Anda di halaman 1dari 12

Journal Reading

Imaging Acute Appendicitis: state of the


art
Diajukan kepada :
dr. Redi Eka Suryani, Sp.Rad

Disusun oleh :
Ihsan Priolaksono
(H3A020064)

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN RADIOLOGI


RSM ROMANI SEMARANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SEMARANG
IDENTITAS JURNAL
Judul Penerbit
Departemen Pencitraan Medis, Unit Ultrasound,
Imaging Acute Appendicitis: Pusat Perawatan Kesehatan Rambam dan Fakultas
state of the art Kedokteran Bruce Rappaport, Institut Teknologi
Israel, Haifa, Israel

Penulis Tahun Terbit


Prof Diana Gaitin 2011
PENDAHULUAN

Apendisitis akut adalah diagnosis paling umum yang dicurigai pada pasien yang datang di

ruang gawat darurat dengan nyeri perut akut, dan merupakan indikasi paling umum untuk intervensi

perut yang mendesak, Namun, sulit untuk didiagnosis hanya berdasarkan riwayat medis pasien,

pemeriksaan fisik, dan temuan laboratorium gastrointestinal dan urogenital adalah kondisi

yang mirip dengan apendisitis. Pada pasien hamil, radang usus buntu adalah penyebab paling

umum dari nyeri perut yang membutuhkan pembedahan.Intervensi yang tertunda dan tidak

dilakukan dapat menyebabkan pengaruh ke janin yang merugikan.


Pendahuluan

Apendisitis
akut adalah Penggunaan
Pencitraan
diagnosis modalitas
USG, CT,
yang paling pencitraaan
dan MRI
umum dan sangat
untuk
indikasi penting
menganalisis
umum untuk untuk
kemampuan
intervensi konfirmasi
diagnostik
abdomen diagnosis
mendesak
Pemeriksaan USG Doppler
Apendiks normal:
• Visualisasi dari dasar sekum
sebagai struktur tubulus
aperistaltik pola usus buntu.
• Tebal dinding 2 mm atau kurang
dan 6–7mm atau kurang
diameter
Apendiks meradang:
• Penebalan dinding >6–7mm atau
kurang diameter
• Dinding hiperemik pada doppler
Pemeriksaan USG Doppler
Apendiks meradang:
• Adanya fekalit (hiperekoik
dengan acoustic shadow) pada
apendiks (panah)

Perforasi Apendiks:
• Abses pada kuadran kanan bawah
(panah) yang terkadang tersembunyi
oleh abses periapendikular
Computed Tomography

Apendiks normal:
• Struktur tubular buntu yang keluar dari
sekum, diisi dengan media kontras atau gas
• Diameter antara 6–10mm

Apendiks meradang:
• Struktur tubular buntu yang keluar dari sekum tanpa kontras atau gas
• Diameter antara >7mm (panah biru)
• Temuan tambahan seperti adanya appendicolith, cairan peritoneum interloop,
cecal, penebalan dinding, dan untaian lemak (panah merah)
Magnetic Resonance Imaging

Apendiks normal:
• Struktur tubular buntu yang keluar dari
sekum, diisi dengan media kontras atau gas
dengan diameter lebih dari 7mm

Apendiks meradang:
• Apendiks yang membesar dan tidak ada udara atau media kontras.
• Tanda peradangan seperti pita dengan intensitas sinyal tinggi pada T2-weighted
(panah merah), gambar fast spin-echo atau saturasi lemak, adanya appendicolith,
dan struktur berisi cairan tubular (panah biru)
Perbandingan USG, CT, dan MRI Dalam
Diagnosis Apendisitis
Gambaran USG CT MRI
Radiasi Tidak Ya Tidak
Media kontras oral Tidak Ya Tidak
Media kontras IV Tidak Ya Tidak
Sedasi / anestesi general Tidak Ya (anak) Ya (anak /
klautrofobia)
Perbandingan USG, CT, dan MRI Dalam Diagnosis
Ketersediaan Apendisitis
Tinggi Menengah Rendah
Biaya Rendah Menengah Tinggi
Kecepatan Tinggi Rendah Rendah
Tergantung operator Tinggi Menengah Menengah
Sensitivitas Menengah Tinggi Tinggi
Spesifisitas Tinggi Tinggi Tinggi
Strategi pencitraan untuk diagnosis apendisitis akut. Pencitraan harus dimulai dengan kompresi bertingkat
USG. USG positif sudah cukup untuk melanjutkan ke pembedahan atau drainase perkutan dari abses peri-
apendikularis. Bila USG negatif yang menunjukkan apendiks normal dapat mengakhiri pemeriksaan dan pasien
dipulangkan. USG yang tidak dapat ditentukan, baik apendiks normal maupun apendiks yang meradang tidak
terlihat dapat menyebabkan tindak lanjut atau USG berulang jika kecurigaan klinisnya rendah. CT atau MRI
pada wanita hamil harus dilakukan ketika .kecurigaan klinis tinggi. Kondisi alternatif harus diperlakukan sesuai
KESIMPULAN
Pencitraan semakin penting dalam diagnosis dan pengelolaan apendisitis, menghindari
intervensi yang tidak perlu dan penundaan pengobatan yang dapat menyebabkan perforasi.
USG dan CT tidak kompetitif tetapi modalitas pelengkap. USG dapat diterima sebagai
cukup akurat untuk pengambilan keputusan klinis. Temuan USG harus dipertimbangkan
dalam hubungannya dengan evaluasi klinis. Jika pedoman ini diikuti, jumlah pemeriksaan CT
yang dilakukan akan sangat berkurang. Pedoman klinis mendefinisikan penggunaan setiap
modalitas pencitraan tertentu memungkinkan keseragaman, pendekatan yang ditargetkan
untuk populasi pasien yang berbeda, dan efektivitas biaya layanan medis.
TERIMAKASIH

MOHON ARAHAN DAN

BIMBINGANNYA

Anda mungkin juga menyukai