Bagian/SMF Bedah
Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
Pengertian Akut Abdomen
Keadaan klinis akibat kegawatan dirongga perut
yang biasanya timbul mendadak dengan nyeri
sebagai keluhan utama, sering memerlukan
penanganan segera berupa tindakan pembedahan.
OVERVIE ABDOMIN ANATO
W AL 4 MI
KWADRANT /
9 REGIO
• berasal dari A.
Vaskularisasi
Appendicularis
Appendiks menghasilkan lendir
sebanyak 1-2 ml per hari
Epidemiologi
Di Amerika
Serikat sekitar 1,1 Lebih rendah pada
kasus setiap negara dengan
1000 orang per budaya konsumsi
tahun makanan tinggi serat
makanan
rendah serat
diet dan
Peranan pengaruh
Lingkungan konstipasi
higiene
Pemeriksaan Diagnosis
Fisik
Pemeriksaan
Penunjang
Gejala Klinis
nyeri samar-samar dan tumpul di daerah
epigastrium di sekitar umbilikus atau periumbilikus
Anorexia 100
Mual 90
Muntah 75
Nyeri berpindah 50
Gejala sisa klasik (nyeri periumbilikal kemudian
anorexia/mual/muntah kemudian nyeri berpindah
ke RLQ kemudian demam yang tidak terlalu 50
tinggi)
Keterangan gambar:
Satu incisi kulit yang rapi dibuat dengan perut mata
pisau. Incisi kedua mengenai jaringan subkutan sampai
ke fascia M. Obliquus abdominis externus.
• Splitting M. Obliquus abdominis internus dari medial atas
ke lateral bawah.
Keterangan gambar:
Dari tepi sarung rektus, fascia tipis M. obliquus internus
diincisi searah dengan seratnya ke arah lateral.
Splitting M. transversus abdominis arah horizontal
Keterangan gambar:
• Pada saat menarik M. obliquus internus hendaklah berhati-hati agar
tak terjadi trauma jaringan. Dapat ditambahkan, bahwa N.
iliohipogastricus dan pembuluh yang memperdarahinya terletak di
sebelah lateral di antara M. obliquus externus dan internus. Tarikan
yang terlalu keras akan merobek pembuluh dan membahayakan
saraf.
Peritoneum dibuka
PEMBAGIAN
KLINIS
• Pankreatitis akut dan kronis
• Pankreatitis residivans akut dan kronis
PATOLOGI
1. Pankreatitis udematosa
2. Pankreatitis infiltratif
3. Pankreatitis hemoragika
4. Pankreatitis nekrotikans
ETIOLOGI
• Obstruksi saluran pankreas oleh karena kolelitiasis, obstruksi papila vater karena
tumor atau spasme
• Alkoholisme
• Trauma
• tindakan operasi dengan atau tanpa T tube
• tindakan diagnostik dengan endoskopi (ERCP) atau punksi pankreas
• trauma pankreas
• Infeksi
• Hiperparatiroid, hypertriglyceridemia, hypercalcemia
• Tumor
• Defisiensi protein
• Toxin yang dapat merusak pankreas metilalkohol, ZnO2, kobal klorida dan
klortiazid
GAMBARAN KLINIS
• Biasanya berupa nyeri perut pada pertengahan epigastrium, menjalar
tembus kebelakang yang timbul secara tiba-tiba atau perlahan setelah
makan kenyang atau setelah mengkonsumsi alkohol
• Nyeri berkurang bila pasien duduk membungkuk dan bertambah bila
terlentang
• Muntah tanpa mual terlebih dahulu, kadang muntah terjadi saat lambung
kosong
• Kira-kira 90% disertai demam
• Syok terjadi bila banyak cairan dan darah hilang di daerah retroperitoneum
apalagi bila banyak muntah
• Umumnya ditemukan tanda-tanda ileus paralitik dan gangguan fungsi ginjal
akut dapat pula ditemukan
• Mungkin pula ditemukan ikterus obstruksi
• Tetani bisa ditemukan bila sudah terjadi hipokalsemia
PEMERIKSAAN FISIS
• Abdomen tegang dan nyeri terutama bila ditekan
• Suhu meningkat,takikardia dan lekositosis
• Gray-Turner Sign ekimosis pada bokong
• Cullen Sign ekimosis sekitar umbilikus
Kedua tanda ini menunjukan luasnya perdarahan retroperitoneal dan
subkutis
Gray Turner sign
Cullen sign
LABORATORIUM
• Amilase – lipase darah dan urine meningkat dalam 2 jam terakhir
• Leukositosis
• Enzim liver seperti SGOT/SGPT, alakali fosfatase, bilirubin total meningkat
• Kalsium serum bila < 7,5 mg/dl umumnya prognosis buruk
• Kadar gula darah dapat meningkat atau normal
• C-reactive protein bila meningkat 2 kali lipat (> 10 mg/dl) kemungkinan
besar pankreatitis sudah berat. Pada fase akut CRP tidak terlalu spesifik
KRITERIA PROGNOSIS RANSON
• Abdominal X-ray
• Peranan terbatas pada fase akut
• Gambaran colon cut-off sign
• Gambaran kalsifikasi pada pankreatitis kronis
• USG Abdomen
• Merupakan pemeriksaan yang sangat berguna dan technic of choiceuntuk menentukan
etiologi
• CT scan abdomen
• Imaging study of choice untuk mengetahui adnya komplikasi
• Grading prognostik dari BALTHAZAR:
• A : normal
• B : pembesaran pankreas
• C : inflamasi peripankreatik
• D : single fluid collection
• E : multiple fluid collection
PEMERIKSAAN IMEJING
• MRCP bila ada dugaan kausa obstruksi saluran biliaris dan pankreatik
• ERCP
• Endoscopic USG
Plain film with pancreatic
calcifications (arrowhead).
Abdominal CT scan in a patient with acute pancreatitis
and infection in the lesser sac in the region of the body
and tail of the pancreas. Infection is indicated by the
presence of intraperitoneal gas bubbles (arrowheads).
Acute Chronic
Pancreatitis Pancreatitis
PENANGGULANGAN
1. KONSERVATIF
• Kebanyakan konservatif
• Yang sangat penting adalah pemberian cairan dan elektrolit yang diawasi
melalui pemantauan diuresis, hematokrit, volume darah dan CVP
• Transfusi diperlukan pada pankreatitis hemoragika
• Puasakan untuk mengistirahatkan pankreas dan menghindarkan refleks
gastropankreatik yang menyebabkan pelepasan gastrin
• Pasang NGT untuk mengeluarkan cairan lambung, mencegah distensi dan
dekompresi
• Insulin dosis rendah bila ada hiperglikemia
Ca-glukonas bila kadar Ca menurun
PENANGGULANGAN
• Antibiotik diberikan sebab ada kemungkinan terjadi sepsis
atau abses pankreas
• Bila nyeri analgesik golongan meperidin (golongan opiat
atau morfin menyebabkan spasme sfingter oddi)
• Koledokotomi atau endoskopik papilotomi untuk
mengeluarkan batu saluran empedu gall stone pankreatitis
PENANGGULANGAN
2. OPERATIF
Indikasi pembedahan :
• Peritonitis
• Abses pankreas
Tindakan bedah debridement pada pankreas dan jaringan sekitarnya
yang nekrotik, membuka semua kantong atau rongga disekitar
pankreas, mencuci dan membilas sebersih mungkin rongga
peritoneum dari cairan pankreas disertai drainase.
Tehnik drainase abses
peripankreatik
PENYULIT
• Perdarahan
Perdarahan terutama pada pankreatitits nekrotikans mati
Sumber perdarahan dapat disebabkan oleh timbulnya tukak peptik atau erosi
pembuluh darah sekitar pankreas disertai trombosis v.lienalis dan v.portal
PENYULIT
• Pseudokista
Timbul setelah lebih dari 2 minggu perjalanan pankreatitis akut.
Pseudokista terjadi oleh karena adanya pengumpulan cairan pankreas yang
dikelilingi membran jaringan ikat.
• Kalsifikasi
Serangan pankreatitis berulang dapat menyebabkan kalsifikasi pankreas,
DM sekunder dan steatorea terutama pada pankreatitis alkohol.
3. Perforasi Gaster
Pendahuluan
• Perforasi traktus gastrointestinal
menyebabkan keadaan nyeri abdomen atas
yang bersifat akut dan berat
• Perforasi traktus gastrointestinal umumnya
disebabkan oleh perforasi ulkus duodenum
yang diikuti oleh ulkus gaster di negara maju
• Amerika :
• 90 ribu kasus ulkus gaster atau 2% populasi
penduduk dewasa
• 10% populasi akan pernah menderita penyakit ini
didalam masa hidupnya
…………lanjutan
• insiden terbanyak adalah usia 50-65 tahun
• Sekitar 2-3% dari semua ulkus mengalami perforasi
• penyulit ini menyebabkan sekitar 65% kematian akibat penyakit
ulkus peptikum
Anatomi & Fisiologi
• Tiga perempat proksimal terdiri atas fundus
dan korpus → fungsi sebagai penampung
makanan & tempat produksi asam lambung
dan pepsin
• seperempat distal atau antrum → mencampur
makanan → mendorong ke duodenum serta
memproduksi gastrin
• Dinding fundus tipis, sedangkan dinding
korpus dan antrum, tebal dan lapisan ototnya
kuat
………lanjutan
Lain-lain : volvulus
Intraabdomen Luar abdomen
Thoraks : infark miokard,
Infeksi : peritonitis pneumonia, trauma
thoraks
Postoperasi (fisiologis) Metabolisme : gangguan
elektrolit, cairan, sepsis,
Kimiawi : darah,empedu uremia
Iskemia Lain-lain : obat-obatan
(opium), trauma spinal
Retroperitoneal : cord
urolithiasis, pyelonefritis
EPIDEMILOGI / INSIDENS
• Awal 1900-an penyebab terbanyak adalah
hernia inkarserata
• Saat ini terbanyak adalah adhesi akibat
tindakan operasi abdomen
• Dengan berkembangnya minimal invasive
surgery (laparoskopi) turun
• Wanita lebih banyak karena akibat
masalah ginekologi
EPIDEMIOLOGI / INSIDENS
palpasi
perkusi
Colok dubur
Rectal Toucher/rectal exam
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium : darah dan urin untuk
resusitasi
2. Radiologi :
> foto polos abdomen : baring, duduk,
LLD =
left lateral decubitus
> foto kontras (Ba-enema)
> USG
> CT-scan
RADIOLOGI
Multiple air-fluid levels
Step ladder appearance
Subdiaphragmatic
air
Barium enema
CT-scan :
Strangulasi
Pneumatos
is
intestinalis
ADHESI
• Adalah perlekatan abnormal antara 2
permukaan jaringan (usus)
• Perlekatan usus diperlukan untuk
anastomosis, tetapi bila
abnormal menyebabkan
obstruksi
• Adhesi pasca operasi rongga abdomen
saat ini merupakan penyebab terbesar
obstruksi usus (40-80%)
HERNIA
KONSERVATIF OPERATIF
• Hernia Direk
Sistem Ponka • Hernia Indirek
• Gilber : membagi hernia menjadi 5 tipe. Tipe 1, 2, and 3 merupakan
hernia indirek, sedangkan tipe 4 and 5 merupakan hernia direk.
Menonjol dari perut di lateral pembuluh Menonjol langsung ke depan melalui segitiga
epigastrika inferior. Hasselbach, daerah yang dibatasi ligamentum
Dikenal sebagai indirek karena keluar melalui dua inguinale di bagian inferior, pembuluh epigastrika
pintu dan saluran, yaitu annulus dan kanalis inferior di bagian lateral dan tepi otot rektus di
inguinalis. bagian medial.
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
• Terdapat benjolan dilipat paha yang timbul pada
waktu mengedan, batuk, bersin, berdiri, mengangkat
berat dan hilang setelah berbaring (apabila masih
reponibel)
• Nyeri atau rasa tidak enak di daerah epigastrium
HIL atau para umbilical sewaktu segmen usus halus
masuk ke kantong hernia
• Mual, muntah, kolik bila terjadi inkaserasi
ataupun strangulasi
INSPEKSI PALPASI
PERKUSI
Hernia reponibel : benjolan Titik tengah antara SIAS
dengan tuberkulum pubicum Bila didapatkan perkusi perut
dilipat paha muncul pada kembung maka harus
waktu berdiri, batuk, bersin ditekan lalu pasien disuruh
mengejan. Jika terjadi dipikirkan kemungkinan
atau mengedan dan hernia strangulata.
menghilang setelah berbaring penonjolan di sebelah medial
maka itu HIM.
HIL: muncul benjolan di regio
inguinalis yang berjalan dari Titik yang terletak di AUSKULTASI
lateral ke medial, tonjolan sebelah lateral tuberkulum
Hiperperistaltis didapatkan
berbentuk lonjong. pubikum ditekan lalu pasien
pada auskultasi abdomen
disuruh mengejan jika
HIM : tonjolan biasanya pada hernia yang mengalami
terlihat benjolan di lateral
terjadi bilateral, berbentuk obstruksi usus (hernia
titik yang kita tekan maka
bulat. inkarserata).
dapat itu HIL.
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
Pemeriksaan Finger Test
Pemeriksaan Ziemen Test Pemeriksaan Thumb Test
Menggunakan jari ke 2 atau
Posisi berbaring, bila ada Anulus internus ditekan
jari ke 5. Dimasukkan
benjolan masukkan dulu. dengan ibu jari dan
lewat skrotum melalui
Hernia kanan diperiksa penderita disuruh mengejan,
anulus eksternus ke kanal
dengan tangan kanan. bila keluar benjolan
inguinal.
Penderita disuruh batuk bila berartiHIM. Bila tidak
Penderita disuruh batuk: Bila
rangsangan pada jari ke 2 keluar benjolan berarti HIL
impuls diujung jari berarti
merupakan HIL, jari ke
HIL. Bila impuls disamping
3 erupakanHIM, jari ke 4
m
berarti jari HIM.
merupakan hernia femoralis.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Ultrasonografi dapat digunakan untuk
Leukocytosis dengan shift to the left membedakan adanya massa pada lipat paha
yang menandakan strangulasi. atau dinding abdomen dan juga membedakan
Elektrolit, BUN, kadar kreatinin yang penyebab pembengkakan testis.
tinggi akibat muntah-muntah dan Pemeriksaan ultrasonografi juga berguna
menjadi dehidrasi untuk membedakan hernia inkarserata dari
suatu nodus limfatikus patologis atau
penyebab lain dari suatu massa yang teraba
di inguinal
CT scan dapat digunakan untuk mengevaluasi
pelvis untuk mencari adanya hernia
obturator.
DIAGNOSIS BANDING
PENATALAKSANAAN
1. TEKNIK KONSERVATIF
Anak-anak :
Herniotomy Dewasa :
Herniorrhaphy
TEKNIK-TEKNIK OPERASI
• Tujuan operasi adalah menghilangkan hernia dengan cara membuang
kantung dan memperbaiki dinding abdomen.
Hernia Hernia
Inkarserasi Strangulasi
6. Kolesistitis
7. Kolelitiasis
Definisi
Empedu bekerja sebagai suatu alat untuk mengeluarkan beberapa produk buangan
yang penting dari darah, antara lain bilirubin, suatu produk akhir dari
penghancuran hemoglobin, dan kelebihan kolesterol yang di bentuk oleh sel- sel
hati.
Pengosongan Kandung Empedu
Lemak merangsang
Makanan berlemak pengeluaran CCK Kandung Empedu
dlm duodenum dari mukosa berkontraksi
duodenum
•
70% kristal kolesterol •
Kalsium bilirubinat •
Jenis yang paling
dan sisanya kalsium Berbentuk tidak banyak dijumpai (80%)
karbonat, kalsium beraturan, kecil-kecil dan •
Terdiri atas kolesterol,
palmitat multipel pigmen empedu, dan
•
Terbentuk hampir •
Warna bervariasi berbagai garam kalsium
selalu cokelat-kemerahan- •
Dasar pembentukan
di kandung empedu hitam metabolisme sama
•
Dapat •
Sering bersatu dengan batu kolestrol
soliter/multipel membentuk batu
•
Permukaan licin, yang
bulat,
berduri, dan lebih besar
menyerupai
murbei
Patofisiologi
Batu Batu
kolesterol pigmen
adanya
ketidakseimbangan
sekresi pigmen dalam
antara kolesterol,
jumlah yang meningkat atau
garam
pembentukan pigmen
empedu, dan fosfolipid
abnormal yang mengendap
yang menyebabkan
dalam empedu
terbentuknya empedu
litogenik
Manifestasi Klinis
Hanya 20 -25% pasien dengan batu empedu
yang menunjukkan gejala klinis.
Dispepsia yang disertai dengan intoleransi
terhadap makanan berlemak
Nyeri dibawah epigastrium, kuadran kanan atas
Kolik biler > 15 menit
Penyebaran nyeri dapat ke punggung bagian tengah,
skapula atau ke puncak bahu disertai mual dan
muntah (Collins sign)
Batu di duktus koledokus nyeri atau kolik disertai
demam dan menggigil bila terjadi kolangitis, ikterus
dan urin berwaran gelap
Pemeriksaan Fisik
Laboratorium
Leukositosis
Bilirubin serum
dan alkali fosfatase
Foto Polos Abdomen USG
Abdomen
• Tidak memberikan gambaran yg •Dinding kandung empedu yg
khas, hanya 10 -15% radiopak menebal karena fibrosis
• Bila berkadar kalsium ↑ dapat •Batu pada duktus koledukus distal
terlihat
• Bila disertai kolangitis / hidrops →
sulit dideteksi → terhalang udara
kandung empedu terlihat
dlm usus
sebagai massa di kuadran kanan
atas
Kolesistografi CT-
Scan
•Dapat memperlihatkan saluran
•Murah, sederhana, dan cukup empedu yang melebar, massa
akurat untuk batu radiolusen hepatik dan massa retroperitoneal
•Kolesistografi oral→ menilai •Tampak gambaran
fungsi kandung empedu single/multiple filling defect di
•Dapat gagal pada keadaan → dalam kantong empedu dan
muntah, ileus paralitik, dikalsifikasi dengan padat
obstruksi pilorus, dan hepatitis
Penatalaksanaan
Terapi Non Operatif
Terapi disolusi oral
kolesistektomi
dilakukan secara
laparoskopik.
Kandung empedu
diangkat melalui
selang yang
dimasukkan
lewat sayatan
kecil di dinding
perut
Komplikasi Kolelitiasis
Kolesistitis
Peritonitis
Empiema kandung
Empedu
Kanker Kandung Empedu
8.Diverkulitis
Definisi
– Pria/wanita 1:1,5
– Insidensi tertinggi pada usia 40 dan 50-an
– Insidensi tinggi di negara-negara Barat dimana terjadi pada 50% dari warga
yang berusia lebih dari 60 tahun.
Etiologi
Makroskopik
Histologis
– • Divertikulosis yang nyeri: nyeri pada fosa iliaka kiri, konstipasi, diare.
– • Divertikulitis akut: malaise, demam, nyeri, dan nyeri tekan pada fosa iliaka
kiri dengan atau tanpa massa yang teraba dan distensi abdomen.
–
• Perforasi: peritonitis + gambaran divertikulitis
– • Obstruksi usus besar: konstipasi absolut, distensi, nyeri kolik abdomen dan
muntah.
–
• Fistula: ke kandung kemih (sistitis/pneumaturia/ISK berulang), ke vagina
– (keluar feses dari vagina); ke usus halus (diare).
Medikamentosa
Nyeri atau asimtomatik
Diet tinggi serat (buah, sayuran, roti gandum)
Tingkatkan asupan cairan
Divertikulitis akut
– Biasanya untuk kasus dengan komplikasi/kambuh, kasus yang telah terbukti, serangan akut
atau (jarang) kasus yang gagal dengan medikamentosa
– Pembedahan elektif kolon sebelah kiri tanpa peritonitis: reseksi segmen yang terlibat dan
sambungkan ujung-ujungnya (anastomosis primer).
– Pembedahan darurat kolon sebelah kiri dengan peritonitis difus: reseksi segmen yang
terlibat, tutup usus distal (yaitu rektum bagian atas) dan keluarkan usus proksimal sebagai
ujung kolostomi (prosedur Hartmann)
– Pembedahan darurat kolon sebelah kiri dengan peritonitis minimal atau tanpa peritonitis:
reseksi segmen yang terlibat dan sambungkan ujung-ujungnya (anastomosis primer) mungkin
aman.
– Pembedahan rumit kolon sebelah kiri (misalnya fistula kolovesika: reseksi, anastomosis
primer (mungkin dapat menggantikan fungsi stoma proksimal).
Komplikasi
– Ca colon kiri
– Kelaianan ginekologis
Prognosis
• Pemeriksaan fisik
- Inspeksi (mencari goresan, robekan, luka, benda asing yang
tertancap.
- Auskultasi (Penurunan hingga hilangnya bising usus)
- Perkusi (nyeri ketuk, hipertimpani, ataupun redup)
- Palpasi (defense muskular, nyeri tekan, nyeri lepas)
• Pemeriksaan penunjang
- pemeriksaan Lab Hb & Ht menurun, leukosit, enzim hati dan
bilirubin serum meningkat)
- FAST evaluasi ada tidaknya cairan intraabdomen pada pasien
tidak stabil dengan trauma tumpul)
- CT-scan gold standart pemeriksaan pasien stabil (trauma tumpul
&tembus).
Trauma hepar dapat menyebabkan hematoma
subkapsular/intrahepatik, kontusio, cedera vaskular
gangguan empedu. atau
Grade 1
• Hematoma subkapsular kurang dari 1 cm pada
ketebalan maksimal, avulsi kapsuler, laserasi
parenkim superfisial kurang dari 1 cm
Grade 2
• Laserasi parenkim dengan kedalaman 1-3 cm dan
hematom parenkim / subkapsular setebal 1-3 cm
Grade 3
• Laserasi parenkim lebih dari 3 cm kedalaman dan
hematoma parenkim atau subcapsular lebih dari 3
cm.
Grade 4
• Hematoma parenkim / subkapsular berdiameter
lebih dari 10 cm, destruksi lobar, atau
devascularization.
Grade 5
• Penghancuran global atau devaskularisasi hati.
• Angiografi
Ekstravasasi kontras pada ct scan butuh
angiografi darurat dan angio embolisasi (pasien
hemodinamik stabil grade 3-5)
• Diagnostic peritoneal lavage (DPL)
- Sangat sensitif terhadap hemiperitoneum
- Invasive, lebih dominan dipaki CT Scan dan
FAST
Tatalaksana
• ATLS
- Primary survey
A (trauma jalan nafas, obstruksi jalan nafas)
B (pergerakan dinding dada, jejas, frekuensi nafas)
C (suhu akral, PR, TD, suhu)
D (GCS)
E (jejas mengancam nyawa)
- Secondary survey
AMPLE
Head to toe
NON-OPERATIVE
MANAGEMENT
TRAUMA TUMPUL TRAUMA TAJAM
• Pasien trauma tumpul dengan • Pasien tanpa peritonitis dan
hemodinamik stabil dan tidak ada hemodinamik stabil
cedera internal.
• Tersedia pemantauan yang
• KI : hemodinamik tidak stabil dan
peritonitis intensif,angiografi dan CT
• Angiografi dan angioembolisasi intravena
intervensi lini pertama • Pertimbangkan angioembolisasi
• Pemeriksaan lanjut klinis, lab (perdarahan arteri dengan
darah, USG dan CT scan. hemodinamik stabil)
• Komplikasi NOM perdarahan, • Tingkat keberhasilan 50% luka
kompartemen sindrom abdomen, tusuk anterior, 85% posterior
infeksi, hemobilia, bilioma, • Luka tusuk dan luka tembak
peritonitis biliar, fistula biliar dan dengan kecepatan rendah
nekrosis hepar
Aman untuk NOM
Operative management
• Pada trauma tumpul atau tajam dengan hemodinamik tidak stabil, luka organ
internal yang membutuhkan pembedahan.
Ginjal : Nefrolitiasis
Ureter :
Ureterolitiasis
Kandung Kemih :
Visikolitiasis
Uretra :
Uretrolitiasis
FAKTOR RESIKO
Ekstrinsik
Asupan air Intrinsik
Geografi Herediter (keturunan) :
Iklim dan temperatur Faktor risiko yang lebih
Diet : purin, oksalat, dan tinggi mungkin karena
kalsium kombinasi dari predisposisi
Pekerjaan : Sering dijumpai genetik dan eksposur
pada yang lingkungan yang lama
pekerjaannya
orang (misalnya, diet).
duduk dan kurang aktifitas
banyak Umur : Penyakit ini paling
atau sedentary life. sering didapatkan pada
Kebiasaan menahan buang usia 30-50 tahun
air kecil
Jenis kelamin :Jumlah
pasien laki-laki >
perempuan
TEORI PEMBENTUKAN BATU
TEORI NUKLEASI
Batu terbentuk di dalam urine karena adanya inti batu sabuk batu
(nukleus). Partikel-partikel yang berada dalam larutan yang terlalu
jenuh (supersaturated) akan mengendap di dalam nukleus itu
sehingga akhirnya membentuk batu.
TEORI MATRIKS
Matriks organik terdiri atas serum/protein urine (albumin, globulin,
dan mukoprotein) merupakan kerangka tempat diendapkannya
kristal-kristal batu.
TEORI EPITAKSIS
Kristal dapat menempel pada kristal lain yang berbeda
sehingga
akan cepat membesar dan menjadi batu campuran. Keadaan ini
disebut nukleasi heterogen dan merupakan kasus yang paling sering
yaitu kristal kalsium oksalat yang menempel pada kristal asam urat
KOMPOSISI BATU
BATU KALSIUM
Dijumpai lebih dari 80% batu saluran kemih,
baik yang berikatan dengan oksalat maupun
fosfat.
Etiologi :
Hiperkalsiuri : kalsium dalam urine lebih besar dari
250-300 mg/24 jam
Hiperoksaluri : ekskresi oksalat urine melebihi
45 gram per hari
Hiperorikosuria, yaitu kadar asam urat dalam urine
melebihi 850 mg/24 jam.
Hipersitraturi
Hipomagnesuria
Batu kalsium terdiri dari dua tipe yang berbeda, yaitu:
o Whewellite (monohidrat: batu berbentuk padat,
warna cokat/ hitam dengan konsentrasi asam
oksalat yang tinggi pada air kemih.
o Kombinasi kalsium dan magnesium menjadi
weddllite (dehidrat) yaitu batu berwarna kuning,
mudah hancur daripada whewellite.
BATU STRUVIT
Disebut juga batu infeksi.
Kuman penyebab adalah kuman golongan
pemecah urea atau urea splitter yang
dapat menghasilkan enzim urease dan
mengubah
urine menjadi
pH basa melalui hidrolisis urea
menjadi amoniak. Kuman-kuman yang
termasuk pemecah urea diantaranya adalah :
Proteus spp, Klebsiella, Serratia, Enterobakter,
Pseudomonas dan Stafilokokus.
BATU URAT
Penunjang:
Sinar X abdomen
o Untuk melihat batu di
daerah ginjal, ureter dan
kandung kemih.
o
Batu dengan densitas tinggi
biasanya menunjukan jenis
batu kalsium oksalat dan
kalsium fosfat, sedangkan
dengan densitas rendah
menunjukan jenis batu
struvit, sistin dan campuran.
Intravenous Pyelogram (IVP) :
menilai anatomi &fungsi ginjal.
Ultrasonografi (USG)
o Dapat menunjukan ukuran,
bentuk, posisi batu dan
DIAGNOSIS
BANDING
Pielonefritis akut,
Tumor ginjal, ureter
dan vesika
urinaria,
Tuberkulosis ginjal,
Kolesistitis akut, dan
Appendisitis akut.
PENATALAKSANAAN
Non-medikamentosa Medikamentosa
Diet atau pengaturan
makanan sesuai jenis batu yang
ditemukan
- Batu kalsium oksalat: Kurangi jenis
makanan yang mengandung
kalsium oksalat Kolik diatasi denganinjeksi
-Batu asam urat: Kurangi jenis spasmolitik : atropin 0.5 – 1 mg i.m
makanan yang untuk dewasa.
purin mengandung
-Batu struvite: Kurangi Bila terdapat infeksi perlu
Konsumsi keju,telur, murbai, susu diberikan antibiotik :
dan daging. kotrimoksazol dan amoksisilin
- Batu cystin: Kurangi konsumsi
sari buah, susu, kentang.
Anjurkan pasien banyak minum
2L/hari serta olahraga yang
teratur.
ESWL Endourologi
(Extracorporeal
• Merupakan Merupakan
tindakan invasil
Tindakan non
minimal untuk
invasif mengeluarkan
BSK yang terdiri
Tindakan ini atas memecah
digunakan batu, dan
kemudian
gelombang mengeluarkan
kejut eksternal dari saluran kemih
yang dialirkan memulai alat
melalui tubuh yang langsung
untuk kedalam saluran
kemih
memecah batu
PENCEGAHAN
Intake cairan out put 2-3 L/Hr Diet
rendah protein : protein hewani
Batu urat : rendah purin
Batu kalsium : rendah kalsium
Batu oksalat : rendah oksalat,
coklat, kacang
Prognosis :
baik bila tidak ada komplikasi
Terima kasih