Anda di halaman 1dari 17

JOURNAL READING

DIAGNOSIS OF ACUTE APPENDICITIS

PEMBIMBING : dr. Ridwan Mataram, Sp. B., M.Si., Med

Oleh :
RINA PARAMITA UTAMI I1011141007

STASE ILMU BEDAH


RUMAH SAKIT KARTIKA HUSADA
PONTIANAK
2018 ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts
PENDAHULUAN
• Apendisitis merupakan salah satu kegawatdaruratan yang paling
umum.
• Faktor resiko apendisitis pada setiap orang adalah 7% dan
biasanya memerlukan tindakan bedah.
• Apendisitis akut dapat terjadi pada semua usia. Terdapat
peningkatan insedensi pada pasien berkulit putih antara usia 15-30
tahun. Insedensi penyakit menurun dengan usia. Lebih banyak di
alami oleh laki laki.
Aspek klinis
Nyeri perut adalah keluhan utama pasien dengan apendisitis akut.
Nyeri perut biasanya diikuti dengan muntah dan perpindahan rasa sakt
ke fossa iliaka kanan.
Pasien biasanya mengeluhkan nyeri perut di periumbilical dalam 24 jm
pertama kemudian menjadi konstan dan tajam dan berpindah ke fosa il
iaca kanan.
Pasien dengan apendisitis akut biasanya juga mengalami demam ring
an. Jika suhu lebih dari 38,3 dapat dicurigai telah terjaid perforasi
Diagnosis

anamnesis Pemeriksaan fisik

Alvarado score
Anamnesis
Pasien apendisitis pada umumnya mengeluhkan nyeri perut. Nyeri perut tidak terdefinisikan dengan je
las. Kosntan di regio periumbilikus atau epigastrium kemudian berpindah ke kuadran kanan bawah de
kat titik mc burney.
Mual
Muntah
Anoreksia
Pemeriksaan fisik
-pada pemeriksaan fisik pasien dengan apendisitis akut lebih dari 95 % kasus ditemukan nyeri tekan
dan nyeri ketok disekitar daerah mc.burney
-Biasanya juga terlihat kering di sekitar lidah dan mulut
-kekauan otot
- Blumberg’s rebound pain; (Fig. 1A)
- Rovsing’s sign e pain (Fig. 1B)
- a positive psoas (right lower quadrant pain with extension of the right hip); (Fig. 1C)
- obturator (Fig. 1D)
Laboratorial findings
Leukositosis
Neutrofil lebih dari 75%
CRP meningkat
97-100% untuk mendiagnosis apendisitis akut
Urinalisis -> tidak normal pada 19-40% pasien.
Piuria
Bakteriuria
hematuria
Imaginological finding

Pemeriksaan pencitraan harus dilakukan hanya pada pasien dengan diagnosis apendisitis yang tidak
dapat ditegakkan secara klinis dan laboratorium
radiografi

Foto polos abdomen abnormal pada 95% pasien dengan radang usus buntu. Tanda-tanda radiografi y
ang menunjukkan apendisitis meliputi fekalith di appendiks, udara di apendiks, level cairan-udara (air f
luid level) atau distensi ileum terminal, sekum, atau kolon asenden (tanda ileus paralitik lokal), hilangn
ya bayangan sekum, pengaburan atau obliterasi otot psoas kanan, skoliosis vertebra lumbalis ke kan
an, pemadatan di sendi sakroiliaka kanan, dan udara atau cairan bebas intraperitoneal.
Sejak tahun 1999, telah dipelajari tanda radiologis baru, yang ditandai dengan gambar dengan adany
a feses di dalam sekum.
Usg
Ultrasonografi (USG) USG merupakan pemeriksaan yang cepat, tidak invasif, murah, dan tidak meme
rlukan persiapan pasien atau administrasi bahan kontras.
USG abdomen menunjukkan pembesaran apendiks dengan dinding yang tebal, C. USG Doppler men
unjukkan apendiks yang mengalami inflamasi.
Apendiks terlihat pada USG sebagai struktur yang berlapis, memanjang, dan tepi yang samar. Tidak s
eperti usus halus, apendiks yang meradang terfiksir, tidak kompresibel, dan tampak bulat pada gamba
r melintang. Pengukuran apendiks dilakukan dengan kompresi penuh. Secara tradisional, diagnosis a
pendisitis dibuat saat diameter apendiks yang dikompresi melebihi 6 mm. Sebaliknya, apendiks yang
berdinding tebal dan tidak bisa dikompres, dipertahankan pada posisi tetap oleh transduser yang men
gkompresi, akan menunjukkan warna melingkar saat meradang.
Pemeriksaan USG Doppler biasanya menunjukkan peningkatan vaskularitas di dalam dan sekitar ape
ndiks yang mengalami peradangan akut.
Computer tomography (ct)
CT merupakan alternatif diagnostik yang sangat baik untuk semua pasien yang lain. CT merupakan ta
mbahan untuk USG dan direkomendasikan setiap kali hasil USG tidak optimal, tidak pasti, atau norm
al pada pasien dengan nyeri abdomen akut.
Apendiks yang meradang terlihat sebagai struktur tubular bertepi samar yang membesar, sering dikait
kan dengan striktur inflamasi di lemak sekitarnya. Secara tradisional, diameter ambang 6 mm digunak
an untuk diagnosis apendisitis. Namun, studi pada orang dewasa sehat mengungkapkan bahwa kisar
an normal ukuran appendiks pada pasien dewasa adalah 3-10 mm. Dengan demikian, dengan mengg
unakan ukuran ambang apendiks sebesar 9 mm, nilai tersebut menjadi lebih akurat untuk diagnosis a
pendiks.
Magnetic resonance (MR)

Merupakan alternative CT pada wanita hamil atau yang memiliki alergi terhadap kontras iodinasi baha
n. Pencitraan MR memiliki peran yang terbatas untuk pasien yang dicurigai radang usus buntu. Keunt
ungnya adalah menghindari radiasi pengion. Kelemhannya
Biaya mahal, ketersediaannya terbatas.
Tidak ada efek merugikan dari pencitraan MR pada wanita hamil, hanya saja keamanannya belum ter
bukti dengan jelas.
Scintigraphy

Usus yang mengalami inflamasi memiliki sifat kemotaktik yang kuat dan leukosit secara aktif menginv
asi apendiks pada apendisitis akut. Migrasi dan akumulasi leukosit radioaktif di apendiks adalah dasar
untuk penmeriksaan ini pada pasien yang diyakini mengalami apendisitis akut.

Pemindah Indium-111 yang dilabel leukosit dilakukan pada 2 jam setelah injeksi, sesekali penundaan
gambar hingga 17-24 jam diperlukan.
Pemindaian leukosit berlabel koloid m-albumin Technetium-99 (TAC-WBC) tampak lebih unggul darip
ada Indium-111 karena lebih murah, membutuhkan waktu persiapan yang lebih singkat, memerlukan
sedikit waktu untuk memindai positif (dalam 2 jam), dan memiliki dosis penyerapan radiasi yang lebih
rendah, dibandingkan dengan indium-111.
kesimpulan
Terlepas dari gangguan yang berhubungan dengan nyeri pada sisi kanan abdomen yang telah dijelas
kan sejak berabad-abad yang lalu dengan berbagai nama dan dugaan patofisiologi, apendisitis masih
merupakan penyakit yang penuh dengan misteri. Ribuan penelitian telah dikembangkan di semua bid
ang yang terkait dengan apendiks, namun masih belum diketahui peran organ ini dan patofisiologi ap
endisitis yang tepat. Semua teori masih kontroversial dan tidak ada gejala atau tanda yang dapat dian
ggap patognomonik pada apendisitis akut. Dengan demikian, diagnosis penyakit inflamasi apendiks in
i terus menjadi sebuah tantangan medis.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai