Anda di halaman 1dari 16

BEDAH ANAK.

Bayi L 5 hari dengan usus keluar dari lubang pada dinding perut sebelah kanan umbilikus “gastroskisis”.
Sebutkan 3 masalah utama pada pasien diatas.

a. Dehidrasi
b. Infeksi
c. Hipotermi

Pasien anak perempuan usia 2 tahun dengan BAB darah lendir sejak 3 hari, awalnya pasien nyeri perut
hioang timbul kemudian perut kembung dan disertai muntah-muntah berisi makanan yang dikonsumsi
sejak 1 hari yang lalu muntah hijau

1. Pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis


a. Foto polos abdomen : Terlihat tanda-tanda obstruksi
b. Barium enema : daerah transisi lumen sempit ke daerah yang melebar
c. Lab
d. USG
e. BNO
2. Kemungkinan diagnosis
a. Hirchprung disease
3. Terapi pasien
a. Colonostomi
b. Obat pencahar
c. Decompresi
d. NGT
e. Mengatasi dehidrasi dan gangguan elektrolit
f. Antibiotik IV
g. Bedah

Seorang anak 2 th, dengan benjolan disertai rasa nyeri

Sebutkan 3 differential diagnosis pada pasien diatas


a. Hernia inguinalis lateralis dextra inkarserata
b. Torsio testis D
c. Orchitis D

Sebutkan 4 kelaianan organ yang sering menyertai Anorektal Malformasi

- Vertebra defect
- Anal atresia
- Cardiac defect
- Trakeoesofageal fistel
- Esofagus atresia
- Renal abnormality
- Limb defect

BEDAH ONKO
Perempuan 25 tahun datang ke poli bedah dengan keluhan payudara kanan bengkak sejak 2 hari yang
lalu, payudara kanan berwarna kemerahan, padat dan terasa nyeri. Pasien juga sedang menyusui
bayinya dan lebih sering menyusui dengan payudara kiri.

a. Apa diagnosis klinis pasien (mastitis payudara kanan)


b. Jelaskan management pasien diatas.
Pemberian antibiotik 10-14 hari
Kompres hangat atau dingin sesuai kenyamanan pasien
Pemberian analgetik
Lanjutkan menyusui dengan kedua payudara secara bergantian

Perempuan 20 tahun datang ke poli bedah mengeluh benjolan payudara kiri sejak 5 tahun yang lalu,
benjolan membesar perlahan kira-kira sebesar kelereng. Bisa digerakkan tanpa disertai nyeri

1. diagnosis klinis
a. fibroadenoma sinistra
2. Terapi
a. Eksisi tumor

Sebutkan faktor faktor resiko kanker payudara

Jawaban:

1. Usia (semakin tua semakin meningkat resikonya)


2. Usia melahirkan anak pertama “aterm” > 35 tahun
3. Paritas
4. Riwayat tidak laktasi (sedikit meningkat resiko)
5. Riwayat menstruasi (menarche awal, menopasue lambat)
6. Penggunaan obat-obat hormonal (pil KB, HRT) jangka panjang
7. Riwayat keluarga dengan kanker payudara dan kanker ovarium
8. Riwayat operasi tumor payudara jinak (ADH, florid, papiloma)
9. Riwayat operasi kanker ovarium ( pada usia muda)
10. Riwayat radiasi didaerah dada/ payudara pada usia muda (radiasi pada HL,NHL)

Sebutkan dan jelaskan pencegahan payudara

- Menjaga berat badan tetap ideal


- Makan makanan sehat -> antioksidan tinggi
- Olahraga teratur
- Hentikan / jangan merokok
- Membatasi minuman beralkohol / stop
- Menyusui bayi secara teratur
- Hindari terkena paparan radiasi

BEDAH PLASTIK
Pasien laki laki 28 tahun datang ke ugd dengan keluhan luka bakar pada wajah, leher, dada, dan kedua
lengan setelah terkena ledakan gas elpiji di ruang tertutup. Luas luka bakar 30% TBSA. BB 60kg.

a. sebutkan tanda tanda trauma inhalasi.


1. Luka bakar mengenai wajah dan atau leher.
2. Alis mata dan bulu hidung hangus.
3. Adanya timbunan karbon dan tanda peradangan akut orofaring
4. Sputum yang mengandung karbon atau arang
5. Suara serak.
6. Riwayat gangguan mengunyah dan atau terkurung dalam api
7. Luka bakar kepala dan badan akibat ledakan.
8. Kadar karboksihemoglobin lebih dari 10% setelah berada di tempat kebakaran.
b. Pembagian luas luka bakar berdasarkan role of nine
- Kepala dan leher : 9% Total : 100%
- Thorax anterior : 18%
- Thorax posterior : 18%
- Ekstremitas superior D : 9%
- Ektremitas superior S : 9%
- Ektremitas inferior D : 18%
- Ektremitas Inferios S : 18%
- Genitalis : 1%

c. Menggunakan rumus baxter 4 cc x Luas luka bakar x Berat badan


4cc x 30% TBSA x 60 kg = 7200 cc
- 8 jam pertama setelah kejadian diberikan ½ dari total resusitasi : 3600 cc
- 16 jam kedua diberikan ½ total resusitasi : 3600 cc

Gambar anak dengan palatum dan alveolar tidak dapat kelainan

1. Diagnsosi : Labioschisis
2. Syarat operasi : Rule of ten umur > 10 minggu, Berat badan > 10 pon, Hb > 10, Leukosit < 10.000
Pasien laki 21 tahun datang keluhan nyeri pada rahang bawah dan sulit mmembuka mulut setlah
mengalami kecelakaan lalu lintas 30 menit sebelum MRS. Riwayat pingsan (+) GCS 15 vital sign stabil,
klinis didapatkan maloklusi (+) unstable mandibula daerah incisivus dan caninus kanan

a. Bagaimana penanganan pasien diatas


Fiksasi dengan kawat intradental
Reposisi dan fiksasi terbuka dengan osteosintesis

b. Pemeriksaan penunjang apa yang diperlukan untuk pasien ini


Foto Rontgen Waters
c. Apa kemungkinnan diagnosis pasien yang ada
Fraktur mandibula
BEDAH UROLOGI

Seroang pria berusia 32 tahun tiba tiba merasa sangat sakit dipinggang kiri. Lima menit kemudian, rasa
sakit berkurang tetapi terasas masih tidak nyaman dan memutuskan untuk pergi ke rumah sakit.
Sementara dalam perjalanan ke rumah sakit, sakit pinggangnya bertambah keras mulai merasa mual
dan rasa sakitnya menyebar ke perut kiri bagian bawah dan penis. Pemeriksaan fisik pinggang kiri, nyeri
ketok ringan. Data laboratorium urinalisis hanya ada eritrocyturia (hematuria mikroskopis), sedangkan
darah lengkap dan test fungsi ginjal (BUN, SC, dan eLFG) pada saat ini hasilnya normal. Hasil
pemeriksaan penunjang radiologi pada gambar 2

Pernyataan
1. Sebutkan paling tidak masing-masing satu kelainan yang tampak pada pemeriksaan
penunjang radiologi BOF dan USG
2. Sebutkan diagnosis utama dan komplikasi pasien ini
3. Sebutkan apa terapi pada pasien ini
4. Kapan pasien ini harus dirujuk ke dokter spesialis urologi
5. Bagaimana prognosis pasien ini

Jawaban.

1. BOF: Tampak bayangan radioopak yang terproyeksi setinggi para vertebra lumbal 3,4 kiri.
USG: Tampak batu pole bawah dengan ukuran sebesar 1 x 1/4 cm hidronephrosis.
2. Uretherolitiasis, komplikasi : obstruksi : hidronephrosis, infeksi, gagal ginjal akut dan kronik.
3. Pemasangan DJ STENT
4. Apabila ukuran batu > 5 mm
Observasi sedang / berat
Batu pada saluran kemih proksimal
Terjadi infeksi berulang
Selama pengamatan batu tidak turun
5. Prognosis : Baik
98% batu <5mm dapat keluar sendiri

Laki-laki 68 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan buang air kecil seret sejak 6 bulan terakhir,
sering mengedan dan tidak lampias setelah selesai kencing. Tidak ada riwayat hematuria atau keluar
batu saat BAK. Pertanyaan
1. Anamnesis tambahan apalagi yng diperlukan untuk menegakkan diagnosis dan DD
LUTS obstruksi : hesitancy, intermittency, incomplete emptying, abdominal dribbling
LUTS iritatif : frekuensi, nokturia, urgensi, disuria
2. Pemeriksaan fisik apa yang utama dan bagaimana deskripsinya
a. Pemeriksaan fisik suprapubik : melihat adanya distensi buli-buli akibat retensio urin
b. Pemeriksaan genitalia eksterna : fimosis, stenosis MUE, balanopostitis, fibrosis atau
striktur
c. Pemeriksaan colok dubur : menilai adanya pembesaran prostat konsistensi prostat, dan
adanya nodul yang merupakan tanda dari keganasan prostat
3. Apa kemungkinan diagnosisnya
a. Pembesaran prostat suspek jinak
i. susp malignancy
ii. Striktur urethra
iii. Batu buli-buli
4. Bagaimana manajemen penderita diatas
a. LUTS – observasi atau medikamentosa
b. Retensio urin – kateter atau sistostomi
5. Kapan penderita diatas dirujuk ke spesialis urologi
a. Karena ada komplikaasi (urologi dan non-urologi)

Pria 58 tahun mengeluh gangguan berkemih, frekuensi, hesitensi, pancaran kencing lemah, nokturia,
dan rasa berkemih tidak tuntas lebih dari 2 tahun. Keluhan bertambah berat dan membangunkan
pasien di malam hari 3-4 kali riwayat medis masa lalu, tidak pernah ada ISK, pemeriksaan RT prostat
kenyal dan membesar, lab urinalisis, darah lengkap, fungsi ginjal (BUN, SC, eLFG) pada saat ini hasilnya
normal. Pada pemeriksaan radiologi ditemukan gambar

1. Sebutkan paling tidak masing-masing satu kelaianan yang tampak pada BOF, USG, IVP
2. Sebutkan diagnosis utama dan komplikasi pasien ini
3. Sebutkan terapi pasien ini
4. Apakah pasien ini harus dirujuk spesialis urologi
5. Bagaiaman prognosis pada pasien ini
BEDAH TRAUMA
Pasien dengan adanya kecurigaan perdarahan intra abdomen post trauma dengan kondisi pasien stabil
dapat dilakukan pemeriksaan FAST (Focused Assessment Sonography in Trauma) ada beberapa lokasi
yang mesti diperiksa untuk mengetahui luas perdarahan yaitu

- Ruang perikardium
- Fossa Hepatorenal
- Fossa Splenorenal
- Pelvic cavum douglas

Pemeriksaan Klinis shock secara dini pada pasien trauma

- Vital sign : TD, RR, HR, GCS, Temp


- CRT dan pemeriksaan ekstremitas (akral dingin), Tekanan nadi, produksi urin

Tanda klasik adanya Tamponade jantung pada pasien trauma thorax adalah trias beck yaitu.

1. Klinis suara jantung menjauh


2. Peningkatan tekanan vena jugularis
3. Penurunan tekanan nadi (hipotensi)

Urutkan tahapan tahapan yang benar dalam melakukan intraoseus procedure

a. Injeksi lidokain
b. Keluarkan stillet dan sambugkan dengan IV
c. Menentukan tempat pungsi dan sterilisasi
d. Arahkan jarum ke kanal 45-60
e. Meletakkan padding dibawah lutut
f. Dengan sudut 90 masukkan jarum dan aspirasi sumsum tulang
BEDAH DIGESTIVE
Sebutkan dan jelaskan pemeriksaan fisik pada pasien dengan keluhan nyeri perut kanan bawah

1. Rebound / Blumberg : nyeri lepas tekan -> akibat iritasi peritoneum


2. Dunphy sign : penigkatan nyeri saat batuk
3. Rousing sign : nyeri perut kanan bawah saat palpasi perut kiri bawah
4. Psoas sign : nyeri kuadran kanan bawah saat ekstensi panggul kanan
5. Obturator sign : nyeri kuadran kanan bawah saat rotasi panggul kanan
6. Mc Burney : nyeri tekan pada kuadran kanan bawah
7. Straigh leg raising sign : nyeri saat ditekan pada area right illiac fossa dan menaikan kaki

Seorang perempuan usia 30 tahun datang dengan keluhan ada benjolan pada bekas operasi SC, riwayat
SC 2 bulan yang lalu. Pemeriksaan fisik : teraba defek pada bekas operasi.

Sebutkan diagnosis dan penanganannya

DX: Hernia Insisional

Penanganannya: hernioplasty, rujuk ke dokter spesialis yang terkait

Pasien datang dengan keluhan sulit menelan nasi sejak 1 bulan lalu, makan cair masih bisa dan suara
parau riwayat penurunan berat badan (+) sejak kesulitan menelan, pertanyaan

a. Sebutkan Diagnosis DD pemeriksaan pnunjangn dan penangnanan

DX : Akalasia esofagus

DD : Skleroderma
Striktura esofagus

Penunjang : esofagografi dan endoskopi

Penatalaksanaan : pembedahan -> dilatasi balon


esofagomiotomi
BEDAH THORAX KARDIOVASKULAR
Pasien laki-laki usia 54 tahun datang dengan keluhan nyeri dada bagian kiri dan sesak nafas setelah KLL
motor 3 jam SMRS RR 24x/m diberi oksigen 8 lpm didapatkan hasil pemeriksaan chest x-ray sebagai
berikut

1. Apa asssesment pasien tersebut


a. Fraktur multipel tulang iga multipel kiri belakang
2. Apa rencana tindakan selanjutnya
a. Analgesik kuat
b. Oksigen 8-12 lpm
c. Kalau perlu diberikan internal fiksasi tulang iga

Pasien perempuan berusia 35 tahun datang dengan keluhan sesak nafas sejak 20 hari yang lalu dan
batuk bercampur darah sejak 3 hari SMRS, ada pemeriksaan Chest x-ray ditemukan sebagai berikut

a. Apa diagosis pasien berikut


a. Hematothorax dextra
b. Apa rencana tindakan selanjutnay
a. Chest tube + WSD

Pasien laki-laki 1 tahun dikeluhkan kesulitan bernafas yang memberat sejak satu hari yang lalu, riwayat
batuk pilek 3 minggu yang lalu tidak sembuh-sembuh

1. Diagnosis
a. Pneumothorax
2. Rencana tindakan
a. Chest tube pada ICS 4/5 anterior mid axillar

Penderita wanita 40th, anak 4 orang. Mengeluh kedua kakinya membengkak dan nyeri sejak 1 bulan
terakhir. Nyeri awalnya hanya dirasakan semakin berat terutama saat duduk lama atau berdiri lama.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan gambar seperti berikut..

1. Sebutkan kelainan apa yang tampak pada gambar foto disebelah ?


Kelainan pada pembuluh darah vena saphena yang melebar, berkelok dan manjang.
2. Assesment
Varises trunkel betis kiri
3. Pemeriksaan penunjang
Doppler ultrasound
Laki-laki 50 tahun guru, datang dengan keluhan jempol kaki kiri menghitam dan busuk sejak 1 bulan
yang lalu riwayat DM sejak 10 tahun lalu tidak terkontrol obat, kaki terasa nyeri setiap dipakai berjalan.
Sering kesemuatan pada betis tidak ada riwayat demam

1. Apa pemeriksaan fisik yang harus dilakukan


Pemeriksaan fisik:
- Penilaian pulsasi arteri dorsum pedis, a.tibialis posterior, a.poplitea, dan a.femoralis
- Klasifikasi Wagner:
0 Kulit intak/utuh
1 Ulkus superficial
2 Ulkus dalam (sampai tendon, tulang)
3 Ulkus dalam dengan abses/infeksi
4 Gangren terlokalisasi/sebagian kaki
5 Gangren luas/pada seluruh kaki

Pemeriksaan penunjang: DL, GDP, Kimia darah, foto pedis, HbA1C, TTGO

Pembedahan : Nekrotomi
BEDAH SARAF
Perempuan 60 tahun dirujuk ke RS dengan penurunan kesadaran akibat kecelakaan lalu lintas 7 jam
sebelum MRS dari tanda vital didapatkan tensi 145/85 nadi 102x/m RR 20x/m Tax 37 celcius pada
pemeriksaan neurologis ditemukan GCS 214 pupil isokor 3mm/3mm refleks cahaya positif. Periorbital
ecchymosis, rinorrhea profuse, motoris simetrsi

1. Apa diagnosis klinis pasien diatas


a. Cidera kepala berat (GCS 7) curiga e.c. fraktur basis cranii
2. Apa diagnosis radiologis pasien diatas
a. IVH dengan midline shift

Laki-laki 24 tahun mengalami kecelakaan lalu lintas satu jam lalu terlempar dari sepeda motor dengan
kepala membentur aspal, pasien dapat membuka mata dengan rangsang suara (E3), mengangkat
tangan dan kaki sesuai perintah (M6), mampu berbicara namun bingung (V4) pada pemeriksaan CT scan
didapatkan gambar sebagai berikut

1. Apa diagnosis klinis pasien ini


a. Cidera kepala Sedang (E3V4M6)
2. Apa kesimpulan CT scan kepala pasien ini
a. Epidural hematome dengan midline shift 5 mm ke kanan
BEDAH ORTHOPEDI
Laki-laki 28 tahun datang ke IGD mengeluh luka pada tungkai kanan dan tidak dapat digerakkan setelah
kecelakaan 1 jam SMRS, pasien mengendarai speda mtoro dan bertabrakan dari arah depan dengan
motor lainnya dan tungkai kanan terbentur pedal speda motor. Riwayat pingsan tidak ada mual muntah
(-) tensi nadi normal, dari pemeriksaan plain photo x ray

1. Bagaimanan pemeriksaan fisiik dan assesment pada pasien ini


a. PRIMARY SURVEY : Stabilkan airway breathing circulation disability
b. SECONDARY SURVEY :
i. Look (Edema, vulnus apertum dengan perdarahan aktif, bone expose,
deformitas, angulasi)
ii. Feel : tenderness, Nyeri tekan, denyut arteri dorsalis pedis, CRT
iii. Move : ROM ankle aktif pasif terbatas karena nyeri
ASSESSMENT : Open fracture cruris dextra
2. Jelaskan kesimpulan gambar x-ray pasien ini
Terdapat diskontinuitas tulang tibia dengan konfigurasi komunitif dan diskontinuitas tulang
fibula dengan konfigurasi oblique
3. Diagnosis dan terapi
Open fracture tibia fibula dextra grade IIIa
Debridement – irigasi – fiksasi dengan external fixation

Laki-laki 59 tahun datang ke IGD mengeluh nyeri dan luka pada paha kiri dengan tampak keluar ujung
tulang setelah jatuh kecelakaan lalu lintas satu jam SMTRS pasien juga mengeluh pasien tidak bisa gerak
pasien ditabrak mobil

a. Diagnossi : Open fracture Femur sinistra


b. Kesimpulan X ray : terdapat diskontinuitas tulang femur 1/3 tengah, konfigurasi kominutif
c. Terapi : Debridemen – irigasi – fiksasi dengan external fiksasi (OREF)

Pasien laki-laki 79 tahun dirujuk dengan keluhan penurunan kesadaran 4 jam SMRS TD 200/110 mmhg,
nadi 124x/m rr 20x/m saat diperiksa px tidak dapat membuka mata dengan nyeri, mengerang, tidak
dapat bicara, fleksi saat stimulus nyeri diberikan. Tubuh sisi kiri lebih lemah dari kanan, terdapat
riwayat hipertensi tidak terkontrol merokok DM, riwayat penyakit jantung disangkal, kejadian pertama
kali.

1. Sebutkan GCS pasien ini E1V2M3


2. Apa jenis perdarahan intrakranial pada pasien tersebut : ICH
3. Apa diagnosis pasien tersebut : Stroke hemoragik
4. Apa penyebabnya : faktor resiko hipertensi
Pasien laki-laki 71 tahun datang dengan keluhan penurunan kesadaran sejak 1 hari yang lalu. Pasien
tampak bingung sejak jatuh dari tempat tidur 2 bulan lalu, saat jatuh tidak ada riwayat pingsan, pasien
memiliki riwayat atrial fibrilasi sejak 5 tahun lalu. Dengan pengobatan warfarin, tekanan darah pasien
saat diperiksa 160/100 nadi 100 RR 22 saat diperiksa asien membuka mata dengan rangsang nyeri,
pasien hanya bisa mengucapkan kata aduh tidak dapat membuat kalimat pasien menarik saat diberikan
rangsag nyeri, terdapat kelemahan tubuh sisi kanan. Pasien diputuskan dilakukan operasi, setelahnya
pasien pulih

a. Sebutkan GCS pasien E2V3M4


b. Apa diagnosisnya
c. Apa nama penanganan operatif pasien ini

Laki-laki 28 tahun datang mengeluh nyeri pergelangan kiri setelah jatuh kecelakaan lalu lintas 1 jam
SMRS, tangan kanan menumpu aspal ttv dbn

1. Bagaiaman pemeriksaan fisik dan awal pasien ini


2. Jelaskan gambar x-ray pasien ini
3. Diagnosis apa
4. Usulan terapi
BEDAH DASAR
Sebukan jenis-jenis luka

1. Luka memar (contusio), luka lecet (eksoriatum v.), luka robek (v. laceratum), luka sayat (v.
scisum), luka gigitan (v. morsum), luka tusuk (v. ictum), luka tembak (v. scolopectorum), luka
bakar (combustio)

Jelaskan tata cara melakukan primer hecting pada luka

NTG

Indikasi pemasangan :

-Pasien tidak sadar (koma)

-Pasien karena kesulitan menelan

-pasien keracunan

-pasien muntah darah

-pasien degan masalah saluran pencernaan atas

-pasien pra atau post op esofagus atau mulut

Kontra Indikasi

-pasien memiliki tumor di rongga hidung atau esofagus

-pasien dengan trauma cervical

-pasien dengan fraktur facialis

-pasien yang mengalami cidera serebrospinalis

Cara pemasangan

1. Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan


2. Perkenalkan diri dan menjelaskan tujuan dan prosedur pemasangan
3. Identifikasi kebutuhan ukuran NGT pasien
4. Cuci tangan dan mengenakan sarung tangan
5. Mengatur posisi pasien dengan sitting posisition in high flower (pada pasien sadar) atau posisi
kepala kebawah dengan sedikit miring kearah kiri dan tidur terlentang (pada px tidak sadar)
6. Beridirilah di sisi kanan tempat tidur pasien
7. Periksalah dan perbaiki kepatenan jalan napas terlebih dahulu jika terdapat sekret atau mucus
pada pasien, melihat kemungkinan adanya obstruksi atau deformitas untuk menentukan lokasi
terbaik pemasangan NGT.
8. Perkirakan panjang NGT yang direncanakan masuk ke gaster dengan mengukur jarak lubang
hidung-lubang telinga- epigastrum. Beri tanda batas pada selang.
9. Olesi 4cm ujung NGT dengan pelumas jelly steril yang larut air
10. Pasien diinformasikan bahwa akan dimasukan selang melaui hidung dan diinstruksikan untuk
menelan.
11. Tube dimasukan bersamaan dengan saat pasien menelan. Pasien dimita untuk menelan berulang
ulang hingga ngt masuk sampai batas yang telah dibuat sebelummnya
12. Siapkan syringe 10 cc yang telah diisi udara
13. Tempatkan stetoskop di daerah gaster
14. Masukan udara tersebut ke dalam lambung melalui ngt secara cepat sambil mendengarkan suara
stetoskop.
15. Masukan ujung bagian luar selang NGT ke dalam kom berisi air, jika ada gelembung udara berarti
masuk ke dalam paru paru, jika tidak ada gelembung berarti masuk ke dalam lambung.
16. Fiksasi selang ngt dengan hipapix dan hindari penekanan pada hidung
17. Hubungkan ngt ke botol penampung
18. Lepaskan sarung tangan dan beri tanggl pemasangan NGT

KATETER

Indikasi pemasangan kateter

Indikasi Diagnostik:

- Mengambil spesimen urin tanpa terkontaminasi


- Monitoring dari produksi urin, sebagai indikator status cairan dan menilai perfusi renal
- Pemeriksaan radiologi saluran kemih
- Diagnosis dari perdarahan saluran kemih, atau obstruksi saluran kemih yang ditandai
dengan kesulitan memasukan kateter

Indikasi Terapi :

- Retensi urin akut


- Obstruksi kronik yang menyebabkan hidronefrosis, serta tidak dapat diperbaiki dengan obat
atau tindakan bedah
- Inkontinensia urin yang tidak tertangani dengan terapi lainnya, yang juga dapat
menyebabkan iritasi pada kulit sekitar kemaluan
- Inisiasi irigasi kandung kemih berkelanjutan
- Dekompresi intermiten pada gangguan kandung kemih neurogenik
- Pemeliharaan kondisi higiene atau sebagai terapi paliatif pada kondisi pasien yang
memerlukan bedrest dalam waktu lama
- Tindakan bedah urologi

Langkah-langkah pemasangan:
1. Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Perkenalkan diri dan menjelaskan tujuan dan prosedur pemasangan
3. Minta pasien untuk berbaring telentang
4. Membuka perlengkapan kateter
5. Mencuci bersih tangan dan mengenakan sarung tangan steril
6. Mensterilkan area genital pasien degan desinfektan
7. Lumasi ujung kateter dengan pelumas
8. Jika pasien wanita, tahan labia supaya terbuka lalunmasukan kateter ke dalam meatus uretra
9. Jika pasien laki-laki, pegang penis dan masukkan kateter ke dalam lubang uretra
10. Teruskan mendorong sampai percabangan kateter berada di ujung penis
11. Masukan akuabides dengan spuit untuk mengembangkan balon
12. Tarik kateter hingga ada tahanan lalu fiksasi dengan hipapik
13. Hubungkan kateter ke kantong drainase
14. Lepaskan sarung tangan dan beri tanda tanggal pemasangan kateter

Anda mungkin juga menyukai