Rejang Lebong
Panduan Praktik Klinis
SMF : Departemen Ilmu Kesehatan Bedah
RSUD Curup Kab. Rejang Lebong
2022 - 2023
Panduan Praktik Klinis_SMF Ilmu Kesehatan Bedah RSUD Curup Kab. Rejang Lebong
pada wanita usia subur. Tambahan pemeriksaan sesuai dengan
indikasi seperti gula darah dan faal ginjal. Hitung lekosit dan
adanya “shift to the left” merupakan pemeriksaan yang bermakna.
Demikian pula kadar C-reaktif protein bila digabungkan dengan
pemeriksaan lainnya. Kadar CRP yang lebih dari 5 menunjukkan
kemungkinan apendisitis bila digabungkan dengan pemeriksaan
lainnya.
Urinalisis merupakan pemeriksaan penting karena nyeri abdomen juga
sering disebabkan kelainan traktus urogenital. Urinalisis abnormal
didapati pada 48% kasus apendisitis, dikarenakan letak apendiks yang
dekat ureter, karenanya interpretasi urinalisis harus hati-hati.
2. Foto polos abdomen. Untuk mendukung diagnosis apendisitis, foto
polos abdomen tidak spesifik, sangat tidak sensitif dan tidak
banyak manfaatnya. Berguna untuk melihat apakah ada obstruksi
atau perforasi
3. Kontras Barium. Banyak yang berpendapat kontras barium /
apendikogram tidak banyak manfaatnya untuk penegakan
diagnosis apendisitis. Selain tidak nyaman untuk penderita,
sensitifitas dan spesifitasnya rendah. Di Rumah Sakit Islam Sultan
Agung meski dapat dilakukan, bukan merupakan pemeriksaan
penunjang pilihan
4. Ultrasonografi. Graded compression pada waktu pemeriksaan USG
dapat meningkatkan sensitivitas. Diagnosis apendisitis ditegakkan
bila apendiks visualize , non kompresibel dengan diameter > 7 mm.
Non visualize apendiks tidak selalu serta merta dianggap bukan
apendisitis, oleh beberapa ahli radiologi dianggap sebagai non-
diagnostik saja. Kelemahan lain pemeriksaan USG apendiks selain
operator dependent, adalah sulit pada orang gemuk dan apendiks
letak retrocaecal.
Keunggulan pemeriksaan USG terbukti dapat menurunkan angka
negatif apendektomi dari 20% ke angka 3% saja, aman pada wanita
hamil dan anak-anak
5. CT-Scan. Sensitivitas CT-scan apendisitis 90 – 100%, spesifisitas 91
– 99%, PPV 92 – 98% dan NPV 95 – 100%. Apendisitis pada CT-scan
adalah bila : 1. Pelebaran lumen apendiks (> 6 mm disertai
gambaran inflamasi, atau > 8mm tanpa inflamasi) 2. Penebalan
dinding apendiks > 2mm 3. Adanya apendikolith (>30%) 4.
Inflamasi periapendiks. Bila didapati apendiks non visualize atau
tidak ada tanda inflamasi, maka diagnosis apendisitis dapat
dikesampingkan. Kelemahan CT-scan adalah mahal dan bahaya
radiasi. Di Rumah Sakit Islam Sultan Agung dilakukan pada kasus
yang meragukan dengan pemeriksaan penunjang lain
Panduan Praktik Klinis_SMF Ilmu Kesehatan Bedah RSUD Curup Kab. Rejang Lebong
Laparaskopi. Laparaskopi selain untuk terapi dapat pula dilakukan
untuk diagnostik bila pemeriksaan penunjang lain tidak konklusif
dan keluhan penderita tidak berkurang. Tidak pernah dilakukan di
Rumah Sakit Islam Sultan Agung.
7 Diagnosa Banding Diagnosis banding apendisitis sangat banyak, baik kelainan traktus
digestivus, urogenital, ginekologis maupun kelainan non-bedah. Salah
satu contoh diagnosis banding yang diusulkan untuk dipikirkan adalah
sbb :
Panduan Praktik Klinis_SMF Ilmu Kesehatan Bedah RSUD Curup Kab. Rejang Lebong
8 Terapi Karena morbiditas dan mortalitas komplikasi tinggi, maka usus buntu
yang meradang harus dilakukan pembedahan sebelum terjadinya
perforasi atau abses. Sebelum tindakan operasi, penanganan
pendahuluan adalah mempuasakan pasien, memberikan infus dan
antibiotika. Pemberian anti nyeri sebelum diagnosis ditegakkan
merupakan kontroversi, namun bila penderita kesakitan pemberian
antinyeri dianjurkan. Waktu operasi dianjurkan kurang dari 24 jam
setelah gejala pertama muncul, agar tidak terjadi perforasi.
Operasi apendisitis akut dilakukan dengan insisi “grid iron” / muscle
splitting pada Mc Burney dan umumnya dapat diselesaikan. Pada
keadaan tertentu, misalnya perlengketan dan apendiks retrosaekal
kadang diperlukan perluasan sayatan. Bila sudah perforasi dan jelas
terjadi peritonitis generalisata, operasi dilakukan dengan laparotomi /
celiotomi pada garis median atau paramedian kanan.
Operasi laparaskopi merupakan pilihan lain dan banyak memberikan
Panduan Praktik Klinis_SMF Ilmu Kesehatan Bedah RSUD Curup Kab. Rejang Lebong
Panduan Praktik Klinis_SMF Ilmu Kesehatan Bedah RSUD Curup Kab. Rejang Lebong
keuntungan, seperti waktu tinggal rumah sakit lebih singkat,
penyembuhan luka lebih baik dan lebih mudah dilakukan pada
penderita gemuk. Kerugiannya mahal.
9 Edukasi Apendisitis akut tidak berhubungan dengan konsumsi buah-buahan
berbiji, sehingga penderita tidak usah takut memakan buah-buahan
sesudah operasi apendektomi. Tindakan operasi diperlukan untuk
mencegah bahaya perforasi yang bisa mengakibatkan peritonitis difusa
10 Prognosis Baik
11 Kompetensi Dokter Bedah umum, bedah digestif
12 Indikator medis Ketepatan kriteria diagnosa
Site marking
13 Kriteria pasien 1. Keadaan Umum Baik
pulang rawat inap 2. Skala nyeri ringan
14 Kepustakaan 1. Sjamsuhidajat R, de Jong Wim ed 2: Buku Ajar Ilmu Bedah : 640
- 646
2. Williams S Norman, Bulstrode CJK, O’Connel PR : Bailey & Love’s
Short Practice of Surgery 27th ed: 1204 – 1218
Curup, 2022
dr. Neljun Iraldo Barasa, Sp.KJ dr. Muhammad Galih Supanji, Sp.OG
NIP. 19750601 200903 1 004 NIP. 19860208 201408 1 001
Mengetahui
Direktur RSUD Curup
Panduan Praktik Klinis_SMF Ilmu Kesehatan Bedah RSUD Curup Kab. Rejang Lebong
Panduan Praktik Klinis
SMF : Departemen Ilmu Kesehatan Bedah
RSUD Curup Kab. Rejang Lebong
2022 - 2023
Panduan Praktik Klinis_SMF Ilmu Kesehatan Bedah RSUD Curup Kab. Rejang Lebong
3 Pemeriksaaan 1. Inspeksi. Pada hemoroid stadium 1 atau 2 pemeriksaan pada anus tidak
fisik ditemukan kelainan, karena pelebaran venanya berada didalam anus. Pada
hemoroid stadium lanjut terlihat benjolan pada jam 3, 7, 11 atau adanya
lipatan kulit dan skin tag. Bila penderita diminta mengejan, benjolan baru
terlihat keluar pada stadium 2 dan 3.
2. Pemeriksaan Colok Dubur. Pemeriksaan colok dubur pada hemoroid
interna tidak akan menemukan benjolan apapun, karena vena yang
melebar akan kolaps. Kecuali bila telah terjadi thrombus, akan teraba
benjolan thrombus.
3. Proktoskopi. Dengan pemeriksaan proktoskopi, akan terlihat pelebaran
vena di anus di lumen alat protoskopi / anuskopi. Pemeriksaan ini
diperlukan pada hemoroid derajat 1 atau 2.
4. Sigmoidoskopi. Sigmoidoskopi diperlukan bila ada kecurigaan kelainan lain
diatas anus, misalnya tumor / polip pada rektum yang menyebabkan
perdarahan dan gejalanya mirip hemoroid
Panduan Praktik Klinis_SMF Ilmu Kesehatan Bedah RSUD Curup Kab. Rejang Lebong
3. Stapled hemorhoidectomy
(Longo)
Panduan Praktik Klinis_SMF Ilmu Kesehatan Bedah RSUD Curup Kab. Rejang Lebong
9 Edukasi Pada hemoroid stadium 1 dan 2, diit tinggi serat dan kebiasaan defekasi dapat
mengurangi dan menyembuhkan. Bila penderita gemuk sehingga tekanan
abdomen tinggi, dianjurkan juga mengurangi berat badan. Setelah operasi
pada derajat 3 dan 4, untuk mencegah kekambuhan juga dianjurkan diit tinggi
serat.
10 Prognosis Prognosis untuk kesembuhan baik, penderita dapat sembuh sempurna dengan
terapi konservatif maupun operatif
11 Kompetensi Bedah Umum, Bedah Digestif
Curup, 2022
dr. Neljun Iraldo Barasa, Sp.KJ dr. Muhammad Galih Supanji, Sp.OG
NIP. 19750601 200903 1 004 NIP. 19860208 201408 1 001
Mengetahui
Direktur RSUD Curup
Panduan Praktik Klinis_SMF Ilmu Kesehatan Bedah RSUD Curup Kab. Rejang Lebong
Panduan Praktik Klinis_SMF Ilmu Kesehatan Bedah RSUD Curup Kab. Rejang Lebong
Panduan Praktik Klinis
SMF : Departemen Ilmu Kesehatan Bedah
RSUD Curup Kab. Rejang Lebong
2022 – 2023
Panduan Praktik Klinis_SMF Ilmu Kesehatan Bedah RSUD Curup Kab. Rejang Lebong
5 kriteria Diagnosis Setelah ABC stabil, dilakukan pemeriksaan Glasgow Coma Scale
untuk menentukan berat ringannya cedera kepala. Glasgow Coma Scale /
GCS terdiri dari 3 komponen yaitu E (eye opening), M (best motor response)
dan V (verbal respons).
1. Cedera Kepala Ringan / CKR : GCS 14 – 15
2. Cedera Kepala Sedang / CKS : GCS 9 – 13
3. Cedera Kepala Berat / CKB : GCS < atau 8
Fraktur cranium ditandai dengan deformitas pada atap tengkorak. Perlu
didiagnosis apakah ada fraktur tulang temporal yang dapat mengakibatkan
perdarahan epidural. Fraktur basis cranii ditandai dengan perdarahan
hidung / telinga, Battle’s sign, raccoon’s eyes atau keluarnya cairan
cerebrospinal.
6 Diagnosa Kerja Sindrom koroner akut dengan elevasi segmen ST
7 Diagnosa
Banding
8 Terapi 1. Karena merupakan bagian dari trauma multipel, penanganan dimulai
dengan ABC
2. Untuk CKR dilakukan observasi di UGD selama paling kurang 2 jam. Bila
keadaan membaik, penderita bisa dipulangkan dengan nasehat untuk
segera kembali ke rumah sakit bila ada keluhan seperti sakit kepala dan
kesadaran yang menurun
3. Pada penderita dengan CKS dilakukan CT-scan untuk melihat apakah
ada kontusio / perdarahan, dan tekanan intrakranial yang meningkat.
Selanjutnya penderita dirawat di ruangan untuk diobservasi selama
paling kurang 24 jam. Pada observasi di ruangan dilihat apakah ada
perbaikan / perburukan dan apakah ada indikasi untuk dilakukan
intervensi bedah seperti adanya EDH atau subdural hematom dengan
tekanan intrakranial yang tinggi
4. Pada penderita CKB, selalu dipasang jalan napas definitif dan dirawat di
ruang intensif untuk mendapatkan bantuan napas dengan mesin
pernapasan.
9 Edukasi Edukasi dilakukan pada keluarga yang merawat penderita dengan CKR di
rumah. Penderita dibangunkan tiap 2 jam pada 24 jam pertama untuk
mengetahui apakah ada tanda perburukan kesadaran atau tidak. Penderita
harus ada yang menemani di rumah. Perasaan sakit kepala, mual dan
muntah mungkin dapat menetap beberapa minggu / bulan. Penderita
jangan bekerja berat
Pada penderita dengan CKS, perawatan diperlukan untuk mencegah
terjadinya cedera sekunder yaitu edema otak.
Sedang pada CKB dilakukan edukasi bahwa prognosis untuk hidup
tidak baik, dan bila sembuh kemungkinan ada gejala sisa seperti ingatan
yang berkurang atau cacat fisik.
Panduan Praktik Klinis_SMF Ilmu Kesehatan Bedah RSUD Curup Kab. Rejang Lebong
10 Prognosis 1. CKR biasanya baik
2. CKS kurang baik
3. CKB buruk
11 Kompetensi Dokter spesialis bedah saraf
Curup, 2022
dr. Neljun Iraldo Barasa, Sp.KJ dr. Muhammad Galih Supanji, Sp.OG
NIP. 19750601 200903 1 004 NIP. 19860208 201408 1 001
Mengetahui
Direktur RSUD Curup
Panduan Praktik Klinis_SMF Ilmu Kesehatan Bedah RSUD Curup Kab. Rejang Lebong
Panduan Praktik Klinis
SMF : Departemen Ilmu Kesehatan Bedah
RSUD Curup Kab. Rejang Lebong
2022 – 2023
Panduan Praktik Klinis_SMF Ilmu Kesehatan Bedah RSUD Curup Kab. Rejang Lebong
4 Pemeriksaan Pemeriksaan penunjang rontgen foto selain untuk konfirmasi, sebenarnya
penunjang dimaksudkan untuk merencanakan penatalaksanaan fraktur yang optimal.
Syarat foto pada ekstremitas adalah memperlihatkan 2 sendi di sebelah
proksimal dan distal fraktur, 2 pandangan AP dan lateral, dan bila perlu 2
ekstremitas (kanan dan kiri) untuk perbandingan. Dengan foto rontgen
diketahui garis fraktur, dislokasi antar fragmen, terjadi kontraksi atau
distraksi pada fragmen tulangnya.
5 kriteria Diagnosis
6 Diagnosa Kerja Diagnosis patah tulang sebagian besar dapat dilakukan dengan anamnesis
dan pemeriksaan fisik inspeksi, palpasi dan menggerakkan ekstremitas /
tulang yang patah. Hanya sebagian kecil yang perlu pemeriksaan
penunjang untuk menentukan ada tidaknya fraktur
7 Diagnosa Banding -
Panduan Praktik Klinis_SMF Ilmu Kesehatan Bedah RSUD Curup Kab. Rejang Lebong
ada tidaknya komplikasi infeksi.
11 Kompetensi Dokter spesialis bedah/spesialis ortopedi
Curup, 2022
dr. Neljun Iraldo Barasa, Sp.KJ dr. Muhammad Galih Supanji, Sp.OG
NIP. 19750601 200903 1 004 NIP. 19860208 201408 1 001
Mengetahui
Direktur RSUD Curup
Panduan Praktik Klinis_SMF Ilmu Kesehatan Bedah RSUD Curup Kab. Rejang Lebong
Panduan Praktik Klinis
SMF : Departemen Ilmu Kesehatan Bedah
RSUD Curup Kab. Rejang Lebong
2022 – 2023
Panduan Praktik Klinis_SMF Ilmu Kesehatan Bedah RSUD Curup Kab. Rejang Lebong
6 Diagnosa Kerja Diagnosis ditegakkan sebagai batu traktus urinarius : batu ginjal,
4. Bedah Laparoskopi
Bedah terbuka : nefrolitotomi, ureterolitotomi, vesikolitotomi dan
uretrolitotomi
9 Edukasi Edukasi ditujukan untuk mencegah terjadinya kekambuhan, karena
rata-rata kekambuhan cukup tinggi yaitu 7% pertahun atau kurang lebih 50%
dalam waktu 10 tahun. Umumnya edukasi ditujukan :
1. Menghindari dehidrasi dengan minum cukup sehingga produksi urin
sebanyak 2 – 3 liter perhari
2. Diit untuk mengurangi kadar kadar zat pembentuk batu seperti rendah
oksalat, rendah garam dan rendah purin
3. Aktivitas harian yang cukup
4. Obat secara teratur
10 Prognosis Tergantung ada tidaknya penyulit obstruksi dan infeksi serta fungsi ginjal.
Panduan Praktik Klinis_SMF Ilmu Kesehatan Bedah RSUD Curup Kab. Rejang Lebong
Penandaan site marking
13 Kriteria pasien 1. Keadaan umum baik
pulang rawat
inap
14 Pustaka 1. Basuki B Purnomo : Dasar-dasar Urologi Edisi ketiga.
Curup, 2022
dr. Neljun Iraldo Barasa, Sp.KJ dr. Muhammad Galih Supanji, Sp.OG
NIP. 19750601 200903 1 004 NIP. 19860208 201408 1 001
Mengetahui
Direktur RSUD Curup
Panduan Praktik Klinis_SMF Ilmu Kesehatan Bedah RSUD Curup Kab. Rejang Lebong
Panduan Praktik Klinis
SMF : Departemen Ilmu Kesehatan Bedah
RSUD Curup Kab. Rejang Lebong
2022 – 2023
Panduan Praktik Klinis_SMF Ilmu Kesehatan Bedah RSUD Curup Kab. Rejang Lebong
tidak normal kedudukannya, perlengketan, perdarahan saat operas, dan lain-
lain, sehingga laparoscopy cholecystectomy tidak dapat dilanjutkan dan harus
dilakukan konversi terbuka. Hal ini bukan kegagalan laparoscopy tetapi lebih
untuk keamanan pasien.
Komplikasi operasi dapat berupa:
1. Terpotongnya organ yang seharusnya tidak dipotong, karena organ tidak
normal kedudukannya atau faktor perlengketan sehingga timbul kebocoran
saluran empedu
2. Perdarahan
Menciderai organ sekitarnya
9 Edukasi Sering orang khawatir dengan tidak memiliki kantung empedu, hal ini dapat
dihilangkan dengan edukasi bahwa kantung empedu hanya sebagai tempat
penyimpanan sememtara dan memekatkan cairan empedu sebelum disalurkan
ke usus dua belas jari. Jika tidak punya kantung empedu maka cairan empedu
akan langsung mengalir dari hari melalui saluran empedu lalu ke usus dua belas
jari untuk mencerna lemak. Ada sedikit gangguan berupa diare yang yang
sifatnya sementara yang hanya diderita sebagian kecil
pasien.
10 Prognosis Prognosis untuk kesembuhan baik, penderita dapat sembuh sempurna
11 Kompetensi Dokter spesialis bedah umum dan digestif.
12 Indikator medis
13 Kriteria pasien 1. Tidak ada komplikasi
pulang rawat
inap
14 Pustaka 1. Haile T. Debas. Gasrointestinal Surgery. Pathophysiology and Management.
Springer:2004.p.198-238.
2. Hobart W. Harris. Biliary system. In: Jeffrey A. Norton, R. Randal Bollinger,
Alfred E. Chang et al Editors. Surgery. Basic Science and Clinical Evidence.
Springer; 2001.p.553-84.
3. R. Samsjuhidayat, Wim de Jong. Buku Ajar Bedah edisi Revisi. Saluran
Empedu dan Hati. EGC;1997.hal.767-
Curup, 2022
dr. Neljun Iraldo Barasa, Sp.KJ dr. Muhammad Galih Supanji, Sp.OG
NIP. 19750601 200903 1 004 NIP. 19860208 201408 1 001
Mengetahui
Direktur RSUD Curup
Panduan Praktik Klinis_SMF Ilmu Kesehatan Bedah RSUD Curup Kab. Rejang Lebong
dr. Rheyco Victoria, Sp.An
NIP. 19800911 200804 1 001
Panduan Praktik Klinis_SMF Ilmu Kesehatan Bedah RSUD Curup Kab. Rejang Lebong
Panduan Praktik Klinis
SMF : Departemen Ilmu Kesehatan Bedah
RSUD Curup Kab. Rejang Lebong
2022 – 2023
Panduan Praktik Klinis_SMF Ilmu Kesehatan Bedah RSUD Curup Kab. Rejang Lebong
2. Riwayat luka yang mendahului.
3. Uji spatula menyentuh dinding posterior faring menggunakan alat dengan
ujung yang lembut dan steril. Hasil positif jika terjadi kontraksi rahang
involunter (menggigit spatula) dan hasil negative berupa reflex muntah.
4. Pemeriksaan darah dan cairan cerebrospinal biasanya normal.
5. Kultur bakteri dari luka didapatkan C.tetani
6. Laborat lainnya : SGOT CPK meninggi disertai adanya myoglobinuria,
Pemeriksaan elektrolit serta analisis gas darah Severitas tetanus berdasarkan
Phillips
Faktor Skor
Masa Inkubasi
1. < 48 Jam 5
Panduan Praktik Klinis_SMF Ilmu Kesehatan Bedah RSUD Curup Kab. Rejang Lebong
2. 2 - 5 Hari 4
3. 5 -10 Hari 3
4. 10 - 14 hari 2
5. > 14 hari 1
Lokasi Infeksi
1. Organ Dalam dan Umbilikus 5
2. Kepala, Leher, dan Badan 4
3. Perifer Proksimal 3
4. Perifer Distal 2
5. Tidak diketahui 1
Status Proteksi
1. Tidak ada 10
2. Mungkin ada atau Imunisasi pada ibu 8
bagi pasien-pasien Neonatus
3. Terlindungi > 10 tahun 4
4. Terlindungi > 10 Tahun 2
5. Proteksi Lengkap 0
Faktor-faktor Komplikasi
1. Cedera atau penyakit yang 10
mengancam nyawa
2. Cedera berat atau penyakit yang 8
tidak segera mengancam nyawa
3. Cedera atau penyakit yang tidak 4
mengancam nyawa
4. Cedera atau penyakit minor 2
5. ASA gradel 0
Philips Score <9, Severitas ringan; 9-18, severitas sedang; dan >18,
severitas berat.
6 Diagnosa Tetanus
Kerja
Panduan Praktik Klinis_SMF Ilmu Kesehatan Bedah RSUD Curup Kab. Rejang Lebong
7 Diagnosa 1. Penyakit infeksi
Banding a. Meningoencepalitis : demam, trismus tidak ada, sensorium depresi.
b. Polio: trismus tidak ada, paralisis tipe flaccid.
c. Rabies
riwayat gigitan binatang, trismus tidak ada, hanya spasme
oropharingeal.
d. Lesi oropharingeal
rigiditas dan spasme otot seluruh tubuh tidak ada.
e. Peritonitis
trismus atau spasme seluruh tidak ada.
2. Kelainan metabolic
Panduan Praktik Klinis_SMF Ilmu Kesehatan Bedah RSUD Curup Kab. Rejang Lebong
a. Tetani
hanya spasme carpopedal dan laryngeal, hypocalcemia
b. Keracunan strychnine : relaksasi komplet diantara spasme
c. Reaksi phenothiazine : dystonia, respone dengan dipenhidramin.
3. Penyakit central nerve system
a. Status epileptikus : sensorium depresi
b. Hemoriage stroke or tumor: trismus tidak ada. Sensorium depresi.
4. Kelainan psikiatri
a. Hysteria
trismus inkonstan, relaksasi komplet diantara spasme
5. Kelainan musculoskeletal
a. Trauma
b. hanya local.
Panduan Praktik Klinis_SMF Ilmu Kesehatan Bedah RSUD Curup Kab. Rejang Lebong
8 Terapi Tiga sasaran penatalaksanaan tetanus
1. Membuang sumber tetanospamin
a. Membersihkan luka, irigasi luka, debridement luka (eksisi jaringan
nekrotik), membuang benda asing dalam luka serta kompres denga
H2O2 / perhidrol.
b. Antibiotik
1) Lini pertama metronidazole dengan dosis inisial bolus intravena 15
mg/kgBB dilanjutkan dengan dosis rumatan 30 mg/kgBB setiap 6
jam selama 7-10 hari.
2) Lini kedua penicillin procain 50.000-100.000 U/KgBB/hari selama
7-10 hari dosis yang direkomendasikan 100.000 U/KgBB/Hari
dengan bolus intravena selama 10 hari, bila hipersensitivitas
terhadap penicillin prokain dapat diberi tetracycline 50
mg/KgBB/hari (untuk anak > 8 tahun).
2. Menetralisir toksin yang tidak terikat
a. Human tetanus immunoglobulin (HTIG)
Diinjeksikan IM dengan dosis total 3000-10.000 unit dibagi 3 dosis
yang sama dan diinjeksikan ditiga tempat berbeda.
Sediaan HTIG 1 Ampul 250 IU
Panduan Praktik Klinis_SMF Ilmu Kesehatan Bedah RSUD Curup Kab. Rejang Lebong
intramuskuler masing-masing pada hari ke 2 dan ke 3.
Sediaan ATS 1 Ampul 1500 unit
Selepas pasien dirawat, sebelum pulang dari rumah sakit pasien harus
diberikan imunisasi aktif dengan toksoid.
3. Perawatan suportif
a. Semua pasien curiga tetanus sebaiknya dirawat di ICU
b. Untuk meminimalkan risiko spasme paroksismal yang dipresipitasi
stimulus ekstrinsik pasien sebaiknya dirawat diruang tenang dan
gelap.
c. Pasien diposisikan untuk mencegah aspirasi pneumonia
d. Pemberian cairan intravena sesuai dengan rumus rumatan.
e. Jaga patensi jalan nafas merupakan prioritas pertimbangan tindakan
intubasi, trakeostomi sebagai akses ventilator bila diperlukan.
f. Pemberian sedasi untuk rigiditas/spasme/kejang
1) Diazepam 0,1-0,3 mg/kgBB/kali dengan interval 2-4 jam sesuai
gejala klinis untuk menghilangkan kejang/spasme akut. Dosis
rumatan diazepam 15-40 mg/kgBB/Hari dosis maksimal adalah
40mg/kgbb/hari.
2) Phenobarbital 120-200 mg/hari intravena
3) Chlorpromazine dapat diberikan setiap 4-8 jam dengan dosis 50-
150 mg.
4) Magnesium sulfat intravena dicoba untuk mengendalikan
spasme dan disfungsi otonom dosis loading 5 gram (75mg/kgBB)
iv bolus pelan selama 30 menit dilanjutkan 1 sampai 3 gram/jam
sampai spasme terkontrol.
Nutrisi parenteral total mengandung glukosa hipertonis dan insulin dalam
jumlah yang cukup sehingga gula darah stabil.
9 Edukasi 1. Apabila terkena luka segera dibersihkan dan diperiksakan ke layanan
kesehatan segera.
2. Vaksinasi tetanus toksoid sesuai dengan usia.
10 Prognosis Prognosis dinilai berdasarkan Dakar Score
Factor prognosis Dakar Score
Score 1 Score 0
Periode inkubasi < 7 hari ≥ 7 hari atau tidak
diketahui
Periode onset < 2 hari ≥ 2 hari
Tempat masuk Umbilicus luka bakar, Selain dari yang telah
uterus, fraktur disebut atau tidak
terbuka, luka diketahui.
operasi,
injeksi intramuskuler
Panduan Praktik Klinis_SMF Ilmu Kesehatan Bedah RSUD Curup Kab. Rejang Lebong
Spasme Ada Tidak ada
Demam > 38,4 derajat Celcius < 38,4 derajat celcius
Panduan Praktik Klinis_SMF Ilmu Kesehatan Bedah RSUD Curup Kab. Rejang Lebong
Takikardi Dewasa > 120 x/menit Dewasa < 120
neonatus > 150x/menit x/menit Neonatus <
150x/menit
Interpretasi :
Skore 0-1 : severitas ringan dengan mortalitas 10%
Skore 2-3 : severitas sedang dengan mortalitas 10-20%
Skore 4 : severitas berat dengan mortalitas 20-40%
Skore 5-6 : severitas sangat berat dengan mortalitas > 50%
11 Kompetensi Dokter spesialis bedah, dokter spesialis saraf, dokter spesialis penyakit dalam,
dokter spesialis konsultan intensive care.
12 Indikator No Konten ya tidak keterangan
medis 1. Penegakan √
diagnosis
2. Terapi √
13 Kriteria 1. Keadaan umum baik
pasien pulang 2. Tidak ada tanda- tanda infeksi
rawat inap
14 Pustaka Laksmi ni komang, , penatalaksanaan tetanus, cermin dunia kedokteran-222
volume 41 jakarta, 2014
Rodrigo et al, pharmacological management of tetanus : an evidence-based
review , critical care , 2014
Curup, 2022
dr. Neljun Iraldo Barasa, Sp.KJ dr. Muhammad Galih Supanji, Sp.OG
NIP. 19750601 200903 1 004 NIP. 19860208 201408 1 001
Mengetahui
Direktur RSUD Curup
Panduan Praktik Klinis_SMF Ilmu Kesehatan Bedah RSUD Curup Kab. Rejang Lebong
Panduan Praktik Klinis
SMF : Departemen Ilmu Kesehatan Bedah
RSUD Curup Kab. Rejang Lebong
2022 – 2023
1 Definisi Benjolan sebagian dari organ maupun jaringan melewati pembukaan abnormal
(Pengertian) pada dinding sekitarnya, hernia paling sering terjadi pada dinding abdomen,
tepatnya pada daerah yang aponeurosisdan fisianya tidak dilindungi oleh otot.
Bagian tersebut terutama pada bagian region inguinal,
femoral umbilical linea alba, dan bagian bawah linea semilunaris.
2 Anamnesis 1. Adanya benjolan diselakangan/kemaluan.
2. Benjolan timbul bila berdiri/mengejan, bila berdiri lama/ mengejan juat maka
benjolan makin membesar, bila untuk berbaring benjolan masuk kembali.
3. Nyeri pada benjolan
4. Mual
5. Muntah
3 Pemeriksaaan 1. Inspeksi : tampak benjolan pada lipat paha, saat berdiri atau suruh mengejan,
fisik menghilang/masuk kembali saat tiduran.
2. Palpasi: terdapat adanya annulus internus, annulus estrernus dan canalis
ingunalis pada HIL dan trigonum haselbach yang longgar pada HIL keduanya
berada diatas legamentum inguinale. Dapat dibedakan dengan
test: ziemens test, finger test dan tumb test.
4 Pemeriksaan 1. Pemeriksaan labolatorium
penunjang a. Paket preop (Darah rutin 1, APTT/PTTK, HbSAg, Na, K,Cl,gds)
5 kriteria 1. Memenuhi kriteria diagnostik
Diagnosis 2. Memenuhi kriteria pemeriksaan fisik
6 Diagnosa Hernia inguinalis
Kerja
7 Diagnosa 1. Hidrokel
Banding 2. Limfadenopati inginal
3. Lipoma
8 Terapi 1. Pemberian antibiotic premedikasi
a. Antibiotik Profilaksis : Sefalosporin yaitu :
1) Cefazolin 1 gr / 50mg/kgBB
2) Cefuroxime 750mg/ 25mg-50mg/kgBB
b. Antibiotik Empiris yaitu :
1) Amikasin 1 x 500 mg
Panduan Praktik Klinis_SMF Ilmu Kesehatan Bedah RSUD Curup Kab. Rejang Lebong
2) Moxifloxacin 1 x 400 mg
3) Ceftriaxone 2 x 1gr
4) Cefoperazone 2 x 1gr
2. Operasi herniarepair/hernioraphy
3. Analgesik
9 Edukasi 1.Menghindari pekerjaan berat/pembatasan aktifitas hingga 4 bulan untuk
mencegah residif
2. Bisa terjadi kekambuhan
3. Puasa 6 jam sebelum operasi
Penjelasan mengenai perkembangan penyakit berkaitan terapi dan tindakan
yang sudah dilakukan
10 Prognosis 1. Ad vitan: Dubia ad bonam
2. Ad sanationam: dubia ad bonam
3. Ad fungsionam: dubia ad bonam
11 Kompetensi Dokter spesialis bedah, dokter spesialis bedah digestive
12 Indikator -
medis
Curup, 2022
dr. Neljun Iraldo Barasa, Sp.KJ dr. Muhammad Galih Supanji, Sp.OG
NIP. 19750601 200903 1 004 NIP. 19860208 201408 1 001
Mengetahui
Direktur RSUD Curup
Panduan Praktik Klinis_SMF Ilmu Kesehatan Bedah RSUD Curup Kab. Rejang Lebong
Panduan Praktik Klinis_SMF Ilmu Kesehatan Bedah RSUD Curup Kab. Rejang Lebong