectable diberikan radioterapi preoperative atau neoadjuvant
chemoteraphy sebanyak 3 kali kemudaian dievaluasi, pada visceral atau
retroperitoneal aksisi luas bila perlu sampai dengan nephrectomy atau reseksi
kolon sedangkan pada bagian tubuh lain dilakukan eksisi luas pada SJL
respectable. Pada SJL dengan metastase jauh tumor primer masih respectable
dikerjakan eksisi luas dilanjutkan kemoterapi kombinasi atau bila perlu
metastasektomi
2) Non bedah
Dilakukan kemoterapi kombinasi
CyVaDIC : Cyclophospamide, Vincristine, Doxorubicin dan
Dacarbazine
VAC: Vincristine, Doxorubicin, Cyclophospamide, Ifosfamide +
Uromitexan, Doxorubicine, Dacarbazine, Isolated Limb Perfusion
Radioterapi : eksterna atau brakiterapi
Penyulit : Penyakit seperti anemia, infeksi, nyeri, gejala yang
disebabkan oleh infiltrasi tumor ke organ sekitar, terapi :
perdarahan, seroma, infeksi, gangguan fungsi motorik
atau organ yang terdekat dengan tumor
Tenaga Standar : Dokter Spesialis Bedah Umum, Dokter Spesialis Bedah (K)
Onkologi, Dokter Spesialis Bedah Orthopedi
Lama Perawatan : Berkisar anatara 2 – 3 minggu
Masa Pemulihan : 3 – 9 bulan
Hasil :
Stadium Dini : Bisa bebas kanker
Stadium lanjut : DFS atau OS diperpanjang
Stadium sangat lanjut : tidak sembuh, paliasi
Patologi : Perlu untuk konfirmasi diagnosis, menentukan stadium,
terapi ajuvan unutk mengetahui prognosis
Prognosis : Dubious (tergantung lokasi SJL, stadium, jenis hispatologi,
modalitas terapi yang diperoleh)
Tindak lanjut : Evaluasi untuk rekurensi dan metastase jauh
0 – 2 tahun : tiap 3 bulan, foto thoraks tiap 6 bulan
3 – 5 tahun : tiap 6 bulan
34
> 5 tahun : tiap tahun
Edukasi : Perawatan luka post operasi; gizi yang baik.
Kepustakaan : Pedoman Pelayanan Medik Dokter Spesialis Bedah Umum
Indonesia, Edisi Kedua 2006
35
Diagnosis : Kanker kulit, Melanoma dan Non melanoma (Basal cell
carcinoma : BCC dan Squamosus Cell Carcinoma : SCC)
Kriteria Diagnosis : Keluhan : kadang andeng andeng yang berubah sifat menjadi
ulkus, atau ulkus yang tidak menyembuh terutama diatas
jaringan parut (marjoline ulcer), pembesaran KGB regional,
lesi premalignant.
Faktor resiko rimayat paparan dengan UV, kulit putih,
rambut pirang, riwayat keluarga, predisposisi genetic,
kadang dijumpai pada penderita AIDS.
Fisik gejala awal melanoma ABCD, A; Asimetris, B; Border
irregulity, C; Color variegation, D; Diameter > 6 mm
Gejala kanker kulit lain : Pembesaran KGB regional, ulkus
rodent, nodul dengan ulkus kehitaman, metastase intransit
Diagnosis Banding : Nevus pigmentosum, keratosis seboroikum, keratosis senilis,
keratoakantoma, lesi premaligna
Pemeriksaan Penunjang : Laboratorium : LDH untuk melanoma
Radiologis : Foto polos untuk melihat adanya destruksi
tulang, MRI, CT Scan
Histopatologi : Scrapping, biopsy insisi atau eksisi baik
frozen section atau paraffin block untuk melihat jenis
histopatologi level invasinya (Clark and Breslow).
Pemeriksaan IHC dengan S-100, HMB-45 dan MART 1
untuk melanoma maligna
Konsultasi : Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait
Perawatan RS : Rawat inap untuk diagnosis dan tindakan
Terapi :
Bedah :
Melanoma Maligna :
- Eksisi luas dengan free margin ± 2 cm
- Sentinel limph node biopsy: preoperative lymposcitigraphy dan
intraoperative lymphatic mapping pada tumor yang N0
- Elective lymph node dissection kalau diperlukan
36
- Mohs surgery
Non Melanoma (BCC dan SCC)
- Eksisi luas dengan free margin ± ½ sampai dengan 1 cm
- Electrodessication
- Cryosurgery
- Mohs surgery
Non Bedah
Melanoma maligna
- Terapi biologi : High dose IFN alfa 2-b dan IL-2, terapi monoclonal,
biologic response modifier, BCG
- Raditerapi : higher fractional doses
- Kemoterapi : regimen darth mouth, temozolomide
- Isolated Hyperthermic Limb Perfussion
Non melanoma maligna
- cream 5-FU
- interferon intralesi
- terapi fotodinamik dan radiasi
- kemoterapi sistemik
Penyulit : Infeksi, perdarahan, seroma, infeksi, edema ekstrimitas, flap
nekrose dll
Tenaga Standar : Dokter Spesialis Bedah Umum, Dokter Spesialis Bedah (K)
Onkologi. Dokter Spesialis Bedah Kepala- Leher
Lama Perawatan : 2 – 4 minggu
Masa Pemulihan : 6 – 9 bulan
Hasil :
- Stadium Dini : Bebas kanker
- Stadium Lanjut : DFS atau OS diperpanjang
- Stadium sangat lanjut : tidak sembuh, paliasi
Patologi : Perlu untuk konfirmasi diagnosis, menentukan stadium, terapi
ajuvan dan mengetahui prognosis
Prognosis : Dubious (tergantung lokasi, stadium, jenis histopatologi,
modalitas terapi yang diperoleh)
Tindak lanjut : Evaluasi dan monitoring rekurensi dan metasatase
37
Edukasi : Perawatan luka; gizi yang baik; hygiene yang baik.
Kepustakaan : Pedoman Pelayanan Medik Dokter Spesialis Bedah Umum
Indonesia, Edisi Kedua 2006
38
Diagnosis : Struma
Kriteria Diagnosis : Benjolan di leher bagian depan (trigonum colli
anterior), yang ikut bergerak keatas bila penderita menalan
Struma Non Toksika E04
Penderita eutiroid, tenang, tidak ada gejala hipertiroidi
Struma Uni Nodusa : Bila terdapat satu nodus dalam
satu lobus
Struma Multi Nodusa : Bila terdapat dua atau lebih
nodus dalam satu lobus
Struma Difusa : Bila kedua lobus membesar
difuse
Struma Toksika atau Hypertiroid E05
Struma umumnya difuse tetapi ada pula noduse
Terdapat gejala hipertiroid yaitu penderita gelisah, gemetar, nadi cepat,
badan semakin kurus, jantung berdebar, sering berkeringat, sulit tidur,
diare. Tanda pada mata adalah mata melotot (exsophthalmos), tanda
stelwag atau mata jarang berkedip, tanda von greve atau jika melihat ke
bawah kelopak mata atas tidak mengikuti gerakan bola mata, tanda mobius
atau sukar melakukan dan mempertahankan konvergensi mata, tanda
joffroy atau tidak dapat mengerutkan dahi, tanda rosenbach atau tremor
dari kelopak mata jika mata ditutup
Tidak terdapat gejala hipertiroidi : malas, mudah capek, mengantuk,
tambah gemuk, obstipasi, mata sembab, kulit kering.
Tiroiditis E06
Struma granulamatos : melekat dengan jaringan sekitarnya dan
konsistensinya padat
Struma Hashimoto : struma konsistensi padat keras, menimbulkan
tekanan pada trakea
Struma riedel : konsistensi keras seperti kayu dan menimbulkan
tekanan pada trakea atau esofagus
Diagnosis Banding :
Tumor jinak tiroid
39
Kanker tiroid
Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan BMR
Laboratorium : T3, T4, TSH
Radiologi : USG leher, X-foto leher, X- foto thoraks, tiroid scan atas indikasi
Patologi : FNA, Pemeriksaan PA spesimen operasi
Konsultasi : Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait
Perawatan RS : Rawat Inap
Terapi :
Bedah :
Operasi, macamnya tergantung proses patologis tiroid
Struma toksika : tiroidektomi subtotal
Struma Uninodosa : lobektomi subtotal
Struma multinodusa : lobektomi atau tiroidektomi
subtotal (tergantung jumlah lobus yang terkena)
Tiroiditis kronis : ismektomi
Non Bedah
Struma difusa non toksika : ekstrak tiroid
Struma toksika : obat anti tiroid
Penyulit :
Penyakit : sesak nafas, suara parau, hipertiroid
Terapi : Lesi n.rekuren, hematoma, hipoparatiroidi, infeksi, krisis tiroid
Tenaga Standar : Dokter Spesialis Bedah Umum, Dokter Spesialis
Bedah (K)
Onkologi, Dokter Spesialis Bedah (K) Kepala Leher
Lama Perawatan : Minimal 5 hari
Masa Pemulihan : Minimal 4 minggu
Hasil : Tonjolan tiroid bisa diangkat dan diharapkan eutiroid
Patologi : Perlu
Otopsi : Kadang- kadang perlu untuk konfirmasi diagnosis dan jika
ada kasus kematian yang tidak jelas
Prognosis : Diharapkan baik
40
Tindak lanjut : Evaluasi dan monitoring keadaan klinis
Edukasi : Kontrol sesuai yang dianjurkan. Minum obat teratur.
Kepustakaan : Pedoman Pelayanan Medik Dokter Spesialis Bedah Umum
Indonesia, Edisi Kedua 2006
42
Diagnosis : Buerger’s Disease atau Penyakit Arteri Perifer
Oksklusif (PAPO)
Kriteria Diagnosis : Secara klinis penyakit arteri perifer oksklusif ditandai
dengan penyempitan dan pembuntuan pembuluh arteri
di ekstrimitas karena proses radang, tromboangitis
obliterans atau penyakit kolagen. Tanda dan gejala klinis
biasanya terjadi pada laki- laki muda yang perokok berat
disertai nyeri pada ekstrimitas bawah menurut stadium
Fontainne (I, II a, II b, III, IV). Pada inspeksi kulit kaki
terdapay hiperpigmentasi kulit, kuku jari kaki menebal, atrofi
otot ekstrimitas bawah, ulserasi atau gangrene pada
ekstrimitas bawah
Diagnosis Banding : Penyakit arteri oksklusif karena emboli kronik, penyakit
vasospatik, arterio sclerosis obliterans
Pemeriksaan Penunjang :
Laboratorium : DL
Kardiologi : ECG, Echocardiography
Radiologi : Arteriografi atau Doppler USG
Konsultasi : Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait
Perawatan RS : Minimal RS kelas C atau rumah sakit lain yang
memiliki sarana pembedahan yang memadai
Terapi :
Non Bedah
Berhenti merokok dan memakai obat- obatan vasodilator, antikoagulan
Bedah
Simpatektomi, nekrotomi, debridement dan amputasi
Penyulit : Ulserasi atau gangrene yang progresif, infeksi di daerah
43
ulkus dan sepsis
Tenaga Standar : Dokter Umum untuk terapi konservatif, Dokter
Spesialis Bedah Umum, Dokter Spesialis Bedah
Thoraks Kardiovaskular, Dokter Spesialis Bedah (K)
Vaskular
Lama Perawatan : Minimal 7 hari
Masa Pemulihan : Minimal 2 minggu
Hasil : Bisa sembuh dengan kecacatan atau amputasi
Patologi : Spesimen diambil dari lesi atau ganglion simpatikus
Prognosis : Bisa sembuh dengan cacat, dubious atau jelek
Tindak lanjut : Evaluasi dan monitoring keadaan klinis
Edukasi : Perawatan luka post operasi; rehabilitasi medic.
Kepustakaan : Pedoman Pelayanan Medik Dokter Spesialis Bedah Umum
Indonesia, Edisi Kedua 2006
44
Diagnosis : Emboli Arteri Akut
Kriteria Diagnosis : Secara klinis emboli arteri akut merupakan
tersumbatnya
aliran darah arterial oleh embolous atau gumpalan darah
yang mengikuti aliran darah, tanda dan gejala klinisnya
berupa sindroma iskemik secara mendadak pada ekstrimitas
yaitu 5P : Pain, Parestesia, Paralysis, Pulselessnes, Pallor
Diagnosis Banding : Trombosis Vena Akut
Pemeriksaan Penunjang :
Laboratorium : DL, Studi hemostasis, LFT, RFT, Saturasi O² pada arteri
perifer
Kardiologi : ECG dan ekhokardiografi
Radiologi : Doppler USG atau arteriografi
Konsultasi : Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait
Perawatan RS : Rawat inap untuk observasi dan pembedahan
Terapi :
Non Bedah : Obat- obatan antikoagulan, trombolitik dan penanganan
terhadap sumber emboli, seperti arterial fibrilasi, aneurisma aorta abdominalis
Bedah : Embolektomy dengan kateter fogarty
Penyulit : Nekrosis, emboli berulang, infeksi, perdarahan luka operasi
Tenaga Standar : Dokter Spesialis Bedah Umum, Dokter Spesialis Bedah
Thoraks Kardiovaskular, Dokter Spesialis Jantung dan
Pembuluh Darah, Dokter Spesialis Bedah (K)Vaskular
Lama Perawatan : Minimal 5 hari
Masa Pemulihan : Minimal 1 minggu
Hasil : Bisa sembuh atau sembuh dengan kecacatan
Prognosis : Diharapkan baik, bila terjadinya kurang dari 8 jam dan segera
45
diterapi akan tetapi jika terjadinya lebih dari 8 jam dan tidak
dengan segera diterapi serta terjadi iskemik yang
berkelanjutan maka dapat menimbulkan terjadinya amputasi
Tindak lanjut : Evaluasi dan monitoring keadaan klinis
Edukasi : Perawatan luka post operasi; control ke spesialis terkait.
Kepustakaan : Pedoman Pelayanan Medik Dokter Spesialis Bedah Umum
Indonesia, Edisi Kedua 2006
Diagnosis : Deep Vein Thrombosis (DVT)
Kriteria Diagnosis : Secara klinis DVT merupakan pembuntuan aliran
darah vena
dalam pada ekstrimitas bawah dan hal ini disebabkan adanya
thrombus yang menyumbat
Tanda dan gejala klinis berupa : nyeri tekan pada betis, pada
pemeriksaan terdapat Homan’s sign yaitu nyeri pada otot-
otot betis bila kaki dorso fleksi, pitting edema atau bengkak
yang luas dan kemerahan disertai peningkatan suhu tubuh
bila disertai infeksi, phlegmasis alba dolens atau pucat.
Kemudian disusul dengan phlegmasia cerule dolens (blue leg
= sianosis) disertai gangguan sensoris dan motoris bila telah
terjadi penekanan pada system arterial
Diagnosis Banding : Selulitis, miositis, osteomielitis, fraktur dengan sindroma
kompartemen
Pemeriksaan Penunjang :
Laboratorium : DL, studi koagulasi, hitung trombosit, PTT, APTT
Pletismografi bila ada fasilitas
Radiologi : Doppler USG, venografi, plebografi
Konsultasi : Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait
Perawatan RS : Rawat inap untuk observasi dan tindakan
Terapi :
Non Bedah
Tirah baring dengan kaki elevasi 8 – 10 inchi. Tungkai dibalut dengan bebat
elastis dan diberi krim antiplogestikum aeperti zinkzalf, obat antikoagulan dan
trombolitik
46
Bedah
Thrombektomi dengan kateter fogarty dengan indikasi thrombus di vena besar dan
dalam dan waktu kurang dari 72 jam yang disertai rasa nyeri
Penyulit : Phlebitis, infeksi, sepsis, gangrene, emboli paru
Tenaga Standar : Dokter umum untuk perawatan konservatif, Dokter
Spesialis
Bedah Umum, Dokter Spesialis Bedah Thoraks
Kardiovaskular, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh
Darah, Dokter Spesialis Bedah (K) Vaskular, Dokter Spesialis
Penyakit Dalam, Dokter Spesialis Hematologi
Lama Perawatan : Minimal 14 hari
Masa Pemulihan : Minimal 3 bulan
Hasil : Bisa sembuh tidak sempurna atau meninggal bila terjadi
emboli paru
Prognosis : Diharapkan baik, dubious atau jelek
Tindak lanjut : Evaluasi dan monitoring keadaan klinis
Edukasi : Perawatan luka post operasi; minum obat teratur;
control
spesialis terkait.
Kepustakaan : Pedoman Pelayanan Medik Dokter Spesialis Bedah Umum
Indonesia, Edisi Kedua 2006
47
Diagnosis : Varices Tungkai
Kriteria Diagnosis : Secara klinis varises tungkai merupakan pelebaran,
pemanjangan dan berkelok- kelok pembuluh balik vena
pada ekstrimitas bawah. Tanda dan gejala klinis sesuai
stadium klinik (I - IV) berupa keluhan tak khas (I),
pelebaran vena (II), varices tampak jelas atau massif (III),
ulkus atau gangrene (IV), tes klinik: perthes, tredelenburg
Diagnosis Banding : Sindroma insufisiensi vena kronik
Pemeriksaan Penunjang :
Laboratorium : pemeriksaan darah untuk persiapan operasi
Konsultasi : Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait
Perawatan RS : Rawat inap untuk tindakan (stadium III, IV)
Terapi :
Non bedah : Terapi sclerosis dan bebat elastic (stadium I, II) dan obat
phlebothropik
Bedah : Striping, eksisi, ekstraksi, ligasi venakomunikan untuk
stadium III dan IV, eksisi ulkus, transplantasi kulit untuk
stadium IV
Penyulit : Ulkus varicosum, nyeri, trombofeblitis, infeksi, sepsis
Tenaga Standar : Dokter Spesialis Bedah Umum, Dokter Spesialis
Bedah
Thoraks Kardiovaskular, Dokter Spesialis Bedah (K) Vaskular
Lama Perawatan : Minimal 5 hari
48
Masa Pemulihan : Minimal 2 minggu
Hasil : Bisa sembuh atau sembuh dengan kecacatan
Prognosis : Diharapkan baik atau dubious
Tindak lanjut : Evaluasi dan Monitoring keadaan klinis
Edukasi : Perawatan luka post operasi; control teratur termasuk
ke
spesialis terkait.
Kepustakaan : Pedoman Pelayanan Medik Dokter Spesialis Bedah Umum
Indonesia, Edisi Kedua 2006
50
Tindak lanjut : Evaluasi dan monitoring keadaan klinis
Edukasi : Kerja ringan sementara sampai sembuh total.
Kepustakaan : Pedoman Pelayanan Medik Dokter Spesialis Bedah Umum
Indonesia, Edisi Kedua 2006
Diagnosis : Pneumothoraks
Kriteria Diagnosis : Secara klinis pneumothoraks merupakan suatu
keadaandimana
terdapat udara di dalam rongga pleura dan mengakibatkan
paru menjadi kolaps yang disebabkan karena trauma atau
penyakit. Tanda dan gejala klinis berupa sesak nafas, pada
inspeksi dijumpai gerakan hemithoraks berkurang tau
menurun, pada perkusi hipersonor, pada auskultasi suara
nafas berkurang atau menurun, pada foto polos thoraks ada
bayangan udara bebas pada hemithoraks yang bersangkutan
dan paru tampak kolaps. Pada keadaan tension ditandai
dengan trachea terdorong kontra lateral, bendungan vena di
leher, CVP meningkat, hemithoraks yang terkena lebih
cembung
Diagnosis Banding :-
Pemeriksaan Penunjang :
51
Laboratorium : DL, BTA sputum
Radiologi : Foto polos thoraks
Konsultasi : Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait
Perawatan RS : Rawat inap untuk observasi atau tindakan
Terapi :
Non bedah : Oksigenasi, fifioterapi nafas dan obat- obatan
Bedah : Jarum kontraventil atau jarum terbuka dilanjutkan dengan
pipa drainase atau WSD untuk kasus tension pneumothoraks, punksi bila paru
kolaps mencapai < 30%, pipa torakostomi dengan continuous suction, bila
pneumothoraks terbuka maka luka ditutup atau dijahit dan pasang pipa thoraks,
torakotomi apabila paru kolaps persisten dan terdapat fistula bronkho pleural
Penyulit : Empisema subkutis, pneumonia, shunting, atelektasis,
infeksi
Tenaga Standar : Dokter Umum (pertolongan pertama untuk pasang
WSD),
Dokter Spesialis Paru untuk kasus non trauma, Dokter
Spesialis Bedah Umum, Dokter Spesialis Bedah Thoraks
Kardiovaskular, Dokter Spesialis Bedah (K) Thoraks
Lama Perawatan : Minimal 7 hari
Masa Pemulihan : Minimal 2 minggu
Hasil : Bisa sembuh atau sembuh dengan kecacatan seperti Schwarte,
fibrosis paru
Patologi : Perlu untuk diagnosis
Prognosis : Diharapkan baik atau dubious atau jelek
Tindak lanjut : Evaluasi dan monitoring keadaan klinis.
Edukasi : Kontrol sesuai jadwal; konsultasi ke spesialis paru.
Kepustakaan : Pedoman Pelayanan Medik Dokter Spesialis Bedah Umum
Indonesia, Edisi Kedua 2006
52
Diagnosis : KISTA ODONTOGENIK
Kriteria Diagnosis :Benjolan pada mandibula atau maksila, tidak nyeri, adanya
gangren radiks atau gigi yang tidak tumbuh. X foto nampak
gambaran kista single
Diagnosis Banding : Kista radikuler
Kista folikuler
Pemeriksaan Penunjang :Letak dimandibula: X foto mandibula AP/ Eisler, atau
panoramic
Letak di maksila: X foto waters/ Hap
Konsultasi : Dokter spesialis terkait ( bila diperlukan)
Perawatan RS : Rawat Inap
Terapi : Ekskokleasi (kuretase & ekstraksi gigi yang terlibat)
53
Penyulit : Infeksi
Hematoma
Tenaga Standar : Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah (K) KL
Dokter Bedah Spesialis (K) Onk
Lama Perawatan : Minimal 5 hari
Masa Pemulihan : Minimal 2 minggu
Hasil : Kista bisa terangkat bersih
Patologi : Perlu
Prognosis : diharapkan baik
Tindak lanjut : Evaluasi dan monitoring keadaan klinis
Edukasi : Hygiene mulut; nutrisi lembek bergizi.
Kepustakaan : Pedoman Pelayanan Medik Dokter Spesialis Bedah Umum
Indonesia, Edisi Kedua 2006
Diagnosis : APENDISITIS
Dapat berupa :
Apendisitis akut
Periapendikuler Infiltrat
Periapendikuler abses
Apendisitis perforate yang disertai peritonitis local
atau Peritonitis umum
Kriteria Diagnosis : Klinis
Nyeri di titik McBurney dapat disertai defance
musculare
Panas badan meningkat, kadang disertai muntah
Masa (-), pada periapendikuler infiltrate teraba masa
yang nyeri tekan pada perut kanan bawah, defens
muskuler (+)
Nyeri tekan (+), colok dubur nyeri jam 09.00-11.00
Beda temperature rectal dengan axiler lebih dari 1o d
Diagnosis Banding : Divertikulitis, limpadenitis
Keradangan organ kandungan, torsio kista ovarium
54
KET, torsio testis kanan
Gastroentritis – colitis
Pemeriksaan Penunjang : Laboratorium rutin, USG abdomen
55
Diagnosis : HERNIA INGUINALIS LATERALIS /
2 MEDIALIS
56
Terapi : Operasi segera bila inkarserata
8 Operasi terencana untuk hernia reponibilis dan
ireponibilis
Hernioraphy menurut bassini/ shouldice atau lebih
baik dengan memakai prolene Mesh (Lichtenstein)
Penyulit : Perdarahan, hematoma, infeksi
1 Untuk inkarserata: nekrosis usus, sepsis, residif
57
Terapi : Fistulotomi dan fistulektomi
Seton untuk kasus fistel yang kompleks
Penyulit : Incontinensi alvi, infeksi
58
Perawatan RS : Rawat inap
7
Diagnosis : KHOLELITIASIS
Kelainan ini dapat disertai keradangan kronis atau
akut (kholelitiasis kronis/ kholelitiasis akut)
Kriteria Diagnosis : Kolik perut kanan atas, kadang menjalar ke belakang
dapat disertai radang akut kkolesisistitis atau
penyumbatan-kholestasis
Pada pemeriksaan, nyeri tekan pada
hipokondriumkanan, terdapat tanda peritonitis local
defans muscular (+), pertanda Murphy’s positif
Diagnosis Banding : Proses keradangan pada organ-organ di daerah
hipokondrium, hepatitis, abses hepar, pankreatitis,
kholangitis, ulkus peptikum
Pemeriksaan Penunjang : Foto polos perut
59
Konsultasi : Dokter Spesialis terkait, bila diperlukan
Patologi : Diperlukan
Diagnosis : Keloid
2
Konsultasi : -
6
60
7 Rawat inap atas indikasi ko-morbiditas lain
Terapi : Eksisi
8
Penyulit : Perdarahan
1 Injeksi
Masa pemulihan : -
1
Diagnosis : KONTRAKTUR
61
Perawatan RS : Rawat inap untuk operasi
Diagnosis : PIONEPHROSIS
Kriteria Diagnosis : Fase akhir dari obstruktif dan infeksi yang parah
pada ginjal
Ginjal tak berfungsi dan penuh berisi nanah
Bulging dan nyeri ketok pada daerah Flank sisi yang
sakit
Kadang disertai demam (tanda UTI positif)
USG positif
Diagnosis Banding : Hidronephrosis,
Pyelonephrosis,
Tumor
Pemeriksaan Penunjang : Lab urine dan darah
Foto BNO, IVP
USG, renogram
62
Konsultasi : Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan)
Terapi : Nefrostomi
Nefrectomi bila tidak berfungsi
Antibiotika, analgetika
Penyulit : Urosepsis, infeksi
Terapi
a. Non bedah : Endurologi
Medikamentosa untuk batu diameter kurang dari ½
63
cm.
b. Bedah : Operasi terbuka
64
Diagnosis : HIDROKEL TESTIS / FUNIKULI
Terapi
a. Non bedah : Anak : umur kurang 2 tahun, observasi
b. Bedah : Anak : ligasi tinggi pada anak umur lebih 2 tahun
Dewasa : hidrokelektomi, marsupialisasi
Penyulit : Perdarahan, hematoma
65
Patologi : Untuk dewasa
Terapi
8 a. Non bedah : Medikamentosa (alfablocker dan anti androgen)
Sementara pemasangan kateter
b. Bedah : Operasi terbuka (prostatektomi)
TUR-P
Laser
Penyulit : Infeksi, perdarahan, inkontinensia post operatif,
1 striktura urethra post operatif.
Terapi :
8 Non Bedah : Orchidopeksi, bila masih viable
Orchidectomi, bila nekrosis
Orchidopeksi sisi yang lain
Penyulit : Nekrose, infeksi
1
67
Lama Perawatan : Minimal 5 hari
1
Pemeriksaan Penunjang : -
Terapi : Labioplasti
Penyulit : Perdarahan
Infeksi
Parut luka tidak baik
Tenaga Standar : Dokter spesialis bedah umum
Dokter spesialis bedah plastic
Lama Perawatan : Minimal 5 hari
68
Masa pemulihan : Minimal 2 minggu
Pemeriksaan Penunjang : -
Terapi :
a. Non bedah : Epeech therapy, perbaikan gigi
b. Bedah : Palatorafi
Penyulit : Perdarahan
Infeksi
Suara sengau
Mal oclusi gigi
Fistula orosonal
Tenaga Standar : Dokter spesialis bedah umum
Dokter spesialis bedah plastik
Lama Perawatan : Minimal 10 hari
69
Hasil : Celah langit-langit terkoreksi atau gagal.
70
Hasil : Bisa sembuh dengan follow up.
Kriteria Diagnosis : Benjolan lipat paha, bias sampai scrotum yang dapat
keluar (bila mengejan) – masuk bila tidur, silk sign,
transiluminasi negative, terdengar bising usus. Dapat
satu sisi dua sisi, sisi kanan lebih sering
dibandingkan sisi kiri.
USG didapatkan prosesus vaginalis peritonei terbuka
( kantong hernia )
Diagnosis Banding : Hidrokele
Perawatan RS : Perlu
71
Kepustakaan : Pedoman Pelayanan Medik Dokter Spesialis Bedah
Umum Indonesia, Edisi Kedua 2006
Terapi :
Non bedah Istirahat di tempat, tidur, symphtomatis, antibiotika,
perawatan kebersihan lubang hidung dan telinga
Bedah Bila kebocoran likuor deras atau indikasi lain
Penyulit : Meningitis, infeksi
Lesi saraf cranial
Fistula karotiko - cafernosa
Tenaga Standar : Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Spesialis Bedah Saraf
Lama Perawatan : Minimal 7 hari
72
Diagnosis : Fraktur Nasal
73
diskontinuitas tulang maksila, ditandai dengan
adanya maloklusi dan floating maksila. Bisa disertai
edema, nyeri, hematoma periorbital, rinore
Diagnosis Banding : -
74
parastesia infra orbital, edema, enoktalmus atau
eksotalmus
Diagnosis Banding : -
Terapi :
Non bedah Bila tidak ada indikasi operasi (deformitas, diplopia,
parestesia infra orbital) cukup observasi dan obat
analgesic
Bedah Bila ada indikasi operasi
- Reposisi gillies (bila fraktur stabil)
- Reposisi dan fiksasi dengan introseus wiring
atau plating (bila fraktur tidak stabil)
Penyulit : Kelainan : gangguan visus atau trauma okuli
Penyembuhan tulang : mal union, non union,
osteomielitis
Tenaga Standar : Dokter spesialis bedah umum, Dokter spesialis
bedah KL, Dokter spesialis bedah plastic dan
rekostruksi
Lama Perawatan : Minimal 4 hari
75
Pemeriksaan Penunjang : X- Photo mandibula AP + Lat + Eislr, panoramic
76
7
Terapi :
8 Non bedah Reposisi dengan pembiusan
Imobilisasi dengan posisi fleksi
Bedah Operasi bila reposisi gagal
77
Pemeriksaan Penunjang : Foto Ro cervical dan foto Ro kepala AP/Lat, bila
5 diperlukan.
78
Tnda dan gejala klinis berupa :
Jejas, luka tususk dinding toraks dan daerah
abdomen bagian atas.
Gejala dan tanda lainnya dapat berupa anemia,
sesak, sucking chest wound, jejas atau luka tususk
dinding toraks terutama diantara garis mid
klavikularis kanan dan garis axillaris depan kiri
dapat melukai jantung dan pembuluh darah besar.
Diagnosis Banding : Luka tusuk tembus dan luka tusuk tumpul.
4
Terapi :
8 Non Bedah Farmakologi : Antibiotika, analgetika, antipiretika
Bedah Bila pasien dalam keadaan tidak stabil dan bila ada
indikasi, segera resusitasi cairan dan
cardiopulmonal, berikan O2 (tindakan A,B,C).
Pasang pipa thoraks WSD, bila perdarahan >800cc
pada saat pemasangan pipa toraks setelah traumaatau
3-5 cc/Kg BB antero lateral.
Bila ada sucking chest wound atau pneumothoraks
terbuka, luka ditutup dulu dengan bahan kedap udara
lalu dipasang pipa. Pada luka tusuk daerah
torakoabdominal, dibawah ICS VII, bila tembus
facia dilakukan torakolaparatomi.
Bila trias Beck positif atau disertai syok berat dan
perdarahan massif dilakukan eksplorasi torakotomi
kiri melalui ICS V dan selanjutnya terapi definitive.
Penyulit : Tamponade jantung, infeksi
1 Hematopneumotoraks
Pneumotoraks terbuka
Hematopneumotoraks dengan perdarahan
intraabdominal.
Pneumotoraks tension
Perlukaan organ intra abdominal, apabila luka
tersebut di bawah ICS VII>
Tenaga Standar : Dokter umum (pertolongan pertama, pasang pipa
1 toraks WSD)
Dokter spesialis bedah umum
Dokter spesialis bedah (K) thoraks
Dokter spesialis bedah (K) digestif
79
Dokter spesialis bedah (K) anak (usia <12 tahun
Lama Perawatan : Minimal 4 hari
1
81
Kepustakaan : Pedoman Pelayanan Medik Dokter Spesialis Bedah
Umum Indonesia, Edisi Kedua 2006
82
Kontusio bokong dan panggul S 30.0
Kontusio abdomen, pinggang, inguinal S 30.1
Kontusio perineum dan genita S 30.2
Ekskoriasi laserasi superficial multiple di abdomen,
pinggang dan panggul S 30.7
Ruptur limfa S 36.0.0
Ruptur hepar dan kantong empedu S 36.1.0
Ruptur pancreas S 36.2.0
Ruptur lambung S 36.3.0
Ruptur duodenum, rupture jejunum, rupture ileum
S 36.4.0
Ruptur organ intra abdomen S 36.7
Hematoma retroperitonium S 36.8.0
Ruptur ginjal, kontusio ginjal S 37.0.0
Ruptur ureter S 37.1.0
Ruptur kandung kemih S 37.2.0
Ruptur uretra S 37.3.0
Ruptur ovarium S 37.4.0
Ruptur tuba falopii S 37.5.0
Ruptur uteri S 37.6.0
Ruptur organ intra pelvis multiple S 37.7.0
Ruptur kelenjar adrenal, prostat, rupture Vesikula
seminalis, rupture vasdeveren S 37.8.0
Kriteria Diagnosis : Mekanisme trauma
Jatuh dari ketinggian
Tindakan penganiayaan
Cidera akibat hiburan
Tanda klinis
Stabil
Tidak stabil
Inspeksi :
Dinding abdomen bias tampak normal, jejas pada
dinding abdomen dan dinding dada bagian bawah,
abdomen tampak distensi
Jejas dapat berupa hematom, memar kulit, laserasi
Auskultasi :
Auskultasi regio thoraks kiri : suara nafas menurun,
bisa terdengar bising usus
Auskultasi region abdomen : bising usus bisa normal
menurun atau hilang
Palpasi :
Nyeri tekan di kuadran tertentu atau seluruh region
abdomen, devans muskuler nyeri tekan lepas.
Perkusi :
Perkusi region toraks bagian bawah bisa normal atau
redup atau timpani
Pekak hati bisa positif atau negative
Nyeri ketok dinding abdomen
Tes undulasi positif bisa negative
Colok dubur : bisa normal atau ditemukan kelainan
83
yaitu prostat yang melayang, laserasi pada dinding
anorektum, teraba fragmentasi tulang panggul, nyeri
pada dinding anorektum, pada sarung tangan bisa
ditemukannoda darah berarti positif ada cedera pada
saluran cerna
Diagnosis Banding : -
84
intra vaskuler yang diseminasi, koagulopati,
hipotermia, asidosis, infeksi, sepsis, perdarahan
saluran cerna, pneumonia pancreatitis pasca trauma,
gangguan fungsi hati, ARF, gagal multi organ.
Tenaga Standar : Dokter spesialis bedah
Dokter spesialis bedah (K) digestif
Lama Perawatan : Bervariasi tergantung beratnya cidera bisa 10 hari –
3 bulan
Masa pemulihan : Juga bervariasi bisa 2 minggu – 3 bulan
85
fr. Costae, luka tusuk abdomen atau totakal bawah
Nyeri pada perut kiri atas, nyeri dapat menjalar pada
bahu kiri
Tanda syok karena perdarahan
Terdapat tanda cairan bebas dalam rongga perut
Diagnosis Banding : Trauma perut dengan cidera organ disertai
perdarahan dalam perut, antara lain : cidera
lambung, cidera ginjal kiri, cidera hepar kiri
Pemeriksaan Penunjang : Dilakukan DPL yang positif
Pemeriksaan USG perut atau CT scan
Konsultasi : Bila perlu kepada dokter spesialis lain yang terkait
Terapi :
Bedah Dilakukan laparatomi eksplorasi cito dengan insisi
pada garis tengah atas
Tindakan pada limpa :
Cidera linier dilakukan penjahitan secara matras
Cidera laserasi : jika putus dilakukan pengangkatan
limpa (splenectomy) disertai tandur ulang jaringan
limpa ke dalam bursa omentalis.
Penyulit : Syok
Perdarahan yang profus
Infeksi
Tenaga Standar : Dokter spesialis bedah umum
Dokter spesialis bedah (K) Bedah Digestif
Lama Perawatan : Minimal 7 hari
Masa pemulihan : Minimal 2 minggu
Hasil : Bisa sembuh atau sembuh tanpa kecacatan karena
trauma atau tidak wajar
Prognosis : Diharapkan baik bila penanganan cepat dan tepat
86
Terdapat luka tembus perut
Syok dengan tanda perdarahan dan tanda cairan
bebas pada rongga peritoneum
Diagnosis Banding : Trauma perut dengan cidera organ disertai
4 perdarahan antra lain : cidera pancreas, cidera
vaskuler, cidera ginjal duodenum dan limpa
Pemeriksaan : DPL, USG abdomen atau CT scan
5 Penunjang
87
Massa supra pubik
Hematuria
Tanda peritonitis
Colok dubur : Prostat letak normal
Diagnosis Banding : Ruptur uretra posterior
4
88
Kriteria Diagnosis : Riwayat trauma
Tanda pasti fraktur pada klavikula
Foto polos : adanya fraktur di klavikula
Diagnosis Banding : Dislokasi Akromio Klavikular
89
perpendekan, rotasi
Kondisi klinis: Nervus Radialis
Diagnosis Banding : -
Terapi :
Non Bedah Reposisi dengan pembiusan
Gips U- Slab/ Hanging cast
Bedah Nailing atau Plat dan screw
Tempat Pelayanan : Minimal RS kelas C atau RS lain yang mempunyai
sarana pembedahan yang memadai.
Penyulit : Lesi N. Radialis, infeksi
90
Diagnosis Banding : Fraktur Humerus distal, dislokasi elbow
4
Terapi :
8 Mobilisasi, bila diperlukan dilakukan reduksi
terbuka atau tertutup
Penyulit : Cidera intraartikular
1 Cidera N. Medianus
Cidera arteri brakialis mal union
Tenaga Standar : Dokter spesialis bedah umum
1 Dokter spesialis bedah orthopedic
91
Kriteria Diagnosis : Riwayat trauma, nyeri, deformitas, gangguan
gerakan bahu
Diagnosis Banding : Fraktur dan dislokasi
Terapi :
Non Bedah Reduksi menurut kocher atau Hippocrates KP
dengan pembiusan
Bedah Untuk kasus neglected
Penyulit : Cidera N.Aksilaris atau plegsus brakialis
Gangguan sirkulasi, infeksi
Tenaga Standar : Dokter spesialis bedah umum
Dokter spesialis bedah orthopedi (kasus neglected)
Lama Perawatan : Minimal 7 hari
92
Ro foto antebrachii AP Lat
Diagnosis Banding : -
4
Terapi :
8 Non Bedah Reposisi dengan pembiusan
Gips sampai di atas siku atau disebut Long Arm
Letter karena bahaya penekanan N. Radialis
Bedah Bila non bedah gagal maka dilakukan Plat screw
Penyulit : Kompartemen syndrome
1 Neuroplaksia N.Radialis
Infeksi
Tenaga Standar : Dokter spesialis bedah umum
1 Dokter spesialis bedah orthopedi
93
Diagnosis : Fraktur ollecranon
Terapi :
Bedah Operasi dengan pemasangan tension band wiring
atau mungkin perlu plat screw bila garis fraktur di
daerah siering force pada waktu fleksi
Penyulit : Kaku sendi siku
Lesi Nervus
Ulnaris
Infeksi
Tenaga Standar : Dokter spesialis bedah umum
Dokter spesialis bedah orthopedi
Lama Perawatan : Minimal 7 hari
94
Tanda pasti: Patah tulang
Diagnosis Banding : Fraktur femur yang mungkin sulit untuk dideteksi :
Fr. Shaft femur
Fr. Throcanter
Fr. Colomn femuris
Fr. Condiler femur
Pemeriksaan Penunjang : foto polos
Terapi :
Non Bedah Bila menolak operasi traksi skeletal atau traksi kulit
Bedah Operatif
Penyulit : Mal union, mal union, infeksi dan cidera
neurovaskuler
Tenaga Standar : Dokter umum yang terlatih untuk traksi
Dokter spesialis bedah umum
Dokter spesialis bedah orthopedi
Operasi: shaft femur (nailing atau plat screw)
Dokter spesialis bedah umum
Dokter spesialis bedah orthopedi
Column femur, throcanter dan condiler femur
Dokter spesialis bedah orthopedi
Lama Perawatan : Minimal 5 hari
95
4
Terapi :
8 Non Bedah Reposisi cara bigelow dengan pembiusan
Bedah Operasi bila terapi non bedah gagal
Penyulit : Fraktur intra artikular
1 Cidera N.Ischiadicus
Avascular necrosis kaput femoris
Infeksi
Tenaga Standar : Dokter spesialis bedah umum
1 Dokter spesialis bedah orthopedi terutama bila
memerlukan pembedahan
Lama Perawatan : Minimal 14 hari
1
Masa pemulihan : Minimal 8 minggu
1
Hasil : Bisa tereposisi dengan baik
1
Prognosis : Diharapkan baik atau dapat terjadi kaku sendi
1
Tindak lanjut : Evaluasi dan monitoring keadaan klinis
1
Edukasi : Kerja ringan sampai sembuh total. Control rehab
medis.
Kepustakaan : Pedoman Pelayanan Medik Dokter Spesialis Bedah
Umum Indonesia, Edisi Kedua 2006
96
3 Tanda pasti: Patah tulang patella
Fungsiolaesa
Foto patah tulang patella
Diagnosis Banding : -
4
Terapi :
8 Non bedah Pasang koker gips hanya untuk k asus yang tidak
terjadi distraksi
Bedah Pasang tension band wiring
Patelektomi untuk grade IV
Penyulit : Haemarthrosis
1 Infeksi
97
Diagnosis : Fraktur Cruris
98
Diagnosis : Ruptur tendon Achiles
2
Pemeriksaan Penunjang : -
5
99
diharapkan tidak rutur ulang.
Kepustakaan : Pedoman Pelayanan Medik Dokter Spesialis Bedah
Umum Indonesia, Edisi Kedua 2006
Kriteria Diagnosis : Secar klinis A-V Shunt atau A-V fistel merupakan
hubungan antara pembuluh darah arteri dan vena
karena trauma atau kelainan artei – venosa
Tanda dan gejala klinis ditandai dengan adanya
riwayat trauma di daerah lesi, pada
inspeksiflebektasi atau pelebaran vena di distal dan
proximal fistel, pada palpasi massa yang berdenyut
dan kompresebel, pada auskultasi terdengar bising
yang kontinu.
Pada kelama A.V ada penyakit dan yang membentuk
malfasi A.V (AVM)
Diagnosis Banding : Aneurisma
Hemangioma
Teleangiektasis
Angiosarkoma
Pemeriksaan Penunjang : Laboratorium : DL dan ECG untuk persiapan operasi
Radiologi : Doppler ultrasonografi, arteriografi
Konsultasi : Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait,
terutama bila suatu AVM
Perawatan RS : Rawat inap untuk observasi dan tindakan
Terapi :
Non bedah Ligasi pembuluh aferen dan eferen pada system
vena, atau eksisfistel disertai rekonstruksi pembuluh
darah bila diperlukan
Bedah -
Penyulit : Iskemia perifer, infeksi
Perdarahan
Gagal jantung
Tenaga Standar : Dokter spesialis bedah umum
Dokter spesialis bedah toraks – kardiovaskuler
Dokter spesialis bedah (K) vaskular
Lama Perawatan : Minimal 5 hari
Masa pemulihan : Minimal 2 minggu
Hasil : Bisa Sembuh atau sembuh dengan kecacatan
100
Edukasi : Control teratur ke dokter spesialis terkait.
101
Dokter spesialis bedah umum
Dokter spesialis bedah orthopedi
Lama Perawatan : Minimal 7 hari
102